Hasrat Sex Tante Siti

Nama saya Niko saya bekerja di karyawan swasta dengan gaji lumayan seumuranku, saat ini umurku 28 tahun dengan sedikit kumis tipis dan badan tegapku rambut pekak, kulit putih saya adalah keturunan china dan tentunya merupakan daya tarik bagiku untuk memikat wanita wanita.

Saya mempunyai cerita dewasa dimana kisah ini terjadi 4 tahun yang lalu, jujur saja saya lebih menyukai wanita yang umurnya lebih tua dari saya bisa di bilang tante tante lah, karena bagi saya tante tante ada daya tarik sendiri apalagi di tambah dengan kulit yang putih dan mulus serta jam terbangnya juga tinggi untuk masalah bercinta.

Tetapi sebagai pegawai swasta yang bekerja, saya mempunyai keterbatasan waktu, tak gampang bagiku untuk mencari wanita tersebut. Hal ini yang mendorong saya untuk mengiklankan diriku pada sebuah surat kabar berbahasa Inggris, untuk menawarkan jasa ‘full body massage’.

Uang bagiku tak masalah, sebab saya berasal dari keluarga menengah dan gajiku cukup, tetapi kepuasan yang ku bisa jauh dari itu. Sesampai saya tak memasang tarif untuk jassaya itu, diberi berapapun kuterima.

Sepanjang hari itu, semenjak iklanku terbit banyak respon yang kudapat, sebagian dari mereka cuma iseng belaka, atau cuma ingin ngobrol. Di sore hari, kurang lebih pukul 18.00 seorang wanita menelponku.

“Hallo dengan Niko?” bunyi merdu terdengar dari sana.

“Ya saya sendiri” jawabku.

Dan seterusnya ia mulai menanyakan ciri-ciriku. Selanjutnya, “Eh ngomong-ngomong, berapa sich panjangnya kau punya?” katanya.

“Yah normal sajalah sekitar 18 cm dengan diameter 6 cm.” jawabku.

“Wah lumayan juga yach, lalu apakah jasa kau ini termasuk semuanya,” lanjutnya.

“Apa saja yang kau butuhkan, kau pasti puas dech..” jawabku. Dan yang agak mengejutkan merupakan bahwa ia meminta kesediaanku untuk melakukannya dengan ditonton suaminya. Tetapi kurasa, wah ini pengalaman baru buatku.

Akhirnya ia meminta saya untuk langsung datang di sebuah hotel “R” berbintang lima di wilayah Sudirman, tak jauh dari kantorku. Saya mengira bahwa pasangan ini bukanlah sembarang orang, yang mampu membayar tarif hotel semahal itu.

Dan benar dugaanku, sebuah president suite room sudah ada di hadapanku. Langsung kubunyikan bel di depan kamarnya. Dan seorang pria, dengan mengenakan kimono, berusia tak lebih dari 40 tahun membukakan pintu untukku.

“Niko?” katanya.

“Ya saya Niko,” jawabku. Lalu ia mencermatiku dari atas sampai bawah sebelum ia mempersilakan saya masuk ke dalam. Pasti ia tak ingin sembarang orang menyentuh istrinya, pikirku.

“OK, masuklah” katanya. Kamar itu begitu luas dan gelap sekali. Saya memandang sekeliling, sebuah TV berukuran 52″ sedang memperlihatkan blue film.

Lalu saya memandang ke arah tempat tidur. Seorang wanita yang kutaksir umurnya tak lebih dari 30 tahun berbaring di atas tempat tidur, badannya dimasukkan ke dalam bed cover tersenyum pada saya sambil menjulurkan tangannya untuk menyalamiku. “Kau pasti Niko khan? Kenalkan saya Siti” katanya lembut.

Saya terpana melihatnya, rambutnya sebahu berwarna pirang, kulitnya mulus sekali, wajahnya cantik, pokoknya perfect! Saya masih terpana dan menahan liurku, ketika ia berkata “Lho kok bingung sich”.

