Cerita Gay – Pecinta ABG 1
CERITA SEX GAY,,,,,,,,,,,
Ini adalah pengalamanku ketika di
SMU pertama kali waktu kelas 2,
bercinta dengan teman-teman
bahkan adik kelasku merupakan
pengalaman yang tidak dapat
dilupakan. Hal itu benar benar luar
biasa, bahkan hingga sekarang aku
sudah kuliah di perguruan tinggi pun
masih terbayang-bayang.
Di sini akan kuceritakan salah satu
pengalaman bersama teman-teman
dan adik kelasku waktu SMU dulu
yang mungkin akan membuat anda
pembaca pernah merasakan juga
atau yang menyukai cowok yang
cute, manis, dan baik. Bercinta
dengan teman SMU dan adik kelas
awalnya adalah hal yang dulu tidak
kupikirkan sama sekali karena aku
saat ini pun masih mempunyai
seorang kekasih yang kusayangi atau
dengan kata lain aku sebenarnya
masih menyukai wanita.
Bercinta dengan cowok masih
kulakukan juga tetapi sebagai just
for fun saja mengingat kenikmatan
yang dulu kualami juga. Hanya saja
sekarang aku memang lebih
menyukai yang masih duduk di
bangku SMP ataupun di SMU saja
jadi tidak mencari sembarangan
(safety minded) karena dalam
bercinta dengan mereka aku dapat
lebih enjoy melihat kepolosan dan
tampannya mereka dengan lebih
menyenangkan. Selamat membaca!
*****
Aku, Koko merupakan siswa kelas 2
salah satu SMUN di Jakarta,
berpenampilan menarik dan suka
bergaul. Tentunya banyak juga
teman cewek yang menyukaiku tapi
aku lebih berkonsentrasi pada
pelajaran walau ada juga teman
wanita yang mencuri hatiku. Aku
berteman akrab dengan teman sejak
SMP yang masuk ke SMU yang sama
yaitu Dimas dan Andrew sedang Dani
kami kenal di SMU dan jadi akrab
karena waktu awal masuk SMU kami
yang harus dikerjai dulu oleh kakak
kelas pernah dibantu Dani untuk
meminjamkan handphonenya yang
waktu itu tidak boleh dibawa, tapi
dia nekat diam-diam dan kita pakai
HP-nya untuk menelepon ke rumah
Andrew karena ada tugasnya yang
ketinggalan walau waktunya mepet.
Dimas orangnya rame, berkulit
lumayan putih berbadan sedang dan
memakai kacamata. Walau memakai
kacamata dia termasuk cowok yang
tampan. Andrew orangnya riang,
tinggi kurus tapi tidak kurus sekali
dan punya dada yang bidang, dia
indo karena kakeknya berasal dari
Inggris dan dia tampan, putih, kalau
bibirnya yang merah itu basah pasti
kelihatan cute sekali ditambah
dengan mode rambutnya yang
dipotong pendek mirip salah satu
penyanyi boy band Blue. Karena dia
indo maka putih kulitnya tidak seperti
orang barat pada umumnya yang
putih sekali, dia berkulit putih yang
manis. Yang terakhir adalah Dani, dia
juga cowok cute dan agak pendiam
tetapi kalau sudah rame pasti dia
bisa ikut rame juga. Di antara kami
memang Andrew yang paling cute
tapi kami berempat bisa dikatakan
cowok-cowok yang lumayan top di
sekolah karena termasuk cowok-
cowok yang cute dan keren apalagi
Andrew yang aktif di basket. Aku
sendiri orangnya keren, berkulit sawo
dan putih sedang.
Kami sudah kelas 2 SMU dan suatu
siang yang panas, pulang sekolah,
aku pulang bersama Dani dan
mampir ke rumahnya di kawasan
Jakarta. Sudah biasa aku main ke
rumahnya tapi kali ini dia tiba-tiba
menanyakan hal yang agak lain
kepadaku di kamarnya di atas
setelah kami ngobrol-ngobrol dan
memutar CD audio.
