Cerita Sex Setubuhi Ibu Kos Berjilbab Montok

Kumpulan Cerita Sex yang terlengkap – Cerita Penis Vagina adalah cerita sex panas terbaru dengan Cerita Sex Setubuhi Ibu Kos Berjilbab Montok. Situs ini dikhususkan untuk orang dewasa saja yang berisikan cerita-cerita seru dan terlengkap untuk usia 18 tahun keatas yang dapat meningkatkan nafsu birahi jika ingin mastrubasi atau bersetubuh dengan lawan jenis anda. Selamat membaca.

Saat ini aku akan menceritakan kisah perempuan setengah baya hijab yang disodok memeknya oleh anak-anak lajang. Dalam cerita kali ini Ibu kost itu bernama Bu Yuni, beliau adalah wanita yang elegan walau tubuhnya berbalut menggunakan baju hijab. Dari pandangan wajahnya saja dia sangat pandai merawati tubuhnya yang dibalik baju kerudung itu terdapat suatu rahasia yang diidamkan lelaki. Dengan memeknya yang dihiasi oleh bulu-bulu tipisnya dan pantatnya yang kencang dan montok itu.

Kontolku seakan-akan dibuatnya berdiri dan tegang jika menyaksikan badan Bu Yuni, walau dirinya telah memiliki suami. Aku pernah bermimpi ngentot bersama Bu Yuni di kamar hotel dengan panas. Oh iya dari tadi aku telah panjang lebar sekali menjelaskan sehingga lupa memperkenalkan diri. Namaku Ilham, umurku 23 tahun dan aku memiliki kontol yang panjangnya sekitar 20 cm berdiameter 4 cm, sungguh memuaskan bukan.

Aku tinggal di hunian kost dan bersebelahan dengan Bu Yuni, dia berhijab, umurnya kurang lebih hampir 40 tahun dan telah mempunyai 2 orang anak, yang paling besar sudah kelas 5 SD, dan paling kecil umur 2 tahun. Suaminya Pak Iman, bekerja di sebuah perusahaan kontraktor di Kalimantan dan 2 bulan sekali pulang untuk cuti.

Setiap hari Bu Yuni ini wanita yang memakai jilbab panjang sampai ke lengannya. Boleh dikatakan aku melihatnya sangat sempurna untuk ukuran seorang wanita yang sudah berumah tangga dan tentunya aku segan dan hormat padanya.

Suatu ketika suaminya pergi ke kantor untuk bekerja dan aku sendiri masih di rumah, rencananya agak siangan baru aku ke kantor. Tiba-tiba terdengar suara yang memanggil namaku.

“Ilham… Ilham….” teriak Bu Yuni dari sebelah karena aku masih malas-malasan di tempat tidur. Makanya aku tidak menyahut dan tetap tidur-tiduran saja.

“Ilham… Ilham.. Ibu minta tolong bisa? ujar Bu Yuni dari luar.

Aku sebenarnya sudah mendengar, namun rasanya badanku lagi malas bangun. Mungkin karena aku yang dipanggil-panggil tidak segera keluar, maka Bu Yuni dengan hati-hati membuka pintu rumahku dan masuk pelan-pelan mencariku. Seketika itu juga aku pura-pura tutup mataku, dia mencari-cari aku dan akhirnya dia melihat aku tidur di kamar.

“Oh Maaf..” ujarnya spontan.

Dia kaget karena kebiasaan aku kalau tidur tidak pernah pakai baju dan hanya celana dalam saja. Dan pagi itu kontolku sebenarnya lagi tegang, biasa mungkin karena penyakit di pagi hari. filmbokepjepang.sex Seketika itu, Bu Yuni langsung balik melangkah dan menjauh dari kamarku. Aku mencoba mengintip dengan sebelah mataku dan Bu Yuni sudah tidak ada, tapi kira-kira tidak lama kemudian dia balik lagi dan mengendap-ngendap mengintip kamarku sambil tersenyum penuh arti. Cukup lama Bu Yuni memperhatikan aku dan setelah itu dia langsung balik ke rumahnya.

Keesokan paginya setelah semuanya tidak ada di rumah karena anaknya yang paling kecil sudah tidur, aku mendengar sayup-sayup suara air dibelakang kamarku. Sepertinya ada orang yang sedang mencuci pakaian, pelan-pelan ku intip di belakang. Oh.. ternyata Bu Yuni sedang mencuci pakaian, namun dia hanya memakai daster terusan panjang dan jilbab. Mungkin karena dasternya yang panjang itu, maka dasternya basah sebagian sampai paha.