“Akh enggak..” kata saya sambil membalas salamnya.

“Kau mandi dulu dech biar segar, tuch di kamar mandi,” katanya.

“Oke tunggu yach sebentar,” jawabku sambil melangkah ke kamar mandi. Sementara, suaminya cuma menyaksikan dari sofa dikegelapan. Cepat-cepat kubersihkan badanku biar wangi. Dan langsung sesudah itu kukenakan celana pendek dan kaos.

Saya melangkah keluar, “Yuk kita mulai,” katanya.

Dengan sedikit gugup saya menghampiri tempat tidurnya. Dan dengan bodohnya saya bertanya, “Boleh saya lepaskan pakaianku?”, ia tertawa kecil dan menjawab, “terserah kau saja..”.

Langsung kulepaskan pakaianku, ia terbelalak melihatku dalam keadaan polos, “Ahk.. ehm..” dan langsung mengajakku masuk ke dalam bed cover juga. “Kau cantik sekali Siti” kata saya lirih.

Saya tak habis pikir ada wanita secantik ini yang pernah kulihat dan suaminya memperbolehkan orang lain menjamahnya, ah.. betapa beruntungnya saya ini. “Ah kau bisa saja,” kata Siti.

Langsung saya masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan toketnya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan saya masih bisa melihat dengan amat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu amat montok dan kencang. Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan.

“Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kata saya dalam hati.

“Guh..” bisik Tante Siti di telingaku.

Saya menoleh dan terjengah. Ya Ampuun, wajah cantiknya itu begitu dekat sekali dengan wajahku. Hembusan nafasnya yang hangat sampai begitu terasa menerpa daguku. Kunikmati seluruh keindahan bidadari di depanku ini, mulai dari wajahnya yang cantik menawan, lekak-lekuk tubuhnya yang begitu seksi dan montok,

Bayangan bundar kedua buah toketnya yang besar dan kencang dengan kedua putingnya yang lancip, perutnya yang ramping dan pantatnya yang bulat padat bak gadis remaja, pacuma yang seksi dan aah.., kubayangkan betapa indah bukit kemaluannya yang kelihatan begitu menonjol dari balik bed cover.

Hmm.., betapa nikmatnya nanti saat batang kejantananku memasuki liang kemaluannya yang sempit dan hangat, akan kutumpahkan sebanyak mungkin air maniku ke dalam liang kemaluannya sebagai bukti kejantananku.

“Guh.. mulailah sayang..” bisik Tante Siti, membuyarkan fantasi seks-ku padanya. Sorotan kedua matanya yang sedikit sipit kelihatan begitu sejuk dalam pandanganku, hidungnya yang putih membangir mendengus pelan, dan bibirnya yang ranum kemerahan terlihat basah setengah terbuka, duh cantiknya.

Kukecup lembut bibir Tante Siti yang setengah terbuka. Begitu terasa hangat dan lunak. Kupejamkan kedua matsaya menikmati kelembutan bibir hangatnya, terasa manis.

Selama kurang lebih 10 detik saya mengulum bibirnya, meresapi segala kehangatan dan kelembutannya. Kuraih tubuh Tante Siti yang masih berada di hadapanku dan kubawa kembali ke dalam pelukanku.

“Apa yang bisa kau lakukan untukku Guh..” bisiknya lirih setengah kelihatan malu.

Kedua tanganku yang memeluk pinggangnya erat, terasa sedikit gemetar memendam sejuta rasa. Dan tanpa terasa jemari kedua tanganku sudah berada di atas pantatnya yang bulat. Mekal dan padat. Lalu perlahan kuusap mesra sambil kuberbisik,

“Tante pasti tahu apa yang akan Niko lakukan.. Niko akan puaskan Tante sayang..” bisikku pelan. Jiwa saya sudah terlanda nafsu.

Kuelus-elus seluruh tubuhnya, akhh.. mulus sekali, dengan sedikit gemas kuremas gemas kedua belah pantatnya yang terasa kenyal padat dari balik bed cover.

