Rita Mahasiswi Berbody Seksi

Aku mendapat sebuah pengalaman yang unik dimana aku berkenalan lewat dunia maya, yah disini aku sering chat dan banyak menemukan teman wanita , kadang yang aku temui ada ibu ibu yang cerita akan masalah pribadinya sampai ke masalah sex tak jarang juga aku pernah di ajak untuk melakukan hubungan dengan salah satu wanita STW tapi dalam cerita ini aku akan menceritakan kisahku perkenalan dengan mahasiswi.

Aku masuk dalam grup dimana aku melihat foto profilnya sangat cantik aku chat dia, sebut saja namanya Rita dia masih muda usianya 20 tahun dengar dengar dia juga anak tajir yang sedang kuliah di luar kota, lha dari sini kisah ini terjadi.

Singkat cerita, suatu hari aku ada tugas dinas ke kota M dan iseng-iseng aku hubungi dia melalui nomor HP yang sudah dia berikan sebelumnya. Dan dengan senang hati dia mau ketemuan, asal dengan syarat dia bawa teman. Walhasil, aku ketemu dia di salah satu cafe di daerah kampus yang berada di pinggir kota.

“Hey.. Kamu Rita” sapaku.

“Hey, Dodi ya.. ” sambil menjawab Rita mengulurkan tangannya.

“Kenalin ini temanku Dony,” sambil mengenalkan temanku.

“Oh ya, kenalin juga ini temanku Rida,” kata Rita mengenalkan temannya.

Sepintas terlihat, Rita adalah sosok seorang gadis model. Karena bentuk tubuhnya sangat semampai dengan ciri 167/45. Sehingga tonjolan di dada maupun di pantatnya tidak begitu nampak sebagaimana gadis-gadis yang aku kenal. Lamunanku buyar saat Rita menawarkan menu yang mau dipesan.

“Iz, kamu mau makan apa?” tanya Rita.

“Mmm, anu.. Terserah deh” jawabku gugup.

“Kenapa say.. Kok nervous gitu?” tanyanya manja.

Wah dadaku berdetak keras saat dia panggil aku dengan kata “say.. ” tetapi aku cepat menguasai keadaan dan bersikap seperti nggak ada rasa GR dengan panggilan yang aku kira sangat romantis banget.

“Tidak kok, tidak apa-apa, aku ngikut aja,” jawabku datar.

Dari pertama kita ketemu di chatting, aku terbuka saja dengan status aku yang sudah married. Dan ternyata diluar dugaanku, Rita bisa menerima hal itu karena memang dia menyukai cowok yang lebih dewasa.

2 jam lamanya kami berempat, ngobrol apa aja yang bisa dibicarakan. Baik tentang kuliahnya, masalahnya Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 21 kurang 1/4. Akhirnya aku menawarkan diri untuk mengantar balik ke kost-kostan.

“Rita, sudah malem nih, ayo aku anter balik” ajakku.

“Oke dah Mas Dodi,” jawab Rita singkat sambil bangkit dari duduknya.

Setelah aku bayar di kasir, aku bergegas menuju mobil starletku yang butut kedinginan diluar cafe.

“Dan, minggu depan aku mau ke Surabaya,” kata Rita.

“Oya, dalam rangka apa?” tanyaku.

“Mau ketemu kamu, kamu ada waktu kan?” jawabnya tersenyum.

Deg! jantungku terasa berhenti ketika Rita bilang seperti itu, aku langsung berusaha menguasai situasi.

“Ooo.. Pasti bisalah, asal kamu kabarin sehari sebelum datang,” pintaku.

“Oke deh, ntar aku hubungi kamu Mas” kata Rita.

“Terus, kamu mau dateng sama Rida atau sendirian?” tanyaku.

“Sendirilah Mas, masa iya sama temanku.. Kan nggak romantis?” jelas Rita.

Tanpa terasa sampailah di depan tempat kost Rita.

“Selamat malam,” kataku.

