TERNYATA PACARKU…
“Hooaaammm”
Dengan malas aku membuka mataku.
Ya, namaku Rian. Aku adalah seorang Mahasiswa semester 7 jurusan IT disalah satu Universitas ternama di Jakarta.
“Anjirr sudah jam 7 aja, perasaan baru juga merem” kataku sambil mengecek hp.
Mataku tertuju pada salah satu notifikasi di HP yang ku pegang. Aku tersenyum melihat salah satu notifikasi tersebut. Ya itu adalah notifikasi dari pacarku.
Aku pun mengambil handuk dan bersiap untuk mandi.
Ya dan seperti yang kalian tahu, ritual hampir semua laki-laki kalau mandi itu cepat.
Selesai mandi aku pun memakai pakaian ku untuk bersiap pergi ke kampus untuk melanjutkan persiapan Magang.
“ganteng kali bah” kataku yang melihat pantulan bayanganku dicermin.
Aku pun mengambil kunci motor ninjaku dan bersiap berangkat. Sebenarnya ayahku adalah salah 1 direktur ternama disebuah perusahaan, tentunya soal materi aku tidak bermasalah.
Ayahku sebenarnya menentang untuk aku ngekos, tp dasarnya aku yang ngeyel pengen ngekos. Aku hanya minta motor ninja ke ayahku.
Saat sudah mengunci pintu kos ku.
Tetanggaku pun baru keluar dan akan pergi kuliah.
“Assalamualaikum ukhti” sapaku pada tetanggaku yang cantik ini
“waalaikumsalam juga mas Rian” jawabnya
Ini adalah tetangga sebelah kosku, namanya Maya.
Seorang gadis feminim dengan tinggi 155cm, dan harus ku akui gadis ini memiliki warna kulit putih mulus, dapat kulihat dari wajah dan tangannya. Ya semua itu karena jilbab yang selalu menjulur ditubuhnya. Saking lebarnya tu jilbab, aku sampai tak dapat melihat bukit indah yang dimiliki oleh tiap wanita.
Jujur aja kelen laki-laki yamg pertama dilihat dari seorang wanita pasti bukitnya
“seger ya rasanya, pagi-pagi keluar kos udah disambut pemandangan indah” kataku mencoba menggoda tetangga ku ini
“pemandangan apa mas” jawabnya dengan tersenyum malu
“ini belum apa-apa aku sudah liat bidadari muncul dari balik pintu tepat di depan mataku” kataku yang tambah menggodanya
Pipinya Maya pun bersemu merah.
“udah ih mas Rian. Maya berangkat kuliah dulu ya” jawabnya dengan cepat
Terlihat oleh Maya tersenyum manis sebelum pergi meninggalkan ku.
“huuuffftttt cantik banget tu cewek” gumamku
“ehh inget Rian lu udah punya cewek bego” kataku
Aku pun berjalan kearah parkiran dan mulai starter motorku. Saat hendak menarik pedal gas, kulihat Maya sudah naik kesalah 1 mobil yang datang menjemputnya. Ya dia dijemput oleh pacarnya.
Saat hendak masuk mobil, Maya sempat melihat kearahku dan tersenyum kembali. Aku pun membalas senyuman nya.
Sampai ditempat kuliah, aku hanya mengikuti dengan malas setiap penjelasan ketua angkatanku tentang Magang yang sebentar lagi akan kami lakukan.
Setelah 2 jam, akhirnya selesai juga penjelasannya. Akupun bergegas pergi ke kantin karena kampung tengah(perut) sedang tawuran karena dari pagi memang aku belum makan. Aku pergi bersama 2 sahabatku, Rio dan Rendi.
Rio ini sahabat ku sejak dari SD sedangkan Rendi,aku baru mengenalnya saat mulai kuliah saat kita sama-sama dikerjain waktu OSPEK dulu.
