Semangat Perjuangan Permainan Sex

Cerita Sex Terbaru – Kenalin namaku Catur saya penghobi cerita dewasa dan cerita sex , dari sejak SMP saya selalu membaca cerita cerita mesum di majalah dan di usiaku yang sekarang 18 tahun saya mendapati pengalaman sex bersama mama mama atau tante , kalau saya sedang sange saya selalu menyetel film bokep dan mengocok sampai keluar spermaku.

Saya sering nonton BF & diiringi meremas-remas kontol sampai saya tegang & keluar sperma. Ini biasanya saya lakukan sampai tiga kali dalam satu kali nonton BF. saya suka susu cewek yang besar & kenyal. saya paling suka jika bermain sex dengan posisi saya di bawah & cewek yang memainkan memeknya di atas tubuhku sambil melihat pantat besar & mulus yang naik turun & bergoyang.

Cerita ini bermula dari kecelakaan kecil yang menimpaku. Seperti biasa, sore hari saya menyempati jalan-jalan dengan motor kesayanganku, dengan memakai jeans & jaket kesayanganku, dengan kecepatan yang tak begitu cepat. saya lihat ke kanan & ke kiri, tiba tiba ada motordari belakang dengan kecepatan tinggi menyerempetku.

Sekilas saya terkejut & berusaha minggir, tapi sial saya malah jatuh karena tepi jalan itu ada batu batu kecil yang menyebabkan ban motorku tergelincir & akhirnya saya tertimpa motor & yang menyerempetku tadi langsung tancapgas (kabur)!

Sesudah itu saya berusaha bangun dengan pertolongan orang orang di sekitar situ. saya terluka di bagian kaki (paha atas, lengan atas & dada), sebenarnya luka ini tak begitu serius bagiku, tapi saya kagum sekali dengan pertolongan orang-orang di sekitar situ yang penuh simpatik.

Sesudah beberapa detik kejadian itu, saya langsung dibawa ke dalam sebuah rumah dekat kejadian. Ya, seperti biasa menghindari campur tangan polisi. filmbokepjepang.sex Sesudah saya dimasukkan di dalam sebuah rumah & motorku di depan rumah itu, saya disuruh duduk oleh seorang cewek yang ternyata pemilik rumah itu.

“Adik duduk aja di sini, biar ibu ambilin obat ya…” kata cewek itu & segera masuk ke dalam kamarnya yang letaknya di depanku. Perkiraanku cewek ini umurnya sekitar 36, meskipun umurnya ya… cukup tua sih.

Tapi cewek ini bodinya oke sekali deh, tingginya sekitar 165 cm susu yang montok berukuran sekitar 36B & masih terangkat dengan menggunakan kaos yang longgar & pantat yang besar sekali karena pada waktu itu ia pakai rok pendek sampai lutut & kelihatan betis yang mulus dengan ditumbuhi rambut halus. saya sempat berkhayal untuk memegang pantatnya yang besar sekali, kuremas-remas sambil memasukkan jariku ke lubangkenikmatannya.

Sesudah beberapa menit ia mencari obat merah di kamarnya, ia memanggil anaknya, “Monik.. Monik…ambilin minum tuh… buat Mas-nya!” ternyata ia punya anak cewek yang namanya Monik, umurnya sekitar 17 tahun. Sesudah berhasil menemukan obat merah, lalu menghampiriku,

“Wah… ini lukanya parah sekali Dik…” sambil membuka tutup obat merah.

“Ah.. nggak kok Bu… biasa aja kok,” kataku sambil memperhatikan susunya yang montok tergelantung itu.

“Nama Adik siapa?” tanya ibu itu sambil meneteskan obat merah di lengan atasku.

“Catur Bu, aduh pedih sekali… pelan-pelan Bu…!”

“Maaf ya… Dik Catur, oh ya nama ibu Rava,” katanya sambil meneteskan ulang obat itu di lengan atasku.

Dan tak disengaja susu Rava itu menyenggol sikuku.”Oh… maaf Bu… tak sengaja,” tanyaku sambil melihat susu Rava yang membuat kontolku agak tegang.

Dia hanya tersenyum & tertawa kecil.

