Seringai Binal
Saya memohon maaf bila ada kesamaan nama dengan nama pembaca dalam kisah ini, semua nama dalam kisah ini adalah nama samaran.
Dia bernama Asep (nama samaran) dan istrinya bernama Yanti (nama samaran).
POV Asep
Aku bekerja sebagai tenaga administrasi di sebuah perusahaan milik negara. Pada tahun 2015, aku menikahi seorang wanita cantik jelita berhijab bernama Yanti (temannya dalam satu divisi), memiliki kulit sawo matang mulus, mata yang tajam yang dihiasi alis mata tebal, hidung mancung dan bibir yg tipis. Dia memiliki tinggi 170 cm (cukup tinggi bagi kalangan wanita) seperti seorang model, sedangkan aku memiliki tinggi 173 cm hanya berbeda 3 cm dengan Yanti, dia dikaruniai pinggang yang elok serta pantat yang sangat ideal. Hal semua inilah yang membuat dia menjadi rebutan teman-temanku di kantor.
Aku sangat beruntung memilikinya dan menikahinya tetapi dikarenakan aturan perusahaan yang melarang suami-istri berada dalam satu kantor maka salah satu harus resign. Akhirnya Yanti istriku yang memilih resign dari perusahaan dan memilih menjadi ibu rumah tangga yang diselingi dengan kegiatan menjadi reseller beberapa produk makanan dan kecantikan.
Istriku berasal dari keluarga yang taat akan ajaran agama, Istriku adalah anak pertama dan memiliki 2 orang adik perempuan, Lina (nama samaran) adik pertamanya dan Rini “bungsu” (nama samaran), perbedaan usia dari ketiga saudari ini hanya terpaut setahun. Semua adik-adiknya berhijab sangat rapi mengikuti kakaknya, Yanti.
Umurku dan istriku sama, kami berusia 28 tahun saat menikah sedangkan Lina berumur 27 tahun dan Rini 26 tahun namun dalam hal pernikahan justru Rini yang pertama menikah pada tahun 2013 lalu diikuti oleh Lina pada tahun 2014 dan terakhir adalah Yanti di tahun 2015. Lina dan Rini dibawa oleh suaminya masing-masing ke kota yang berbeda, kami memaklumi hal tersebut karena Lina dipersunting oleh Dani (nama samaran) yang berprofesi sebagai manajer rumah makan siap saji dan Rini dipersunting oleh Adi (nama samaran) yang berprofesi sebagai manajer di bank swasta.
Kembali ke keluargaku, setahun setelah pernikahan tepatnya tahun 2016, aku akan melakukan resign dari perusahaan karena mengikuti ide istriku, “Yank … daripada gaji perbulan … lebih baik dapat uang perhari” ungkap Yanti kepadaku, lalu aku bertanya, “maksudmu???”, lalu istriku menjawab sambil merangkulku mesra dari belakang “Bagaimana kalau kita buat resto atau cafe? seperti Rini dan Lina, mereka punya cafe dan resto juga”, tampak matanya menatapku tajam namun memancarkan aura seksualitas, aku pun terdiam dan berpikir “ada benarnya juga … ok kita bongkar tabungan kita masing-masing..” sambil ku menoleh ke kanan dan mencium lembut bibirnya yang tipis, lalu tubuhku aku hadapkan ke istriku dan langsung melakukan French Kiss dalam kondisi tubuh kami berdiri, mata istriku terpejam menikmati kelembutan sentuhan bibirku lalu diikuti dengan berpagutnya kedua lidah kami, tangan kanan-ku mengusap lembut kepalanya yang masih lengkap dengan hijabnya sedangkan tangan kiri-ku mengusap lembut pinggang yang masih terbungkus gamis yang masih rapi.
Lalu kudorong tubuh istriku ke dinding sambil kedua bibir kami tidak lepas, dengusan nafas kami kian memburu “mmmmhhh … slllrrrppp … aaaahhh” desah istriku saat punggungnya menyentuh dinding.
Tubuh istriku terasa hangat dan terlihat mulai gerah ketika tubuhku memaksa mendorong tubuhnya nempel ke dinding, tampak wajahnya sedikit memerah dan matanya terlihat sangat horny, lalu ku sambar lagi bibirnya yang seksi dan kami melakukan French Kiss yang lebih panas diiringi dengan sentuhan lembut tangan kanan ku ke payudara istriku sedangkan kedua tangan istriku meremas rambutku dengan gemas, karena hal itu membuat kontolku tumbuh semakin besar dan keras dalam celana hitam panjang ku.
Desahan dan lenguhan kenikmatan istriku menggema di ruang kerja rumahku, “mmmhhh … aaaahhhh … enak ayaaaaank” lenguhan dan desahan istriku saat jari tangan kanan ku memelintir puting payudaranya sedangkan tangan kiri ku mulai berpindah sambil mengusap dari pinggang menuju ke payudaranya lalu meremasnya dengan lembut dari luar baju gamisnya yang masih lengkap,
Tampak istriku mulai bergelinjang kenikmatan ketika jari-jari tanganku meremas lembut dan diiringi dengan memainkan putingnya sambil kedua mulut kami melakukan French Kiss yang sangat panas.
Rupanya libido istriku sudah sangat naik, lalu istriku mendorong tubuhku dengan sekuat tenaga hingga aku pun terduduk di sofa lalu dengan cekatan istriku mulai membuka sabuk celana dan memelorotkan langsung bersama celana dalamku, sehingga otomatis kontolku nampak berdiri tegak.
“mmmhhh …Ini yg sangat ku rindukan… punyamu besar dan panjang” Yanti mengatakan hal itu sambil bersimpuh berdiri dengan kedua lututnya, matanya menatap dengan sayu ke arah selangkanganku dan nampak horny total, lalu istriku mengelus kontolku dengan kedua tangannya yg lembut sambil mengocoknya pelan walaupun sebenarnya kedua tangannya tidak bisa menggenggam sempurna kontolku karena ukurannya yang besar.
“Aaaaahhh … nikmat banget yank… cium donk kontolku lalu masukkan ke mulutmu sayank” ungkapku sambil kedua mataku terpejam menikmati sentuhan dan kocokan lembut tangannya yang sesekali mengelus kedua biji kontolku.
“ih ayank ngomongnya kok jadi jorok…” bantah istriku,
Lalu aku pun tersenyum sambil bilang “Tenang sayank… kamu itu istriku, gakpapa lah ngomong jorok ke istri sendiri, kamu bukan orang lain sayank… “ sambil ku sentuh kepalanya yang masih lengkap dengan hijabnya, lalu aku dekatkan kepala istriku ke kontolku supaya dia mulai mencium dan mengulum kontol besar dan panjang milikku.
“sllllrrrrppp …. “ lidah istriku mulai menari di sekeliling kepala kontolku lalu kedua tangannya bergerak mengocok lembut kontolku yang nampak dengan urat-urat yang menambah kegagahan dan keperkasaan, lidah istriku mulai menjilati urat besar yg berada di bawah batang kontolku dan mulai menjilati kedua biji kontolku “mmmmmmhhh … sslllrrpppp… aaaahhhh ini kon…mmmmhhh sllllrrrpppp tol …gagah banget” ku dengar dengan jelas istriku untuk pertama kalinya mengatakan kontol.
Istriku dari awal pernikahan memang belum pernah berbicara jorok kepadaku. “naaaah begitu donk sayaaank …. aahhh ayo bilang lagi kontol …biar nambah sensasinya aaaaahhhh nikmaaaat” lenguhku saat mulutnya yang kecil mulai memasukkan kepala kontolku ke mulutnya sambil kedua tangannya tidak berhenti mengocok lembut batang kontolku, terasa lembut dan hangat lalu aku pun menikmatinya dan kupejamkan kembali mataku sambil kedua tanganku meremas sofa.
Kilas balik
Yanti begitu taat kepadaku, di waktu malam pertama pengantin, aku mengajarkan cara pemanasan melalui nonton film dewasa di kamar menggunakan DVD.
