Cerita Ngentot Modus Untuk Memberikan Pekerjaan Kantor

Sepulang kantor, tubuhku menjadi tambah penat sehabis mengerjai Indri tadi. Kuparkir Mercy kesayanganku di sebuah mall yang terletak tak jauh dari kantorku. Kubergegas menuju sebuah salon dengan dekorasi yang didominasi warna merah itu. “Mau diapain Pak” tanya resepsionis yang cantik. Kulihat namanya yang terpampang di dada. Meli, namanya. “Creambath sama refleksi” jawabku. “Mari dicuci dulu Pak” Meli menyilahkanku ke tempat cuci. Tak lama pegawai salon yang akan merawat rambutkupun datang.

 Kuperhatikan dia tampak masih ABG. Dengan tubuh yang kecil dan kulit sawo matang tapi bersih, wajahnya pun tampak manis dan imut. Walaupun tak secantik Indri, tapi wajahnya yang menyiratkan kemudaan dan keluguan itu menarik hatiku. Tapi yang paling menyedot perhatianku adalah buah dadanya yang besar untuk ukuran tubuhnya. Dengan tubuh yang mungil, buah dadanya tampak menonjol sekali dibalik seragamnya yang berwarna hitam itu. Perawatanpun dimulai. Pijatan Meli, nama gadis ABG itu, mulai memberikan kenikmatan di tubuhku yang lelah. Tetapi tak kuduga setelah aku menyetubuhi Indri tadi, gairahku kembali timbul melihat Meli. Terutama karena buah dadanya yang tampak masih padat dan kenyal itu. Benar-benar sexy sekali dilihatnya, ditambah dengan celana jeansnya yang sedikit di bawah pinggang sesuai mode masa kini, sehingga terkadang perutnya tampak ketika dia memijat bagian atas kepalaku. Setelah creambath, Melipun yang memberikan layanan refleksi.

Karena tempat dudukku lebih tinggi darinya, kadang ketika dia agak menunduk, aku dapat melihat belahan dadanya dari balik T-shirtnya yang kancingnya sengaja dibuka. Begitu indah pemandangan itu. Semenjak aku menikmati Tari, gadis SMP dulu, belum pernah aku menikmati ABG belasan tahun lagi. Terlebih dulu Tari berdada kecil, sementara aku ingin mencoba ABG berdada besar seperti Meli ini. filmbokepjepang.net Akupun mengajaknya mengobrol. Ternyata dia baru lulus SMA dan berusia 18 tahun lebih sedikit. Mau melanjutkan sekolah tidak ada biaya, dan belum mendapatkan kerja yang sesuai. Dia bekerja di salon tersebut sambil mencari-cari kerja yang lain yang lebih baik. Singkat kata, aku tawarkan dia untuk melamar di perusahaanku. Tampak dia berseri-seri mendengarnya. Aku sarankan sehabis jam kerjanya kita dapat mengobrol lebih jauh lagi mengenai pekerjaan itu. Diapun setuju untuk menemuiku di food court selepas pulang kerja nanti. Jam 8.00 malam, Dia menemuiku yang menunggunya di tempat yang telah disepakati itu. Kupesan makan malam sambil kita berbincang-bincang mengenai prospeknya untuk bekerja di perusahaanku. Kuminta dia mengirimkan surat lamaran serta ijazahnya secepatnya untuk diproses.

Kubilang ada lowongan sebagai resepsionis di kantorku. Memang cuma ada Noni resepsionis di kantorku, sehingga aku merasa perlu untuk menambah satu lagi. Setidaknya itulah pikiranku yang sudah diseliputi hawa nafsu melihat kemolekan tubuh muda Meli. Sambil berbincang, mataku terus mengagumi buah dadanya yang tampak sekal menggiurkan itu. Ingin rasanya cepat-cepat kujilat dan kuhisap sepuas hati. Dia tampak menyadari aku menatap dadanya, dan dia tampak tersipu malu sambil berusaha menutup celah T-shirtnya.

Sehabis makan malam, aku tawarkan untuk mengantarnya pulang. Sambil meneruskan wawancara, alasanku. Melipun tidak menolak mengingat dia sudah ingin sekali pindah tempat kerja. Terlebih penampilanku membuatnya semakin yakin. Di dalam mobil, dalam perjalanan, kuteruskan perbincanganku mengenai job description seorang resepsionis di kantorku. Sambil berbincang kucoba meraba pahanya yang terbungkus jeans ketat. Sesekali tangannya menolak rabaan tanganku.