“Terima kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan,” Rita mengingatkan.

“Ok” jawabku singkat, dan setelah itu aku langsung tancap gas balik menuju ke Surabaya dengan perasaan yang masih bertanya-tanya dengan ucapan Rita yang sedikit romantis. Tetapi sebandel apapun aku, aku tetap memegang prinsip aku tentang virginitas seorang cewek. Buat aku jika seorang gadis itu masih virgin, aku tidak akan pernah mau Making Love karena sudah menjadi prinsip aku untuk tidak merusak masa depan seseorang.

6 hari sudah berselang setelah pertemuan pertama dengan Rita dan sesuai janji dia, Kamis siang Rita menelphone HP-ku. Ringtone dengan lagu dilema cellulerku berbunyi dan saat aku liat layarnya ternyata 081252xx (nomor Rita).

“Mas Dodi besok aku berangkat sepulang kuliah, bisa jemput nggak?” tanya Rita.

“Oke bisa, jam berapa?” balas aku bertanya.

“Mmungkin dari Surabaya jam 18.00″ jawab Rita.

“Lho emang kamu mau langsung balik?” selidik aku.

“Tidaklah Mas, aku kan ingin ditemanin Mas Dodi semalaman” jelasnya.

Alamak si Rita ini, bikin aku berpikir yang nggak-nggak.

“Oo gitu, oke sapa takut” tantang ku.

“Oke deh Mas, sampai besok” seiring kata itu HPnya langsung dimatikan.

Setelah telphone off, aku langsung hubungi salah satu hotel di Surabaya yang menjadi tempat favorite aku dan kebeetulan aku salah satu members di hotel tersebut. Sehingga setiap saat aku bisa booking room dengan posisi open.

Hari jum’at jam 18.00 tepat aku sudah nongkrong di jok mobilku. Diparkiran terminal Bungur Asih dan selang 5 menit cellulerku berbunyi, “Mas kamu dimana?” suara Rita.

“Aku sudah di parkiran terminal nih,” jelasku.

“Oke deh aku ke situ” jawab Rita.

Dengan perasaan deg-degan aku menunggu Rita nongol dari pintu keluar terminal, dan dari jauh aku lihat tubuh semampai yang agak kurusan berlenggak-lenggok seperti di catwalk. Setan bertanduk, meniup pikiranku sepanjang Rita menuju mobilku.

“Hey Mas Dodi, gimana khabarnya?” tanya Rita.

“Baik Rita” jawabku singkat.

“Sudah lama ya Mas Dodi tunggunya,” ia membuka percakapan.

“Belum kok Rita” jawabku singkat.

Tanpa panjang lebar, aku langsung menuju hotel yang sehari sebelumnya aku sudah booking. Dan parfum dengan aroma melati sangat megganggu birahi kelaki-lakianku. Setan bertanduk semakin aktif mengetuk pikiran kotorku untuk langsung bercinta dengannya.

Sesampai di hotel aku langsung minta kunci dan menuju kamar lantai 2 nomor 222.

“Lho Mas kenapa kok booking yang 2 bed?” tanya Rita.

“Lho memangnya kenapa?” aku berlagak bengong.

“Rita pengennya yang satu bed, supaya bisa berduaan,” jawab Rita polos.

Walaupun setan sudah pada meringis diatas kepalaku dan bilang, yes! tetapi aku berusaha cool di depan Rita dan sedikit berkata bijak bagaikan orang tua.

“Rita, kita tidak untuk macam-macamkan di kamar ini?” balasku bertanya.

“Ya sudah deh Mas, aku mau mandi dulu ya” jawab Rita kesal.

15 menit lamanya Rita mandi, akhirnya pintu kamar mandi terbuka dan begitu kagetnya aku, ketika Rita hanya mengenakan daster yang tipis tanpa menggunakan BH dan CD, sehingga nampak jelas sekali puting yang kecil menonjol di balik daster tipisnya. Tanpa melihat gelagat Rita yang semakin membuat detak jantungku semakin cepat, aku langsung ambil handuk dan mandi.