Yanti sangat fokus dan menyimak film tersebut dengan baik lalu mulai mempraktekkan dengan benar…
Kembali ke cerita…
“Aaaargggh … nikmat sekali sayaaaank…lidah mu sangat lincaaaaah …” aku terus memuji fellationya istriku, dia menjadi sangat mahir dan hebat.
Istriku semakin terlihat bersemangat, lalu istriku mencoba melakukan deepthroat namun usahanya selalu gagal dan hanya sampai kepala kontolnya saja namun aku terus memuji kerja kerasnya “Aaaaaarrgghhh nikmat sekali sayaaaaank…..”
Ketika istriku sedang sibuk mengocok kontolku sambil berusaha mengulumnya, aku mencoba meraih payudaranya namun ketika mau menyentuh payudaranya, tiba-tiba handphone istriku berdering, seketika istriku menghentikan fellationya di kepala kontolku, lalu istriku segera bangkit dan menuju ke meja untuk menerima panggilan yg masuk
“BANGSAT!!!!! Sialan … kentang banget..“ gumamku kesal dalam hati.
Setelah itu, aku melihat perubahan raut muka istriku, nampak wajahnya kaget dan terlihat sangat cemas
“Ada apa yank?” Tanyaku langsung kepada istriku
“Barusan Dani suaminya Lina nelpon, katanya ayah dan ibu kecelakaan lalu lintas” jawab istriku dan terdengar suaranya agak bergetar.
Ternyata mertuaku mengalami tabrakan beruntun di jalan tol saat mereka akan mengunjungi rumah Rini di luar kota
Segera aku telepon balik ke Dani dan menanyakan dimana posisi mertua saat itu, kemudian Dani memberikan alamat rumah sakit dengan jelas dan kami pun segera menuju ke IGD, segera kupakai lagi celanaku lalu kami menuju garasi dan aku mulai mengendarai mobil dengan agak sedikit ngebut.
Ketika dalam perjalanan menuju IGD, aku tak bisa menyembunyikan raut muka kekesalanku karena tadi sangat tanggung, lalu aku melihat istriku duduk di sampingku tertunduk dan aku pun kembali melihat ke depan dan segera menuju ke IGD.
Setibanya di lokasi, aku melihat Lina dan Rini menangis memeluk suaminya masing-masing, seketika Yanti langsung berlari dan menuju ke arah mereka dan bertanya dimana mertuaku, tetapi Lina dan Rini hanya menangis dan tidak menjawab pertanyaan Yanti.
Akhirnya aku bertanya ke Adi sambil berbisik tentang keadaan mertua, Adi melepaskan pelukan istrinya lalu menarik tanganku dan menuju ke sudut ruangan sambil berbisik “mereka telah wafat … kakak”
Perasaanku campur aduk saat itu, kesal, marah, kecewa, sedih, bingung. Lalu ku lihat Yanti memeluk erat Rini sambil menangis dan melihat Lina memeluk Dani suaminya.
Lalu aku pun berkata ke Adi, “Di.. Kamu urus administrasi pemakaman, biar aku dan Dani mengurus jenazah mertua kita disini”, setelah mendengar itu maka Adi segera pergi untuk mengurus administrasi tanah pemakaman sedangkan Rini istrinya Adi bersama istriku Yanti.
Aku dan Dani segera mengurus administrasi rumah sakit lalu mengurus jenazah hingga siap menuju tanah pemakaman
Ketika pemakaman berlangsung, para istri kami (Yanti, Lina dan Rini) tidak ikut ke tanah pemakaman karena mereka terlihat sangat bersedih luar biasa.
Setelah pemakaman beres, aku berkata kepada Adi dan Dani bahwa diriku akan resign dari pekerjaanku dan beralih ke bisnis. Ternyata Adi dan Dani juga sama, mereka akan segera resign dan akan bisnis juga, aku berencana akan membuka cafe dan resto, begitu juga dengan Adi dan Dani, mereka juga akan membuka bisnis makanan hewan, tempat cuci kendaraan dan sarana olahraga seperti futsal, basket, badminton, gym dan kolam renang.
Di tengah obrolan kami, tiba-tiba datang paman istriku untuk memanggil kami bertiga bahwa acara pembagian warisan akan segera dimulai. Aku merasa ini masih suasana berkabung tetapi aku berusaha untuk menghormati budaya di keluarga istriku ini.
Dalam acara itu, seorang tokoh agama mulai menjelaskan dan membagikan harta waris sesuai ajaran agama
Yanti, Lina dan Rini mendapatkan harta warisan yg luar biasa besar dan fantastis tapi aku melihat muka mereka masih diselimuti kesedihan.
Setelah beres acara itu, kami pun segera pulang ke kota masing-masing sedangkan rumah peninggalan mertuaku dijadikan villa dan dijaga oleh paman istriku.
Setelah satu minggu dari meninggalnya mertua kami bertiga, kami pun kompak resign dari tempat kerja masing-masing dan memulai merintis usaha mandiri dalam bisnis cafe dan resto
Pada tahun 2017 usaha kami bertiga (aku, Dani dan Adi) maju pesat walaupun kami berbeda kota. Kami saling membantu dan saling support dalam usaha kami, saling melengkapi sehingga kami bisa lebih melebarkan sayap bisnis ke luar kota.
Dalam benakku, aku butuh liburan dan akupun coba mengajak Adi dan Dani untuk berlibur bersama keluarga.
Akhirnya keinginanku disambut dengan baik oleh Adi dan Dani dan akhirnya kami berlibur berenam orang atau tiga pasang suami istri ke wilayah Timur yang terkenal dengan pantai yang indah dan pasir putihnya yang luar biasa bersih.
Kami memesan ruang VIP dalam pesawat itu, supaya kami bebas mengobrol dan beristirahat dengan tenang, ruang VIP tersebut memiliki fasilitas yang lengkap, ada sofa dan dapurnya.
Saat dalam perjalanan ke wilayah Timur, aku melihat tanpa sengaja Rini yg sedang duduk di kursi VIP di depan kami berciuman dengan suaminya lalu aku pun tanpa sengaja melihat Dani bercumbu dengan Lina istrinya dan mereka masih menggunakan hijab dan gamis lengkap, aku pun tersenyum dan melanjutkan tidurku lagi.
Menurutku itu semua sangat wajar karena mereka melakukan itu semua ke istri sahnya masing-masing.
Saat aku benar-benar terbangun dari tidurku, aku melihat Rini dan Adi sekarang sedang tertidur pulas, dengkuran tidurnya Adi rupanya membangunkan tidurku, sedangkan aku tidak melihat Dani dan Lina, kemudian aku pun menceritakan semua hal mesum mereka ke istriku, Yanti malah tersenyum dan berkata “Aa mau? yok maju, mumpung mereka sedang tidur, ada sofa nganggur lho itu” sambil Yanti mencium bibirku tapi aku menolaknya karena perjalanan ini belum tuntas. Terlihat wajah istriku sedikit kecewa sambil berbisik di telingaku, “aku ingin kontol mu” sambil memegang erat kontolku yg masih tertidur di dalam celanaku.
Rupanya istriku bertambah binal dan sudah berani berkata kotor walaupun hanya ke suaminya saja, bagiku ini adalah sebuah kemajuan dalam kehidupan sensasi seks rumah tangga.
POV Dani
Aku berasal dari keluarga yg mampu tapi aku tidak mau membebani orang tuaku walaupun sebenarnya aku bisa membeli apapun dari hasil uang orangtua. “Ya .. aku Dani, .. aku lulusan perguruan tinggi di luar negeri” itulah ungkapanku saat pertemuan dan perkenalan dengan Lina
Menurutku Lina sangat cantik walaupun dia tidak setinggi Yanti kakaknya tapi Lina memiliki pantat yg semok dan aduhai, kulit Lina pun tidak seputih Rini dan Yanti, Lina memiliki kulit yang eksotis, payudara yang lebih besar dibanding milik Rini dan Yanti dan memiliki bibir yang agak tebal bila dibandingkan dengan bibir Rini dan Yanti.