Rio ini orangnya bar bar, sedangkan Rendi ini kebaikannya. Rendi ini terkesan cool. Ya 11 12 lah sama aku. Kita sama-sama semester 7 walau beda jurusan
Ya jangan karena tadi pagi aku menggoda Maya kalian jadi mikir aku ini bar bar juga ya. Sebenarnya aku ini terkenal cuek, ya karena aku mungkin terkesan ngomong seadanya saat diajak bicara oleh orang yang baru ku kenal. Tapi saat bertemu dengan orang yang sudah lama ku kenal, jiwa setanku bergejolak
“eh pada mau makan apa ini? ” tanya Rio
“gua ayam bakar kuy” jawabku
“gua soto aja yo” jawab Rendi
“ya udah bentar gua pesen dulu yak” kata Rio sambil memesan
“gimana persiapan magang lu yan? ” tanya Rendi
“ya gitu lah Ren, gua hanya ngikut aja kek mana maunya temen-temen gua” jawabku sambil mengecek HP
“hmmm gitu, tapi lu jangan maen nerima-nerima aja Yan. Kadang kita harus bersuara juga” tambah Rendi
“santai kuy, gua mah yang penting nilai gua aman, hahahaha” kataku sambil tertawa
Tak lama kemudian
“taraa pesenan sudah diantar” kata rendi yang tiba-tiba muncul di meja kami
“anjay, cocok lu jadi pelayan Yo” kataku sambil menepuk pundaknya
“eh sopan donk kalau ngomong. Mana ada pelayan genteng kek gini” kata Rio yang tak terima dengan candaanku
“udah ah makan gaes, laper gua dari pagi belum makan” kataku sambil mengambil pesenanku
Kami pun makan sambil berbincang-bincang random.
Tak lama kemudian, aku dikagetkan dengan tangan halus yang menutup mataku.
“tebak siapa hayo” tanya seorang dibelakang tubuhku
“hmmm, bentar-bentar aku mikir dulu ya” jawabku
Sebenarnya aku tahu itu suara siapa. Itu adalah suara lembut pacarku.
“aduhhh siapa ya susah amat nebaknya, gk ada bantuan 50:50 atau phone a friends gitu” kataku sambil menahan tawa
“isssss, masa gk tau ini suara siapa sih” jawabnya lagi dengan gemas
Sumpah suara pacarku ini lembut cuy. Apalagi kalau sudah manja-manja gini
“aaaa aku tau, ini pasti suara masa depanku” ucapku kembali menggoda pacarku
“yey, pacarku emang paling bisa deh” kata pacarku sambil merangkulku
Pacarku pun menyuruh Rio dan Rendi untuk minggir dari sebelahku.
Oh iya, pacarku ini namanya Vani. Kami sudah 2 tahun pacaran. Vani ini mempunyai tinggi 156cm dengan tubuh yang sangat montok serta kulitnya yang putih. Dadanya 36B ditambah dengan bokong yang naik menjulang dengan rambut di kuncir belakang dan memiliki poni. Kalau urusan cantik ya sama lah dengan Maya tetanggaku. Hal ini karena Vani ikut kelas Yoga/fitnes dan senam serta dia sering perawatan wajah. Jadi tiap laki-laki yang memandangnya pasti akan melotot. Vani ini baru semester 5 namun berbeda jurusan juga denganku. Dan katanya semester ini dia persiapan untuk KKL. Untuk urusan ranjang hmmm, ya aku adalah laki-laki yang memerawani Vani.
*Flashback singkat
Hari itu kami pulang kehujanan setelah kencan kami di taman. Kami pun akhirnya berteduh di kosnya Vani.
Nah disini lah aku berhasil memerawani Vani.
Saat memasuki kamar kosnya, Vani memintaku untuk mandi duluan baru setelahnya Vani yang mandi. Setelah selesai mandi, Vani memberikan ku kaos dan juga celana miliknya. Ya walaupun sempit yang penting adalah.
Jujur dari td gua gk fokus karena dada Vani tercetak jelas karena kaos santainya yang basah. Sedari td pula ku atur posisi joni agar tdk sesak.
Setelah Vani selasai mandi, kami pun duduk berdua di kamarnya. Melihat Vani yang nampak kedinginan, akupun memeluknya dari belakang. Aku mengecup tengkuknya dan menciumi lehernya.
Vani pun membalikkan tubuhnya kemudian Aku kecup kecup tipis bibir dia dan kulihat mulutnya agak terbuka, seperti mamancing lidahku untuk menerobosnya, akupun langsung menyeruakan lidahku kedalam mulut Vani dan kemudian lidahku menari-nari didalam mulutnya, aku merasakan lidahku pun seperti ada yang melawan tarian lidahku, oh Vani memainkan lidahnya juga untuk melawan tarian lidahku.
Kami melakukan frenchkiss yang cukup lama hingga saat mulut kami saling lepas, dapat terlihat benang ludah kami yang membentang antara bibirkua dan bibir Vani. Aku lihat Vani tersenyum sayu kemudian aku mulai mengecup hidung mancungnya, kemudian aku kecup kedua matanya dan keningnya, aku turun dan mulai mengecup pipinya dan kemudian aku mulai menyerang lehernya dan kulanjutkan membuka bajunya. Kami memang sempat beberapa kali melakukan petting sebelumnya. Aku mulai menjilati payudara Vani dan gerakanku semakin lama semakin mendekati puting susunya,tapi aku tidak langsung menyerang putingnya melainkan memutar-mutarkan lidahku disekitar aerolanya, Vani terlihat semakin kelonjotan aku perlakukan begitu. Hingga akhirnya lidahku menyentuh putingnya hingga terdengar suara desisan dari mulut Vani.
