Kisah Bahagia di Hari Minggu – 5

Dari Bagian 4


Keesokan harinya aku terbangun oleh bisikan yang suaranya sudah tak asing bagiku dengan kurasakan kedua tanganku dan kakiku terikat pada keempat ujung tempat tidur Sherly. Aku membuka mataku, ternyata Ani, aku kaget bukan kepalang. Aku tak bisa berkata apa-apa, terlebih aku terikat dan bugil.

“Pagi, Hunny”, dia membuka percakapan.
“Kayaknya kamu lembur tadi malam, melayani wanita-wanita di rumah ini”, ujarnya sambil Ani meraba-raba dadaku.

Dan kuperhatikan kembali ternyata Ani sudah bugil, ini membuat penisku pelan-pelan mengeras dan bangun lagi.

“Oh lihat, Hunny. Juniormu bangun lagi, horny yaa…”, katanya sambil mengelu-elus penisku yang membuat aku makin ON.
“Aku ngga sengaja tadi pagi menelepon Poppy, dia bagai adik bagiku. Terus dia bilang dia punya kejutan buatku lantas aku disuruh datang ke rumahnya. Disini dia cerita kalo tadi malam dia abis dientot kamu, dan itu sungguh pengalaman yang ngga bisa dia lupain, kata Poppy”, sambil terus meraba-raba tubuhku, dan tangan Ani yang lain meraba-raba tubuhnya sendiri.
“Poppy nunjukin kamu yang masih tertidur, lalu Cicinya Sherly terbangun dan cerita kalo dia ngelihat kita ngewe di taman rumahku, lantas malamnya dia ajak kamu ML sama dia, dan cewe yang lain ikutan”, sambil Ani jongkok di atas perutku.

Kulihat pussy-nya Ani yang tak kalah dengan para wanita dirumah ini, kencang, basah, merah, wangi dan bersih. Aku hanya bisa menelan air liurku saja.

Ani lantas membungkuk dan berbisik, “Sekarang giliran kami para cewek yang menggilir kamu”, ujarnya sambil menjilati kupingku.

Aku langsung diterkamnya. Ani menjilati, menciumi wajahku, bibirku. Dan memainkan lidahnya sehingga lidah kami saling bertautan. Bibirnya turub ke leherku, dadaku, perutku, dan “Aaargh…”, erangku panjang dan keras saat Ani menciumi kepala penisku, batanganya dan zakarnya.

Tiba-tiba, keempat wanita rumah itu masuk dan terdengar suara nakal, “Aah… Sudah mulai.”

Tampaklah Sherly, Helena, Poppy, dan Airin bugil ke dalam kamar itu, dengan Poppy membawa handycam bersamanya.

“Wah kita punya koleksi asli bikinan kita”, celetuk Sherly.

Ani tak mempedulikan mereka. Dia terus mengemut kontolku, disedotnya, dijilati, dikocoknya. Nikmat sekali oral yang dilakukan Ani, yang lain kalah. Ani menjilati penisku, naik turun, jilatin kepalanya, batangnya dan zakarnya sambil tanganya mengelus-elus bolaku. Aku mendesah keenakan dan sesekali memejamkan mataku. Ani perlahan-lahan mengemut penisku, sesekali dimasukkannya batang kemaluanku dalam mulutnya.

“Argh…”, desahku kencang saat lidahnya memainkan kepala penisku yang besar dan terdengar suara sepongan Ani dipenisku. Spluk… Spluk… Spluk… Penisku dilibasnya, demikian pula kedua bolaku. Sentuhan bibir, tangan dan lidahnya sungguh terasa di penisku yang gundul.

“Argh…”, desahku lagi sambil mendongakkan kepala dan menyodokkan penisku di dalam mulut Ani, saat lidahnya menggosok kepala penisku sambil dia menyedotnya. filmbokepjepang.sex Ani mengoral penisku sambil memperlihatkan vaginanya yang basah, membuatku gregetan karena aku ngga bisa menyentuhnya. Sambil mengoral dia mengesek-gesek dengan jari-jarinya didepan mataku, kadang-kadang dia tertawa kecil, yang getaran pita suaranya terasa di penisku.

Aku berkeringat menahan libidoku. Poppy tampak merekam semua adegan kami dengan tangannya menggese-gesek klitorisnya demikian pula Sherly, Helena dan Airin. Puas dengan merangsangku, Ani memasukkan penisku ke dalam memeknya yang banjir, dan membungkukkan dadanya ke wajahku.

“Kamu nenen ya… Biar kuat”, langsung ku jilati putingnya, kuciumi, kusedot-sedot kedua toketnya.

Perlahan pula Ani menggerakkan pantatnya, terasa sekali batang kemaluanku dipijat vaginanya yang tak kalah dengan punya Poppy. Setelah dia puas memberiku toketnya, Ani mulai mempercepat kocokan memeknya.