Sewaktu aku pacaran dengan Lina, aku pernah mencium Lina walaupun sebenarnya Lina dan keluarganya adalah taat akan agamanya tapi inilah diriku yang liar yang selalu ingin mencari sesuatu yang berbeda dalam percintaan dan seks
“na.. sini.. aku ada rahasia yg mau ku katakan” ungkapku berbisik, dan Lina pun mulai mendekati wajahku dengan mukanya yg tampak polos dan langsung ku hajar bibir seksinya dan kulumat bibirnya.
PLAK.. wajahkupun ditampar keras olehnya “GAK SOPAN! …“ Lina nampak sangat marah tetapi diriku tetap tenang dan berkata “maaf na.. aku khilaf.. abisnya kamu gemesin sih”
“GEMESIN??? SEENAKNYA AJA MAIN SOSOR-SOSOR.. KITA PUTUS ..ternyata kamu BANGSAT!!!!” Bentak Lina padaku,
Kami berpacaran putus-nyambung sebanyak 3x dan itu semua karena diriku yang memang termasuk lelaki nakal dan liar. Aku salah dan memang aku sangat salah memperlakukan wanita yang terhormat seperti itu, Lina seperti saudarinya yg lain, wanita yg berhijab, selalu memakai gamis dan selalu memakai kaus kaki tapi jodoh memang tidak kemana.
Walaupun aku lelaki nakal tetapi Lina masih tetap mencintaiku dan menyayangiku, bila wanita sudah nyaman hatinya maka dia bakal susah move on, ini pendapatku saja.
Setelah aku menikahi Lina, ternyata Lina lebih binal dan itu semua ternyata diluar dugaanku.
Acara pernikahan kami dilaksanakan di rumah keluarga Lina, lokasinya sangat asri, masih ada pesawahan dan kolam-kolam ikan.
Pada malam pengantin pun dia sangat agresif, full attack hingga aku hampir kewalahan.
Lina duduk di pinggiran kasur malam pertama kami sedangkan aku berdiri di atas kedua lututku bersimpuh menghadap ke selangkangan Lina, lalu aku langsung membuka kedua kakinya, nampak kakinya yg mulus eksotis dibalik belahan kain jarik pengantin yg indah.
“Ouuhhh …mmmhhhh… ssshhhhh… aaaahhh” desah Lina saat ku jilat dan ku emut memeknya yg terlihat tembem yang tersingkap dari pakaian pengantin yg masih lengkap dengan hijab dan aksesorisnya.
Memeknya sangat wangi bunga, mungkin dia melakukan ritual malam pengantin sebelum kusantap malam ini
“Ouuuhhh geliiiiii … itu lidaaaahhhh … aaaahhhh” desah Lina keenakan
Lalu aku coba terobos masuk lidahku ke memeknya “AAAHHHHH …. aduuuuuh ayaaaaaannnk”
Kemudian aku sedot bagian labia mayoranya
“Ouuuuh nikmaaaaaaat ooouuuhhhh ..lagiiii.. lagiiiiiiiii …. lagiiiii…. aaaahhhhh teruuuuuuussss …” desah Lina menginginkan yg lebih
“Aaaahhhhh … ayaaaank… lidahmuuuuu … masukiiiiiiinnn … ssshhhhh … aaaahhhhh… ayaaaank …ouuuh aku mau pipiiiiiiissss … AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH” desahan Lina sangat keras dan kedua kakinya menghimpit kepalaku lalu dia kelojotan bergetar, rupanya dia orgasme oleh lidahku.
“Aaaaaahhh nikmaaaaaat… kamu kok dah pintar siiiih????” Tanya Lina kepadaku,
“Ayank belajar dari siapaaaa??? …. aaaaahhhh … ssshhhhhh .. ouuuhhhhh “ tanya Lina yg tertahan oleh serangan lidahku yg berikutnya, aku harap dia melupakan pertanyaan itu.
“Mana punyaaa muuuuu …aaaaahhhhh “ desah Lina ingin melakukan 69 style, saat Lina menikmati permainan mulut dan lidahku di memeknya, aku segera membuka kain jarik pengantinku yg terbelit di pinggang dan mulai membuka semua pakaian pengantinku namun permainan lidahku di memeknya masih tetap berlangsung tanpa putus.
Lalu akupun mulai mendorong tubuh Lina terlentang di atas kasur malam pertama kami yg telah dihiasi taburan bunga-bunga berwarna merah yg indah.
Aku posisikan Lina di bawah sedangkan diriku ada di atasnya melakukan gaya 69, “silahkan nikmati sayank…aaaaaaaahhhhhh” desahku saat Lina langsung mengulum kontolku dan mulai melakukan fellatio.
“Mmmh ..punyamu bengkok yaank…ssslllrrrrpp mmmhhhh” ucap Lina dan langsung mengulum dan mengocok lembut kontolku
Kontolku memang agak bengkok tapi inilah keunikan yang dianugerahkan padaku.
Secara tiba-tiba Lina langsung mendorongku ke samping dan dia mulai mengulum kembali kontolku, Lina ingin di atas, lalu akupun mulai kembali dengan serangan lidah dan mulutku.
Ku elus pantat lina yg berisi dan padat, lalu ku elus kedua paha mulus nan eksotis milik Lina, lalu aku regangkan kedua pahanya agar memeknya tidak terlalu jauh dari mulutku.
“Lidahmu ayaaaannnnk … Ouuuuh nikmaaaat….mmmmmhhhh slllrrrppppp…. mmmmmmhhh” desah Lina yg dilanjutkan mengulum dan mengocok kontolku dari atas.
“Linaaaaaa …. aaahhhhhhh… jangan kena gigiiiii …. ouuuhhh sakiiiit” desahku sedikit sakit dan agak linu.
“Maaf sayank, AUUWWWW …. SAKITTTT” Lina sedikit kesakitan saat ku gigit pelan labia minoranya
“Impas kita hehe…ayo lanjutkan sayank” ungkapku dan langsung aku elus kembali kedua paha dan pantatnya yang sekal dan bahenol ini, PLAAAK … sesekali ku tampar lembut pantatnya menambah sensasi dalam berhubungan intim ini.
Lina nampak kembali menikmatinya dan “Ouuuh nikmaaaat… mmmmhhhh ssssshhhh … ayaaaannk … aku dikit lagiiiiii aaaaaaahhhhhhh … teruuuuuusss … masukin lidahnyaaaaaa AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH” tubuh Lina bergetar untuk yg kedua kalinya, kepalanya menengadah ke atas dan berkelojotan hebat “AAAAAAAaaaahhhhhh …mmmmhhhhh …ssssshhhhhhh”
Lina ambruk menindih tubuhku yang telah telanjang, berbeda dengan Lina yang masih lengkap dengan pakaian pengantin dan hijabnya, terdengar jelas nafasnya terengah-engah melepas birahinya.
Sekarang nampak jelas lubang duburnya dihadapanku, tidak menunggu lama langsung telunjuk kiriku menyentuh dan mengusap lembut area antara dubur dan vaginanya, langsung Lina mendesah, “Aaaaahhh … kok enaaaaaaak ayaaaaankkk… terusiiiin aaaaahhhhhh … lembuut bangeeeet ….mmmmmhhhhh…. oooouuuhhhhh” desah Lina keenakan dan dia melupakan tugasnya memainkan kontol bengkok milikku.
Terasa tubuh Lina mulai bergelinjang sedikit demi sedikit diiringi desahan suaranya yang sangat seksi “Ooooouuuhhh ayaaaaannnk …. mmmmmmhhhh … kamuuuuuu… pintaaaar … aaaaahhhhh … “
Lina mulai mendekatkan memeknya ke wajahku, dia menginginkan permainan lidahku lagi “Oooouuuuhhh … ayaaaannk … jilatin lagi punyakuuuuuuu UUUUUUhhhhh …. “ desah Lina yang mulai bangkit birahinya lagi dan lagi.