Malam semakin larut dan hampir 3 jam aku di dalam kamar berdua dengan Rita, detak jantungku semakin kencang tatkala Rita sesekali sengaja menyentuhkan tangannya di pundakku. Adik kecilku berontak dengan keras ingin keluar dari celanaku.

“Mas, malam ini kamu manis banget sih,” kata Rita memuji.

“Ah kamu bisa aja” jawabku agak gugup.

Karena pertanyaan itu disampaikan hanya dengan jarak 20 centi dari mukaku sehingga bau harum di wajahnya begitu menggelitik syaraf kelaki-lakianku.

“Mmm bagaimana.. ” belum selesai aku tanyakan sesuatu tiba-tiba tubuh kecil Rita sudah berada dipangkuanku. Sehingga memudahkan dia untuk mencium bibirku. Sedangkan posisiku sendiri sangat tidak menguntungkan untuk membalas ciuman Rita, karena posisi tanganku menopang tubuhku.

“Mmm.. Mas.. Aku suka kamu,” kata Rita sambil melanjutkan ciuman mautnya.

Aku tidak bisa menjawab sepatah kata apapun karena memang serang bibir tipis Rita menggelontor bibirku bertubi-tubi. Perlahan tapi pasti, aku mulai merubah posisiku untuk terlentang di ranjang sehingga tubuh mungil Rita dengan mudah naik diatas tubuhku.

Aku rasakan perutku mulai basah dengan cairan yang mulai menetes dari memek Rita. Karena dari tadi dia sudah tidak memakai celana dalam sehingga saat duduk diperutku, aku merasakan betapa halus bulu-bulu di selangkangan gadis ini. Tanganku mulai membelai punggung dan tengkuk Rita, sehingga hal itu membuat birahi Rita mulai terkoyak.

Dari mulutku Rita mulai merambat kebawah, menjilati puntingku hingga membuat darah aku berdesir dengan kencang.

“Rita.. Geli sayang.. ” aku merintih.

Rita sepertinya semakin bernafsu mendengar rintihan aku, dan semakin berani saja gadis ini memainkan lidahnya disekitar perutku. Tubuhnya semakin kebawah dan sampailah wajah nya di atas selangkanganku, dengan satu gerakan saja, celana adidas yang aku kenakan langsung tertanggal.

“Mas.. Aku suka kontol kamu.. Gila besar sekali” puji Rita dan setelah itu langsung saja mulutnya yang tipis mulai mendarat di batang kemaluanku.

“Oohh.. ” aku merintih dan mnggelinjang saat mulut Rita mulai melahap kontolku yang sudah mulai mengencang. Sesekali tangan yang lentik mengocok batang kemaluanku.

“Aaow.. Sakit sayang” jeritku saat giginya mengenai kepala kontolku.

Aku hanya menikmati jilatan, hisapan dan kuluman bibir Rita yang tipis sembari aku menengok kebawah melihat Rita yang lagi asyik mengoral kontolku. Duh alamak, ini gadis kok jago banget oral sex nya. Awas ya aku balas nanti kalo gadis itu sudah puas menghisap kontolku. Disaat aku membayangkan apa saja yang bakal aku lakukan dengan gadis kecil ini, tiba-tiba Rita bangkit dari selangkanganku dan berdiri.

“Mas. Rita sudah nggak tahan.. Aku masukin ya?” tanya Rita sambil melepas kontolku dari mulutnya.

“Rita, Mas tidak mau, jika kamu masih virgin,” aku berusaha jelaskan masalah prinsipku tentang keperawanan seseorang.

“Mas, Rita ingin banget.. Rita sudah pernah lakukan kok sama pacarku” jelas Rita tidak mau kalah.

“Kamu serius..?’” tanyaku bingung.