“Argh… Faster… Hunny… Harder…” erangku keenakan.
“Argh… God…” tambahku.
“I will Hunny… Now… I… Rape… U… Oh… Yeah…”, desah Ani berpegangan di dadaku.
“C’mon… Horsie… My… Naughty… Horsie…”, erangnya.

Tiba-tiba, Airin, si cewek sunda berkulit putih itu, menyajikan memeknya yang berjembut di mulutku, dengan sedikit cairan senggamanya menetes, dia berpegangan di ranjang. Langsung kujilati klit-nya, dengan irama lembut-kencang.

“Ah… Uh… Ah…”, desahnya sambil menggerakkan pinggulnya berlawanan gerakan lidahku, demikian juga aku melawan gerakan kocokan Ani sehingga terdengan suara senggama kami yang becek dan beradu.

Suasana kamar itu sungguh erotis, terdengar desahan dari Ani dan Airin yang bersamaku, Sherly dan Helena yang swalayan, serta Poppy sambil merekam kami semua. Airin tampaknya mau orgasme, dia menekan mulutku dengan vaginanya, ku buka mulutku sehingga vaginanya tertutupi olehnya, kusedot kuat dan Airin mengejang, memeknya berkedut, keluar cairan kewanitaannya, dia orgasme. Demikian pula Ani, memeknya berkedut kuat, sebentar lagi dia orgasme. Sodokanku makin kumantapkan, dan Airin sudah cukup tenang meninggalkan ranjang. Mulutku basah oleh cairan memek Airin dan ada sedikit jembutnya yang rontok, Airin melihatnya dan dia mengambilnya dengan sedikit senyum.

Ani memelukku dan mengejang, “Ah… Ah…” teriaknya orgasme, dan aku terus menyodoknya dan sedikit lagi, “Argh…”, erangku panjang aku juga orgasme.

Kedua cairan kami bercampur, Ani terduduk dengan penisku di dalam memeknya. Sherly tiba-tiba ke mulutku dan “Ah…”, erangnya panjang dan sedikit melengking, membasahi mulutku dengan cairannya, disusul Helena dan Poppy bersamaan di perutku dan dadaku. Airin merekam dengan kamera ditangannya.

Terasa denyut vagina Helena dan Poppy di dada dan perutku. Mereka semua tersenyum, Ani memelukku kembali denga penisku masih di pussy-nya, berbisik, “Hunny, trim’s ya… Kamu udah bikin my dream came true…”

Keempat wanita itu meninggalkan kami dengan rasa puas, setelah melepaskan ikatanku.

*****

Hari menjelang siang, Ani masih dalam keadaan tertancap penisku dalam pelukanku.

“Hunny aku pengen mandi nich, dari kemaren sore belon mandi”, ujarnya sambil membangunkan Ani.
My Hunny terbangun dan melepaskan penisku, Ani membersihkannya dengan menjilati penisku itu. Vagina Ani kubersihkan dengan menjilatinya pula.
“Sher.. Sherly..”, teriak Ani, “Donnie mo mandi nich.” Sherly masuk ke kamar.
“Udahan nich penganten baru…”, godanya. “Pake aja kamar mandi gue.”
“Pinjam handuk sekalian ya…”, pintaku sambil masuk ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi itu ada shower, closet duduk, dan bathtub dengan jacuzzi. Aku masuk ke shower dan mandi, tiba-tiba terdengar suara wanita memanggilku.

“Ko Donnie… Ini handuknya”, suara ini mendekati kamar mandi ini.
“Kutaruh mana Ko… Handuknya?”, kalau tak salah ini suara Poppy dan ada suara mengisi bathtub.
“Bentar, aku mo keluar”, aku berani seperti ini karena kita semua udah nggak asing.

Ternyata benar si Poppy, dia memberikan handuknya dengan tubuh masih bugil. Kuhanduki rambutku, dan Poppy membuka percakapan.

“Ko Donnie, suka ML sama ci Ani ya… Sering ya ngentotin dia…”, ujarnya sambil duduk di meja wastafel.
“Poppy seringnya masturbasi di jacuzzi itu, diajarin ci Sherly, Helena dan Ani. Kami pindah ke sini 6 bulan lalu dan ci Ani langsung dekat dengan kita bahkan kami langsung pesta oral sex bersama. Aku sering dikerjai mereka, abis aku paling muda dan belon perna ML.”

Aku mendengarnya dengan penuh perhatian, berdiri di antara kedua kakinya.

“Trus tadi malem Koko memperawani aku, titit Koko gede banget terutama kepalanya, masih terasa ngeganjel nich”, ujarnya sambil Poppy mengelu-elus memeknya.
“Tapi enak kan…?”, celetukku.
“Iya sich, ko. Eh, ya Koko sering cukurin jembut ci Ani ya… Ajarin cukurnya donk, nich pisau cukurnya”, Poppy mengulurkan padaku.
“Kamu kepengen ya… Ko ngga minta sama ci Sherly-mu?”, tanyaku.
“Aku disuruh ci Ani, katanya abis cukur ada bonus dariku”, balasnya.