Lalu aku mulai kembali menjilati memeknya yang sudah banyak cairan kental keluar “ouh ayaaannnnk …. jangaaaaaan … itu dilaraaaaaang … aaaaahhhhhh” desah Lina sambil tangannya berusaha menolak jari telunjukku yang sedikit ku masukan ke lubang duburnya.
Kemudian aku sedikit memasukkan lidahku ke memeknya lagi dan dia pun bergelinjang mengikuti permainan lidahku yang hanya masuk di gerbang memeknya sambil jari telunjuk ku bermain di area dubur dan memek, itu semua membuat sensasi baru bagi Lina.
Sekarang tangan Lina mulai mengocok lembut kontolku lagi dan dia mulai melakukan fellationya.
Ketika Lina sedang sibuk bermain dengan kontolku, aku mulai melakukan penetrasi dengan memasukkan jari telunjukku ke lubang duburnya secara pelan-pelan dan penuh kehati-hatian sehingga Lina mulai mendesah namun sekarang tidak ada penolakan darinya. Mungkin birahinya sedang memuncak, “mmmmmhhh… ssllllrrrppppp… ouuuuhhhhhh …. “ desah Lina saat jari telunjukku masuk seperempat lalu aku cabut sekaligus sambil lidahku terus bermain di memeknya tanpa henti.
Aku mulai memasukkan jari telunjukku ke duburnya sambil lidahku bermain semakin gila di memeknya, kusedot memek tembemnya diiringi permainan lidah yang terus menerus bergerak liar tanpa henti yang membuat nafas Lina terdengar semakin memburu dan dia mulai menengadah ke belakang dan berdesah “Aaaah … AAaaahhhh … ayaaaaaaannnk …. Ah.. ah..ah…. ah … emmmhhh … ah ah ah“ desahan Lina saat jariku keluar masuk dengan lancar di duburnya dan sekarang dia malah bergoyang pinggulnya dan semakin menekankan memeknya ke mulutku, “Ah … ah.. ah… Ayaaank … ini dilaraaaang… tapiiiii… ah …. ah… ah… aku mo pipiiiiiiiiiiissss … AAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH” desahan keras Lina yang memekik dan menyambut datangnya orgasme yang ketiga kalinya dan ini sangat berbeda dengan yang sebelumnya.
Tubuh Lina bergetar lebih hebat dari sebelumnya, tubuhnya bergetar dan kelojotan lebih lama, cairan squirting milik Lina pun keluar lebih deras dan membasahi wajah dan tubuhku. Pakaian pengantin Lina basah oleh keringat dan cairan kepuasannya, Lina pun ambruk kembali sambil nafasnya yang terengah-engah hebat.
Aku balikkan tubuh Lina sehingga sekarang posisinya terlentang tak berdaya, aku melihat wajahnya yang cantik berkulit eksotis nampak ada kemerahan di wajahnya yang masih berhijab lengkap bersama aksesoris pengantinnya, matanya terpejam meresapi dan menikmati orgasmenya, mulutnya terbuka dan dihiasi oleh air liurnya yang menempel di dagunya karena aktifitas fellationya tadi, lalu pandanganku turun melihat dua bukit kembar yang masih terbungkus lengkap dan bagian bawahnya nampak kain jarik yang menutupi sebagian kaki mulus eksotisnya dan sedikit acak-acakan sedangkan kaos kaki masih rapih menutup betisnya.
Pelan-pelan ku buka kaos kakinya dan sekarang nampak betis indahnya dan jari kakinya, “benar-benar eksotis dan mulus banget… anjing” gumamku dalam hati
Mataku sekarang fokus ke area memeknya sambil aku usap lembut secara perlahan sisa kain jarik yang masih menutupi sebagian kakinya, “Luar biasa eksotis…” gumamku dalam hati.
Kemudian aku mulai mengelus dan mengusap lembut kedua kakinya, aku mengusap dengan teknik kulit jariku antara menyentuh dan tidak kulit kakinya, sehingga membuat Lina mulai bereaksi kembali mungkin karena geli dan sentuhan ini berbeda dengan sentuhan sebelumnya.
Sentuhan lembut jari tanganku mulai mengusap lembut bagian pahanya lalu aku usap lembut bagian paha dalamnya hingga akhirnya jari tangan kanan ku menyentuh area memeknya.
Aku mulai memajukan tubuhku sedikit ke depan mendekati area tubuh Lina tepat berada di samping kanan tubuh Lina, jari-jari tangan kananku mulai meraba area memeknya sedangkan jari-jari tanganku yang kiri bergerak menuju area payudaranya yang terlihat besar dan seksi.
Jari-jari tangan kiriku mulai meremas pelan dan lembut payudaranya yang kanan lalu meremas payudaranya yang kiri, sehingga Lina pun mulai mendesah kembali, “Mmmmhhh … enaaaaak… mmmmhhhhh… ayaaaaaannkkk…. mmmmmmppppphhhh” desah Lina tertahan saat aku melumat bibir seksinya yang sedikit tebal lalu kami melakukan French Kiss, “Mmmmppphhh … ssllllrrrrppp… mmmpphhhhh” desahan Lina semakin membara, lidah kami saling bertemu dan menari di dalam mulut kami, ku sedot lidahnya lalu Lina pun menyedot lidahku sambil kedua tanganku tanpa henti mengerjakan tugas-tugasnya di area yang telah ditentukan.
Lina mendesah semakin keras, “MMMPPPHHH … AAAAHHHHH NIKMAAAAATT … OOOOUUUUHHHH” desah Lina sambil melepas French Kissnya.
Tangan Lina mulai mengocok kembali kontolku, dia mendesah sambil berkata, “Ayaaank … mmmhhhh .. aku gak kuaaaaat… punyakuuuuuu ouuuuuhhhh … gateeeeelll… ayoooo… mmmhhh… masukiiiinn … mmmmhhhh”
Lalu jari tangan kananku tepatnya jempol jari tanganku mengusap klitorisnya dengan lembut dan telunjuk ku mulai aku masukkan perlahan ke memeknya, Lina mendesah kembali tetapi langsung ku sumpal dengan mulutku “MMMPPPHHHH … MMPPHHHH”
Tiba-tiba Lina melepaskan ciumannya, “MMMhhhmmhhh AYANK JANGAN PAKE JARIIIIIII” Lina nampak sedikit marah, lalu aku jawab dengan pertanyaan bodoh, “Pake apa???”
Langsung Lina menjawab, “pake punyamuuuuu… niiiiiih yang iniiiiiii” sambil tangannya mengocok dan menggoyangkan kontolku sedikit keras, “Oooouuhhh .. yang kamu pegang namanya apa sayaaaaankkk?” tanyaku pada Lina
Ku lihat Lina hanya diam tidak mau mengatakannya tetapi tangannya masih mengocok kontolku, lalu aku bilang lagi, “ayo katakan sayank… apa namanyaaaaa… aaaaahhhh” desahku keenakan, sekarang Lina mengocok kontolku semakin cepat dan keras sambil berbisik yang aku tidak bisa mendengarnya, lalu aku mendekatkan wajahku ke wajahnya sambil berbisik “ayo bilang sayank… namanya apa yang sedang kamu pegaaang…?”
Terdengar pelan Lina sambil berbisik pelan bilang ‘kontoool yaaaank”
Lina memang hidup dalam keluarga yang taat akan ajaran agama tentu perkataan jorok dan kasar mungkin sangat jarang terucap.
Ku lihat mata Lina sayu dan nampak kembali birahinya bangkit lagi, lalu aku kembali berkata pelan ke Lina, “ayo sayang… katakan lagiiii… mmmhhhh… aku ingin kamu lebih binal..lebih.. dan lebiiiiiihhh … aaaahhhhhh” desahku saat Lina mulai bangkit dan melakukan fellatio sehingga tubuhnya saat ini miring menghadap selangkanganku.
