Cerita Dewasa Pesona Janda Keturunan Arab
kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Pria bernama Ricky. Ricky yang saat itu menginap Dihotel didaerah indonesia bagian timur karena sebuah pekerjaan, disana dia mendapatkan kenalan seorang Jantung (janda gantung) keturunan arab yang bernama Grace. Perkenalan singkat itu pada akhirnya membawa dan Ricky dan Grace pada suatu bubungan sex yang sangat liar penuh gairah. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Cerita Dewasa Pesona Janda Keturunan Arab
Setelah sekian lama saya menginginkan untuk bisa berwisata sex, pada akhirnya saya mendapatkan keinginan itu. Saat itu saya mendapatkan tugas dari kantor, hal itu aku anggap sabagai liburan, walau ujung-ujungnya harus bekerja juga sih. Saat itu saya mendapatkan dinas luar di Indonesia bagian timur. Karena disana masih banyak peluang proyek yang bisa saya kerjakan.
Sampai pada hari itu, saya-pun berangkat dengan seorang Direktur Utama sebuah perusahaan besar di indonesia. Singkat cerita saat itu sampailah saya di lokasi proyek, disana saya bertemu beberapa orang penting yang berwenang dan saya mulai menjelaskan tujuan kedatangan kami. Setelah urusan kami selesai maka Direktur utama tersebut pulang terlebih dahulu karena masih ada urusan lain di Ibu kota.
Kini saya sendiri untuk mengurus semua segala perijinan untuk proyek yang akan saya kerjakan. Disana saya tinggal di sebuah Hotel melati yang tidak terlalu besar, tapi bersih dan nyaman untuk ditinggali. Letak hotel itu berada di pinggiran kota, suasana disekitar hotel itu nampak sepi, namun aman. Walaupun berada di pi nggiran kota, untuk sarana transportasi sangatlah mudah jika saya ingin kemana-mana.
Kamar saya saat itu terletak pada lantai dua yang kebetulan kamar saya menghadap ke arah laut. Hal itu menambah saya terasa nyaman dan relax. Selama disana setelah saya pergi mengurus segala perijinan dari satu instansi ke instansi yang lainnya, saya sering melepas lelah dengan cara duduk di balkon sembari melihat kearah laut. Para pekerja di hotel itu sangat ramah dan akrab pada setiap tamu hotel.
Hal ini bisa terjadi karena mungkin jumlah kamar di hotel itu tidak terlalu banyak, kamarnya berjumlah kira-kira sekitar 30 kamar. Saya tipe orang yang mudah akrab dengan orang lain, buktinya selama saya menginap dihotel itu saya sering mengobrol dengan tamu lain atau ekerja di hotel itu. Terkadang dengan nada bicara bercanda, saya sering diberi tawaran untuk berwisata sex.
Mulai dari satpam hingga pegawai hotel bertanya pada saya,karena hampir 2 minggu saya tidak pernah membawa teman kencan seperti tamu-tamu lainya. Saat itu saya hanya tersenyum saja, saya seperti itu bukannya saya tidak mau, tetapi waktu yang belum ada untuk berbuat seperti itu, maklum pikiranku masih fokus dengan pekerjaan.
Sungguh tidak terasa sudah 2 minggu saya menginap di hotel itu.
Sampai pada akhirnya karena segala perijinan yang diperlukan sudah terselesaikan, maka kini saya sudah bisa sedikit bernafas lega dan saya-pun mulai mencari hiburan. Semalam saya dapat merasakan kehangatan tubuh wanita penjual tubuh asal kota itu, saya mendapatkannya wanita itu dari satpam hotel. Sebenarnya wanita semalam itu cantik dan putih, sayang sekali permainan sex-nya tidak terlalu istimewa.
Semalam saat bermain sex dengan wanita penjual diri itu becek sekali Vagina-nya, ditambah lagi Vagina-nya sudah tidak kencang lagi. Tetapi lumayanlah buat mengurangi rasa stres. Sampai tiba saatnya, 2 hari lagi saya akan pulang ke Ibu Kota. Transportasi di daerah ini memang agak sulit. Untuk ke Jakarta saya harus ke ibukota propinsi dulu baru ganti pesawat ke Jakarta.
Celakanya dari kota ini ke ibukota propinsi dalam 1 minggu hanya ada 4 penerbangan dengan twin otter yang kapasitasnya hanya 17 seat. Belum lagi cadangan khusus buat pejabat Pemda yang tiba-tiba harus berangkat. Saya yang sudah booking seat sejak seminggu yang lalu, ternyata masih masuk di cadangan nomor 5. Alternatifnya adalah dengan menaiki kapal laut milik Pelni yang makan waktu seharian untuk sampai ibukota propinsi.
Rencansaya kalau tidak dapat seat pesawat terpaksa naik kapal laut. Sore itu saya ngobrol dengan satpam, yang membantu mencarikan perempuan, sambil duduk-duduk di cafe hotel. Kami membicarakan gadis Manado yang kutiduri tadi malam. Kubilang saya kurang puas dengan permainannya. Tiba-tiba saja pandanganku tertuju pada wanita yang baru masuk ke cafe.
Wanita itu kelihatan bertubuh tinggi, mungkin 169 cm, tubuhnya sintal dan dadanya membusung. Wajahnya kelihatan bukan wajah Melayu, tapi lebih mirip ke wajah Timur Tengah. Satpam itu mengedipkan matanya ke arahku,
” Bapak berminat ? Kalau ini dijamin oke, Arab punya,” ucapnya.
Wanita tadi merasa kalau sedang dibicarakan. Dia menatap ke arah kami dan mencibir ke arah satpam di sampingku,
“ Grace, sini dulu. Kenalan sama Bapak ini,” kata satpam itu.