‘eesssst ahhh” hanya itu yang kudengar dari mulutnya
aku kemudian mulai menghisap puting itu sambil menggigit-gigit kecil puting tersebut, dan lagi lagi terdengar suara desisan dari mulut Vani. Tanganku juga tak kubiarkan menganggur karena sekarang tanganku sudah berusaha melepaskan celana Vani dan setelah itu terlepas akupun melepas celanaku.
Vani sekarang sudah telanjang bulat dan celanakupun sudah terlepas, tapi aku tidak membuka bajuku. Aku memegang tangan Vani kemudian aku mengarahkannya ke penisku yang sudah menegak, kemudian tangan Vani mulai mengelus penisku dan lama-lama elusan itu menjadi kocokan yang membuatku merasa agak linu. Saat itu Vani belum mau mengoral penisku karena dia masih merasa jijik. Tangankupun tidak tinggal diam dan tanganku mulai mengelus permukaan vagina Vani dan memainkan klitoris dia. Lagi lagi terdengar suara desisan dari mulut Vani.
“Sayang, aku gak tahan ni. Aku gesek-gesekin disini ya” Ucapku sambil menempelkan penisku di permukaan vagina Vani, kulihat Vani hanya terdiam.
Akupun mulai menggesek-gesekan penisku di permukaan vagina Vani, mulai dari gerakan naik turun, kiri-kanan dan juga memutar-mutarkan penisku di permukaan vagina Vani, aku mendengar Vani mendesah “oouhhh eeghhhh uhhh” tidak karuan. Karena gak tahan akupun menempatkan penisku di lubang vagina dia. Sungguh vagina Vani hanya seperti garis lurus. Menandakan dia masih perawan.
Kemudian aku memandang Vani dengan pandangan yang seolah meminta. Kulihat Vani dengan pandangan sayu dia tersenyum kemudian mengangguk, kemudian dia memejamkan matanya.
“uuhhh eessttt, pelanh sayangh, sakit banget uhh” Vani memintaku pelan karena dia merasa kesakitan.
Aku melihat dia meremas kuat sprei kasurnya.
“uuhh enak banget, aku mulai goyang ya sayang’ kataku, dan Vanipun kembali mengangguk sambil tetap terpejam dan menggigit bibir bawahnya.
Akupun mulai menggoyangkan badanku, kami melakukannya di posisi itu hingga aku berejakulasi diperutnya.
“Makasih ya sayang udah ijinin aku jadi yang pertama” Aku mengecup kening dia, dia terlihat seperti menangis karena disela matanya yang terpejam aku melihat butiran air mata.
“Iya sayang, aku percaya kamu kok. Janji ya gak bakal ninggalin aku” Vani berkata sambil membuka matanya, kemudian kami saling berpelukan.
*Flashback Off
“yank, aku ada persiapan KKL di daerah *titt* ni. Kamu juga persiapan magang kan” tanya pacarku
“iya syg, tadi juga baru di bahas angkatanku” jawabnya sambil melanjutkan makan
“hmmm kalau sudah ketemu dan berduaan, yang lain kek kambing congek” protes Rio
“eh yank, denger ada suara-suara gk? ” tanya Vani dengan usil
“eh kampret biji mata di pasang donk, orang ganteng begini masa gk liat” kembali Rio melakukan protes
Kami berempat pun tertawa bersama-sama.
Setelah selesai makan kami pun berpisah untuk pulang. Aku dan Vani sudah berada di parkiran untuk mengantarnya kembali ke kosnya.
“yank, bentar sore aku ada jadwal fitnes dan senam ni” kata Vani
“hmmmm mau ku antar yank” tawarku pada pacarku
Karena memang biasanya Vani pergi dengan teman kosnya.
“ehmm enggk deh yank, aku sama temanku aja” jawab pacarku
“ya udah, tapi inget jangan nakal” kataku mengingatkan pacarku ini
“uhh iya masa depanku, aku ini punyamu syg” kata pacarku sambil meremas joni di balik celanaku
“ya udah kalau gitu, tapi nanti kabarin ya” pintaku
“iya sayang, muuuaaacccchhh”
Kami pun sempat berciuman sebelum akhirnya kami pergi dari kampus kami
*Bersambung…