Aku pun sekarang mengerang keenakan, Lina mendorong tubuhku sehingga aku terduduk dan kedua kaki ku terbuka lebar lalu tanpa aba-aba Lina langsung mengulum kontolku dengan posisi menungging, kedua tanganku menyangga tubuhku, permainan fellationya lebih panas dari sebekumnya, aku lihat Lina masih lengkap dengan pakaian pengantinnya dan hijabnya walaupun sedikit acak-acakan, “AAAAAHHHH … nikmaaaaaat … Ouuuhhhhh …”eranganku semakin keras, mataku terpejam menikmati fellationya, dalam hatiku bertanya, “Lina belajar darimana?? dia melakukan fellatio saat ini sangat berbeda dengan yang tadi, dia menjilati urat bawah batang kontolku dan dia mulai menjilati dan mengulum kedua biji kontolku” gumamku panjang dalam hati, ketika pandanganku tertuju ke bagian pinggangnya yang nampak menyembul pantat bohaynya, aku melihat pintu kamar ini terbuka sedikit padahal aku sebelumnya sudah menutupnya hanya aku lupa menguncinya karena tadi dari awal memang aku terburu-buru.
Betapa kagetnya diriku saat aku melihat ada yang mengintip aktifitas kami, ruangan ini memang dalam kondisi terang tetapi di luar ruangan ini nampak gelap, aku tidak bisa melihat dengan jelas, siapa yang mengintip kami????
“BODO AMAT… LU MAU NONTON.. NONTON AJA ANJING… JANGAN NGINTIP… SINI ANJING!!!!” gumamku dalam hati yang penuh dengan kekesalan dan marah tetapi aku gak berani berkata seperti itu, hanya dalam hati saja, aku khawatir Lina menyadarinya, kalau Lina tau maka malam pengantin kami bakal rusak.
Perasaanku saat ini, horny berat karena Lina menyerang bukan hanya di kontolku saja tetapi jemari lentik dan halus miliknya mulai mengusap lembut perutku dilanjutkan ke dadaku dan putingku.
Aku semakin lepas kendali namun masih bisa menguasai permainan Lina, “Ouuuuhhh SAYAAAAAANNNNK… kamu hebaaaaatttt …. OOUUUUHHHH” Eranganku keras memenuhi ruangan ini atau mungkin sekarang menembus keluar kamar ini.
Lalu aku pegang kepala Lina yang masih terbungkus hijabnya lalu naik turunkan supaya Lina bisa melakukan deepthroat, “MMPPPHHHH ..MMPPPHHH… “ desah Lina cukup keras
Pandanganku ku arahkan ke pintu yang terbuka dan ku lihat ada mata yang mengintip kami tetapi aku tidak tau siapa dia, hanya dalam hatiku, aku berkata dengan kesal dan marah tapi horny berat, “LIHAT INI ANJING!… SINI ANJING… MASUK SINIIIIII… LIHAT DENGAN JELAS!!!!!”
Lalu kedua tanganku berusaha meraih pantat Lina yang semok dan masih tertutup sebagian oleh kain jariknya, kemudian ku usap dan kubelai lembut pantatnya lalu mulai kusingkapkan kain jariknya sehingga nampak jelas pantat bahenolnya yang semok dan terasa kenyal dan kencang. ku tampar sesekali PLAK …. namun Lina malah melenguh dan mendesah “MMMPPPPHHHH …” sambil Lina terus melakukan fellatio di kontolku diiringi sentuhan lembut jari tangan kirinya di kedua biji kontolku dan jari tangan kanannya di puting dadaku yang bidang, “Oooouuhhh … ssssshhhhh .. nikmat sekali sayaaaaaannk …. aaaahhhhh “ eranganku yang sengaja lebih dikeraskan agar orang yang mengintip bisa jelas mendengarnya.
Sengaja mataku tidak melihat ke arah pintu lagi, supaya si pengintip bisa nyaman pandangannya. Awalnya aku merasa risih tetapi entah mengapa tiba-tiba perasaanku berubah, apakah ini karena efek libido atau karena ada hal lain yang merubah cara berpikirku??? Aku sudah tidak peduli dengan hal itu semua, aku hanya fokus untuk tetap membuat malam pengantin ini terasa istimewa bagi Lina dan diriku, aku ingin menikmatinya, ini adalah momen spesial bagiku. aku tidak akan merusak kesenangan ini.
Posisi Lina saat ini menungging dan pantatnya lurus ke arah ke pintu yang terbuka sedikit, di luar kamar ini adalah ruang baca keluarga yang kondisinya gelap. Aku sesekali melihat ke arah pintu yang terbuka dan ternyata mata itu masih ada di sana mengintip kami dengan jelas.
Si pengintip mungkin bisa dengan jelas melihat keindahan pantat istriku Lina, entah mengapa tiba-tiba ada perasaan terbesit dalam hatiku ingin memamerkan memeknya Lina, namun di hati yang lain sebenarnya marah tapi bila marah dan menyudahi acara ini maka malam pertamaku akan gagal, “BAJINGAN!!!! SIALAAAAAAN…. TAPI… KENAPA AKU MENIKMATINYA… ANJING … “ gumamku dalam hati yang sekarang bercampur baur antara marah, kecewa, bingung, senang, terangsang berat. Semua bercampur aduk.
Lalu lidah Lina yang asalnya bermain di kontolku, sekarang lidahnya bergerak ke atas menuju area bawah perutku “Aaahhh … geliiii” desahku, kemudian lidah Lina bergerak menuju perut sixpack ku dan kepala Lina tampak memutar-mutar dan menikmati perut atletis ku sambil kedua tangannya tak henti bermain di kontolku dan kedua bijiku.
Kemudian lidah Lina bergerak menuju area dada bidangku dan mulai menjilati putingnya “Aaaaahhh sayaaaaank… nikmaaaaat… mmmmhhhhh” desahku sambil jari-jariku mulai meraba-raba memeknya dan mulai kembali jari telunjuk ku masuk ke lubang duburnya yang sekarang Lina sudah tidak menolaknya.
Sekarang posisi kami sama-sama berdiri di atas lutut kami saling berhadapan, jari-jari tangan kananku bermain di memeknya sedangkan telunjuk kiri ku walaupun masuknya hanya seruas jari saja dan mulai keluar masuk di lubang duburnya, Lina bergelinjang dan bergoyang erotis “Aaaaaaahhh Ayaaaannnk… kamuuuuu aaaahhhh jari muuuuuu aaaahhhh menyodomiiiiii pantat kuuuuuuu …. ooouuuuuuhhh … kenapaaaa enaaaaaaaak… ouuuhhhh nikmaaaaaat… ini … gak .. booooo…leeeehhhhhh… AAAAHHHHHHHHHHH …MMMMMHHHHHHH”. desahan orgasme Lina kembali datang dan langsung ku lumat mulutnya, payudaranya menempel erat dengan dadaku, tangan kanan Lina meremas rambutku dengan keras dan tangan kiri nya mencakar punggungku.
Tubuh Lina bergetar hebat lagi, dia orgasme yang keempat kalinya. Setelah beberapa saat, getaran tubuhnya semakin melemah dan tubuh Lina ambruk terlentang, matanya terpejam, mulutnya terbuka menganga sambil terengah-engah.
Kemudian aku mulai mendekati tubuh Lina dan ku posisikan aku di atasnya mulai mengarahkan kontolku ke memeknya, kontolku menyentuh lembut area labia mayoranya tetapi aku sengaja tidak memasukkan kontolku langsung ke memeknya, aku menggesekkan kepala kontolku dengan menaik turunkan lalu memutar-mutarnya di area bibir memeknya yang terlihat tembem.
Setelah beberapa saat, kontolku mulai melakukan penetrasi masuk ke memeknya secara perlahan dan hati-hati, aku lihat mata Lina terbuka dan menatapku dengan sangat sayu, “Ayo sayaaank… masukkan… mmmmmhhhhh” desah Lina.