“Percaya sama Rita Mas, aku sudah tidak virgin kok,” sambil berkata seperti itu, Rita langsung berdiri diatas tubuhku. Tangannya yang lentik memegang kontolku yang berdiri kencang untuk diarahkan ke lubang memeknya

Bless.., suara kontolku mengoyak memek Rita.

“Ughh, Mas..” kepala kontolku langsung membuka lubang sempit di selangkangan Rita.

“Gila, enak sekali punya Mas.. aakkh” Rita menggerinjang sembari mulai berusaha memasukkan seluruh batang kemaluanku.

Aku merasakan lubang surgawi milik Rita sangat sempit sekali, sehingga aku merasakan sesuatu yang menjepit batang kemaluanku.

“Mas.. mentok nih, gila banget.. padahal belum masuk semua..” rintih Rita.

“Gila Mas punya kamu panjang.. Eenaak Mas” rintih Rita.

Beberapa kali Rita menggerakkan tubuhnya naik turun, tiba-tiba Rita mulai mempercepat pergerakkannya diatas tubuhku yang naik turun.

“Mass.. Ritaa.. Mau.. Daapett.. Maass..” rintih Rita.

Karena memang kontolku tidak bisa masuk seluruhnya (hanya menyisakan 2 cm saja), sambil bergerak naik turun tangan Rita berusaha menahan tubuhnya dia tas dadaku.

“Mas.. Aaampunn.. Akuu nggak tahan lagi..” rintih Rita.

“Mas.. Dodi.. Rita kee.. luuaarr..” bersamaan dengan rintihan panjang Rita sesuatu aku rasakan menyiram batang kemaluanku.

Sssurr.., cairan yang terasa banyak membasahi selangkan aku.

Tubuh Rita langsung terkulai lemas dengan permainan tadi sehingga dia terlentang sambil menutup mata, merasakan sisa-sisa kenikmatan yang sudah diraihnya. Tanpa memberi nafas sedikitpun, aku mulai membungkuk di atas dada gadis yang masih belia ini.

Dengan sentuhan yang penuh perasaan, lidahku mulai memainkan puntingnya yang masih mengencang besar. Aku berusaha membangkitkan gairah Rita yang sudah mulai terkulai lemas.

“Mas.. Kamu hebat.. Ughh,” pujian Rita tidak sampai selesai karena gigiku yang nakal mulai menggigit punting Rita dengan mesra.

Aku membiarkan kedua tangannya menggapai kepalaku yang sedang asyik menikmati puntingnya yang kencang. Maklum, Rita tergolong cewek yang tidak mempunyai payudara sehingga puntingnya lebih dominan.

Semakin lama, mulutku yang liar mulai membalas perlakukan Rita saat mencumbui aku sebelumnya. Sesekali tubuhnya yang kurus menggelinjang hebat saat aku mainkan pusar perutnya dengan lidahku, hal ini membuat kedua pahanya terbuka lebar.

Kesempatan itu tidak aku sia-siakan, wajahku langsung menangkap bongkahan daging dengan rambut yang begitu halus. Dengan satu kali gerakan, kedua tanganku sudah bisa mengunci kedua pahanya diatas pundakku.

“Mmas.. Gelii.. Ampun.. Ooohh,” Rita hanya bisa merintih saat klitorisnya aku mainkan dengan lidahku. Sesekali aku mencium bau wangi bekas cairan Rita yang sudah keluar saat permainan pertama.

Dan hal itu menambah birahiku untuk melumat habis seluruh cairan yang mulai meleleh kembali dari lubang kewanitaanya. Sesekali pinggul Rita yang mungil ikut terangkat keatas, mengikuti hisapan mulutku di selangkangannya. Beberapa saat kemudian..

“Mas.. Ammpun.. Aku mau keluar laagi.. Mmass” kedua tangan Rita membenamkan wajahku dalam-dalam diantara kedua pahanya. Bersamaan dengan itu pula cairan putih meleleh dengan deras dari ujung lubang kewanitaanya. Dengan sedikit liar, aku minum semua cairan yang keluar dan aku jilatin sampai bersih kembali tanpa ada cairan sedikitpun.