“Jangan Pak.. malu” alasannya. Sementara itu, nafsuku sudah begitu menggelora dan motel jam-jaman langgananku pun sudah hampir tampak. “Meli.. Terus terang saja.. Kamu memenuhi semua persyaratan.. Hanya saja kamu harus bisa melayani aku luar dalam untuk bekerja di perusahaanku.” tegasku sambil kembali mengerayangi pahanya. Kali ini tidak ada penolakkan darinya.“Tapi Pak.. Meli nggak biasa..” “Yach kamu mulai sekarang harus membiasakan diri ya..” kataku sambil meremas pahanya dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku membelokkan setir Mercyku ke pintu masuk motel langgananku itu. Mobilku langsung masuk ke dalam garasi yang telah dibuka oleh petugas, dan pintu garasi langsung ditutup begitu mobilku telah berada di dalam. Kuajak Meli turun dan kamipun masuk ke dalam kamar. Kamar motel tersebut lumayan bagus dengan kaca yang menutupi dindingnya. Tak lama, petugas motel datang dan akupun membayar rate untuk 6 jam. Setelah si petugas pergi, kuajak Meli untuk duduk di ranjang. Dengan ragu-ragu dia patuhi perintahku sambil dengan gugup tangannya meremas-remas sapu tangannya. Kusibakkan rambutnya yang ikal sebahu dengan penuh kasih sayang, dan mulai kuciumi wajah calon resepsionisku ini. KemuMeli kuciumi bibirnya yang agak sedikit tebal dan sensual itu. Tampak dia hanya bereaksi sedikit sambil menutup matanya. Hanya nafasnya yang mulai memberat..  Kurebahkan tubuhnya di atas ranjang, dan langsung tanganku dengan gemas merabai dan meremasi buah dadanya yang ranum itu. Aku sangat gemas sekali melihat seorang ABG bisa mempunyai buah dada seseksi ini. Kuangkat T-shirtnya, dan langsung kujilati buah dadanya yang masih tertutup BH ini. Kuciumi belahan dadanya yang membusung. Ahh.. Seksi sekali anak ini. Dia masih tetap menutup matanya sambil terus meremas-remas sapu tangan dan seprei ranjang ketika aku mulai menikmati buah dadanya. Kubuka pengait BHnya yang tampak kekecilan untuk ukuran buah dadanya, dan langsung kuhisap dan kujilati buah dada gadis ABG salon ini. “Eh.. Eh..” hanya erangan tertahan yang keluar dari mulutnya. Meli tampak menggigit bibirnya sendiri sambil mengerang ketika lidahku menari di atas putingnya yang berwarna coklat. Dengan cepat puting itu mengeras pertanda siempunya sedang terangsang hebat. Segara kulucuti semua pakaianku sehingga aku telanjang bulat.

Kemaluanku telah tegak ingin merasakan nikmatnya tubuh gadis muda ini. Akupun duduk di atas dadanya dan kuarahkan kemaluanku ke mulutnya. “Jangan Pak.. Meli belum pernah..” katanya sambil menutup bibirnya rapat.“Ya kamu harus mulai belajar donk..” jawabku sambil menyentuhkan kemaluanku, yang panjangnya hampir sama dengan panjang wajahnya itu, filmbokepjepang.net ke seluruh permukaan wajahnya.“Katanya mau jadi pegawai kantoran..” aku mengigatkan. “Tapi nggak akan muat Pak.. Besar sekali” “Ya kamu coba aja sedikit demi sedikit. Dimulai dari ujungnya dulu ya sayang..” perintahku lagi. Melipun mulai membuka mulutnya. Kusodorkan kemaluanku dan sedikit demi sedikit rasa hangat yang nikmat menjalari kemaluanku itu, ketika Meli mulai menghisapnya. Kuangkat kepalanya sedikit sehingga dia lebih leluasa menghisapi kemaluan calon bosnya ini.

“Ya.. Begitu.. Sekarang coba lebih dalam lagi” kataku sambil mendorong kemaluanku lebih jauh ke dalam mulutnya. KemuMeli kutarik keluar kemaluanku dan kuarahkan mulut gadis ABG ini ke buah zakarku. “Sekarang kamu jilat dan hisap ini ya.. Sayang” Melipun menurut. Dijilatinya dan kemuMeli dihisapnya buah zakarku satu per satu. Demikian selama beberapa menit aku duduk di atas dada Meli dan mengajarinya memberikan kenikmatan dengan menggunakan mulutnya. Mulutnya tampak penuh sesak ketika ia menghisapi kemaluanku. filmbokepjepang.net Setelah puas menikmati hangatnya mulut Meli, aku kembali gemas melihat buah dadanya yang membusung itu. Kembali kunikmati buah dadanya dengan mulutku. Kembali Meli mengerang tertahan sambil mengatupkan bibirnya. Sementara itu, akupun melucuti celana jeansnya dan sekaIndrin celana dalamnya. Tampak vaginanya yang bersih tak berbulu seperti menantang untuk digenjot kemaluanku. Tanganku meraba-raba vaginanya dan tak lama menemukan klitorisnya. Kuusap-usap klitorisnya itu, sementara mulutku kembali dengan gemas menikmati buah dadanya yang besar menantang. Terdengar dengusan nafas Meli semakin dalam dan cepat. Matanya masih menutup demikian juga dengan bibirnya.