“Eh, kebayang nggak lo ngentot
sama Rina”.
Aku tersenyum saja, “Kenapa, lo
naksir sama dia?”
“Gue sempat ngeliatin dia tadi di
kelas, orangnya manis juga”.
Kemudian Dani mengeluarkan VCD
porno dari lacinya dan dipasang di
komputer. Kami jadinya malah
nonton bareng. Aku dan Dani
menonton berdua. Pada saat itu
rumahnya tidak ada orang hanya ada
2 orang pembantu yang ada di lantai
bawah. Pada adegan yang semakin
panas tiba tiba Dani berkata, “Gesek-
gesek yuk..!”. Aku terdiam kaget
karena hal itu yang juga pernah
kubayangkan waktu nonton VCD
porno di rumahku bersama yang lain
tapi niatnya sekadar merangsang
bareng dan tidak terlalu jauh.
Aku segera menyadari bahwa ia
ingin kami saling menggesekan
kelamin dan aku juga saat itu
memang sudah terangsang. Aku
mengiyakan saja dan kemudian aku
dan dia berdiri ke kasurnya. Lalu
kami berhadapan dan Dani
mengangkat tanganku dan
memelukku sambil menggesek
kelaminnya di depan celanaku dan
saling beradu kelamin tapi tidak
sampai membuka celana. Ia pun
tidak membuka celananya, kami
masih memakai seragam SMU yang
basah dan berkeringat. Sambil
mendesah desah pelan, Dani lalu
mencium badanku dan lidahnya
menjilat seragamku yang
berkeringat. Aku memang kalau
sekolah tidak pernah memakai kaus
dalam, begitu juga teman-temanku
itu.
“Ko, gue suka sama cowok, lo jangan
marah ya..”
Akhirnya aku sadar, memang benar
kalau Dani suka sama cowok tetapi
baru sekarang dia mengaku.
“Gue suka liat badan anak sekolah
yang nggak pakai kaos dalem, seksi,
ahh aahh aahh”.
Aku juga terangsang mendengarnya.
Badanku semakin berkeringat, begitu
juga Dani yang tidak memakai kaos
dalam. Dia menciumi ketiakku di
seragam yang basah, kami akhirnya
pindah ke kasur dan dia mulai
membuka celana hingga celana
dalamnya.
Aku melihat kelaminnya yang sudah
memanjang sekitar 15 cm tapi tidak
begitu besar, hanya panjang dengan
bulu-bulu yang tidak terlalu banyak.
Dia memintaku juga untuk membuka
semua celana hingga celana
dalamku, tapi aku hanya mau celana
saja. Dia tidak menghiraukanku yang
tidak membuka CD. Kami saling
berpelukan lagi dan aku juga
semakin terangsang melihat dia yang
ternyata mempunyai wajah yang
manis, bibir tipis dan kulit bersih
hingga akhirnya dia kucium dan
kukulum lidahnya, begitu juga dia
membalasnya. Kubuka celana
dalamku juga dan kelaminku pun
sudah memanjang besar, dia
semakin terangsang dan mulutnya
yang manis menuju kelaminku dan
menghisapnya dengan penuh nafsu.
Aku semakin bernafsu juga dan
awalnya aku tidak mau
memasukkan kemaluan Dani ke
mulutku, tapi aku menjadi lupa,
setelah 5 menit dia mengulum
kelaminku ganti aku yang mengulum
batang kelamin dan buah kelaminnya
dengan nafsu.
Bau khas kelamin remaja belasan
tahun yang puber ternyata
menambah nafsuku juga yang entah
mengapa semakin tidak terkontrol.
Dani mendesah kenikmatan.
Pantatnya yang keras kuremas-
remas hingga dia semakin mendesah.
Waktu aku ingin membuka kemeja
seragam Dani, ia menolak dan
menyuruhku juga tetap memakainya.
Aku mencium mulut Dani lagi sampai
terasa olehku akan keluar air mani.
