Kisah Bahagia di Hari Minggu – 2

Dari Bagian 1


Kami mandi bersama dan saling membersihkan tubuh, tak henti-hentinya pula kucumbu Ani. Saat berbilas, sambil diguyur shower, kupeluk tubuhnya serta kugesek klitorisnya perlahan. Ani menikmatinya dan perlahan mendesah keenakan, Ani berpegangan di leherku bersandar di dadaku. Cairan hangat vaginanya bercampur dengan air shower yang agak dingin, dan tangan ku yang lain meremas-remas dadanya perlahan. Perlahan kumasukkan jari tengahku dan klitorisnya kukerjai dengan ibu jariku. Mulai kukocok memeknya dengan jariku perlahan. Tubuh Ani mengejang keenakan, pahanya menjepit tanganku, putingnya mengeras kembali. Terus kukocok vaginanya perlahan lalu ku masukkan jari manisku, membantu jari tengah mengocok. Dinding vagina Ani mulai berkedut kecang, kocokkan makin perlahan dan mantap klitorisnya tak ketinggalan oleh ibu jariku.

Desahan makin kencang terdengar disaingi suara shower, “Ah… Uh… Mm… Mm… Mm…”, desahnya sambil bersandar di dadaku penuh kenikmatan. Tubuh Ani mengejang kembali dan crot, cairan vaginanya muncrat membasahi jemariku, Ani kemudian menciumi bibirku.

“Enak say…”, katanya.

Kami keluar dari shower, mengeringkan diri.

“Jadi nggak dicukur?” tanyaku.
“Boleh” jawabnya sambil mencari pisau cukur.
“Ini cukurannya”, katanya.

Kusuruh Ani duduk di tutup closet beralaskan handuk.

“Kugundulin yaa… vagina kamu”, kataku padanya sambil meratakan busa di vaginanya.
“Terserah kamu dech say”, jawabnya.

Selangkanganya yang indah, perlahan kucukur jembutnya dan Ani memperhatikanku. Dan selesailah pekerjaanku, lalu ku bersihkan dengan tisu basah dan kukeringkan vaginanya.

“Gimana, suka nggak say…?”, tanyaku.
“Suka, kayak masih anak-anak…”, jawabnya sambil tersenyum.
“Nah… Sekarang bonus dariku”, kataku sambil menjilati bibir vaginanya dan klitorisnya.
“Don… Uh… Mm… Mm… Mm…”, desahnya memelas keenakan.

Kutatap Ani, wajahnya memelas dan penuh rangsangan kenikmatan, putingnya yang kecil kembali mengeras. Ani meremas-remas dadanya serta memencet-pencet nipples-nya sendiri. filmbokepjepang.sex Terus ku-oral vaginanya. Aku menikmati vagina Ani, terutama cairan vagiannya aku ketagihan. Memeknya yang kedutan kurasakan dilidahku, Ani menjepit kepalaku lalu menuntun tanganku untuk mengerjai dadanya. Kuremas-remas perlahan dadanya sambil menyedot-sedot klitorisnya perlahan, tangan Ani menjambak rambutku dan menekannya ke vaginanya.

Ani semakin keras meracau dan mendesah, “Terus Don… Terus… Ah… Ah… Uh… Uh…”

Vagina Ani makin banjir, beberapa saat kemudian, kakinya menjepit kepalaku dan sekarang makin kuat lalu vaginya berkedut kencang. Ani orgasme lagi, tubuhnya mengejang bersamaan dengan itu. Jepitan kakinya kemudian mengendur. Cairan vaginanya cukup banyak, kubersihkan dengan menjilatinya sedang Ani keenakan dan mengelus-elus kepalaku. Setelah cukup bersih ku berdiri, lalu Ani memjilati sisa cairannya dimulutku dan tanganku meremas-remas dadanya perlahan.

“Don, aku suka oralmu… Lidahmu itu loh,” katanya menyanjungku.
“Trims ya say” ujarku sambil mengendongnya.
“Sarapan yuk”, ajak Ani sambil mengenakan lingerie putihnya, dia ga pake daleman, dan aku hanya pakai CDku aja.

Ani menggandengku ke dapur. Dapurnya bersih, bisa buat ML nih, batinku.

“Bikin sandwich aja yah”, katanya.