Tangannya tampak semakin keras meremas sprei ranjang kamar. Aku sudah ingin menyetubuhi gadis ABG petugas creambath ini. Kurenggangkan pahanya sementara kuarahkan kemaluanku ke Indring nikmatnya. “Pelan-pelan ya Pak..” pintanya sambil membuka mata. Tak kujawab, tapi mulai kudorong kemaluanku menerobos Indring vaginanya. Memang dia sudah tidak perawan lagi, tetapi vaginanya masih sempit menjepit kemaluanku. “Ahh..” jeritnya ketika kemaluanku telah menerobos vaginanya. Tak kuasa lagi dia untuk menahan jeritan nikmatnya. Mulai kugenjot vaginanya, sambil kuremas-remas buah dadanya. Makin keras erangan Meli memenuhi ruangan itu. “Ahh.. Ahh..” erangnya seirama dengan goyanganku. Buah dadanya bergoyang menggiurkan ketika aku memompa vaginanya. Sesekali kuhentikan goyanganku untuk kembali menghisapi buah dadanya yang besar dengan gemas. Hampir 20 menit terus kupompa gadis ABG manis pegawai salon ini.

Tiba-tiba dia mengerang dan mengejang hebat tanda orgasme. Tampak butir keringat mengalir membasahi wajahnya yang manis. Kuseka keringatnya dengan penuh kasih sayang. KemuMeli kunaiki kembali tubuhnya dan kali ini kuletakkan kemaluanku Melitara buah dadanya yang kenyal itu. Tanganku merapatkan buah dadanya, sehingga kemaluanku terjepit Melitaranya. Nikmat sekali rasanya dijepit buah dada gadis ABG semanis dia. Mulai kugoyangkan badanku maju mundur sehingga buah dadanya yang kenyal menggesek-gesek kemaluanku dengan nikmat. Kadang kulepaskan kemaluanku dari himpitan buah dadanya untuk kemuMeli kusorongkan ke mulutnya untuk dihisap. filmbokepjepang.net KemuMeli kembali kujepitkan Melitara buah dadanya yang ranum itu. Kira-kira 15 menit lamanya kemaluanku menikmati kenyalnya buah dada dan hangatnya mulut Meli. Akupun merasa akan orgasme, dan tak lama kusemburkan cairan ejakulasiku di atas buah dada Meli. Dengan kemaluanku, kuoleskan spermaku keseluruh permukaan buah dadanya yang sangat membuatku gemas itu. “Pak.. Jangan bohong lho janji Bapak..” ujar Meli saat kami telah meluncur kembali di dalam mobilku. “Oh nggak, sayang.. Cepat saja kamu kirim lamarannya ya” jawabku. Melipun tersenyum senang mendengarnya.

 Terbayang olehnya kerja di kantor yang merupakan cita-citanya. Akupun tersenyum senang membayangkan buah dada Meli yang akan dapat aku nikmati sepuasnya nanti. Kuturunkan Meli dipinggir jalan sambil kuberi uang untuk ongkos taksi. “Terimakasih ya Pak Robert” katanya ketika dia turun dari mobilku. “Sama-sama Meli” jawabku sambil melambaikan tangan. Kukebut mobilku menuju jalan tol. Hari telah larut malam. Jalanan telah menjadi lenggang. Ingin rasanya cepat sampai di apartemanku setelah hari yang melelahkan ini.

 Tiba-tiba aku sadar kalau aku belum mentest secara seksama kemampuan Meli untuk menjadi resepsionis. Interpersonal skill, bahasa Inggris, telephone manner, dan lain-lain. Rupanya aku hanya terbuai oleh buah dadanya yang nikmat itu. Biarlah nanti bagian HRD yang mentestnya, pikirku. Kalau lulus ya diterima, kalau nggak ya nggak apa-apa. Toh aku sudah puas menikmati buah dadanya he.. He..

Related posts