“Lho… Dik Catur yang kena yang mana lagi, kelihatannya celana kamu sobek tuh…” katanya sambil memegang celanaku yang sobek itu.

“Ya… Bu itu di bagian paha atas & di dada ini,” sambil membuka sedikit kaos yang kupakai.

“Yang ini harus diobati loh, entar jika tak cepet diobati berbahaya, kaki kamu bisa di luruskan nggak?” kata Bu Rava.

“Agak linu Bu… karena bagian paha sih…” kataku sambil mencari kesempatan melihat susu.

Pada waktu itu tepat dudukku tak memungkinkan saya meluruskan kakiku.

“Ya… sudah ke kamar Ibu dulu situ berbaring biar kakimu bisa diluruskan,” kata Bu Rava sambil membantuku berdiri & berjalan.

“Ya… Bu… tapi…?” tanyaku ragu.

Nanti disangka macam-macam, tapi memang niatku untuk berusaha nge-sex sama Bu Rava yang montok itu.

“Tapi apa, oh… kamu malu ya… nyantai aja kamu kan teluka & perlu pengobatan, sudah masuk ayo Ibu bantu!” sambil melingkarkan tangan kanan di pundak Bu Rava saya berjalan.

Dan tak disengaja waktu berjalan, jari-jariku menyentuh permukaan susu montok Bu Rava tapi saya tak merubahnya, malah kugesek-gesekkan dengan pelan-pelan agar tak ketahuan jika disengaja, terasa puting susu Bu Rava yang kenyal menyebabkan kontolku tegang. & sampailah di tempat tidur Bu Rava.

“Sudah Dik Catur, mana yang luka lagi?” sambil duduk di sampingku & membelakangiku sementara saya terlentang, otomatis tanganku menempel di paha mulus Bu Rava.

“Di dada sini Bu,” kataku sambil membuka ke atas kaosku agar kelihatan lukanya.

“Ya… sudah dilepas dulu kaosnya, entar jika kena obat ini kan jadi merah,” katanya basa-basi.
Aku langsung buka kaosku, & sekarang saya telanjang dada.

“Nah gini kan bisa leluasa mengobati kamu,” sambil mendekat ke dadaku, & otomatis saya melihat dengan jelas susu Bu Rava tergelantung & ditutupi oleh BH yang tak muat menampung besarnya susu Bu Rava & tanganku makin kurapatkan ke paha & sekarang sudah di atas paha mulus Bu Rava.

Dan pada waktu Bu Rava meneteskan obat, saya terasa pedih & dengan refleks tanganku terangkat sehingga menyenggol susu Bu Rava & rok mini Bu Rava terangkat ke atas, terlihat paha yang mulus itu.

“Maaf ya.. Bu, Catur tak sengaja kok,” pintaku sambil menurunkan tanganku ke paha Bu Rava yang mulus & putih itu.

“Ya.. tak apa-apa kok,” sambil meneruskan meneteskan lagi di bagian dadaku yang luka.

Sekarang ia agak ke atas & membungkukkan dirinya, otomatis susu yang montok itu dekat sekali dengan wajahku itu. saya tak tahu ini disengaja atau tak, tapi buatku disengaja atau tak tetap saja membuat kontolku makin tegang. Lama-lama kok posisi Bu Rava makin membungkuk & sampai suatu saat susunya tersentuh dengan mulutku.

Wah, terasa kenyal & empuk, saya tak diam saja, saya berusaha pelan-pelan menggeser tanganku yang di paha mulus Bu Rava itu, pelan & pelan karena saya takut Bu Rava marah karena ulahku ini.

Dengan nafsu yang kutahan, saya gerak-gerakkan tanganku. Waduh.. paha orang ini mulus sekali, batinku sambil merasakan kontol yang menegang kepingin lepas dari sangkarnya (CD-ku), & sampailah saya di pangkal paha Bu Rava itu & menyentuh CD Bu Rava yang kelihatan memakai CD warna hijau kembang & kepalaku bergerak ke kanan & ke kiri untuk menggesek susu Bu Rava (pelan-pelan), & sesekali kujilat halus susu montok itu, waktu itu Bu Rava diam saja & terus mengobati dadaku yang luka tapi nafas Bu Rava tak bisa disembunyikan, sering ia menarik nafas panjang untuk menahan nafsunya.