Ani segera menyiapkan lalu meraciknya. Ani hari itu bikin aku horny terus, melihatnya meracik makanan bikin aku ON. Penisku ngaceng lagi. Kudekati dia, ternyata ada timun yang dingin, keluar dari refrigerator, bisa dipakai nih pikirku. Langsung kusingkap lingerie yang dipakai Ani, dan toketnya kuremas-remas dan memeknya kukocok dengan tanganku perlahan lalu penisku kutempelkan di belahan pantatnya. Ani sesaat berhenti meracik sandwich yang setengah jadi, dia menahan tubuhnya dengan kedua tangan di tepi meja dan membuka selangkangannya. Memeknya basah lagi, kutanggalkan lingerienya, dia bugil. Kuambil timun tadi, ga begitu besar sich dibandingin penisku, perlahan kumasukkan ke dalam memeknya lalu kukocok, perlahan lalu agak cepat.

Terdengar suara becek, dari vaginanya, Ani pun keenakan, “Oh… Sh… Sh… Sh…”, terdengar berkali-kali dari mulutnya.
“Don… Timunnya dingin… Dingin… Enak… Sh… Sh…”, terus Ani menahan kenikmatan ini.
Lalu, “Ah… Don… Mo… Keluar… Nih”, katanya sambil mendongakkan kepalanya, dan cairan vaginanya menetes keluar, beberapa tetesannya jatuh ke lantai, hingga tangan dan timunnya basah.
“Ani… Timunnya dimasukin di sandwich yaa…” pintaku.
“Keduluan… Deh”, jawabnya dengan senyum.

Kubersihkan vaginanya dengan kujilati. Timunnya langsung dipotong-potong dan sandwichpun jadi.

“Kamu dapet ide dari mana, say?”, tanya Ani sambil duduk dipangkuanku.
“Pas liat timunnya nganggur aja”, jawabku sambil makan disuapi Ani, dan tanganku tak henti-hentinya meremas-remas dadanya.
“Suka ya sama toketku”, ujarnya melihat aksiku.
“Dari tadi malem gak berhenti, pegang, pas tidur juga dipegang”.

Kubalas dengan menyedot pentilnya kanan kiri.

“Aku minta dessert ya”, katanya sambil membuka pintu refrigerator.

Diambilnya segelas kecil yoghurt, lantas Ani melucuti CD ku, dan penisku yang ngaceng terus hari itu dielus-elus Ani. Lalu yoghurt itu di minumnya sedikit dan aku diciumnya, yoghurtnya dipindahkan ke dalam mulutku, sebagian lagi dituang di penisku. Dingin terasa dipenisku membuat agak mengendur. artikelbokep.com Lanjutnya Ani jongkok di depanku dan mulai menjilati penisku, naik turun, jilatin kepalanya, batangnya dan zakarnya sambil tanganya mengelus-elus bolaku. Aku mendesah keenakan dan sesekali memejamkan mataku. Ani perlahan-lahan mengemut penisku, sesekali dimasukkannya seluruh batang dalam mulutnya.

“Argh…”, desahku kencang saat lidahnya memainkan kepala penisku yang besar sambil tanganku mengelus rambutnya yang hitam panjang. Terdengar suara sepongan Ani dipenisku, spluk… Spluk… Spluk… Penisku yang gundul dilibasnya, demikian pula kedua bolaku. Sentuhan bibir, tangan dan lidahnya sungguh terasa di penisku yang gundul.

“Argh…” desahku sambil mendongakkan kepalaku dan menyodokkan penisku di dalam mulut Ani, saat lidahnya menggosok kepala penisku sambil dia menyedotnya. Spluk… Spluk… Spluk terdengar kocokannya, Ani menikmatinya, seperti dapat mainan baru.

Kemudian sekali lagi, “Argh…”, teriakku sambil menekan kepala Ani dipenisku penisku mengeluarkan sperma, lima kali berkedut. Ani mendesah hingga getarannya terasa dipenisku lalu Ani menikmati vla yang keluar dari penisku itu. Ani menunjukkan pejuku yang ada dimulutnya, kemudian dia telan.

“Mmm… Kaya putih telor…”, katanya sambil menjilati penisku menikmati sisa pejuku, dan aku mengelus-elus kepalanya. Lalu penisku mengeras kembali merasakan rangsangan lidah Ani di penisku.
“Lho… Bangun lagi…”, Ani keheranan.
Ani berdiri lalu menuntun tanganku mengelus memeknya yang gundul diklitorisnya sambil berkata, “Mau dimasukin ke sini?”, tanyanya.

