Roy, Anak Rantau 02

Sambungan dari bagian 01

Bi Ijah terus melakukan blowjob dengan menghayatinya. Dia menghayati setiap lekuk dan benjolan-benjolan urat yang ada di batang kemaluan Roy yang membengkak itu. Roy yang sudah sangat bernafsu tidak mau ketinggalan, tangannya bergerilya dan meremas-remas payudara Bi Ijah, dan tangan yang satunya lagi menari-nari di lubang kemaluan Bi Ijah yang sudah basah lagi, daging kecil yang menyembul di situ pun tidak ketinggalan dijadikan mainan jari-jarinya. Lalu ditariknya pantat Bi Ijah mendekati mulutnya. Bi Ijah pun mengerti maksud Roy, lalu mereka pun membentuk posisi 69 dengan posisi Roy ada di bawah.

Roy yang disodori pantat sexy milik Bi Ijah dengan bernafsu sekali menjilati, menusuk-nusuk dan menyedot-nyedot vagina dan klentitnya, serta jari-jarinya menusuk-nusuk kecil ke dalam lubang pantat Bi Ijah. Bi Ijah yang dikerjai seperti itu menjadi tambah gila lagi, dia lebih kuat lagi menghisap batang kemaluan Roy, dan sambil disedot-sedot serta dikocok-kocok.
“Akh… Sayang enak sekali hisapan kamu… ahhh..!” kata Bi Ijah disela-sela kegiatannya.
“Ukhh… kamu juga hebat, batangku serasa sedang disedot dengan vacum cleaner… akhh.”

Mereka berdua bagaikan kesetanan saling menghisap dan menyedot sekuat-kuatnya, bagaikan anak kecil yang sedang berebutan menyedot air es. Dan tidak lama kemudian Bi Ijah mulai meregang dan mengerang, pantatnya lebih ditekan ke mulut Roy, sampai-sampai Roy sulit bernafas karena hidungnya juga tertutup oleh pantat Bi Ijah.
“Akhh.. aku hapir sampai Say… akhhh… aku nggak kuat lagi Say… hh.. hh.. ahhh… Say aku sampai Sayyyhhh.. akhhh… akhhh..”
Akhirnya Bi Ijah mencapai puncak kenikmatan untuk yang kedua kalinya.

Sambil mencercau, Bi Ijah yang sedang dilanda kenikmatan itu menyedot penis Roy sekuat tenaga, sampai-sampai mata Roy terbelalak ke belakang karena rasa geli-geli nikmat yang dirasakannya melalui batang penis itu.
“Akhhh… Sayyy… sedot terus Sayyy… aku juga mau keluar… akhh… aku keluar Sayy… aku keluarrr… ehhh… hh… hh..” kata Roy sambil terus menjilati cairan yang keluar dari lubang vagina Bi Ijah.
Akhirnya menyemburlah lahar kenikmatan Roy yang langsung diterima dengan mulut Bi Ijah, dan ditelannya.

Belum puas dengan semburan lahar kenikmatan itu, Bi Ijah menyedot-nyedot dan menghisap kepala kemaluan Roy agar lahar kenikmatan itu keluar lagi.
“Akhhh… geli Sayyhhh… hh.. hh.. okhh… nikmat sekali Say.. okhh..!” kata Roy keenakan.
Dan akhirnya mereka berdua terkapar dengan nafas masih memburu. Setelah nafas mereka mereda, mereka berhadapan dan saling tersenyum penuh makna, dan Roy mengecup kening Bi Ijah yang dibalas dengan kecupan-kecupan mesra yang berlanjut menjadi ciuman ganas di bibir Roy. Roy yang dicium dengan ganas itu bangkit lagi nafsunya, dan batangnya mulai mengeras lagi. Bi Ijah kegirangan melihat batang kemaluan Roy mulai bangkit lagi, langsung disambarnya bantang kemaluan Roy itu dan dihisap-hisapnya. Roy juga tidak tinggal diam, dia membelai-belai vagina dan klentit Bi Ijah yang masih agak basah oleh lendir kenikmatan yang mulai membasahi kemaluan Bi Ijah.