“Oouuhh..” Tante Siti mengeluh lirih.

Bagaimanapun juga anehnya saya saat itu masih bisa menahan diri untuk tak bersikap over atau kasar terhadapnya, walau nafsu seks-ku saat itu terasa sudah diubun-ubun tetapi saya ingin sekali memberikan kelembutan dan kemesraan kepadanya. Lalu dengan gemas saya kembali melumat bibirnya. Kusedot dan kukulum bibir hangatnya secara bergantian dengan mesra atas dan bawah.

Kecapan-kecapan kecil terdengar begitu indah, seindah cumbuanku pada bibir Tante Siti. Kedua jemari tanganku masih mengusap-usap sembari sesekali meremas pelan kedua belah pantatnya yang bulat pada dan kenyal. Bibirnya yang terasa hangat dan lunak berulang kali memagut bibirku sebelah bawah dan saya membalasnya dengan memagut bibirnya yang sebelah atas. ooh.., terasa begitu nikmatnya.

Dengusan pelan nafasnya beradu dengan dengusan nafasku dan berulang kali pula hidungnya yang kecil membangir beradu mesra dengan hidungku. Kurasakan kedua lengan Tante Siti sudah melingkari leherku dan jemari tangannya kurasakan mengusap mesra rambut kepalaku.

Batang kejantananku terasa semakin besar apalagi sebab posisi tubuh kami yang saling berpelukan erat membuat batang kejantananku yang menonjol dari balik celansaya itu terjepit dan menempel keras di perut Tante Siti yang empuk, sejenak kemudian kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Siti.

Wajahnya yang cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan wajahku sambil terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah yang paling kusukai, wangi sekali baunya. Tak perlu ragu.

“Ohh apa yang akan kau lakukan.. akh..” tanyanya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang dirasakannya. Beberapa saat kemudian tangan itu malah mendorong kepalsaya semakin bawah dan..,

“Nyam-nyam..” nikmat sekali kemaluan Tante Siti. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku.

Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, “Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sedari tadi becek itu.

“Aaahh.. kau nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang kemaluannya merupakan terindah yang pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Niko..” lirih Tante Siti.

Sementara saya asyik menikmati bibir kemaluannya, ia terus mendesah merasakan kegelian, persis seorang gadis perawan yang baru merasakan seks untuk pertama kali, kasihan wanita ini dan betapa bodohnya suaminya yang cuma memandangku dari kegelapan.

“Aahh.. sayang.. Tante suka yang itu yaahh.. sedoot lagi dong sayang oogghh,” ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini.

Lima menit kemudian.. “Sayang.. Saya ingin cicipi punya kau juga,” katanya seperti meminta saya menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya.

“Ahh.. baiklah Tante, sekarang giliran Tante,” lanjutku kemudian berdiri mengangkang di atas wajahnya yang masih berbaring. Tangannya langsung meraih batang kemaluan besarku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata.

“Okh Guh.. indah sekali punyamu ini..” katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala kemaluanku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu.

“Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm,” belum lagi kata-kata isengnya keluar saya sudah menghunjamkan burungku kearah mulutnya dan,

“Croop..” langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sementara saya sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat senjatsaya tegang dan keras.

“Aduuh enaak.. oohh enaknya Tante oohh..” sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. filmbokepjepang.net Tangan kananku meraih toket besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu.

Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya, “Mm.. hmm..” cuma itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.

“Crop..” ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Saya langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir kemaluannya.

“Aoouuhh.. Tante nggak tahan lagi sayang ampuun.. Guhn.. hh masukin sekarang juga, ayoo..” pintanya sambil memegang pantatku. Langsung kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang kemaluannya yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya dan mendorongnya perlahan,

“Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. aduuh besar sekali sayang, oohh..” ia merintih, wajahnya memucat seperti orang yang terluka iris.