Ketika kontolku penetrasi lebih dalam, terasa ada selaput yang menghalangi kontolku, ku tarik kembali kontolku perlahan keluar lalu ku masukkan lagi perlahan, aku terus mengulangi hal itu beberapa menit sehingga nampak terlihat wajah Lina seperti kebingungan, “Aaaahhh … ayaaaank… masukiiiin sekaligus”.
“Masukin apa sayank?” tanyaku,
“iiiiih … ayaaaank… aaaaahhhhh … masukin punyamuuuuuuu… aaaahhhh .. gateeeell ayaaaaank…” lirih Lina dan desahan Lina yang mulai ikut menggoyangkan pinggulnya yang seksi dan semok ini.
“yang jelas donk sayank… masukin apa?” tanyaku sambil kontolku terus mengocok dangkal memeknya, aku hanya penetrasi bagian kepala kontolku saja.
“kontolnya sayaaaaaaaank.. ah…ah..ah…ah…ah…ah” desah Lina pelan sambil menggoyangkan pinggulnya
“katakan yang keraaaaasss….!!!!!” ucapku pada Lina yang terlihat wajahnya sangat horny.
“KONTOOOOOLNYAAAAAAAA … KONTOOOOOOOOOOOL BENGKOKNYAAAAAAAA … AAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH” desahan keras Lina saat kupegang erat pinggangnya lalu kuhujamkan kontolku dan penetrasi masuk sekaligus menabrak selaput daranya tanpa aba-aba. “AAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH ….”
Mata Lina terbelalak, mulutnya terbuka menganga sambil lirih mendesah serta nampak kaget dan kesakitan, “AAAAAAHHHHHHH … TAHAAAAAAANNN… STOOOP DULUUU… uuuhhhh sakit dan periiiih yaaaaank… awww… periiiihhh”
Memeknya terasa sempit, terasa mencengkram kuat kontolku, terasa legit dan sangat nikmat luarbiasa, memek perawan memang nikmat luar biasa.
Aku hentikan sejenak dan membiarkan kontolku terbenam di dalam memeknya, ku lihat Lina mengeluarkan air mata dan menatapku sayu tetapi mulutnya tersenyum. Batang kontolku merasakan ada cairan yang mengalir hangat keluar dari memeknya, ku lihat ada darah menetes di atas sprei kasur ini. Aku merasa bangga mendapatkan Lina, dia wanita baik, taat ajaran agama dan dia bisa menjaga keperawanannya.
Ku usap lembut kepala Lina yang masih terbungkus hijabnya dan aksesoris pengantinnya yang masih menempel, kemudian ku kecup keningnya dengan lembut sambil berkata, “Aku mencintaimu sayank..” ucapku pelan.
Lina pun mulai memeluk tubuhku sementara kontolku yang sedang diam dan keras semakin dalam masuk bergerak ke memeknya seiring tubuhku menindih tubuh Lina.
“AAAAWWWW … SAKIIIIITTT … AYAAAAANK… AAWWWWWW… AAAAHHHHH… AHHH..AAHHHH …AHH..AAAHH.. AAAHHHH. AWWWW PERIIIIIIIIIH… IIIIHHHH… AAWWW… PELAAAANNN ..PELAAAANNN.. PERIIIIIIIIIH… AHH..AHHH…AHHH” desah Lina dan racauannya saat aku mulai menggerakan pinggulku mengocok memeknya pelan.
Memeknya terasa semakin sempit menghimpit kontolku, “AARRRGGHHHH NIKMAT SEKALI MEMEKMU SAYAAAANNNNNK.. AARGGHHH..ARGGHHH.. mmmhhhh … aaaahhh” eranganku keras menambah sensasi dalam hubungan suami istri ini, aku terus menggenjot memeknya dengan sangat pelan dan penuh perasaan
Setelah beberapa saat, rupanya Lina sudah tidak merasakan sakit dan perih lagi dan akupun mulai menaikkan ritme kocokan kontolku ke dalam memeknya secara konstan disambut dengan goyangan pinggul Lina yang mulai aktif kembali.
Posisi tubuhku berada di atas sedangkan Lina berada di bawah (posisi misionaris), aku tidak membutuhkan bantal sebagai penyangga pinggang Lina sebab Lina dikaruniai pantat yang besar namun ideal dan bohay sehingga kontolku bisa penetrasi dengan leluasa,
Kedua tangan Lina mengusap lembut dadaku dan jari tangannya memainkan putingku sehingga menjadikan tambahan rangsangan padaku dan membuat kontolku semakin keras, lalu aku pun mulai memegang kembali pinggangnya dan mulai sedikit menaikkan ritme genjotan kontolku yang membuat Lina mengerang dan mendesah lebih keras “AH.. AH.. AH.. AH.. AH … AYOOOOOO TERUUUUUSSS SAYAAAAAAANK…. AH.. AH.. AH.. AH… GENJOT ,,,,, TERUUUSSS ….YAAAAAHHH …TERUUUUSSSS… LEBIIIH CEPAAAATTT.. AH.. AH .. AH .. AH.. AH … AH.. AAAAHH.. MEMEKKUUUUUUU… YAAAAHH..AH..AH..AH..AH…KONTOLMUUUU BENGKOK… AH..AH..AH.AH… DIKIIIITTT ..LAGIIIII …AAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHH” desah orgasme Lina yang datang kembali diiringi dengan bergetar hebatnya tubuh Lina yang disertai dengan kelojotan pada kakinya, matanya terpejam, dadanya nampak naik turun dengan nafasnya yang terengah-engah menikmati oragasmenya
Aku diamkan batang kontolku sejenak di dalam memeknya dan merasakan ada beberapa kedutan di dinding vaginanya yang mencengkram kuat kontolku.
Aku mulai melumat bibir agak tebal seksi milik Lina, kami mulai melakukan French Kiss kembali supaya menambah sensasi nikmat pelepasan orgasmenya.
“Lina… kamu puas kah?” tanyaku saat aku melepaskan ciumannya,
Lina hanya tersenyum dan mengangguk pelan sambil berkata, “mo lagi.. aku mo lagiii” ucap manja Lina sambil mencubit puting dadaku disertai gigitan di area dada bidangku.
“AAARRRGGGHHH … kamu mulai nakal yaaaa…”erangan kerasku, rupanya Lina mulai bisa sedikit membebaskan kebinalannya.
Kemudian aku mulai membuka beberapa kancing baju pengantin Lina yang masih terpasang di tubuhnya, ku lihat mata lina berbinar menatapku tajam dan aku merasakan matanya mengeluarkan aura sensualitas yang lebih tinggi dari sebelumnya, lalu ku singkapkan pakaiannya dan nampaklah belahan dadanya yang besar, bulat dan terlihat mengkal dan kenyal, mulus eksotis namun masih terlindungi bra.
Kami saling menatap lalu kedua tanganku mulai meremas lembut dua gunung besarnya, “MMMmmmmhhhhh … ooouuhhhhh …mmmmmmhhhh” desah Lina, lalu pingganngku mulai ku genjot pelan sehingga kontolku kembali bergerak naik dan turun terasa dinding memeknya yang sempit dan legit serta permainan ini diiringi dengan meremas buah dada Lina yang besar dan mengkal.
Desahan dan erangan Lina kembali terdengar seksi “MMMmmmhhh … aaaahhhh… ssshhhh … aaaahhhhhh… aaaaahhhh… nikmaaat banget sayaaaaank… mmmmmhhhhh … sshhhhhh … iyaaaaahhh … begituuuuu sayaaaank…. aaaaahhhhh… aaaahhhhhh … remas susuuuuu kuuuuuu …ooooouuuuuhhhh …. mmmmmmhhhh… yang kuaaaaat remasnyaaaaaaaa ….. aaaahhhhhh …. sssshhhhh…. ouuuuuuuhhhh…. sssssshhhhh … mmmmmhhhhhh ”
Lalu kunaikkan ritme genjotan kontolku sedikit demi sedikit dan aku pun mengerang nikmat, “AARRRRGGGHHH … memekmu sangat sempiiiiit sayaaaannk…. AAARRRGGGHHH … nikmaaattt… ssshhhh… mmmmmmhhhh” desahku saat jari-jari tangan Lina yang lembut memainkan puting susuku.