“Sudah nihhh… Semua luka kamu di dada sudah diobati, sekarang mana lagi yang terluka?” sambil melihatku & membiarkan tanganku di pahanya yang mulus itu.

“Itu Bu.. di paha atas,” jawabku sambil menunjukkan tempat yang luka.

“Wow… Ya ini harus dibuka Dik Catur, jika tak dibuka dimana ibu bisa mengobati apalagi kamu pakai jeans yang ketat.. ya sudah dicopot aja!” jawab Bu Rava sambil melihat dengan dekat luka dari luar celanaku & sesekali lihat kontolku yang sudah tegang dari tadi.

“Bu… bisa bantuin copot celanaku, saya tak bisa copot sendiri Bu, kan tanganku luka,” alasanku agar Bu Rava bisa lihat kontolku dari dekat.

Tiba-tiba Monik datang dengan membawa air putih.

“Bu ini airnya..”

“Ya.. sudah sekarang kamu keluar, e.. jangan lupa tutup pintunya, ibu mau obati Mas Catur dulu!”
Wah ini kesempatanku untuk melampiaskan sex-ku.

Sesudah itu Bu Rava mulai membuka resleting celanaku & membuka bagian atas & saya mengangkat sedikit pinggulku supaya Bu Rava mudah melepas celanaku.

Saat membuka celanaku, posisi Bu Rava membungkuk sehingga mulutnya dekat dengan kontolku yang tegang, & saya sengaja mengangkat pinggul yang lebih tinggi & tersembullah kontolku & mulut Bu Rava… “Sorry Bu.. tak sengaja,” mulai saat itu kontolku mulai tegang sekali karena cara Bu Rava membuka celanaku sangat merangsang kontolku.

Sambil sedikit menungging & menggerakkan sedikit pantat yang besar itu, Bu Rava melepas celana jeans-ku (apa ini usaha Bu Rava untuk merangsang nafsuku), & akhirnya saya sekarang tinggal pakai CD. & mulailah Bu Rava mengobati paha atasku dengan posisi nungging membelakangiku & sedikit siku tangannya menyentuh kontol yang sudah tegang.

Sesekali Bu Rava melihat kontolku & menggesek-gesekkan sikunya di kontolku itu. Dengan melihat gelagat Bu Rava ini yang memberi peluang padaku, saya tak diam aja. putri77.net  Dengan melihat pantat yang besar menghadap kepadaku, tanganku mulai sedikit meremas-remas & mengelus betis lalu menuju ke atas paha yang mulus & akhirnya saya sampai ke paling atas (pantat mulus Bu Rava) & saya nekat mengangkat rok mini Bu Rava ke atas sehingga sekarang terlihat pantat Bu Rava yang mulusitu dengan ditutupi CD yang menyelepit di belahan pantat.

Saya mulai mengelus-elus, & sesekali menarik CD Bu Rava & ternyata sudah basah dari tadi.Lalu saya memainkan jariku di permukaan memek yang tertutup CD itu, Bu Rava mungkin sudah tahu gelagatku itu sehingga ia merenggangkan kedua pahanya, jadi sekarang terlihat jelas CD Bu Rava yang basah.

Sekarang saya memberanikan diri untuk melihat secara langsung memek Bu Rava yang kelihatan sudah tak sabar untuk dimasuki rudalku yang sudah tegak berdiri. Saya mulai menggeser CD Bu Rava ke kiri & kelihatan dengan jelas memek Bu Rava yang sudah memerah itu. Lalu saya perlahan-lahan menggesek-gesekkan jariku di permukaan memek Bu Rava & dengan reaksi itu nafas Bu Rava mulai tak beraturan,

“Eeehhh… ahhh… ohhh hemmm..” & sekarang saya memasukkan jari tengahku ke lubang kenikmatan Bu Rava dengan pasti & kukocok & terus kukocok dengan pelan-pelan & lama-lama semakin cepat dan…

“Ah.. oh yes te… rus… please… ah… ohe.. lebih dalam.. Caturr… ” Bu Rava mulai membuang obat merah itu & sekarang tak mengobati lukaku lagi malah sekarang ia sudah mulai mengocok & meremas dengan kuat kontolku.

