Cerita Ngentot Crot Dimulut Anida

Cerita Ngentot Crot Dimulut Anida – Kisah ini belangsung saat ketika saya mengenyam ilmu di bangku kuliah. Saya sebagai seorang mahasiswa dengan prodi yang saya ambil yaitu bahasa mandarin. Tentunya sudah jelas kalo skill dlam berbahasa mandarin sudah layak dan dapat dinilai sangat baik dan yang menilai dengan kemampuan berbahasa ku adalah anak SMA yang sekarang sedang duduk di kelas 2.

Nah , dari perkenalan itulah dengan sebagian cewek yang lumayan cantik dan bertubuh sintal, cerita ini akan saya beberkan. Waktu saya berkenalan dengan Amida, yang merupakan cewek yang imut dan cantik di tambah dengan mata yang sedikit sipit dan di sertai dengan bibir yang tipis seksi kemerahan. Saat saya memandang, Amida adalah gadis ABG yang sedikit centil yang sangat menarik sekali kalo di pandangi terus menerus.

Cerita Ngentot Crot Dimulut Anida – Dengan kemampuan saya dalam berbahsa mandarin , saya berinisiatif untuk memberikan les tambahan dan gratis ke rumah nya dan itulah sesuai permintaan kita dengan kesepakatan.

“Mas.., tolong ajarin Amida tugas bahasa mandarin dong mas..” pintanya sambil tersenyum manis.
“Iya boleh kok , emang tugas nya begitu susah ya?” Tanya q sambil basa-basi.
“Iya, banyak kok mas , biki amida pusing lagi nih ” jawabnya
“Oke deh,Ya sudah, Amida segera ambil bukunya, nanti Mas ajari” pintaku sambil mataku tak berhenti melihat nya.

Dengan melihat pesona wajah nya yang cantik dan imut itu .
Berasa debaran hatiku jadi deg-deg an dan otak mesum q bereaksi seketika dengan cepat. Dengan sekejap timbul rencana-rencana yang membuat torpedoku jadi berdiri bila membayangkan lekuk tubuhnya yang sangat seksi itu dan bokong yang sintal. Payudara nya yang sedikit mekar, dengan bokong yang indah.

Wooow…terasa torpedoku siap meluncur dan mengeras dengan cepat….

“Oiya Mas..ini bukunya, ”
Dan tiba-tiba suara seksi itu jadi menggetak kan lamunan q.
“Oh, Amida , kok cepet banget ambil bukunya?” Tanya q dan gelagapan.
“Oiya Mas, kan rumah Amida dekat dari sini, cat tembok yang warna hijau itu tu Mas..?”

Amida Croot..| Kemudian dia segera menunjukkan rumahnya sambil mengarahkan jari telunjuknya. Saat saya memperhatikan di bagian payudaranya , ketika menunujuk, saya melihat dari sela ketiaknya bulatan payudara yang sedikit tertutup kaos nya itu sungguh memepesona dan indah sekali , apalagi kalo saat terbuka dan tidak ada satu benangpun yang menutupinya. Kemudian pikiran mesum qu timbul.

“Mas…Mas…, Amida ngomong ,kok malah diem aja dan nglamun aja deh…?” tutur nya

Amida dengan cepat lalu menurunkan tangannya sehingga belahan dadanya tertutup kembali. Rupanya Amida tahu apa yang saya perhatikan terhadapnya. Namun meski posisinya begitu, tetap saja payudaranya sudah terlihat, karena ukurannya sedikit besar. Dia tersenyum memperhatikan qu, dan saya malah jadi salah tingkah.

“Eehh.., kagak nglamun kok Amida ??,” jawab qu.
Lalu saya segera ingin lihat tugas nya .

“Hmmmm, lumayan sedikit susah juga ya ?? saya harus liat buku panduan tambahan dulu” ucap qu.

Lalu saya mencari alasan agar saya bebas ber duaan dengan Amida.

“Lho Mas…Buku panduan apaan sih?” tanya Amida.

“Ini lho….buku kamus cepat dan imbuhan ..?? “
“Atau begini aja Amida, besok kamu selepas pulang dari sekolah mampir aja ke home qu, nanti saya bisa ajarin semua nya sampai bisa kok ” ujar qu.

Dan dengan alasan qu, sudah mulai terncana untuk mengikutinya.