Saat itu aku sedang mengintip Bu Yuni, lalu dia berdiri dan mengangkat dasternya serta merta mencopot celana dalamnya dan langsung dicuci sekalian. Otomatis saat itu aku melihat memeknya yang merah dan pahanya yang putih di tumbuhi bulu-bulu halus. Aku langsung berputar otak, otakku ingin rasanya mencicipi memek yang indah milik Bu Yuni yang berjilbab ini.

“Maaf Bu Yuni, kemarin ada perlu apa?” tanyaku mengagetkan Bu Yuni dan serta merta dia langsung merapikan dasternya yang tersingkap sampai ke paha itu.

“Eeehh… Mas Ilham, kemarin Ibu mau minta tolong pasangin lampu di kamar mandi,” katanya.

“Kalau gitu sekarang aja Bu, soalnya sebentar lagi aku mau pergi kerja,” sambil mataku melihat dasternya dan membayangkan apa yang ada didalamnya.

“Oh iya.. lewat sini aja,” ujarnya karena memang tempat kost yang kami tempati belakangnya cuma di palang kayu dan seng, otomatis kegiatan tetangga kelihatan dibelakang.

“Ini lampunya dan kursinya. Hati-hati ya Ilham, jangan sampai ribut, soalnya anakku lagi tidur,” kata Bu Yuni.

Aku langsung memasang lampu yang diberikan Bu Yuni tadi, sedangkan Bu Yuni melanjutkan kegiatan mencucinya. Setelah selesai aku langsung pamitan dengan Bu Yuni.

“Bu, sudah selesai,” kataku.

Kemudian Bu Yuni langsung berdiri, tapi saat itu dia terpeleset ke arahku, seketika itu aku menangkapnya. Dan yang membuatku terkejut, tangan kananku mengenai payudaranya yang montok dan tanganku satu lagi mengenai langsung ke pantatnya yang tidak pakai celana dalam dan hanya ditutupi daster saja.

“Maaf Dek Ilham.. agak licin lantainya,” ujarnya tersipu malu.

“Ilham tunggu dulu ya, Ibu bikinin teh dulu,” katanya.

Bu Yuni lalu ke dapur dan dari belakang aku mengikutinya secara perlahan-lahan. Saat dia sedang membuat teh untukku, langsung aku memeluknya dari belakang.

“Ilham, apa-apaan nih?” sentak Bu Yuni.

“Maaf Bu, aku melihat Ibu sangatlah cantik dan seksi… Apalagi Ibu tidak memakai celana dalam,” ujarku.

“Jangan Ilham.. aku sudah punya suami,” katanya. Tapi tetap Bu Yuni tidak melepaskan pegangan tanganku yang mampir di pinggannya dan dadanya.

“Ilham… janga….” Bu Yuni masih memberontak.

Langsung saja aku menciumi dia dari belakang. “Ooohhh… Ilham…. hhhmm….” desah Bu Yuni dan langsung membalikkan badannya menghadapku.

“Ilham… Aku sudah basah….Uuuhhh…” erang Bu Yuni.

Ketika Bu Yuni akan mengucapkan sesuatu, langsung saja aku cium bibirnya dengan ganas. Dia langsung meresponku dan langsung memeluk leherku.

“Mmmmhhh….. Mhhhhhrrr…..” bunyi mulut Bu Yuni dan aku yang sedang beradu.

Kubuka jilbabnya sedikit saja sambil tanganku mencoba menggerayangi dadanya. Aku melihat dasternya memakai 2 kancing saja, diatas dadanya aku membukanya dan tersembulah keluar buah dadanya yang putih mulus. Lalu jilat dan kuisap pentilnya.

“Ooouuhh… Ilham…. terus Dek…. Uuuugghh…” lirihnya.

Terdengar suara “Slurrrpp…. sluurrppp..” saat aku jilat sepertinya masih ada sedikit air susunya tambah nikmatnya.

Sambil menjilat dan menyedot susunya, aku tetap tidak mau membuka jilbab maupaun dasternya. Tapi tanganku tetap menarik dasternya keatas karena dari tadi dia tidak pakai celana dalam maka dengan gampang itilnya ku usap-usap dengan jari tanganku.

“Ooouuhhh…. Ilham…. Ooouuhh….” gumam Bu Yuni.

Kepalaku aku dekatkan ke memeknya dan kakinya kurenggangkan. Pelan-pelan kujilati itil dan memeknya dengan nafsu, kulihat kepalanya telah goyang ke kanan dan ke kiri secara perlahan. Sambil lidahku bermain di memeknya kubuka celana pendekku dan terpampanglah kontolku yang telah tegang dan tegak itu.

Namun Bu Yuni masih tidak menyadari akan hal itu, pelan-pelan aku menyibak dasternya, tapi tidak sampai terbuka semuanya, hanya sampai perut saja. Dan mulutku mulai beradu dengan bibirnya yang ranum itu.