Aku kurang puas dengan posisi ini, saya mulai mengangkat salah satu kaki Bu Rava ke sampingku & sekarang posisi 69 yang kudapat, & memek Bu Rava tepat di depan mulutku.

Saya mulai menjilat klitorisnya, & kusedot kecil & kupermainkan pinggir memek Bu Rava dengan lidahku yang indah itu.

“Oh.. ya… enak sekali hisapanmu Catur… Oh aughhh ahhh yes… terus!” & saya mulai memasukkan lidahku ke dalam lubang yang basah itu & terasa asin tapi gurih.

“Oh… ah… terus… kontol kamu tegang sekali Catur…”

“Ya.. Bu jilat… jilat dong..!”

Tanpa banyak kata Bu Rava terus melumat habis kontolku.

“Oh… ya… ya… terus yang keras lagi…!”

Bu Rava memang lihai dalam hal oral, tak satu bagian pun dari kontolku yang terlewatkan dari lidah birahi Bu Rava. Telur kontolku terlahap juga dengan mulut binalnya. artikelbokep.com Bu Rava tak puas sampai di situ, sekarang ia mengangkat pantatku lebih tunggi & kelihatan jelas lubang anusku & sekarang mempermainkan lidahnya di lubang anusku.

Oh, terasa geli bercampur nikmat sampai ujung rambut, pada waktu itu juga Bu Rava tak kuat menahan nikmat yang ia rasakan, & saya tahu jika Bu Rava mau orgasme yang pertama kalinya, saya mempercepat gerakan lidahku diklitorisnya, & mempercepat kocokkan jariku di memeknya & akhirnya…

“Turr… ah ye.. yea.. saya tak tahan Catur.. a.. ku.. ke.. luaaar…” & “Serr… serrr..” terasa semprotan kuat dari memek Bu Rava kena jariku.

Cairan putih kental yang keluar dari memek Bu Rava kusedot habis sampai bersih cairan kenikmatan Bu Rava tersebut. ia sekarang tergeletak lemas di sampingku.

“Bu Rava masih kuat? Apa cukup saja Bu?” tanyaku disamping memelintir puting susunya yang kuharapkan sex Bu Rava kembali lagi & terangsang.

“Ah.. kamu jantan sekali Catur! saya tak nyangka kamu kuat sekali, kamu belum keluar?” tanya Bu Rava sambil mengocok halus kemaluanku yang masih tegang itu.

“Belum Bu! mau lagi atau…”

Belum saya berhenti ngomong Bu Rava mulai memasukkan kontolku ke mulutnya & dijilat, disedot & dikocok, sedangkan saya di pinggir tempat tidur & Bu Rava di atas tempat tidur dengan posisi nungging, & saya tetap meremas-remas & sesekali kupelintir-pelintir puting Bu Rava itu.

“Aah… terus Bu…! lebih dalam Bu…! yes hemmm Aah… sessttt aahh…”

“Catur… masukin aja ya… saya pingin ngerasain kontol kamu ini,”

Lalu saya memutarkan tubuh Bu Rava dengan posisi nungging & saya mulai mengarahkan kontolku ke lubang Bu Rava tapi saya tak langsung memasukkan kontolku, kugesek-gesek dulu ke permukaan memek Bu Rava.

“Ah.. ya… masukkan Catur.. cepet saya tak tahan nih… oh… ce… pet!”

Aku langsung memasukkan ke lubang Bu Rava.

“Blesss… sleppp…”

“Ah… ye…” erang Bu Rava menerima serangan batang kemaluanku.Aku mulai memajukan & memundurkan kontolku dengan pelan tapi pasti & sekarang saya tambah frekuensi kecepatan kocokanku.

“Ah… ya.. kontol kamu.. hebat Catur.. keras, te.. rus.. oh.. ssst… ah…”

Aku semakin terangsang dengan erangan Bu Rava yang menggeliat-liat seperti cacing kebakar. saya angkat kaki kanannya untuk mempermudah jelajah kontolku untuk sampai ke rahimnya & makin mempercepat kocokanku.