Aku menggenjot kontolku di dalam memeknya yang sekarang terasa lebih menggigit legit mencengkram kuat kontolku sambil terus kuremas gemas kedua payudara Lina yang besar namun masih terlindungi sebagian baju dan bra-nya sambil kami melakukan French Kiss yang sangat liar panas membara, nafas kami semakin memburu, “MMMMPPPHHHH…. MMMPPPHHH… MMMPPHHHH…SSLLLLRRRPPP…. MMMPPHH… “ hingga tidak lama dari saat itu, Lina kembali bergetar tubuhnya dengan sangat kuat dan aku tancapkan kontolku lebih dalam dan Lina pun mengerang di tengah French Kiss yang masih sedang berlangsung dan kembali terasa dinding memeknya berkedut mengenai semua batang kontolku.
Aku lihat matanya sedikit terpejam tetapi hanya bola mata yang putihnya saja yang terlihat, ledakan orgasme Lina saat ini lebih besar dari sebelumnya.
Kami melepaskan French Kiss dan nafas kami terengah-engah, kemudian aku pun membalikkan posisi tubuh Lina menjadi di atas tubuhku.
Lina berusaha untuk bangkit dan kini posisi Lina duduk menghadapku sambil kontolku tetap berada dalam memeknya, Lina akan melakukan WoT Woman On Top, kemudian Lina membuka aksesoris pengantin yang masih menempel di kerudungnya dilanjutkan melepas kerudungnya yang terlihat basah oleh keringat dan tampaklah rambut Lina yang masih terikat. Setelah itu Lina membuka ikatan rambutnya lalu Lina menggerak-gerakan kepalanya sehingga terurailah rambut panjang berwarna hitam yang panjangnya hingga melewati sejengkal bahunya.
Lina tersenyum padaku, lalu Lina mulai membuka sisa kancing baju pengantinnya dan melemparkannya, Lina pun mendesah karena dia bergoyang saat ritual pelepasan pakaian pengantin ini sedangkan posisi kontolku yang masih menancap di dalam memeknya yang sempit menambah sensasi nikmat dirinya, “OOUuuhhhh… ssshhhh… mmmhh” kemudian Lina membuka tali pengait bra-nya dan melemparkannya juga. Setelah itu Lina mulai membuka tali ikat pinggang yang mengikat kain jariknya sambil melakukan goyangan yang sangat erotis, meliuk-liuk laksana penari telanjang sambil Lina memegang kedua buah dadanya lalu mengusap lehernya dan memasukkan jari tangannya ke mulut dengan mata yang terpejam menikmati kontolku.
Lina saat ini telah telanjang bulat menampakkan kulit eksotisnya yang seksi, ku lihat paha Lina sangat seksi dan sangat berisi dan dia terus menggoyangkan tubuhnya dan meliuk-liukkannya berdiri di kedua lututnya. Ini pemandangan yang pertama bagiku melihat tubuh Lina yang telanjang, ini sangat luar biasa bagiku karena seorang wanita yang sehari-harinya berhijab dan bergamis tertutup lengkap dengan kaus kakinya, sekarang telanjang bulat di hadapanku sambil menari sangat erotis dengan kondisi kontolku berada dalam memeknya.
Lina menggerakkan tubuhnya naik turun lalu menggoyangkan pinggulnya dengan sangat erotis dan aku lihat tangan kanannya meremas buah dadanya yang sesekali memelintirnya sedangkan mulutnya mengemut jari telunjuk kirinya dan mendesah “Mmmmppphhh … ooouuuhhh …. ssshhhh … aaaaaahhhh … nikmat sekaaaaliiiiii … mmmmmmhhhh”
Kemudian Lina mulai memindahkan jari telunjuk kirinya yang penuh dengan air ludahnya ke bagian pantatnya, lalu aku lihat di cermin dan sontak aku kaget ternyata Lina memasukkan jari telunjuk kirinya ke dalam lubang duburnya dan mendesah “OOOOuuuhh ini nikmaaaaaat… mmmmmhhhhhh… aaaaahhhhh… ssshhhh … aaaahhh .. aaahh … aahh .. aahh … aahh … kamuuuuu tanggung jawaaaaaab aaaahhhh… aaahhh akuuuuu aaahhh … jadi ketagihaaaaaan disodomiiiiiiiii …. ouuuhhh … enaaaaakkk… tapiiiii iniiii gak boleeeeeh … aaaaaahhhh nikmaaaaat”
Lina terlihat sangat binal malam ini tetapi aku bangga karena sudah memberikan kepuasan yang berbeda, lalu tangan kananku membantu meremas dan memilin puting susunya yang nganggur sejak tadi sedangkan jari tangan kiriku mulai membelai bibir mulutnya dan langsung lina mengemutnya.
Saat ini Lina menggoyangkan tubuhnya lebih cepat, kontolku terasa semakin dicengkram dan nikmat sekali, ku lihat Lina meremas payudara yang kanan dengan tangan kanannya sedangkan jari telunjuknya yang kiri keluar masuk lubang duburnya dan dibantu oleh ku dengan meremas payudara yang kiri menggunakan tangan kekar kanan ku sedangkan jari telunjuk, jari tengah dan jari manisku yang tangan kiri ku diemutnya, Lina terus menggoyangkan tubuhnya semakin cepat dan semakin menggila, ku lihat di cermin Lina berusaha memasukkan seluruh jari telunjuknya masuk lebih dalam sambil terus mengocokkannya ke dalam lubang duburnya dan Lina bergerak semakin cepat lagi dan .. “MMMMPPPPHHHHHHH …” desahan ledakan orgasme Lina (sambil mengemut tiga jariku), badannya bergetar hebat luar biasa disertai cengkeraman memeknya yang legit dan berkedut kuat diiringi keluarnya squirting yang terasa hangat menyemprot membasahi tubuhku.
Aku tarik keluar tiga jariku dari mulutnya dan Lina mendesah “AAAAAAAAHHHHH … nikmaaaaaat …mmmmhhh …” Tubuh Lina pun ambruk di atas tubuhku dan kontolku masih menancap di dalam memeknya, terasa nafasnya memburu dan terengah-engah dan dia berkata lembut padaku “Kamu masih belum keluar… kamu kuat banget…yank”, Lalu kujawab sambil tersenyum, “Kamu kan tau, aku ini rajin lari.. itu obat kuatku, … ”
Nafas Lina dan nafasku sama-sama memburu menghiasi malam yang terasa hening dan sepi ini, di luar terdengar suara serangga dan katak saling bersahutan turut meramaikan suasana malam yang indah ini.
Aku berkata lembut pada Lina, “Yank… sekarang kita coba Doggy Style, kamu mau?”, Lina pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya, Lina mulai bangkit perlahan dan ku lihat kedua tangannya dan kakinya sedikit bergetar, setelah itu Lina melepaskan kontolku secara perlahan hingga terdengar bunyi “PLOK” dan Lina pun mendesah “AAAAAAAaaaahhhh nikmat banget ini yaaaank“, lalu aku pun bangkit dan berdiri di atas lututku sedangkan Lina menungging membelakangiku, sekarang nampak tubuh indah yang seksi, berisi, mulus yang kulitnya eksotis menungging dengan pantat yang semok dan bohay di depanku.
Aku mulai membelai kedua pantat istriku yang semok dan eksotis ini lalu aku kembali menjilati memeknya dan lina pun kembali mendesah “Aaaaahhhh … ayo yaaaaank… masukin kontolmuuuuuuu… mmmhhhh… geliiii …. tapiii …. nikmaaaaaat… aaaahhh .. enaaaak…mmmhhhh “ racau Lina keenakan.
