Cerita Sex Bi Ningsih Pemuasku

Saat aku duduk di bangku SMP tinggalku selalu berpindah pindah dikarenakan tugas ayah sebagai angakatan darat diharuskan untuk mengeikuti sesuai tugasnya, sekeluarga pasti ikut sewaktu ayah pindah tugas, dan baru aku masuk kelas 1 SMA ayahku dipindah lagi ditugaskan di daerah Sulawesi, tapi karena aku baru masuk kelas 1 SMA jadi tidak bisa ikut.

Aku terpkasa ditinggal di rumah dengan kakak perempuanku dan pembantuku Bi Ningsih, dia adalah seorang janda muda dengan kulit putih dan ukuran payudara yang besar kulitnya berwarna sawo matang, rumah baruku ini dibelikan ayah untuk kami bertiga , rumah yang di beli ayah lumayan besar karena di dalam ada 5 kamar yang kesmuanya ukurannya 3 x 3 meter.

Kakakku menempati kamar di depan sedangkan aku kamar ke tiga dan Bi Ningsih bersebelahan dengan kamarku, perlu diketahui bi Ningsih sudah ikut dengan keluarga kami dari umur 18 tahun kemudian dia menikah dengan supir kira kira baru 7 bulan dia di tinggal suaminya yang kecelakaan dan meninggal dunia.

Dia juga menjadi pengasuhku saat aku lahir, waktu kecil aku sering di mandiin olehnya dari TK sampai SD aku sering mandi bersama dengan Bi Ningsih, masih ingat apa yang dilakukan di kamar mandi jika kita mandi bersama, kadang aku disuruh untuk memegang toketnya dan disuruh untuk meremas remasnya kadang pula penisku yang masih kecil di pegang dan di urut sama dia, aku sedikit bingung waktu itu karena saat aku memegang putingnya dia selalu mendessah.

Aku tanya “kenapa bi, kok ah uh ah uh gitu”

Gak apa apa den bi Ningsih hanya geli saat den memegang putting Bibi.

Waktu itu aku belum tau apa apa.

Dan semnjak aku masuk ke SMP bi Ningsih tidak pernah mangajak aku untuk manid bersama lagi, padahal aku ingin sekali dimandikan bi Ningsih sperti dulu kala, palagi saat ini aku sudah mengerti apa itu ereksi dan rasanya menikmati seks, dimalam hari aku sering membayangkan kalau Bi Ningsih tanpa pakaian karena payudarnya yang montok dan vaginanya yang menggunduk dengan bulu lebatnya.

Waktu aku melihat bi Ningsih bersih bersih rumah bayanganku selalu menjerumus kesana penisku selalu berdiri jika melihat bi Ningsih sedang mengepel atau mencuci pakaian, aku tahan hasratku untuk bisa menyentuh lagi tubuh Bi Ningsih, seuatu ketika ada kesempatan itu yaitu bisa menyetubuhi bi Ningsh.

Begini ceritanya suatu pagi saat aku makan dan mengerjakan PR di meja makan aku sering melihat bi Ningsih naik tangga dan melihat payudarnya yang mengayun ayun mungkin karena tidak pakai BH saat itu, dan pantatnya yang montok.

Selain itu aku memandangi pahanya yang kadang terlihat kalau kain Bi Ningsih tersingkap dengan tak sengaja saat dia sedang mengepel. Gumpalan buah dada Bi Ningsih itu sering membuatku terhanyut untuk mencoba memegangnya.

Sungguh, saat itu aku ingin mengelus-elus, meremas-remas dan menciumi puting buah dada itu. Tapi, perasaan itu saya tekan karena aku masih kecil dan tidak berani untuk melakukan itu pada Bi Ningsih. Tapi semakin lama kutahan keinginan itu semakin ring dan kuat perasaan itu muncul.

Dan akhirnya aku mulai mendapat akal bagaimana caranya supaya Bi Ningsih tidak sadar kalau aku mengerayangi tubuhnya. Ide itu kudapat setelah ada seorang teman sekelasku yang tertidur sangat nyenyak di kelas, seperti pingsan hingga tak seorangpun bias membangunkannya, hanya karena dia memakan setengah butir obat kepunyaan ayahnya yang berprofesi dokter bedah. Bagaimana kalau Bi Ningsih kuberi obat tidur, lalu setelah tidur nyenyak kusetubuhi?

