Cerita Dewasa Cewek Sangek Dengan Tukang Ojek Pelampiasan Nafsuku

 Langsung saja perkenalkan namaku Radika, laki-laki berumur 27 tahunan. Awal kejadiannya adalah bulan Januari 2001 kemaren. Saya adalah mahasiswa kota Magelang, karena terdesak dengan banyaknya kebutuhan hidup maka setiap sore sampai malam saya bekerja sebagai tukang ojek di daerah terminal. Seperti biasanya, kira-kira pukul 7 malam saya masih ningkring di pos ojek menunggu penumpang.

Waktu itu agak sepi karena banyak teman yang tidak berangkat mungkin disebabkan mulai pukul 4 sore tadi hujan mengguyur kota ini. Hanya kami ber-3 yang masih bertengger di pos ojek sambil main kartu untuk membunuh waktu.

waktu itu aku sudah jenuh, aturannya yang menang akan menarik penumpang duluan, dan aku kalah terus. Setelah kelewat sekitar 20 menit kami main kartu, dari arah magelang datang sebuah bus yang menurunkan banyak penumpang. Ada 2 orang yang datang ke arah kami dan tentulah mereka adalah penumpang. Lalu ke-2 temanku sudah meninggalkan aku sendirian di pos.

Yaah aku tidak dapat duit nih hari ini. Lalu aku putuskan untuk pulang saja karena memang hujan tidak bersahabat, tentu para penumpang lebih suka naik taksi yang lebih nyaman. Saat aku starter motor aku lihat seorang perempuan muda berumur sekitar 32 tahunan mungkin tengah menunggu taksi ataupun hujan reda. Lalu saat aku lewat didepannya aku menawarkan tumpangan.

“Ojek Kak?”. Perempuan itu tampak ragu-ragu, lantas melihat ke arahku.
“Ke Gatot berapa?”
“lima belas ribu Kak!” tak kusangka Kak itu mau juga aku tawarin.
“Mmm baiklah, ada jas hujannya tho?”
“Iya Kak, tapi cuma satu, nanti dibelakang khan nggak kena hujan” kataku meyakinkannya, padahal dia sudah basah kuyup oleh hujan. Tubuhnya yang sangat semox terlihat seksi, wah aku yang beruntung nih dibandingkan teman-temanku tadi.

Dibawah hujan rintik, aku sempat berpikir bila dia bukan penumpangku, wah pasti udah kugoda nih, tiba-tiba dia merapatkan dadanya dipunggungku.

“Siapa namamu?”
“Radika” jawabku sambil bertanya juga siapa namanya, dan ternyata dia bernama Tika. Tak terasa ternyata sudah sampai didepan rumahnya.
“Kamu mampir dulu, Dik, ntar Kak buatkan kopi penghangat tubuh, sambil nunggu hujan reda” kata Tika
“Makasih Kak, baiklah!” kataku sambil berpikir betapa beruntungnya aku. Aku masuk rumah mengikuti Tika dan duduk di bangku kayu.
“Nih handuknya, dan diminum kopinya yaa” Tika melirik kearahku yang basah kuyup.

Kulihat tubuhnya hanya dibalut baju piyama dan rambutnya masih diikat dengan handuk. Dadanya terlihat menonjol besar sekali, wah pasti enak nih, aku meliriknya. filmbokepjepang.net  Beberapa menit Lalu muncul seorang perempuan lagi sambil menggendong seorang anak yang katanya berumur 13 bulan, dan mengenalkan diri sebagai Santi, adik Tika. Bayi dalam gendongannya sudah tertidur, dan Santi pamitan menidurkan anaknya.

“Kamu nginap disini saja, Dik, hujan malah tambah deras” kata Tika lagi.

Wah, tawaran yang aku tunggu nih, aku segera memasukkan motorku ke garasi dan bergegas kembali kedalam sambil mengeringkan tubuhku. Aku menuju ruang televisi tempat Tika menikmati secangkir kopinya. Setelah tahu aku datang, dia memberikan baju piyama kepadaku.