“Oh ya.. aughhh.. ssttt teruss.. jangan ber.. henti.. ah… ke.. rass.. Catur.. hebat…”
Dan akhirnya,

“Catur… lebih cepet…! saya mau ke.. luar.. aku.. tak… oh.. ye.. tahan… la.. gi.. ah… oh shhh…”
Dan akhirnya ia menyemprotkan cairan kenikmatannya, “Serr.. serr…” terasa ujung kontolku disemprot dengan cairan hangat yang kental. Sekarang Bu Rava tergulai lemas di hadapanku.

Aku memperhatikan tubuh Bu Rava yang montok dengan susu yang besar, dengan telanjang bulat tanpa sehelai benang pun.

Aku tetap mengocok sendiri kontolku biar tetap tegang, & saya mulai tak kuat, mungkin ini waktunya saya untuk mengakhiri permainan sex-ku.

“Bu… permisi, saya mau mengakhiri tugasku ini…”

Dengan mengangkat tubuh Bu Rava ke pinggir tempat tidur, & membuka lebar-lebar paha Bu Rava sehingga terpampang memek Bu Rava yang masih basah dengan cairan kenikmatannya, saya mulai memasukkan kontol & mengocoknya.

“Ah.. kau nakal ya.. Catur.. aughhh hemmm.. terus Catur…”

Aku dengan semangat “45” kukocok habis memek Bu Rava dengan menggesek-gesek klitorisnya dengan jari jempolku untuk mempercepat ia untuk orgasme ketiga kalinya, dan…

“Bu… saya mau ke… luar.. ah.. ye… di.. mana.. ini… dalam atau di luar… oh ye!” sambil mempercepat kocokan jari & kontolku.

“Ya.. saya juga Catur… uh.. uh.. hemm… sstt.. kita.. barengan di dalam.. oh ye..”

Bu Rava tak kuat lagi ngomong kecuali merem-melek tahan nafsu, & akhirnya saya keluar di dalam memek Bu Rava,

“Crottt.. crottt…” sampai lima kali semprotan & dibarengi dengan erangan & getaran tubuh Bu Rava,
“Oh… yak.. yes… hemmm…” Lalu kucabut kontolku & kupukul-pukulkan di permukaan memek Bu Rava dengan reaksi Bu Rava mengangkat tubuhnya akibat memeknya kupukul dengan kontolku.

“Bu Rava hebat sekali deh, makasih ya Bu…”

“Kamu juga hebat banget Catur.. Ibu sampai kualahan menghadapi kont*l kamu yang tegap ini. Wah… kont*l kamu ini harus dibersihkan dulu ya…”

Dia langsung mengarahkan kontolku ke mulutnya & dilahap langsung & dikocok-kocok habis.
“Wow… oh… ye.. teruus.. yesss… sseessttt ahh ya…”

Ini membuatku tegang lagi, & Bu Rava tak henti-hentinya mengocok & mengulum kontolku yang tegang sekali.

“Bu… stop.. augghhhh he… stooop aku.. tak.. tahan..”

Dan…

“Croot… croottt…”

Kukeluarkan spermaku untuk kedua kalinya di wajah Bu Rava, & saya tergeletak lemas di atas susu Bu Rava.

“Nah.. sekarang kan Bu Rava tak kalah banget toh.. ya.. dua-tiga lah…!”

“Makasih ya.. Catur… kamu hebat dalam permainan sex, kapan-kapan kita lagi ya.. sudah kamu tidur dulu deh!”

Lalu saya tertidur sampai malam, & sebelum saya pulang ke kost-ku, sempat Bu Rava minta untuk oral sekali lagi.

Itulah salah satu pengalamanku tentang sex. Bagi para cewek-cewek yang membutuhkan penyaluran sex yang aman dari penyakit apapun, saya siap melayani anda (oral, konvesional & unkonvesional, & lain-lain).

Anda tak akan rugi dengan sex yang yang aman dariku, PM saya, pasti kubalas. Yang jelas ya, yang pasti harus cewek tulen. Sampai jumpa dengan pengalaman sex yang paling aman dari penyakit apapun dariku. See you! Selesai

Related posts