“Capek sayang.. ” tanyaku.

“Kamu benar-benar gila Mas.. Hebat banget kamu,” puji Rita.

Belum selesai dia memeujiku, aku langsung mengangkat tubuhnya yang langsing dan sedikit kurus. Sekali angkat tubuhnya langsung berhadapan dengan tubuhku, dengan cekatan kontolku aku tancapkan ke lubang memek Rita,

“Mmas.. Aduh.. Kamuu benar-benar nakal..,” kata Rita manja.

Kedua tangan Rita menggelayut dileherku sedangkan kedua kakinya mengunci pinggulku, sehingga hal ini memudahkan kontolku menerobos masuk di lubang memeknya.

“Slep.. Slep.. Slep.. ” terdengar kontolku bergerak keluar masuk lubang Rita. Kedua tanganku menahan bongkahan pantat Rita yang tidak begitu besar, untuk memudahkan pergerakan keluar masuk kontolku. Karena tubuh Rita yang ringan memudahkan aku untuk berhubungan sambil menggendong Rita.

Posisi ini aku pertahankan sampai, Rita orgasme yang ketiga kalinya.

“Mass.. Aku.. Keluar lagi.. ” sambil berkata demikian Rita berusaha mendekap tubuhku erat-erat sedangkan tubuhnya tidak bisa mendekat tubuhku karena memang terganjal kontolku yang panjang.

Disaat tubuh Rita turun dari gendonganku, aku sedikit mendorong tubuhnya untuk menghadap ke dinding. Sambil aku bisikan kata yang mesra di telinganya

“Akan kuberikan semua kenikmatan malam ini” rayuku.

“Mass..” desah Rita.

Kaki Rita aku buka lebar, sehingga memudahkan aku untuk penetrasi melalui belakang.

Bless.., batang kemaluanku kembali menghunjam lubang Rita yang masih terengah-engah. Kedua tanganku memegang pinggul Rita dari balakang, sehingga memudahkan aku untuk bergerak maju mundur. Kedua tangan Rita menahan tubuhnya di dinding kamar.

“Mas.. Eennakk sekali.. ” rintih Rita.

“Kamu memang.. Jagonya Mas.. Uuuhh,” berkali-kali Rita merintah tetapi hal itu tidak menghentikan permainan aku yang semakin gila saja.

Setelah puas dengan posisi seperti itu, dengan memeringkan tubuh Rita yang masih berdiri, aku angkat kakinya satu sehingga aku bisa memasukkan kontolku dengan leluasa.

Crek.. Crek.. Crekk.., suara kontolku yang sudah mulai dibasahi oleh cairan Rita yang begitu banyak meleleh, sampai menetes di pahaku.

“Mas.. Kamu.. Pandai sekali membuatku melayang.. Aaahh.. Uuuhh”

“Sayaang.. Aku.. Nggaa.. Tahann..” untuk yang kesekian kalinya lubang kewanitaan Rita mengucurkan cairan putih pekat dibatang kemaluanku.

Setelah aku puas, akhirnya aku membopong tubuh Rita dan meletakkan di pinggir ranjang. Kali ini aku melakuakn doggie style, aku semakin bergairah untuk bermain dengan beberapa variasi dalam bersetubuh.

“Hekk..” muka Rita dimasukan dalam-dalam diatas bantal ketika kontolku menghujam kesekian kalinya.

“Oohh.. Rita.. Punya kamu asyik banget..” puji aku.

Sambil menggerakkan maju mundur tubuhku dibelakang tubuh Rita, aku melihat jelas kucuran keringat dari tubuh kami berdua. Sampai akhirnya Rita menjerit panjang dibarengi kedua tanganya meremas sprey hotel dengan kencang.