Setelah aku puas memainkan lidahku di memeknya sambil posisi nungging, ku lanjutkan dengan menjilati area Perineum (Lapisan kulit tipis antara memek dengan anus/lubang dubur). Ketika lidahku bermain di area Perineumnya, Lina menggeliat dan mendesah hebat “AAAAAAAAAHHHHHH … GELIIIII … TAPIIIII AAAHHHH …. NIKMAAAAAT …. ENAAAAAAAKKK … OOOUUUHHHH … AAAAAAHHH … INIIIII.. LUARBIASAAAAAA… AAAAHHHHH “ desahan Lina sangat keras.
Setelah aku puas bermain di area Perineum, aku mulai memposisikan kontolku untuk bersiap-siap menembus memeknya lagi.
Aku masukkan perlahan kontolku dan mulai ku genjot kembali memeknya dengan posisi Doggy Style secara perlahan, rasa memeknya sedikit berbeda ketika melakukan Doggy Style, terasa dinding memeknya lebih pulen ditambah sensasi suara PLAK PLAK PLAK kantung biji kontolku berulang-ulang beradu dengan area memeknya lalu sesekali ku tampar pantatnya yang semok dan menggemaskan ini lalu Lina kembali mendesah “Aaaahh… aah .. ahhh… ah.. ah.. ah… ah … ah …ah…masukkan jarimuuuuu ke anusku yaaaankkk… ah .. ah .. ah” Saat mendengar itu, aku kaget, rupanya Lina sudah berubah menjadi binal dan lebih binal, kemudian aku masukkan jari telunjuk tangan kiri ku ke anusnya dan mengocoknya sambil kontolku juga mengaduk-aduk memeknya.
Aku melihat dua payudara Lina yang besar bergerak bergelantungan bebas karena genjotan kontolku di memeknya dan jari telunjukku di anusnya, kepala Lina menengadah dan Lina mulai bangkit sehingga aku kini bisa dengan mudah meraih payudaranya, “AAAHHHHH REMASSS PAYUDARAKUUUUU YANG KUAAAAATTT … AH.. AH..AH..AH .. AH” desah Lina semakin keras, sekarang aku mulai mengerti mengenai tanda-tanda Lina akan orgasme lagi,
Kemudian Lina kembali mendesah dan berkata sedangkan aku masih sibuk menggenjot kontolku didalam memeknya, “Yaaaaankkk … pindahkan kontolmu ke anus kuuuuuuuu … ah.. ah ..ah ..ah ..ah” aku sangat kaget tetapi ini sebenarnya yang aku inginkan, aku ingin merasakan lubang duburnya padahal Lina sebelumnya mengatakan kalau perbuatan ini dilarang tetapi … bodo amat, yang penting aku bisa merasakannya.
Lalu aku mencabut kontolku dari dalam memeknya, PLOK terdengar suara ketika aku mencabut kontolku kemudian aku bangkit dan berdiri setengah dengan telapak kaki ku karena posisi anus memang berbeda dengan memek, lalu aku memposisikan kontolku tepat dengan gerbang anusnya dan aku mulai melakukan penetrasi secara perlahan sambil menggerakkan pinggangku dan Lina pun mengerang “AAAAAAAHHHH .. SAKIIIIIIT… AAAAAHHHH STOOOOP DULUUUUU YAAANNNKKK”
Aku mendiamkan kontolku di dalam lubang anusnya sementara ini, lalu aku mulai merangsang anggota tubuh Lina yang lainnya, aku mulai meremas kedua payudaranya sedangkan jari tangan kiri Lina memainkan memeknya.
Setelah beberapa saat, aku tarik perlahan kontolku keluar dan memasukkannya lagi secara berulang-ulang hingga sekarang Lina sudah mulai merasa nyaman dan enak. Kemudian aku mulai menaikkan ritme genjotan kontolku dalam lubang duburnya/anusnya lebih cepat, lubang anusnya terasa sangat dan lebih sempit, rongga dalam anusnya luar biasa mencengkram kuat dan lebih kuat dibanding lubang memeknya, Lina kembali mendesah dan mengerang lebih keras, “AAAAHHHH ENAAAAAAKKK … AH ..AH.. AH..AH ..AH.. AH… ayaaaaaaankkk … akuuuuuu … ingiiiiin berkataaa … kasaaaaaar…AH.. AH..AH..AH”
Lalu akupun menjawab, “LUAPKAN PERASAANMU SAYAAAAANK …ARRRGGGHHH LUBANG PANTATMU ENAAAAAAAAKKKK … AAAARGGGHHH…”
Lalu disahut dengan erangan dan perkataan kasar Lina “AAHHHH .. ANJIIIIING … AAAAAHHH .. AH..AH ..AH .. AH NIKMAAAT … ANJIIIIING… SODOMIII …ENAAAAAK…AH..AH..AH… “ Lina rupanya meluapkan seluruh perasaannya yang terpendam dan nafsunya menjadi di luar batas kendalinya, dia menjadi sangat binal dan liar.
Aku lihat jari tangan Lina semakin cepat mengocok memeknya sedangkan tangan kiriku menjadi penyangga tubuhnya sambil meremas payudaranya, Lina memegang tangan kananku dan memasukkan tiga jari ke mulutnya lagi, sedikit terbersit pertanyaan dalam hatiku, “Apakah Lina menginginkan kontol yang lain untuk mulutnya???”
Aku buang sementara pikiran itu, sekarang aku mulai menambah ritme genjotanku terus dan terus hingga aku pada akhirnya merasakan air maniku siap keluar, aku percepat lagi dan lagi genjotan kontolku dalam lubang duburnya yang sangat luarbiasa sempit dan aku pun mengerang keras, “AAARRRRRRGGGHHHHH YAAAANNNKKK AKUUU MAU KELUAAAAAARRRRRR …. AAAARRRRRRGGGHHHHHHHH” seluruh maniku keluar menyemprot dengan deras dalam lubang anus Lina beriringan dengan tubuh Lina yang bergetar dan mengejang sangat luar biasa lebih dahsyat dari sebelumnya, terlihat bola mata Lina hanya yang putihnya saja meresapi luapan orgasme yang luar biasa hebat dan dahsyat, Keringatku bercucuran dan menetes di atas punggung Lina.
Lina pun ambruk telungkup dan tubuh akupun mengikuti tubuh Lina memeluknya dari belakang.
Deru nafas kami sangat memburu dan terengah-engah luar biasa, Aku berusaha mengatur nafasku. Inilah malam pengantin ku, nikmat dan tidak akan bisa aku lupakan.
Setelah beberapa saat aku pun mulai tertidur pulas.
Aku sangat menikmati kehidupan rumah tanggaku, profesiku sebagai manajer di rumah makan siap saji menambah kebahagiaanku namun Lina menginginkan agar aku resign dari pekerjaanku dan lebih konsentrasi mengurus resto dan kafe milik kami.
Ternyata hal ini sama dengan saudara iparku yang lain, Asep dan Adi pun sama akan resign dari pekerjaannya.
Kami pun resign dan akhirnya kami sangat sukses mengurus cafe dan resto kami, hingga akhirnya Asep menginginkan liburan bersama ke wilayah Timur. Kami pun menyambut dengan baik dan senang, memang sebenarnya kami pun butuh liburan.
Ketika di dalam pesawat, kami menempati ruang VIP, dalam ruangan itu cukup luas, hanya ada enam kursi dan dua sofa, aku dan Lina lebih sering duduk di sofa.
Ku lihat Asep dan Yanti tertidur sedangkan Adi dan Rini bercanda yang diselingi ciuman-ciuman ringan, hal itu semua memang sangat wajar, karena mereka adalah suami istri yang sah.
Dalam ruang VIP pesawat itu, Adi dan Rini menempati kursi paling depan sedangkan Asep dan Yanti menempati kursi di belakangnya Adi dan Rini, aku dan Lina menempati sofa, aku bisa bebas melakukan ciuman bersama Lina karena ku lihat Asep tertidur, lama-kelamaan kami pun melakukan French Kiss, otomatis libido kami naik, gak mungkin kami menuntaskannya di sofa, akhirnya kami pelan-pelan meninggalkan mereka dan menuju dapur dan kami pun menuntaskannya di sana.
(((Bersambung ke POV Yanti)))