“Oke. Ya sudah, besok aja ya”

Kemudian saya menyerahkan kembali buku tugas nya sambil meremas genggaman tangannya.
Setelah itu Amida buru-buru menarik tangannya sambil tersenyum dan lari menuju rumahnya. Sebelum menghilang di balik belokan , Amida mulai tersenyumdan penuh arti kepada qu.
Keesokan harinya pada jam 3 sore Amida datang di saat aku lagi tiduran di kamar qu. Pintu kamarku di ketuk.

“Maaas….Mass….”

Amida memanggil, lalu kubuka pintu kamar qu dan menyuruhnya duduk di sofa ruang tamu. Sementara itu saya lalu ganti pakaian. Setelah ngobrol-ngobrol saya lantas mengerjakan tugasnya dan mengajarinya berbahasa Mandarin. Torpedo qu yang sedari kedatangan nya jadi tegang daqn kini mulai terasa pegal , tak terhitung berapa kali aku menelan air ludah. Saat Amida membungkuk dan secara tak sengaja saya mengintip belahan dari payudaranya.

Amida Croot..| Saya memperhatikan raut mukanya yang sekarang begitu dekat dan mencium aroma parfumnya yang bercampur sedikit keringat.

“Capek kah..?” kataqu
Setelah Amida selesai menulis tugasya dan menghela nafas berat karena kelelahan.
“Iya, sedikit kok mas…” jawabnya
“Apanya yang capek?” tanyaqu.
” Ini Lho Mas…Tangannya jadi pegel, dari tadi nulis melulu sih..”??? ucapnya.
Dan saya sembari memijit tangan kanannya.

“Uh, enak banget Mas” desah Amida sambil menikmati pijitan qu.

saya pun semakin berani memijat -mijat dari tangan pindah ke pundak, dari pundak pindah ke bagian lehernya. Amida terlihat memejamkan mata. Sepertinya Amida meresapi pijatan di pangkal lehernya.

“Udah enakan belom” Tanya q
“Enak sekali Mas…” desah Amida membuat rudal q semakin keras saja.

kemudian saya pun memberanikan diri membuka kancing bajunya yang paling atas, dan Amida malah diam saja. Satu kancing baju sudah cukup bagi q untuk melihat betapa mulusnya kulit cewek ABG ini. Lalu saya pun melakukan pemijatan yang pelan dan setengah mengelus elus pundak tersebut.

“Hmmm.. Enak sekali Mas, Amida kok malah jadi ngantuk” tutur nya,

Terlihat Amida sudah sedikit tergoda dengan trik pada saat saya mainkan.

” Yauda, gk papa kalau kamu mau sambil tiduran, Mas pijitin keseluruhan deh”

dan saya menawarkan jasa grati kepada Amida.
“Enggak ah Mas, begini aja juga sudah enak kok Mas.” Amida menjawab sambil terpejam.

Amida Croot..| Saya begitu sangat terangsang bukan kepalang dan rudal qu sudah berdetak kencang damn mau meledak. saya meraba pundak dan turun sedikit ke bagian dada atasnya. Lalu Amida masih terdiam.
Saya melangkah ke belakang tubuhnya dan terus melakukan usapan, dan berusaha menempelkan rudal qu ke arah punggungnya.

Hangat sekali..’
Saya beranikan untuk membuka kancing bajunya yang kedua dan dia masih diam saja sambil terpejam.
Saya begitu sudah tak tahan, saya lalu meraba bagian payudara nya yang montok dengan kedua telapak tangan qu dan meremasnya secara perlahan dengan lembut.

“Ah. Mas… Jangan… Amida Malu, ??”
“Ntar kalo dilihat orang gimana Mas??,” kata Amida sambil berusaha memegang kedua tangan qu.

Tapi Amida tidak berusah menghentikan aktifitas tangan qu yang sedang mengelus payudaranya tersebut.
Kemudian saya mencium lehernya yang putih dari belakang.

“Ah… Mas… Amida malu nanti dilihat orang,” katanya sambil menghindar dari ciuman qu.

Saya terus berusaha mencium lehernya dari belakang saat Amida berusaha berdiri dan memeluknya. Tangan kanan qu memeluk perut, tangan kiri qu memeluk sebagian payudaranya. Amida Seperti kaget melihat perlakuan qu yang agresif dan berani ini. Tapi Amida tidak berusaha menghindar dari ke bringasan qu.

“Amida… Kamu sangat menawan sekali,” ocehan qu.