Kujawab dengan menggerakkan jari tengahku di klitorisnya, Ani memejamkan mata dan kedua tangannya ditaruh di pundakku. Aku berdiri dan menciumi bibirnya yang masih ada sisa pejuku, dan kumainkan lidah ku. putri77.net Lalu Ani kubaringkan ditengah meja makan, kami naik di atasnya. Kubuka selangkangannya, Ani melihat pasrah, ku gesek klitorisnya dengan kepala penisku, Ani memejamkan mata dan mendesah, dan perlahan kumasukkan ke dalam memeknya yang masih agak sempit berwarna merah segar, slep… Penisku disedot memeknya dan terdengar suara becek. Kusodok memeknya perlahan lalu lebih cepat, suara becek divaginannya dan benturan biji pelerku terdengar bersamaan. Ani menggenggam tanganku yang menahan badanku sambil mendesah liar keenakan.

“Sh… Sh… Ah… Ah… Ah… Oh… Yeah…” desahnya sesekali mendongakkan kepalanya saat penisku mentok di dalam memeknya, menyentuh mulut rahimnya.
“Terus… Lebih… Cepat…”, pintanya nggak sabar.

Sesaat kemudian, kuputar badannya Ai dengan penisku masih di dalam memeknya, kuajak dia doggy. Langsung kukocok memeknya, sambil tanganku meremas-remas toketnya yang udah mengeras pentilnya.

“Ergh… Argh…”, desah Ani agak berat.
“Kocok… Memekku… Sampe… Penis… Kamu… Patah… Sh… Sh…”, sesekali kupukul pantatnya kiri kanan.
“Argh… Kamu.. Mulai… Nakal.. Donnie… Sh… Sh…” Ani meracau.

Peluh mulai keluar dari pori-pori kulit kami, terus kusodok memeknya dan sambil kujambak rambutnya. Ani makin liar mendesah.

“Argh… Ah… Sh…”, berkali-kali keluar dari mulutnya, dan dinding vaginanya terasa mulai menyedot penisku. Kucabut penisku sebentar.
“Cepet masukin lagi…”, pintanya penuh nafsu.

Aku turun dan duduk terbalik dikursi makan. Ani tahu aku mengajaknya dikursi, dia menghampiri dan perlahan memasukkan penisku dilubang senggamanya. Ani mulai bergerak naik turun, kursinya pun ikut bergerak dibandingkan meja. Memek Ani makin banjir, suara becek makin terdengar, rambut Ani acak-acakan, akupun netek padanya dan kumengikuti irama goyangan pantatnya kugerakkan pantatku berlawanan, kusedot-sedot pentilnya sesekali kugigit kecil. Jika kugigit pentilnya, Ani makin gila menggoyangkan pantatnya. Peluh dan aroma tubuh kami bercampur dengan nafsu dan desahan makin membuat kami bersemangat. Slep… Bless… Cplok… Cplok… Cplok irama persetubuhan kami sungguh indah hingga saya ketagihan.

“Aduh say aku nggak tahan lagi ingin keluar… Kamu hampir keluar belum say… Aduh say… Enak… Yang cepat say… Sh… Ah… Aduh sayang… Terus… Ah… Enak say…, nikmat sekali… Rasanya ingin keluar say, nikmatnya, terus… Yang cepat… Aduh saya nggak tahan ingin keluar…”, Crett… Cret…, kulihat Ani terkulai lemas dan memeknya kurasakan semakin licin, sehingga pahaku basah oleh cairan memeknya yang keluar sangat banyak. Sebenarnya aku juga sudah nggak tahan ingin keluar, apalagi mendengar desahan-desahan yang erotis pada saat Ani akan orgasme.
“Aduh, sayang, aku kalah lagi nih, udah mau orgasme!”, cairan hangat terasa masih mengalir dari dalam vagina Ani.

Aku masih terus menggenjot memeknya. Wajah Ani terlihat pucat karena sudah keseringan orgasme. Melihat wajah cantik yang melemah itu, genjotanku dipercepat.
“Sayang, saya mau keluar nich…”.
“Keluarkan di dalam aja sayang, kita keluarin bersamaan, Ani juga mo keluar lagi.”