“Mmmhhhh….. Ilham… Aaku….” ujar Bu Yuni.

Kuhisap dalam-dalam lidahnya, Bu Yuni sungguh indah bibirmu, memekmu dan semuanya. Sambil menjilat seluruh rongga mulutnya, kubawa dia ke atas meja makannya dan kusandarkan Bu Yuni di pinggiran meja. Dan tanganku aku mainkan kembali ke itil serta sekitaran memeknya.

“Aaaakkkhhh….. Ilham… Ibu…. sudah ngak….. tahan…..” desah kuat Bu Yuni.

Pelan-pelan ku pegang batang kontolku, lalu kuarahkan ke lubang memeknya yang sudah dan licin itu. Dan “Blessss” Dengan mudahnya batang kontolku menerobos masuk ke dalam lubang kenikmatan milik Bu Yuni.

“Ooouuugghh…. enak…. Ilham…. Uuhhhhh…” teriak Bu Yuni ketika kontolku masuk ke dalam lubang memeknya.

Lalu aku diamkan dulu kontolku sebentar, langsung saja Bu Yuni melihat ke wajahku dan dia menunduk lagi di atas meja makan dan kuangkat kakinya, mulailah aku memompa keluar masuk kontolku.

“Ooouhhh… memek Ibu sangat enak…” bisikku ke telingnya.

“Ilham… kontolmu juga sangat besar rupanya… Ooooohh…” puji Bu Yuni.

Bu Yuni sudah tidak memikirkan lagi norma-norma, yang ada hanyalah nafsu birahinya yang harus dituntaskan. Berulang-ulang ku sodok memeknya dengan kontolku.

“Ouuuhh… Ouuuhh… Ilham…” ku balikkan lagi badannya dan tangannya memegang pinggiran meja, kutusuk memeknya dari belakang, “Bllesssss”

“Aaakkkhhh….” teriak Bu Yuni saat ku sodok keras-keras kontolku ke lubang memeknya dan tanganku meremas-remas susunya.

Aku lihat dari belakang, sangat menggairahkan sekali tubuh Bu Yuni ini. apalagi dalam posisi nungging. Tanpa melepas daster dan jilbabnya, kupompa terus lubang memeknya. Hingga kurang lebih setengah jam Bu Yuni bilang, “Oooohhh… Ilham… Ibu sudah ngak tahan… Oooohhh…” erangnya.

“Sabar Bu… Ooouuhh…. bentar lagi aku juga mau keluar… Uuhh…” ujarku.

“Oouuuhh…. Oouuuhhh… Ilham… Ibu mau keluar…. Aaakkkhhh….” semakin cepat goyangan pinggulnya. Dan terasa memeknya menyedot-nyedot kontolku dan kurasakan ada semacam cairan panas yang menyirami kontolku di dalam memeknya. Lalu aku juga tidak mau kalah, ku percepat gerakan sodokanku.

“Oouuhh…. Ibu…. aku juga mau sampai nih…” desahku.

“Cepat Ilham…. Ibu bantu…. Uuuggghh…” erang Bu Yuni menggoyangkan lagi pinggulnya dan akhirnya aku merasakan akan keluar.

“Ooohhh…. Bu….. Aaa…. aaaku…. Maauuu….. Keluaarrrrr….. Aaakkkhhh…” Akhirnya cairan maniku menyemprotkan keras ke dalam lubang rahim Bu Yuni dengan kuat.

Setelah hening sejenak, aku cabut kontolku dan kupakai celana pendekku lagi. Setelah itu Bu Yuni merapikan dasternya dan jilbabnya lagi. Aku langsung meminta maaf kepadanya.

“Bu mohon maaf Ilham khilaf” kataku tertunduk malu.

“Tidak apa-apa kok dek Ilham… Ibu juga yang salah dan menggoda dek Ilham..” ujarnya.

Aku langsung pamitan dan kembali ke kamarku di sebelah untuk mandi. Setelah mandi kulihat Bu Yuni sedang menjemur pakaian, tapi kelas didalam daster Bu Yuni tidak memakai celana dalam karena tercetak lewat sinar matahari pagi yang meninggi mulai mendekati jam 10 pagi. Sebelum aku pergi, ku sempatkan diri untuk berpamitan ke Bu Yuni dan dia hanya tersenyum. Aku tidak tahu apakah ada artinya atau tidak senyuman manis Bu Yuni yang montok itu.

— S E L E S A I —-

Jangan lupa di share ya Cerita Sex Setubuhi Ibu Kos Berjilbab Montok … Dibaca juga vidio bokep … Dan nantikan cerita-cerita yang lebih horny dan sange dari kami artikelbokep.com selanjutnya. vidio bokep

Related posts