Amida hanya berdiri terdiam saja. Tangannya memegangi tangan quyang meraba dan menjelajah bagian payudara nya. Matanya terpejam dan mulutnya mendesah.

Ah… Uhhhh…Masss…Masss….”

Amida Croot..| Tangan kiri qu lalu bergerak pindah dari dada turun mengelus pahanya. Kemudian saya buka rok osisnya, dan rudal qu segera saya tempelkan pada belahan bokongnya yang baheno itu . filmbokepjepang.net Saya gesek- gesekkan rudal qu secara perlahan-lahan. Begitu Enak sekali rasanya. Lalu saya buka kancing ketiga, keempat dan semua menjadi lepas begitu aja…

Amida hanya diam saja. Tangan kiri qu mencoba meraba daerah sensitif nya, tapi tiba- tiba, tanganku di pegangnya dan ditepisnya. Tanpa sepatah kata dia berlari ke kamar qu yang tidak saya kunci. Saya kaget. Namun saya jadi lega karena dia berlari malah ke arah kamar. Berarti…WOOWWW…WOOOWW…

Lalu saya segera menyusul dengan cepat ke arah kamar sambil membenarkan posisi rudal qu yang siap mluncur, karena saya tidak pakai CD maka berdiri tanpa halangan begitu saja. Saya kunci kamar dan saya melihat Amida berdiri di depan cermin besar dengan masih posisi bajunya terbuka, tidak dikancingkan. saya mendekat dan meraih mukanya dengan kedua tangan qu kemudian tanpa kata-kata saya segera menyosor bibirnya yang tipis seksi itu.

“Emmm…Mhhhh…SHhhhh……..”

lalu segera saya mencoba membuka pakaian seragam OSIS nya. Dan kini terpampang kedua payudara nya yang dilapisi Bra Putih. Amida sudah sangat pasrah denga perlakuan qu yang bringas ini. bahkan tangannya sudah merangkul leher qu sambil membalas lumatan bibir qu.

Lalu saya semakin berani melepaskan Bh nya, sambil mengelus punggungnya. Sementara bibir qu terus mecium bibirnya dengan rakus. Tak ada kata yang terucap, hanya suara beradunya bibir dan dengau nafas yang kian memburu. saya berhasil membuka Bra nya, tapi kedua tangannya masih menutupi bagian peyudaranya dan seolah tidak boleh dilihat oleh qu. Namun saya cuek aja. Lalu saya singkap rok biru awan nya dan saya elus-elus bokongnya sambil menempelkan rudal qu tepat ke selangkangannya. saya tekan sedikit dengan tanganku yang menempel di pantatnya. Amida pun menekan selangkangannya ke depan.

“WOOOW…, Amida…”

saya mencoba membuka resleting roknya dan dengan sekali sentak, jatuhlah rok itu ke ubin.

“Lha ,,,MAs… Mau ngapain sihhh pake lepas rok Amida…” suaranya sudah tidak beraturan.
“Enggak papa kok Amida, cuma mau liat aja…” jawab qu

Tangan kanan Amida menutup “Tempe” nya dan tangan kiri menutup payudara nya. Tapi saya terus mencium sebisa qu.

“Amida… mas boleh pegang ini enggak?” tanyaku sambil meraba teteknya.
“Enggak boleh…?” katanya sambil tersenyum manis.
“Sedikit aja, masak enggak boleh sih Amida” saya merayu.

Amida tidak menjawab dengan kata-kata tapi dia tiba-tiba memeluk qu dengan menempelkan tetek ya ke dada qu. Waduuuh…Empuk banget meenn…..Enak.
Amida Croot..| Saya pegang payudara sebelah kirinya dengan tangan kanan qu dan qu remas perlahan.

“Ah…Uhhh…” Amida mendesah.

Tangan kiriku meraba resleting celana qu dan membukanya dan…

“Mass…Mass….. Amida takut…”
katanya sambil terus melihat ke arah rudal qu yang sudah mau meroket tepat ke arah “Tempe” nya yang masih tertutup CD.
“Enggak usah takut, enak kok, nanti kamu rasain aja, pasti ketagihan deh..”

Lalu saya tuntun tangannya untuk memegang rudal qu.

“Begini ya bentuknya rudal laki-laki…” kata Amida sambil memegang dan memperhatikan.
“Emang kamu belum pernah tahu?” Tanya qu.
“Selama ini Amida hanya baca –baca aja dan membayangkan aja… Gimana bentuknya..”