Setelah batang kemaluan Roy berdiri tegak bak tiang bendera, Bi Ijah bangkit dan jongkok di hadapan Roy. Dituntunnya batang kemaluan Roy ke liang surga dunia milik Bi Ijah, dan dengan pelan diturunkannya pantat Bi Ijah, sehingga kepala dan batang kemaluan Roy mulai masuk sedikit demi sedikit, dan menimbulkan sensasi rasa yang nikmat sekali.
“Ahh.. punya kamu enak sekali Say… walaupun sudah basah tapi rasanya tetap peret… ahhh..” kata roy keenakan.
“Mmm… punya kamu juga enak Say… besarnya sangat pas, tidak terlalu besar dan tidak kecil, akhhh… punyaku serasa sesak dimasuki milikmu Say… akhhh… uhhh..!” balas Bi Ijah memuji batang Roy, yang menurutnya terasa enak sekali karena tidak terlalu besar yang dapat menyebabkan rasa perih waktu bersenggama dan sesudahnya, tapi juga tidak kecil, sehingga terasa sesak mengisi lubang kenikmatan miliknya.

Setelah masuk semua, Bi Ijah diam, tapi diaturnya nafasnya, dan minimbulkan efek empotan-empotan kecil di dalam lubang vaginanya.
“Mmm.. Say.., punya kamu bisa berdenyut-denyut yach… mmm..” kata Roy menikmati empotan-empotan vagina Bi Ijah.
“Enak ngga Say..? Aku pernah diajari sama Cie Mira, biar punyaku bisa berdenyut-denyut.” kata Bi Ijah.
Lalu empotan-empotan Bi Ijah dikombinasi dengan goyangannya.
“Akhh.. Say.., hh.. enak sekali Say.., oukhhh..!” kata Roy keenakan, sampai matanya merem melek.

Dan Roy pun tidak tinggal diam, dia mulai melancarkan serangannya. Dia bangkit dan mulai menciumi leher Bi Ijah yang ada di hadapannya, leher dan dadanya serta payudara Bi Ijah yang bergelantungan diserbunya dengan buas bak harimau yang sedang kelaparan. Digigit-gigitnya buah dada Bi Ijah dengan gigitan mesra dan menggairahkan, membuat Bi Ijah juga makin gencar menggoyang dan mengempot pisang kenikmatan Roy yang sedang ada di dalam lubang surgawinya.
“Ahh.. Say, sedot yang kuat Say hh.. hh.. tetekku disedot yang kuat Say.. ahh.. hh.. gigit Say.. gigit putingnya Say.. akhhh.. hh.. ohhh.. Say, punya kamu enak sekali yach akhh..!” cercau Bi Ijah kesetanan, karena diserbu buah dadanya dengan buas oleh Roy.
“Akh.. Say.. hh.. goyangan kamu nikmat sekali Say.. ouhkhh.. mmm tetek kamu jadi tambah sexy Say, bergelantungan begini.. aemmm.. mm.. sruppp..” balas Roy yang tambah semangat karena nafsunya sudah memuncak.

Kemudian Bi Ijah bangun dari posisi itu, dan menungging.
“Ayo Say.. hh.. tembak aku.. hh.. dari belakang.. hh.. cepat Say, aku sudah nggak tahan..” pinta Bi Ijah pada Roy yang sedang kebingungan, karena Bi Ijah tiba-tiba menarik pantatnya ketika dia sedang keenakan.
“Huh.. awas kau.. aku balas nanti..!” kata Roy kesal dalam hati.
“Aku datang Sayang.. hh.. aku datang..!” kata Roy sambil mengatur posisi dan menempelkan pedang tumpul kebanggaannya.

Dipegangnya pantat Bi Ijah, dan ditempel-tempelkan, dan digosok-gosokannya kepala pedang itu ke bibir vagina yang sudah basah oleh cairan nafsu dan tampak sedikit meleleh keluar dari bibir vagina Bi Ijah, dan dikenakannya ke klentit Bi Ijah yang sudah membesar saking nafsunya.
“Ayo dong Say.. hh.. hh.. aku udah ngga tahan nih.! Hh.. cepetan masukin batang kamu yang enak itu ke lubangku..!” pinta Bi Ijah memelas.
Lalu Roy mulai menusukkan pedangnya ke dalam lubang kenikmatan Bi Ijah. Ditusuknya perlahan-lahan pedangnya memasuki lubang surga duniawi itu melalui pintu kenikmatan.