Saya tahu kalau itu merupakan reaksi dari bibir kemaluannya yang terlalu rapat untuk ukuran burungku. Dan Tante Siti merupakan wanita yang kesekian kalinya mengatakan hal yang sama. Tetapi jujur saja, ia merupakan wanita setengah baya tercantik dan terseksi dari semua wanita yang pernah kutiduri.

Buah dadanya yang membusung besar itu langsung kuhujani dengan kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran, sesekali saya juga berusaha mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan cara mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul sampai membuatnya semakin bernafsu, tetapi tetap menjaga ketahananku dengan menghunjamkan kemaluanku pada setiap hitungan kelima.

Tangannya menekan-nekan kepalsaya kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara burungku terus keluar masuk semakin lancar dalam liang senggamanya yang sudah terasa banjir dan amat becek itu.

Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil sampai wanita itu berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat amat hebat, untung saja kamar tidur tersebut terletak di lantai dua yang cukup jauh untuk mendengar teriakan-teriakan kami berdua.

Puas memainkan kedua buah dadanya, kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah wajahku, sampai disitu mulut kami beradu, kami saling memainkan lidah dalam rongga mulut secara bergiliran.

Sesudah itu lidahku menjalar liar di pipinya naik kearah kelopak matanya melumuri seluruh wajah cantik itu, dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, burungku semakin terasa membentur dasar liang senggama.

“Ooohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh gelii oohh enaknya, Guhh.. ooh,” desah Tante Siti.

“Yaahh enaak juga Tante.. oohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante, nikmat sekali seperti ini, oohh enaakk.. oohh Tante oohh..” filmbokepjepang.net kata-katsaya yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali. Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu.

Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan kemaluannya tertusuk burungku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara refleks pula kemaluannya menjepit dan berdenyut seperti menyedot batang kejantananku.

Cuma sepuluh menit sesudah itu goyangan tubuh Tante Siti terasa menegang, saya mengerti kalau itu merupakan gejala orgasme yang akan langsung diraihnya, “guh.. aahh saya nngaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..”

“Taahaan Tante.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya Tante.. tahan dulu .. jangan keluarin dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Siti menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku sampai kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya.

Saya sadar sulitnya menahan orgasme itu, sampai saya meremas keras toketnya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya.

“Ooo.. ngg.. aahh.. sayang sayang.. sayang.. ooh enaak.. Tante kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu.

Saya merasakan jepitan kemaluannya disekeliling burungku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang kemaluannya sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku.

Sementara itu makin kupercepat gerakanku, makin terdengar dengan jelas bunyi gesekan antara kemaluan saya dengan kemaluannya yang sudah dibasahi oleh cairan dari kemaluan Tante Siti.

“Aaakhh.. enakk!” desah Tante Siti sedikit teriak.

“Tante.. saya mau keluar nich.. eesshh..” desahku pada Tante Siti.

“Keluarkanlah sayang.. eesshh..” jawabnya sambil mendesah.

“Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..” teriakku agak keras dengan bersamaannya spermsaya yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Tante Siti.

“Hemm.. hemm..” bunyi itu cukup mengagetkanku. Ternyata suaminya yang sedari tadi cuma menonton kini sudah bangkit dan melepas kimononya. “Sekarang giliranku, terima kasih kau sudah membangkitkanku kau boleh meninggalkan kami sekarang,” katanya seraya memberikan segepok uang padaku.

Saya langsung memakai pakaianku, dan melangkah keluar. Tante Siti mengantarkanku kepintu sambil sambil menghadiahkanku sebuah kecupan kecil, katanya “Terima kasih yach.. sekarang giliran suamiku, sebab ia butuh melihat permainanku dengan orang lain sebelum ia melakukannya.”

“Terima kasih kembali, kalau Tante butuh saya lagi hubungi saya saja,” jawabku sambil membalas kecupannya dan melangkah keluar.

“Akh.. betapa beruntungnya saya bisa ‘order’ melayani wanita seperti Tante Siti,” pikirku puas. Ternyata ada juga suami yang rela mengorbankan istrinya untuk digauli orang lain untuk memenuhi hasratnya.

Related posts