Pantas, piker qu sedikit aneh, karena sejak dari tadi Amida tidak berusaha untuk menghindar atau melawan saat aku kerjain, rupanya dia penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang rudal lelaki dan membuktikan kebenaran cerita dari novel yang dia baca.

“Apa semua bentuk rudal laki begini ya…?” Amida bertanya sambil mengelus.

“Eemm… Shhh… Iyyaa… Samaa…” jawab qu ke enakan karena elusan tangannya. Lalu saya mencium teteknya dan menghisap nya.
“Ahhh… Enak Mas…” desahnya.

Tangannya semakin kencang memegang rudal qu. Saya coba membuka CD nya dengan tangan kiri sementara tangan kanan meremas bokongnya. Sedikit turun CD nya. Tapi sudah cukup untuk memamerkan bulu-bulu tebal yang ada di sekitar “Tempe” nya.

“Amida… Enakkk enggak…?” tanyaku

“Enakkk banget Mas…?” jawabnya dengan mata tertutup.

Lalu saya sodokkan rudal qu ke arah tempe nya yang masih rapat karena posisinya berdiri. Hangat dan basah. Lalu saya gesek terus maju mundur dan enak sekali yang saya rasakan. Amida pun terlihat mendesah dan memelukku erat. Pantat nya saya dorong ke arah qu dengan sodokan qu ke Tempe nya.

“Ahh… Ahh… Ehmmm…SSShhhhhh…….” Amida mendesah enggak karuan.

saya pun sadar bahwa rudal qu tidak masuk ke lubang Tempe nya, hanya menggesek bagian luar dan mungkin Klitorisnya . Tapi enaknya bukan kepalang meeeeeen…..

“Mas… Amida… Mau pipisss… “
“Ohhh…Mas… Ohhh…”
Amida mendesah panjang. Rupanya dia mau klimaks, hanya dia tidak tahu, makanya disebutnya mau pipis.

“Ah… Masssss… Juggaaa mauuu… “
“Oh… Shhh… Ouhhh…”

Amida memeluk erat sekali. Semakin erat dan erat… lalu saya dorong kuat pantat qu kedepan dan tangan qu mendorong panta nya kuat kuat. Dan menyemburlah lah spermaku.

“ Jrooot…sroooot…crooootttt…srooooot…..crooootttt………”

“Ahhh… Oh… Shhh… Amidaii… Ouhhh…”

Amida tak kalah semangatnya. Dia mendorongkan pantat nya maju bersamaan dengan klimak yang dia dapat.

“Mas… Ahhh… Ahhh… Shhh…”
Dipeluknya saya erat-erat hingga hampir 2 menit.

“SSshhh… Aduhhh… Enakkk… Amida…”

Gumam qu disela-sela pelukannya yang erat. Keringat bercucuran dari jidat dan punggung Amida. Lalu saya elus semua tubuhnya dan saya remas payudara dan pantat nya. filmbokepjepang.net Tampak ketegangan menyelimuti mukanya yang sensual itu. Matanya masih tertutup menikmati sisa-sisa kenikmatan yang ada. Setelah itu Amida melepaskan pelukannya dan merebah di atas ranjang. Dia baringkan tubuhnya di situ dengan kaki di tekuk dan tangan di satukan menutupi tetek nya. Kemudian mata nya terpejam dengan bibir tersenyum yang di tahan.

Lalu saya perhatikan Amida yang terbaring meringkuk di atas ranjang.
Buseet… Indah sekali bentuk tubuhnya. Saya mengenakan boxer dan menyelimutinya dan duduk di sampingnya.

“Amida… Kamu pernah melakukan ini ya? tanyaku menyelidik.
“Enggak pernah.” Jawabnya dengan tegas.
“Tapi kamu kok sepertinya tenang-tenang aja waktu saya…” kata qu
“Amida penasaran mas, ??”
“Apa iya enak dan asyik seperti cerita yang Amida baca”
“Kamu gak menyesal dan keberatan kalo kita begini?” Tanya qu.
“Amida juga heran, kenapa amida tak bisa nolak dan sulit untuk melarang.”
“Kamu pingin juga kan?” kata qu sambil tersenyum
“Ihhh……” ucap nya.
Lalu Amida mencubit paha qu.
Sekian.

Related posts