“Mass.. Aaammppunn..” gigi Rita menggigit bantal dengan kencang.

“Aku juga mau keluar sayang.. Rita..?” aku mendesah kenikmatan

“Ooo Rita.. Mau dikeluarin dimana.. aakhh,” aku bergerak semakin cepat memasukkan kontolku.

“Di dalam aja sayang.. ” pinta Rita.

“Jangan aku nggak mau.. Cepet sayang aku sudah mau keluar nih..” desahku.

“Ritaa.. Aaakhh” aku segera melepas kontolku dari lubang memek Rita dan dengan seketika membalikkan badannya hingga mulutnya pas didepan kontolku.

Bagaikan di film-film BF yang pernah aku lihat, Rita langssung melumat habis kontolku.

Crutt.. Crut.. Crut.., entah berapa kali semburan spermaku dalam mulut Rita, aku hanya merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Semburan demi semburan, Rita seperti tidak mempedulikan lagi. Gadis itu tetap mengocok, mengulum dan menghisap dalam-dalam kontolku. Terlihat jelas spermamu menetes kelaur dicelah bibirnya yang mungil dan belum sampai jatuh, lidahnya berusaha menjilat kembali.

“Mmm.. Aku suka sekali sperma kamu Mas..” kata Rita sambil menelan seluruh spermaku yang sudah keluar.

Sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di batang kemaluanku,

“Ma kasih Mas.. Kamu memberikan apa yang selama ini aku impikan” kata Rita.

“Selama ini pacarku tidak pernah memberikan ini semua, asal dia sudah keluar ya sudah tanpa harus mikirin aku” jelas Rita.

Malam itu kami tidur berpelukkan sampai pagi dengan keadaan telanjang bulat, aku sudah tidak ingat lagi berapa kali memberikan kepuasan terhadap Rita. Akan tetapi yang membuat diriku bangga adalah, aku bisa memberikan kepuasan kepada pasanganku. Karena buat aku sex bukan milik pria seorang tetapi milik kedua pasangan yang melakukkannya.

Paginya Rita membangunkan aku tepat pukul 06.00

“Mas.. anter aku ke terminal ya, aku harus balik nih,” pinta Rita.

“Oke, yuk kita segera bersiap-siap” ajakku.

“Mas, kamu janji ya berikan aku seperti ini setiap aku mau,” kata Rita.

“Iya sayang, selama kamu mau.. Aku akan berikan” jawabku penuh harap.

Sambil berkata demikian kita berdua menuju kamar mandi untuk mandi bersama. Dan di kamar mandi, untuk sekali lagi kita melakukan hubungan sex yang sangat fantastis di bawah guyuran shower. Dan entah berapa kali Rita mereguk kenikmatan saat itu. Yang pasti hari itu begitu hebat permainan yang aku lakukan denagn Rita.

Setelah siap, aku check out dan meluncur kearah terminal Bungurasih.

“Kamu hati-hati Rita” sambil aku kecup keningnya.

“Terima kasih Mas buat permainan semalam dan tadi pagi” kata Rita berterima kasih.

“Kamu memang luar biasa Mas” puji Rita.

Akhirnya tubuh Rita yang semampai bergegas meninggalkan mobilku untuk menuju ke antrean bus menuju kota K. Lambaian tangannya berkali-kjali melambai seiring dengan tubuhnya yang hilang ditelan keramaian terminal.

Hari ini menyisakan cerita yang maha dahsyat karena permainan sex aku yang bisa diterima oleh pasangan aku. Setelah hari itu, kita berdua sering saling calling, saling perhatian, saling share dan sering juga janjian untuk sekedar melepas kangen dan diakhiri dengan permainan sex.

Rita, salah satu teman chating aku yang sekarang entah kemana perginya. Semoga kamu bisa mengenang masa-masa indah kita saat berdua. Dan aku masih berharap kamu kembali datang di hari-hariku untuk mereguk kenikmatan bersama.

Related posts