Dan Akhirnya spermaku mendesir ke batang zakar dan aku mencapai orgasme yang diikuti pula dengan orgasme Ani.

“Ough… Saya sampai nih… Ah…”, Crot… Crot…, air maniku keluar dengan derasnya ke dalam memek Ani, Ani pun menikmatinya.
“Akhirnya saya berhasil membuatmu mencapai puncak kenikmatan sayang,” kata Ani sambil memeluk dan menciumi bibirku.

Terasa nikmat, licin, geli bercampur jadi satu menjadi sensasi yang membuatku ketagihan. Kami bertahan pada posisi itu sampai kami sama sama melepaskan air mani kami. Ani menyandar di tubuhku setelah itu. Kami beristirahat sebentar mengumpulkan kembali tenaga kami. Ternyata hari sudah mulai siang.

*****

Sore ini rencananya pembantunya kembali. Siang itu kami berdua menghabiskan waktu untuk ngobrol dalam keadaan bugil, saling oral dan orgasme bersama dalam posisi 69. Hari menjelang sore, kami berdua mandi bersama dan saling rangsang. Setelah mengeringkan diri, Ani kugendong menuju tempat tidur dan kubaringkan.

Selanjutnya kubuka selangkangannya dan kumulai oral di vaginanya, Ani mengelinjang keenakan dan menekan kepalaku ke vaginanya. Kujilati klitorisnya, kumainkan lidahku di sana bergerak melingkar-lingkar, naik-turun, dan sesekali kusedot lembut klitorisnya serta gigitan kecil yang membuatnya sesekali mendongakkan kepala dan badannya. Vaginanya sudah mudah banjir, karena rangsangan lidahku memeknya sudah kebajiran dan bibir vaginanya kedutan. Kutangkupkan mulutku menutupi vaginanya, kusedot kuat-lemah bergantian sambil kujilatin klitorisnya dan kutusuk-tusuk lubang senggamanya, Ani makin keenakan.

Desahan-desahan lirih yang terdengar dari mulutnya tiba-tiba berseru, “Argh… Argh…”, Ani orgasme, kontan tengannya menekan kepalaku dan kakinya menjepit kepalaku.
Kusedot kuat-kuat vaginanya. Setelah selesai, Ani melepaskan jepitannya dan tangannya, terkulai lemas.
Kudekati dia, dan berbisik, “Aku masuk yang terakhir hari ini yaa…” sambil meremas-remas payudaranya.

Kemudian kujilati kupingnya, turun ke lehernya, bibirnya dengan tanganku memainkan toketnya kanan dan kiri, tak lupa putingnya. Ani pasrah dengan kedua tangannya memelukku. Lalu aku nenen, kuemut-sedot putingnya, tanganku memegangi penisku agar siap menusuk memeknya. Dan slep… Perlahan penisku masuk ke vaginanya, Ani mendesah panjang “Aah…” dengan tempo lambat ke cepat kukocok memeknya dengan penisku sambil nenen Ani. Selain tangannya memelukku, kakinya menjepit pinggangku serta pantatnya bergerak berirama dengan pantatku.

“Ah… Ah… Ah… Sh… Sh… Oh yeah… Oh… Harder…”, desah Ani, dan kukocok lebih keras memeknya dan suara becek makin terdengar seiring dengan suara benturan biji penisku. “Slep… Slep… Slep… Cplok… Cplok… Cplok…” kami berdua mulai berkeringat. Dinding vagina Ani terasa sangat lembut, berkedut dan menyedot batang penisku kuat. Kami keenakan.
“Don… Mo… Sampe… Lagi…”, desahnya di kupingku.
“Bareng… Ya… Hunny”, jawabku.

Kocokan kuperdalam, dan beberapa menit kemudian Ani mengejang, didni vaginanya berkedut kuat, dan cairan vaginanya membanjiri penisku mulai dari topi bajanya. Sesaat kemudian, “Aargh…” aku orgasme juga… Kupeluk erat Ani. Aku memutar badanku sehingga Ani di atasku dan berbaring, penisku masih tertancap di dalam vaginanya.

Kami sangat menikmati hari itu, sorenya aku pulang setelah pembantunya kembali. Setiap ada kesempatan kami ML, baik indoor atau outdoor. Sejak itu kami selalu bersama seperti pengantin baru.


Ke bagian 3

Related posts