“Akhhh.. punya kamu walaupun sudah basah tapi masih saja terasa peret Say… akhhhh… nikmat sekali..,” kata Roy menikmati mili demi mili miliknya masuk ke dalam lubang kenikmatan Bi Ijah.
“Akh.. punya kamu juga enak Say… hh.. sesak terasa mengisi memekku.. ahh.. hh..!” balas Bi Ijah.
Setelah pedang Roy masuk semuanya, ditariknya pedang itu sampai batas kepala penis agar terasa mengganjal, dan ditekan lagi sampai kira-kira tiga perempatnya, terus begitu dengan gerakkan yang lembut, sehingga menimbulkan rasa nikmat yang menjalar ke seluruh tubuh mereka berdua yang merasakannya. Kenikmatan yang tidak pernah didapatkan dari suaminya itu membuat Bi Ijah semakin liar dan buas, cercauannya menjadi kian kacau.

“Akhh.. Say… kontol kamu nikmatttzz sekali Say.. hh.. kontol kamu oukh.. hh.. membuatku jadi gila saking enaknya.. ahh.. hh.. sss.. mmm.. ayo dong Say.. dorong dan hentak yang keras Say.. sss… hh.. tusuk yang keras biar.. hh.. sss.. kontol kamu menusuk sampai ke.. sss.. hh.. dalam rahimku Say.. akhh..!” cercau Bi Ijah tidak sadar, karena terbawa oleh kenikmatan yang dihantarkan oleh Roy melalui gerakan erotisnya.
Kemudian Roy mulai mempercepat gerakan keluar masuk tadi, dan mulai mengganti ritme gerakannya menjadi tiga kali seperti tadi, dan sekali dia hentakkan seluruhnya dengan keras sampai terasa terbentur mengenai dasar lubang vagina Bi Ijah.

“Ohh.. ohh.. ohh.. akhh.. Sayang.. hh.. nikmat.. ohh.. sekali.. ohh.. tusukan.. ohh.. kamu.. akhh.. Sayang.. hh.. hh..,” kata Bi Ijah keenakan.
Tidak terasa, desahan Bi Ijah menjadi seirama dengan tusukan Roy, dan Roy semakin mempercepat gerakannya. Beberapa saat kemudian, Bi Ijah mulai meregang, dan erangannya semakin menjadi-jadi, pertanda dia akan mencapai klimaksnya. Roy yang sudah tahu Bi Ijah akan mencapai klimaksnya dengan tiba-tiba mencabut dengan kasar pedangnya, sehingga membuat Bi Ijah kalang kabut dibuatnya.
“Roy.. hh.. apa yang kamu lakukan Sayang.. hh.. kok kamu cabut kontol kamu Say..? Hh.. kamu jangan bikin aku marah Sayang.. hh.. ayo cepat.. kamu masukkan lagi kontol kamu itu.. hh.. hh..!” bentak Bi Ijah kesal.

Roy yang dibentak bukannya takut malah cengengesan, dan membuat Bi Ijah tambah geram dan liar. Segera ditubruknya badan Roy dan ditindihnya, dimasukkannya pedang Roy dengan kasar ke dalam lubang vagina miliknya.
“Akhhh.. hh.. sekarang kamu rasakan kemarahanku.. hh.. jangan salahkan aku kalo nanti badan kamu ada yang terluka..” kata Bi Ijah geram.
Kemudian dia mulai menaik-turunkan pantatnya, dan diputar-putarnya ke kiri dan ke kanan secara acak. Karena Bi Ijah memang sudah hampir klimaks, maka tidak lama kemudian Bi Ijah mendapatkan klimaksnya dengan dasyat, bahkan lebih dasyat dari sebelumnya, mungkin karena tadi tertahan oleh ulah Roy yang memang disengaja agar Bi Ijah tersayangnya itu mendapatkan multi orgasme.

Dan Bi Ijah yang sedang mendapatkan klimaksnya, secara tidak sadar dia mencakar-cakar badan Roy, dan kemudian dia menindih tubuh Roy sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya, kemudian bibirnya menciumi bibir Roy dengan ganas serta tangannya menjambaki rambut, menggerayangi, dan mencakar semua tubuh Roy yang dapat dipegang dan dicakar. Roy juga mengalami sensasi rasa kenikmatan yang berbeda dan dasyat yang membuat dia merasakan gejolak birahi yang semakin tinggi, dan merasakan ada sesuatu yang ingin meledak dan keluar dari dalam tubuhnya melalui pedang mustikanya.

“Mmm.. Say.. mm.. Say.. mm.. aku juga mmm.. mau.. mmm.. keluar Say… mmm.. hmmm… hmmm…” cercau Roy yang akan mendapatkan puncak kenikmatannya.
Tiba-tiba Roy memeluk erat tubuh Bi Ijah, dan memutar-balikkan tubuh mereka sehingga tubuh Bi Ijah sekarang ada di bawah, dan melepaskan ciumannya serta bagaikan orang kesetanan tubuh Roy tidak dapat berhenti bergetar, bergoyang, dan menghentak-hentakkan pantatnya agar tusukan-tusukan pedangnya selalu membentur mengenai dasar lubang vagina Bi Ijah.