“Aku ganti dimana nih?” aku bertanya.
“Tuh dikamarku saja” jawab Tika sambil menunjuk pintu kamar. Aku bergegas masuk kamar, Lalu melucuti semua baju basahku dan memakai piyama itu. Tanpa kusadari ternyata Tika sudah berada di belakangku sambil memeluk aku. Aku berbalik, dadaku bergetar melihat dia membuka tali piyamanya.

“Kenapa Dik, takut yaa?”katanya sambil mendekat kearahku terus berjongkok didepanku. kulihat dadanya lumayan besar dan membuat big Kontolku tegak berdiri.

“Woow, gedhe banget!!” kata Tika manja sambil mengusap zakarku pelan-pelan.

Dan dikulumnya Kontolku masuk kedalam mulutnya yang mungil. Kurasakan sensasi yang luar biasa. Terus dikocoknya kontolku, pelan-pelan penuh perasaan, kayaknya Tika sudah mahir sekali. Kutarik bajunya hingga kami benar-benar telanjang dan kugendong tubuh Tika ke ranjang dan kuletakkan di sudutnya. Kukulum bibirnya, dia membalas dengan napas memburu. Kuremas dadanya, buah dada yang besar, halus dan kuning itu segera kulumat.

“Mmmhh,..nikmat sekali Wi,..””Teruuss,..Dikkk”

Tanganku terus mengerayangi kemaluan Tika yang sudah basah. Terus kujilati kelentitnya yang hangat, aku jaKak rambut kemaluannya, Tika menjerit sambil mengeluarkan cairan bening ke mulutku, dia menggelinjang dan Lalu orgasme. Terus kujilati cairan itu sampai habis, sesekali kusentil kelentitnya dengan lidahku.

“Dik,..masukkan Kontolmu, pleasee” kata Tika sambil merem melek. Langsung saja aku dekatkan batang kemaluanku ke arah lubang senggamanya, kumasukkan kepalanya sedikit, Tika tidak tahan lantas menaikkan pinggulnya dan tanpa terhalang-halangi Kontolku masuk ke dalam Memeknya. aku tusukkan pelan-pelan Kontolku karena ukurannya terlalu besar bagi Memek Tika.

“Teruuss yang kencangg Diiikkkkkkkk”
“Ahh ahh uuhh” kutusuk lebih keras, hingga berbunyi “Sluugg….Sluugg”. sambil kuremas buah dadanya yang sudah mengeras putingnya. Gerakkanku semakin kesetanan, melihat Tika merem melek sambil mendesah. Lebih dari setengah jam aku dalam posisi tradisional seperti itu, kulihat Tika sudah lemas sekali, dia sudah berkali-kali orgasme.

“Tik, aku buang didalam yaa” kataku sambil mengocok Kontolku terus di dalam Memeknya
“Mmhh, terrseraahhh” kata Tika sudah tidak jelas lagi dan croot croott, aku semburkan lahar panas ke dalam Memeknya, Tikapun Lalu lemas dan mungkin malah setengah pingsan. Lalu kucabut Kontolku dan berbaring disampingnya.

Kupeluk Tika yang kecapaian, ditambah harus melawan Kontolku yang sudah cukup terkenal dikalangan cewek teman-temanku. “Aku tidur dulu Dik, capek!, besok pagi bangunkan aku yaa” kata Tika lagi.

Aku bangun, sambil mengenakan piyama lagi dan menuju keruang televisi, aku baru tidak ingin tidur cepat nih, karena masih sekitar jam 11 malem. Kulihat Santi masih duduk didepan TV.

“Acaranya bagus My?” tanyaku berbasa-basi.
“Wah jelek nih, pusing jadinya..”katanya sekenanya.
“Tolong dong Dik, ganti DVD saja, tuh didepan banyak DVD” kata Santi lagi.

