Birahi Anik Yang Meletup Letup

Cerita Sex ini bermula di awal tahun 2015, hari itu sedang hujan rintik-rintik. Anik, seorang gadis yang alim dan berjilbab berniat mendaftarkan diri di sebuah tempat bimbingan belajar yang katanya paling berkualitas di kota mereka untuk persiapan SNMPTN 2015. Sesampainya di tempat bimbingan itu Anik dan temannya disambut seseorang di tangga. Dia berkata,

“Mau mendaftar ya Dek..? Kalo mau mendaftar di atas.”

Dia kelihatan agak dewasa dari yang lainnya yang ada di sana. Belakangan Anik tahu dia bernama Andi, tentor kelas IPA yang juga mengajarnya di kelas.

Andi memiliki wajah yang biasa saja, bahkan tidak tergolong cakep, namun rayuannya membuat Anik sangat tersanjung. Dan wibawa serta senyumannya membuat Anik yang lugu dan alim terkesima, apalagi saat mas Andi menjelaskan terlihat sekali kecerdasannya terpancar. Anik semakin kagum melihatnya.

Dari hari ke hari mereka semakin akrab. Anik pun biasa diantarnya pulang, mereka pun sering ngobrol bersama tentang masalah mereka karena mereka juga sudah saling terbuka bahkan menyangkut cerita pribadi mereka. Mereka juga sering bercanda. Andi pun sesekali menyentuh Anik, dan walaupun Anik seringkali menolak, tetap saja Anik merasakan sesuatu yang lain dalam sentuhannya yang begitu lembut dan mesra.

Sampai pada suatu hari Andi mengajak Anik nonton. Awalnya Anik ragu2, namun akhirnya Anik menerima ajakan itu. Mereka pun pergi sekitar jam 7 malam ke twenty one. Anik tampak cantik malam itu dengan jilbab biru sedada dan kemeja putih bersih serta rok panjang lembut yang selalu Anik pakai. Tidak lupa kaus kaki yang selalu menutupi kakinya yang putih bersih.

Saat film tengah diputar, Andi tidak henti-hentinya melihat Anik. Anik pura-pura serius nonton, tapi Anik sebenarnya juga melihatnya. Kemudian mas Andi mulai berani memegang tangannya. Anik tak kuasa menolaknya, lalu Andi berkata,

“Aku sayang kamu.”

Serr.., rasanya Anik seperti tersambar petir asmara dan tidak kuasa menolaknya, apalagi ketika mas Andi mulai berani menyandarkan kepalanya di bahunya dan meletakkan tangannya di paha Anik yang masih tertutup rok panjang. Anik semakin tidak kuasa menepisnya.

Kemudian Andi pun memandang Anik sejenak dan langsung menyambar bibirnya. Awalnya Anik berusaha menolak. Namun karena serangan bibir mas Andi yang bertubi2 dan serangan birahi yang menggebu2, dengan agak canggung akhirnya Anik menyambutnya.

Anik yang sudah terbakar napsu birahi untuk pertama kali dalam hidupnya lagi2 tak kuasa menolak saat lidah mas Andi menyusup kedalam mulutnya dan bertemu dengan lidahnya. Lidah mereka saling bertautan dan aroma nafas mereka saling memburu mereguk nikmatnya air liur mereka yang saling mereka tukarkan.

Kebetulan di sederetan kursi mereka duduk tidak ada orang, jadi tidak ada yang melihat aktivitas mereka ini. Baru sekali ini Anik melakukan hal seperti ini. www.filmbokepjepang.net  Apalagi sekarang Anik melakukannya di bioskop, sehingga Anik juga merasa agak malu saat kemudian ia membayangkan bagaimana bila tiba2 orang2 mengetahui apa yang ia lakukan dengan mas Andi.

Dimana martabatnya sebagai seorang gadis yang alim dan berjilbab? Namun pikiran itu tidak bisa mengalahkan gejolak birahi Anik, justru malah membuatnya semakin terangsang. Itulah sebabnya Anik sangat menikmatinya.

Andi pun semakin berani menyingkap rok panjang Anik dan mulai mengelus-elus paha mulus Anik yang kuning langsat itu.

“Paha kamu mulus yah.., Mas jadi tambah sayang sama kamu. Pasti paha kamu belum pernah disentuh cowok kayak sekarang khan??” kata Andi.

Kebetulan rok yang Anik pakai saat itu memang mendukung, sebuah rok biru panjang lembut namun ada belahannya di pinggir yang menyebabkan tangan Andi mudah menyusup masuk mencari kehangatan cinta di antara dua paha Anik. Namun karena malu Anik pun menahan tangannya, dan berkata,

“Jangan Kak.”