“Akhhh.. hh.. aku keluar Say… hh.. hh.. akhhh.. akhhh.. akhhh.. akhhmm…!” kata Roy yang kemudian tiba-tiba melahap semua buah dada Bi Ijah, dan disedot-sedotnya dengan kencang payudara dan puting Bi Ijah dengan buas dan liar.
Sedotan-sedotan dan disertai gigitan-gigitan liar itu membuat Bi Ijah tidak henti-hentinya merasakan klimaksnya yang datang secara bertubi-tubi. filmbokepjepang.sex Bi Ijah yang tadinya hanya telentang pasrah dan menikmati klimaksnya menjadi beringas dan liar, punggung Roy dicakar-cakar dan rambutnya dijambak-jambak saking gemasnya.

“Akhh.. Say.. hh.. kamu sungguh pintar dan hebat.. akhh.. akhh… akhh..!” cercau Bi Ijah.
Roy hanya diam dan menikmati datangnya klimaks yang akan dia rasakan.
“Akhh… aku sudah ngga tahan Say.. akhhh.. akhhh..!” seru Roy yang kemudian diikuti dengan semburan lahar ke dalam lubang vagina Bi Ijah.
“Henghh.. enghh.. enghh.. oukhh.. nikmat sekali rasanya.. ahhh..!” cercau Roy sambil terus masih menyemprotkan laharnya sambil terus menusuk-nusukkan batangnya.
“Akhh Say.. hh.. aku dapet lagi Say.. ahhh.. hh.. kamu betul-betul hebat dan pintar.. hh.. hh..!” kata Bi Ijah ketika mendapatkan klimaksnya lagi.

Kemudian mereka berdua akhirnya terdiam dengan nafas yang memburu. Lalu Bi Ijah mendorong tubuh Roy hingga Roy bergulir ke sampingnya dan telentang. Disapu dengan bersihnya batang dan kepala kemaluan Roy yang masih basah oleh air mani yang bercampur dengan cairan miliknya.
“Hmm.. rasanya.. hh.. enak sekali punya kamu ini.. hh.. Say.. mmm.. sruppp… mmm..” kata Bi Ijah sambil menjilati dan menyedot batang kemaluan Roy sampai bersih.
Roy juga tidak mau ketinggalan, ditariknya pantat sexy milik Bi Ijah, dan langsung mulut dan lidahnya menyedot dan menjilati vagina Bi Ijah yang juga basah oleh air mani dan cairan mereka berdua.
“Sruppp.. mmm… punya kamu.. hh.. juga enak rasanya.. sruppp… mmm..!” balas Roy.

Setelah saling membersihkan, akhirnya mereka telentang dan memejamkan mata sambil mengatur nafas yang masih memburu sambil membanyangkan kenikmatan yang baru saja mereka rasakan dan akhirnya mereka berdua tertidur. Bi Ijah membuka mata, dan melihat Roy yang masih tertidur di sampingnya, kemudian dia bangun dan mengenakan pakaian yang berserakan di lantai. Tidak lama kemudian Roy membuka matanya, dan melihat Bi Ijah sedang mengenakan pakaiannya sambil tersenyum kepadanya.
Bi Ijah lalu menghampiri Roy, “Makasih ya Sayang, tadi itu benar-benar hebat. Sampai sekarang pun aku masih mengingat dan menginginkannya lagi..” kata Bi Ijah.
Kemudian dia mengecup kening, pipi, dan bibir Roy.

“Nanti lagi yach..! Mmuuuaaahh..,” kata Bi Ijah sambil mengerlingkan matanya.
“Tentu Sayang.., kapan saja kamu mau aku akan selalu siap untukmu.. mmuuaahh..!” balas Roy dengan senyum manis.
Bi Ijah keluar dari kamarnya setelah kepalanya melihat ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya keluar dari kamar Roy.

Setelah Bi Ijah keluar, Roy membaringkan badannya yang masih terasa penat setelah bercinta cukup lama dengan Bi Ijah, dan memejamkan matanya.
“Ahhh… betapa indahnya bercinta dengan Bi Ijah tersayang..,” pikir Roy lagi.
Tidak lama kemudian dia pun tertidur dengan pulas sambil tersenyum.

TAMAT

Related posts