Aku hanya tersenyum. Poppy mengangkat kakinya sehingga mengangkang, lalu kululuri vaginanya dengan busa, perlahan kucukur, dan kulap sisa-sisa busa.

Poppy berdiri menghadap cermin, “Mulus yaa…”, katanya.
“Trus bonusnya apa?”
“Ayo kita ke bathtub, kukasih bonusnya”, ujarku sambil menaruh handuk dan menggandeng Poppy.

Kami masuk ke bathtub dan jucuzzi-nya menyala. Mulailah adegan bonus setelah pussy-shaving. Kuciumi bibirnya dan meremas-remas dadanya yang mulai tumbuh, dengan puting merah jambu. Turun ke lehernya, sambil turun berendam. Terasa semburan dari jacuzzi memijat tubuh terutama mengenai bagian sensitif membuat makin horny. Poppy kupangku, aku nenen padanya, kujilati putingnya perlahan melingkar-lingkar, kugerakkan lidahku naik-turun, kiri-kanan, kugigit kecil, kusedot-sedot. Poppy hanya terdiam menggigit bibir bawahnya dan menahan kenikmatan sambil memejamkan matanya serta mendesah lirih. Setelah aku puas, kududukkan dia di pinggir bathtub, kubuka selangkangannya, kuoral vaginanya.

Kujilati, kusedot, kugigit kecil klitorisnya, Poppy menekan-tekan kepalaku ke vaginanya. Kukarasakan vagina berkedut cukup intens, kutangkupkan mulutku dan kusedot kuat-kuat memeknya, seiring semakin banjir cairan vaginanya. Poppy mengejang dan menekan kepalaku makin dalam, pussy-nya berkedut kencang, dia orgasme. Kusedot-sedot perlahan vaginanya. Setelah cukup tenang dia melepaskan kepalaku dan aku bisa bernafas bebas.

“Enak banget ko, pantas ci Ani ketagihan dicukur dan dientot Koko”, katanya sambil masuk ke bathtub dan memelukku.
“Kamu mau bonus ekstra…?”, ajakku.
“Apa ko?” tanyanya.
“Ini”, sambil kubimbing tangannya memegang penisku.

Poppy tersenyum setuju, Aku duduk di tepi bathtub, Poppy berdiri dan perlahan memasukkan penisku. Perlahan sekali penisku masuk, Poppy hanya memejamkan mata dan menggigit bibirnya. Aku merasakan cengkeraman vagina yang menyaingi cengkeraman vagina Ani. Kugendong Poppy dan kukocok memeknya didepan cermin, Poppy memelukku dan merintih keenakan.

“Ah… Ah… Ko… Ko… Per… Ka… Sa…”

Lalu kukocok terus memeknya sambil berjalan keluar, karena mantapnya kocokan kami terdengan suara senggama kami spluk… Spluk… Spluk… Seiring dengan kocokan dan perjalananku ke ruang tengah. Poppy pasrah saja kugagahi vaginanya, hanya merintih keenakan.

Di ruang tengah, kulihat disana Airin sedang menonton TV.

“Oi… Poppy… Keenakan nich…”, teriaknya melihat Poppy kukerjai.

Sherly, Helena, dan Ani mendekati kami. Kupepet Poppy ketembok dan kukocok makin cepat.
Poppy meronta, “Ah… Ko… Ah… Pengen… Pip.. Pis… Ah…”, ujarnya sambil mengacak-acak rambutku dan memeknya makin kedutan.

Aku tak peduli, sodokan makin kumantapkan dan, “Ah… Ah… Ah…”, erang Poppy dengan tubuh mengejang, Poppy orgasme lagi, lalu sesaat kemudian, kupeluk Poppy erat dan kusodokkan penisku dalam-dalam hingga akhirnya, “Argh…”, erangan panjangku, kulepaskan pejuku di dalam pussy-nya yang sempit.

Poppy memelukku dan kugendong dia, duduk disofa.

Ani mendekatiku, “Wah kamu memang Koko yang baek”, ujarnya sambil mencium bibirku.
Poppy berbisik, “Ko… Aku mau jadi budak sex-mu”.
“Boleh…”, jawabku.

Cukup lama Poppy menahanku dalam kondisi ini lebih dari 20 menit. Ani pulang, demikian pula aku.

“Ko Donnie… Poppy ikut Koko…”, pintanya manja sesaat aku mau pulang.
Ani mengijinkan, “OK dech…”, tandasku.
Ani mendekatiku dan berbisik, “Kasih Poppy private lesson yaa… Hunny.” Aku tersenyum setuju.

*****

Saya menerima masukan dari siapa saja untuk membuat cerita saya makin erotis dan makin asyik. Dan saya terbuka bagi para wanita (single, menikah, tante, gadis, cewek) yang ingin merasakan kelembutan ML dengan saya, baik yang sering ML atau yang baru mau mencoba ML saya bersedia mengajari, asal saya telah disediakan tempatnya. Kita saling jaga rahasia, silakan hubungi email saya.


E N D

Related posts