Dengan pikiran ini, aku main kerumahnya lalu kuminta sepuluh butir pil tidur pada temanku itu. Malamnya, seperti biasa aku nonton TV bersama kakak perempuanku dan Bi Ningsih juga nonton, Biasanya, sebelum tidur Bi Ningsih selalu minum segelas air teh manis yang sudah ada di kamarnya.

Dengan pengetahuan ini, malam itu ketika kami lagi asyik nonton sinetron, aku pergi kekamarku lalu pura-pura ke kamar mandi, padahal aku pergi ke kamar Bi Ningsih untuk memasukkan dua butir pil tidur, yang sudah kubikin jadi serbuk ke gelas Bi Ningsih sambil kutambahkan gula putih supaya tehnya tetap manis.

Setelah acara sinetron selesai, dan dunia dalam berita akan mulai, Bi Ningsih beranjak dari ruang TV, beres-beres sebentar lalu kekamarnya untuk meminum air teh manisnya setelah itu dia ke kamar mandi untuk kencing dan gosok gigi.

Tapi sewaktu dia di kamar mandi, aku menyelinap masuk ke kamar tidurnya. Aku sudah hafal posisi kamar tidur itu sebab aku sering masuk secara diam-diam untuk mencari tempat dimana aku harus sembunyi. Tempat yang paling aman untuk sembunyi adalah di bawah tempat tidur Bi Ningsih. Maka akupun menyelinap masuk ke kolong dan menunggu Bi Ningsih masuk ke kamar.

Sementara itu, penisku sudah tegang karena sudah, terbayang apa yang akan terjadi. Langkah kaki Bi Ningsih akhirnya semakin dekat dan klek.. klek.. crek.., pintu dibuka lalu ditutup lagi dan di kunci. Lalu kulihat kaki Bi Ningsih berada di samping tempat tidur dan aku tahu dia sedang membuka baju dan kainnya.

Aku semakin tegang dan nafasku mulai agak memburu membayangkan tubuh Bi Ningsih hanya ditutupi BH dan celana dalam saja.. ingin rasanya aku cepat keluar. Beberapa saat kemudian lampu utama kamar dimatikan, dan kamar kini diterangi dengan bola lampu lima watt warna hijau.

Kurasakan langkah yang berat mendekatiku, lalu terdengar bunyi tempat tidur berderit, tanda Bi Ningsih sudah merebahkan badannya di atas kasur. filmbokepjepang.net Aku mulai tidak sabar menunggu Rupanya pil tidur itu memang sangat manjur, baru lima menit aku sudah merasakan tidak ada gerakan-gerakan lagi di atas tempat tidur, dan kudengar desah nafas Bi Ningsih sudah teratur, tanda ia sudah tidur nyenyak.

Dengan gemetar maka akupun mulai merayap keluar dari kolong tempat tidur itu dan aku tidak langsung berdiri takut dia belum tidur. Kutunggu lima menit.. sepuluh menit.. lalu kucoba menarik kain yang belum sempat dibuka semua.. mungkin karena terlalu ngantuk.. dan tetap tidak ada reaksi. Akupun berdiri perlahan-lahan sambil mendengarkan desah nafas Bi Ningsih.

Akhirnya.. kulihat tubuh Bi Ningsih telentang hanya memakai BH dan celana dalam warna hitam. Sementara tangan kirinya masih memegang kain tidak sempat dibuka semuanya. Saking ngantuknya membereskan kain dan bajunya.

Aku menelan ludah beberapa kali melihat gundukan buah dada Bi Ningsih naik turun seirama dengan desah nafasnya. Dengan tangan agak gemetar dan nafas agak ngos- ngosan, pelan-pelan dari samping tubuh Bi Ningsih kuletakkan tanganku di perutnya lalu pahanya, lalu dengan lembut kusap-usap sambil meyakinkan diri bahwa dia sudah benar-benar tidak merasakan usapan itu.