Aku mendesah sambil melakukan
masturbasi dengan tanganku, lalu
Dani berjongkok dan melepas
tanganku yang sedang mengocok
lalu ia masukkan lagi kelaminku ke
dalam mulutnya hingga muncratlah
seluruh air maniku di dalam
mulutnya. Kulihat ia memainkan air
maniku yang belepotan dengan
mengeluarkan lagi dari mulutnya lalu
dijilatinya di kemaluanku.
Aku lemas, tapi Dani belum keluar, ia
memintaku untuk memasturbasinya
sambil telentang di kasur, akupun
menurutinya dan mengocok, ia
mendesah kenikmatan, kupegang
kemaluannya yang tidak besar tapi
panjang dan sedikit sekali bulu-
bulunya, ia semakin mendesah dan
akhirnya muncrat hingga aku tak bisa
menghindar sampai seragamku
akhirnya kena dan basah oleh air
mani Dani. Dani telentang di kasur,
kelelahan juga. Setelah itu aku
bergegas ke kamar mandi yang ada
di dalam kamar Dani untuk
membersihkan air mani yang
menempel di seragam sekolahku.
Setelah keluar, Dani masih telentang
dan melihat ke arahku sambil
tersenyum kelelahan. Aku memakai
lagi celana dalam dan celana abu-abu
sekolahku.
Untuk sesaat aku terdiam lalu Dani
berkata dengan kondisi kemaluannya
yang sudah lemas dan basah oleh air
mani di kasurnya sambil duduk.
“Ko, gue sebetulnya pernah beginian
juga sama Andrew dan Dimas, lo aja
yang tidak pernah kita ajakin soalnya
gue takut Andrew dan Dimas marah
sama gue, mereka bilang tidak usah
ajak Koko.
Awalnya juga karena gue, Andrew
dan Dimas pernah nonton VCD porno
di rumah gue tapi tanpa lo, dan
akhirnya kita jadi sering begini habis
nonton..”
Aku diam dan hampir tidak percaya
ternyata Andrew dan Dimas sering
beginian dan ternyata memang Dani
yang pertama mengajak mereka dan
akhirnya keterusan.
“Dani, lo itu memang suka sama kita-
kita ya?”
“Iya, cuma gue tidak bisa bilang ke lo
langsung, gue nggak mau lo pada
marah sama gue..”
Dani mulai terlihat sedih.
“Gue juga suka liat anak cowok
pakai seragam sekolah tapi nggak
pakai kaos dalam, dari sejak gue
SMP, nggak tau kenapa Ko..,
kayaknya gue ini ada kelainan
karena sejak SMP suka sama cowok,
Andrew dan Dimas karena awalnya
iseng ngikutin ajakan gue jadinya
keterusan beginian, mereka suka
ngelus-ngelus dan membelai gue,
juga di sekolah terutama di toilet,
mereka berdua yang buat diri gue
serasa nyaman karena kalo lagi
beginian pasti gue yang dipeluk-
pelukin sama mereka dan gue suka
digituin.., i feel my fantasy.. Ko..”.
Aku diam dan teringat setelah kupikir
pikir Andrew dan Dimas juga tidak
pernah memakai kaos dalam.
“Gue suka liat lo nggak pakai kaos
dalam Ko, seksi dan gue suka bau
keringat..”.
Terselip perasaan simpati kepada
Dani, dan lalu aku menghampiri dan
memeluknya lagi dengan hangat dari
belakang tubuhnya. Mukanya yang
cute dan bibirnya yang tipis
memerah. Kulitnya yang putih dan
dadanya yang juga bidang terlihat
seksi di balik seragam sekolahnya.
Setelah itu aku juga membelai
rambutnya dan menenangkannya.
Setelah ngobrol lagi, aku pulang ke
rumahku dengan taksi, di perjalanan
aku berpikir ternyata melihat badan
cowok yang lagi memakai seragam
putih yang ukurannya pas/kecil seksi
juga. Dan aku jadi mulai tertarik
untuk melihat badanku sendiri pakai
seragam SMU tapi tanpa kaos dalam.