 Dengan malas aku meraih DVD dan menghidupkan playernya, kusetel saja sebuah DVD tanpa gambar sampul disitu. Setelah hidup akupun berbalik kearah Santi sambil duduk di sofa, disampingnya. Aku kaget ketika kulihat dilayar sebuah aksi yang sangat mendebarkan, seorang laki-laki yang bersenggama dengan empat cewek! wah?

“Kamu suka kayak gitu ya Santi?” kataku menggoda. Santi hanya tersenyum sambil berbisik kearahku.
“Ayo puaskan aku seperti kakakku tadi, aku tahu apa yang kau lakukan” Santi melucuti pakaiannya, dan menarik tali tali piyamaku. Burungku yang dari tadi sudah tegak dapat dilihat langsung oleh Santi.

Langsung saja Santi meraup mulutku dan kami berciuman diatas sofa.
Bibir Santi melumat bibirku. Keliatan sekali dia sangat bernafsu, mungkin dia sudah lama tidak pernah melakukannya. Kuangkat tubuhnya hingga dadanya ada didepan hidungku, kumasukkan putingnya kemulutku, kukulum, dan mmnnhh ternyata keluar air Payudaranya.

“Wah, kamu ada Payudaranya yaa?”kataku sambil terus meneguk Payudara tawar itu, maklum aku kehausan karena sudah ‘bermain’ dengan kakaknya.

“Iya, kamu habisin juga gak apa-apa, toh anakku sudah bobo sekarang!!?” aku semakin bersemangat.
Kuhirup Payudara segar itu langsung dari pabriknya, belum pernah lagi aku merasakan hal ini, wah asyik sekali. Santi terus menggelinjang sambil menggosok-gosokkan Memeknya ke Kontolku yang sudah tegak penuh.

Memeknya memang sudah sangat basah, aku maklum saja.”Dik, aku ingin langsung saja, kamu diam disitu, biar Santi saja yang,..” Santi terus berceloteh sambil memutar tubuhnya membelakangiku, didudukinya kontolku yang tegak berdiri keatas.

“Ahh, aauu” bless tanpa hambatan burungku segera bersarang ke Memeknya.
Dengan brutal, seperti orang kelaparan, Santi menggenjot tubuhnya, hingga Kontolku keluar masuk dan mengesek dinding Memeknya. Dari pantulan kaca kulihat buah dada Santi naik turun dengan cepat. Terus kuraih saja dan kupilin-pilin, tiba-tiba tanganku sudah basah dengan air Payudara yang banyak keluar dari payudaranya.

“Mmhh,..terus, Santi” desisku
Santi terus menggoyang sambil sesekali mendongak keatas hingga rambutnya menyabet wajahku.
“Ahh,..teruss” aku kenikmatan sambil meremas-remas buah dadanya. Setelah lima belas menit Lalu aku tak kuat lagi, kusemprotkan air Pejuhku keatas, membasahi dinding Memeknya yang hangat,..

“Ahh..” Santi berhenti kecapaian, aku juga sangat kecapaian.
“Maafkan aku San, aku mungkin belum bisa memuaskan kamu, tapi besok lagi, pasti kamu kubuat pingsan” kataku cepat sambil memeluknya.

“Aduh Dik, jangan salah, walau kamu diam tadi, aku malah dapat orgasme berkali-kali, kamu hebat!” kata Santi
Dia memelukku sambil mengusap-usap kontolku yang masih basah oleh Pejuh, Lalu dia mendekatkan wajahnya dan menjilati Pejuh yang tersisa dibatang Kontolku sampai habis.

Begitulah cerita singkatku, sebagai tukang ojek yang sangat beruntung malam itu. kejadian itu berulang terus seminggu dua kali, tiap kali Santi ataupun Tika membutuhkan kehangatanku, aku segera datang memenuhinya, hingga saat ini.

Related posts