Andi tidak mempedulikan kata-kata Anik, dan tangannya terus memaksa masuk. Sekarang celana dalam Anik bagian paha dalam sudah ia raih. Sedikit lagi ia tarik, maka Andi akan mendapatkan kemaluan Anik yang sudah basah ini.

“Dek.., nggak pa-pa kok, enak deh, masa nggak percaya sih sama kakak. Ya Yang… ya..!” rayu Andi.

Anik pun tetap bertahan untuk tidak memberikan apa yang Andi mau, namun tenaga Andi lebih kuat dari dia, sehinggga slep.., jarinya menyentuh klitoris Anik. Anik merasakan kenikmatan yang luar biasa, apalagi ketika mas Andi mulai memainkan tangannya di lubang Anik bagian luar, mengelus-elus bulunya yang tipis dan menggesek-gesekkan klitorisnya yang sudah basah dengan cairannya.

Sungguh sensasi yang luar biasa yang tak pernah tidak Anik rasakan. Anik pun mulai menggelinjang dan mengeluarkan suara-suara yang erotis sambil masih merasakan malu,

“Ahh… ahh… kaaakkk.., jangan… jangaaan kak… aaaakhh….!”

Tanpa sadar kepalanya juga sudah sudah menempel di kedua toketnya. Film pun habis, lampu kembali menjadi terang. Mas Andi memandangi Anik dengan mesra.

“Pulang yuk..!” katanya sambil menggandeng tangan Anik.

Sambil berjalan turun, Anik pun membetulkan rok dan jilbabnya yang sudah diacak-acak oleh Andi tadi.

“Maafin kelakuan kakak tadi yah.” Kata Andi memecahkan kebisuan di antara mereka berdua.

“Nggak pa-pa, tapi jangan diulangi lagi yah Kak.. Anik takut.” jawab Anik.

Andi langsung merangkul pinggul Anik dan mencium pipinya, sungguh sangat mesranya. Mereka pun pulang dengan menggunakan jasa taksi.

“Turun dulu yuk kak..!” kata Anik saat taksi sudah sampai di depan rumahnya.

Mas Andi pun menyanggupi dan langsung membayar taksi, kemudian ikut turun bersama Anik. Anik mengambil kunci di bawah pot, di situ keluarganya biasa menyimpan kunci kalau tidak ada orang di rumah. Maklumlah, ibu dan ayah Anik sering pergi ke rumah kakaknya yang paling tua, sehingga Anik biasanya hanya tinggal di rumah bersama saudara-saudaranya.

Anik langsung mempersilahkan Andi masuk ke rumah mungilnya.

“Duduk dulu Mas.., mau minum apa..?”

“Nggak usah repot-repot deh, ehh iya orangtuamu nggak ada..?”

“Nggak ada Mas, lagi pergi kayaknya.”

“Oohh..”

Begitu percakapan mereka setelah mereka masuk. Anik pun langsung menuju kamar untuk mengganti baju.

“Tunggu sebentar yah kak.” kata Anik.

Namun mas Andi langsung mengikuti Anik ke dalam kamar dan menggendongnya ke atas ranjang, lalu mengunci pintu kamarnya.

“Kakak mau apa..?” tanya Anik lugu.

“Lanjutin yang tadi yah..?” ucapnya.

“Jangan Kak, Anik takut..!” kata Anik lagi.

Tapi Andi langsung memeluk Anik dan menciumi Anik dengan liarnya. Anik yang juga sudah dari tadi terangsang menyambutnya dengan ciuman yang bernafsu.

“Aaachh.., mmhhh.., ahhh..!” bunyi mulut mereka yang saling terpaut mesra.

Andi pun melepaskan semua bajunya dan bugil di depan Anik yang wajahnya mulai merah karena terbakar napsu birahi. Kemaluan Andi yang menggelantung di depannya sangat besar, baru kali ini Anik melihat secara langsung. Selama ini Anik hanya melihat sesekali saat ia membuka situs porno di internet. Biarpun alim, namun Anik suka membuka situs2 porno di internet.

Anik tidak kuasa menolak ketika Andi melepaskan seluruh baju Anik, sehingga Anik polos tanpa sehelai benang pun yang menempel pada tubuhnya, kecuali jilbab birunya yang memang sengaja tidak ditanggalkan oleh Andi.

“kamu tampak lebih menggairahkan saat masih pake jilbab, sayang.” Bisik Andi lembut.

Di kamar Anik sendiri, di atas ranjangnya sendiri, dimana ibunya biasa tidur bersamanya, sekarang Anik sedang memegangi batang kemaluan tentornya yang amat panjang dan keras yang disodorkan ke mulutnya.