Hari berlanjut, pikiranku yang tadinya
hanya konsentrasi untuk UMPTN jadi
bercabang, antara ada perasaan yang
kutahan agar tidak muncul yaitu suka
sama cowok tapi di satu sisi ada
keinginan untuk melakukan lagi
pengalaman nikmat itu.
Pada hari Sabtu aku bertemu dengan
adik kelasku bernama Heru. Anak
Kelas 1 SMU, Dia anak cowok yang
manis seperti teman-temanku,
berbadan kurus atletis, putih, berbibir
seksi dan juga selalu memakai
seragam sekolah yang seksi, polos
ketat dan tanpa kaos dalam. Selama
bertemu dengannya tidak pernah ada
perasaan suka padanya, tapi bagiku
keadaan berubah. Waktu itu hari
Selasa, dia sedang main basket di
lapangan dan tidak memakai baju
olahraga, seragamnya yang seksi
basah oleh keringat dan dengan
sepatu Nike terbaru dia tampak
benar-benar cute dan rambutnya
yang mirip Harry Potter semakin
membuatnya keren, hingga aku
teringat lagi pengalamanku bersama
Dani waktu itu.
Aku memanggilnya.
“Heru, www.ceritagay.uiwap.com ntar pulang sekolah main ke
rumah gue, ada Andrew, Dimas juga
Dani, kita mau ada rencana untuk
Pentas Seni, lo anak kelas satu jadi
bantu-bantu kita..”
“Wah, gue kayaknya nggak bisa, ada
les tapi okelah gue usahain..”
“OK Her, kalo gitu ntar lo bareng
sama kita..”
“OK Ko!”
Waktu berjalan, pada hari Selasa
sepulang sekolah itu, aku yang
mengajak mereka bertiga dan Heru
adik kelasku ke rumahku yang lagi
kosong, hari itu di kelas aku merasa
merindukan pengalaman bersama
Dani lagi. Kupikir waktunya tepat jadi
kuajak teman-temanku ke rumah.
Andrew, Dimas dan Dani. Hingga saat
itu aku semakin merasakan suka
dengan teman cowok dan ingin
menyalurkan dan bercinta dengan
teman-temanku. Dan ada lagi anak
baru yang cute, adik kelasku yang
terbayang juga belakangan ini. Aku
berani karena aku sudah tahu kalau
Andrew, Dimas dan Dani sering
bercinta bersama yang mana
kadang-kadang dari cerita Dani,
mereka saling berganti posisi dan
saling bercumbu mesra. Walaupun
sudah mulai bermain anal, saling
memasukkan jari ke anus antar
mereka, saling membelai dan dibelai
tetapi kata Dani mereka masih
normal dan tidak jadi seperti Dani
yang memang sudah ada kelainan
karena hanya suka sama cowok.
Sampai di rumah, kami langsung
masuk ke kamarku di lantai atas,
kami berlima dalam keadaan
berkeringat. Aku langsung
menyalakan komputer dan kupasang
VCD porno yang kuperoleh dari Dani,
kami tertawa tawa menontonnya,
tapi aku sudah tahu kalau kami
semua sebenarnya sudah terangsang.
Dimas dan Andrew semakin terlihat
bernafsu. Begitu juga adik kelasku
Heru yang ternyata sering juga
menonton VCD porno di rumahnya
tersenyum. Tiba tiba Andrew
mengelus-elus badan Dimas, dan
Dimas membalas memeluknya. Aku,
Dani dan adik kelasku melihat
mereka dengan tersenyum. Andrew
memeluk Dimas dari belakang dan
Dimas semakin terangsang, akupun
menghampiri Dani dan Dani langsung
mengerti, aku mengulurkan lidah ke
mulutnya. Dia membalas dan kami
saling berciuman. Adik kelasku Heru
menjadi bingung. Aku lalu melepas
pelukanku pada Dani dan mengarah
kepadanya dan mengajak begituan
juga tapi tidak memaksanya, dia
bingung dan menolaknya. Aku terus
mengajaknya dan Dani tersenyum
padanya.
Berlanjut ke bagian 2,,,,,,,,,,,,,,,