Akhirnya.. setelah aku yakin benar, tanganku mulai mengelus-elus buah dada Bi Ningsih, lalu kuremas-remas dengan lembut.. rasanya uahh, setelah puas lalu kulepaskan BH Bi Ningsih dengan tangan gemetar menahan gejolak keinginan untuk segera meremas dengan keras sambil menyedot putingnya.


Setelah BH terlepas, tergerailah dua buah dada Bi Ningsih yang besar dengan kedua putingnya yang berwarna agak kehitaman. Ketika telapak tanganku menyentuh kulit yang lembut dan hangat terasa ada getaran aneh dalam tubuhku yang mendesak untuk segera meremas-remas.

Dengan tidak sabar kuremas-remas buah dada itu sambil kuciumi dan kusedot-sedot putingnya bergantian.. aduhh nikmatnya.. kugigit.. kusedot.. untuk mereguk kenikmatannya.. kuendus-endus.. untuk menyerap baunya.

Sementara tangan kananku terus meremas- remas, tangan kiriku mulai menjarah bagian bawah perut Bi Ningsih, ketika kuusap-usap selangkangannya kulihat kepala Bi Ningsih bergerak menggeleng. Aku kaget sekali.. langsung kuhentikan semua gerakan.

Kutatap dalam-dalam wajah Bi Ningsih untuk mengetahui apakah dia terbangun atau tidak. Ternyata, dia hanya memindahkan posisi kepalanya saja.. maka akupun semakin berani.

 Lalu aku pindah posisi, lalu naik ke tempat tidur mendekati kedua kakinya.. Kucoba untuk menurunkan celana dalamnya.. kuangkat pantatnya yang besar.. kutarik celana dalamnya.. Ya ampuun.. kulihat vaginanya ditutupi bulu keriting yang menumbuhi bagian bawah pusar Bi Ningsih.

Sementara bibir vaginanya tampak bagai garis kehitaman. Ohh indahnya.. penisku yang sudah tegang dari tadi, kian menegang dan berdenyut- denyut melihat pemandangan yang terhampar di depanku, Bi Ningsih telanjang bulat.

Akhirnya, kurenggangkan kedua kaki Bi Ningsih, lalu aku mulai memainkan jari-jariku menyibakkan bulu-bulu membuka bibir vaginanya lalu kucium dan kujilat- jilat.. biar agak bau tapi rasanya enaakk sekali.. terus kujilat-jilat sampai puas.. kurasakan tubuh Bi Ningsih sedikit bergerak-gerak.. tapi aku tak peduli lagi.. akuu takk tahann lagii.. kedua kaki Bi Ningsih lebih kurenggangkan lagi lalu kulipat dilututnya dan kutahan dengan tanganku.

Kutempatkan kedua lututku diantara pahanya dan aku mulai mengarahkan kepala penisku ke bibir vaginanya.. kutekan perlahan-lahan.. bless.. kutekan lagi..bless.. aduhh sempitnya.. ucoba lebih keras lagi.. bless.. terdengar bunyi prepett.. seperti kain sobek..

Akhirnya penisku asuk semua rasanya agak perih tapi enaakk.. nikmaatt.. aku terdiam sejenak merasakan hangat dan denyut vagina Bi Ningsih sampai kurasakan ada cairan hangat di seputar penisku.. aku pun enarik penisku perlahan-lahan.. kutekan lagi.. tarik.. tekan.. tarik.. tekan.. crep.. crep.. crep.. hh nikmat sekalii.. teruss sampai tangan dan pinggangku pegal..

Kurasakan penisku mulai berdenyut-denyut dan ngilu-ngilu enakk.. dan akupun makin mempercepat gerakan-gerakan aju mundur.. sampai akhirnya kurasakan ngilu.. geli.. yang amat sangat.. aku tak tahann lagii.. utekan penisku sedalam-dalamnya.. dan.. crett.. crett.. creett.. air maniku keluar banyak sekali agai hujan..

Sehabis kejadian tersebut tubuhku merinding karena kenikmatan yang diberi oleh Bi ningsih, dan cerita ini bersambung

Related posts