Walaupun sempat menolak karena agak jijik, namun akhirnya Anik mau juga dan malah keenakan menghisap milik Andi seperti lolipop yang dulu sering diberikan mamanya waktu Anik kecil. Andi pun mengerang keenakan.

“Ahh.., aah.., ahhh.., enak Sayang.. terus..!”

Terdengar juga saat itu “Ckkc.. ckkk..!” bunyi hisapan mulut Anik di batang kemaluannya.

Terlihatlah pemandangan yang sangat menggairahkan, seorang gadis yang hanya memakai jilbab di tubuhnya sedang menjilati kemaluan seorang lelaki yang bukan suaminya. Dalam posisi Anik tidur, Andi mengangkang di atasnya sambil kedua tangannya meraih toket Anik dan meremas-remasnya, Anik pun keenakan dibuatnya.

Ia sudah tidak ingat apa2 lagi, karena api birahi sudah menguasainya. Andi kini melepaskan penisnya dan menghisap kedua toket Anik secara bergantian dengan liarnya sambil tangannya memainkan klitoris Anik dan sesekali menusuk masuk ke lubangnya yang sudah amat becek. Anik pun merasa sangat nikmat dibuatnya.

“Aaah.., ahh.., uhh.., ouhh kaaakk.. aaahh.. shhtt..kkk….. Kak eehhk.., ah.. aahh uhh aaah..!” begitulah teriakannya sambil meracau tidak karuan karena menahan nikmat yang luar biasa.

Andi pun menjilati tubuh Anik, turun dan turun hingga sampai kepada lubang kemaluannya yang ia garap mesra. Anik pun melenguh keenakan,

“Aahh.., aahhh… kaak.., Anik mau pipiisshhh..!”

Andi tidak menggubrisnya, jilatannya pindah ke arah paling sensitif. Klitoris Anik dimain-mainkan dengan lidahnya. Anik hanya bisa merem melek dibuatnya, karena sensasi yang luar biasa atas permainan lidahnya di bagian tubuhnya yang sensitif.

“Kakkk.., Kakkk.., Anik pipiiishhh. Ahh.., aahh..!”

Anik pun mengeluarkan cairannya, namun Andi tidak berhenti menghisap vagina Anik sampai semua dibuat bersih olehnya.

“Oohh.., Kaaakkk.., enakk.. Kakk..!” Anik seakan tidak perduli lagi apa yang Anik ucapkan.

Lalu Andi mencoba menusuk Anik dengan senjatanya yang sudah menegang dari tadi. Anik yang tenggelam oleh nafsu pun segera melebarkan kakinya, pasrah memberikan dirinya untuk Andi. Andi pun berusaha memasukkan batang penisnya ke arah vagina Anik, namun agak sulit karena memang Anik masih perawan. Anik merasa sakit, namun karena mas Andi juga meremas toket Anik dan menghisap bibirnya, rasa sakit itu sedikit terobati. Sampai akhirnya, “Bless..!” Pertahanan Anik berhasil ditembusnya. Anik pun berteriak,

“Ahh.., saa.. saakiitt Kaakkk..!” Andi pun membelai kepala Anik yang terbungkus jilbab, dan berkata,

“Tahan ya sayang..”

Andi nampak keasyikkan menikmati jepitan Anik,

“Uhh.., Dekk.., kamu hebat..!”

Mereka pun terus berciuman sementara tangan Andi memainkan puting susu Anik yang semakin mengeras.

“Ahh.., aahh.. aahh..” betul-betul nikmat dan asyik,

“Aahhh.., ohh.., uuhh..!”

Andi menghisap bibir Anik dengan lembut. Tidak lama kemudian,

“Ahh.., aahh.., ohh.., yeaahh.. yeaah.. Kak.. Anik mo pipiss lagiiihhh… Oohh Anik sudah tidak tahan lagi..!” dan, “Serrr…” keluarlah cairan Anik.

Anik pun merasakan kenikmatan yang teramat sangat di sekujur tubuhnya seiring keluarnya cairan di liang kenikmatan Anik beserta darah segar yang sejak tadi keluar dan membasahi sepreinya.

Seketika itu juga Andi mengeluarkan batang kemaluannya dari lubang kemaluan Anik dan menyemprotkan spermanya ke seluruh wajah dan mulut Anik, sampai membasahi jilbab Anik. Anik pun membersihkan sisa-sisanya dengan menelan sperma yang ia semprotkan dengan menghisap batang kemaluannya sampai bersih. Kemudian mereka pun bertatap mesra, berpelukan dan tertidur bersama. www.filmbokepjepang.net

Related posts