“ Saya mau ke karaoke dulu,” balas wanita tadi.
Ternyata namanya Grace. Grace berjalan kearah meja karaoke dan mulai memesan lagu. Ruangan karaoke tidak terpisah secara khusus, jadi kalau yang menyanyi suaranya bagus lumayan buat hiburan sambil makan. Tapi kalau pas suara penyanyinya berantakan, maka selera makan bisa berantakan. Untuk karaoke tidak dikenakan biaya, hanya merupakan service cafe untuk tamu yang makan disana.
“ Dekatin aja Pak, temani dia nyanyi sambil kenalan. Siapa tahu cocok dan jadi,” kata satpam tadi kepada saya.
Saya berjalan dan duduk didekat Grace. Kuulurkan tanganku,
“ Boleh berkenalan Mbak? Perkenalkan Nama saya Ricky”, ucap saya.
“ Grace namaku,” jawabnya singkat dan kembali meneruskan lagunya.
Suaranya tidak bagus cuma lumayan saja, Cukup memenuhi standard kalau ada pertunjukan di kampung. Beberapa lagu telah dinyanyikan. dari lagu dan logat yang dinyanyikan wanita ini agaknya tinggal di Manado atau Sulawesi Utara. Dia mengambil gelas minumannya dan menyerahkan mike ke tamu cafe di dekatnya,
“ Sendirian saja nona atau …,” ucap saya mengawali pembicaraan.
“ Panggil saja nama saya Grace,” ucapnya.
Lalu kami mulai terlibat pembicaraan yang cukup akrab. Grace berasal dari Gorontalo. Dia memang berdarah Arab, menurutnya banyak keturunan Arab di Gorontalo. Kuamati lebih teliti wanita di sampingku ini. Hidungnya mancung khas Timur Tengah, kulitnya putih, rambutnya hitam tebal, bentuk tubuhnya sintal dan kencang dengan Buah dada-nya terlihat dari samping membusung padat.
Kemudian saya tawarkan untuk mengobrol di kamar saya saja. Lebih dingin, karena ber-AC, dan lebih rileks serta privacy terjaga. Saat itu dia menurut saja, lalu kami masuk ke dalam kamar. Satpam tadi kulihat mengangkat kedua jempolnya kearahku. Di dalam kamar, kami duduk berdampingan di karpet dengan menyandar ke ranjang sambil nonton TV.
Grace masuk ke kamar mandi dan sebentar kemudian sudah keluar lagi. Kami melanjutkan obrolan. Ternyata Grace seorang jantung (janda gantung) suaminya yang seorang pengusaha keturunan Arab juga, sudah 1 tahun suaminya menggantungkan hubungan mereka namun tidak diceraikan. Saat itu dia sedang mencoba membuka usaha kerajinan rotan dari Sulawesi yang dipasarkan disini.
Di kota ini dia tinggal bersama keluarganya. Saat itu dia bermain ke hotel, karena dulu juga pernah tinggal di hotel ini seminggu dan akrab dengan chef wanita yang bekerja di cafe. Dari tadi siang Chef tersebut sedang keluar, berbelanja kebutuhan cafe.
Mulailah aku melingkarkan tangan kiriku ke bahu kirinya. Saat itu dia sedikit menggerinjal namun tidak ada tanda-tanda penolakan.
Karena melihat responya yang seperti itu, saya saat itu semakin berani dan mulai meremas bahunya dan perlahan-lahan tangan kiriku menuju kedadanya. Sebelum tangan kiriku sampai di dadanya, ia menatapku dan bertanya,
“ Mau apa kamu, Ricky ?” Sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab.
Kupegang dagunya dengan tangan kananku dan kudekatkan mukanya ke muksaya. Perlahan kucium bibirnya. Ia diam saja. Kucium lagi namun ia belum juga membalas cumbuan saya,
“ Ayolah Grace, 1 tahun tentulah waktu yang cukup panjang bagimu. Selama ini tentulah kamu merindukan kehangatan dekapan seorang laki-laki,” ucap saya mulai merayunya.
Kuhembuskan napasku ke dekat telinganya. Bibirku mulai menyapu leher dan belakang telinganya,
“ Ssss… Aghhhhh… tidak… Jangan Rick… ” ucapnya lirih.
“ Ayolah Grace, mungkin Penisku tidak sebesar punya suamimu itu, namun saya bisa membantu menuntaskan gairahmu yang terpendam”, ucapku merayunya.
Pada akhirnya Grace-pun menyerah, pandangan matanya mulai sayu, lalu saya mulai mencium lagi bibirnya, kali ini mulai ada perlawanan balasan dari bibirnya. tanganku segera meremas dadanya yang besar, namun sudah sedikit turun. Dia mendesah dan membalas cumbuan saya dengan berapi-api. Tangannya meremas Penis saya yang masih terbungkus celana.
Kududukan dia ditepi ranjang. Saya berdiri didepannya. tangannya mulai membuka ikatan pinggang dan ritsluiting celana saya, kemudian menyusup ke balik celana dalamku. Dikeluarkannya Penis saya yang mulai menegang. Dibukanya celana saya seluruhnya hingga bagian bawah tubuh saya sudah dalam keadaan polos. Mulutnya kemudian menciumi Penis saya.
Saat itu sementara tangannya memegang pinggangku dan mengusap buah zakar saya, lama kelamaan ciumannya berubah menjadi jilatan dan isapan kuat pada Penis saya. Kini ia mengocok Penis sayadengan mengulum Penis sayadan menggerakan mulutnya maju mundur. Desiran kenikmatan segera saja menjalari seluruh tubuh saya. Tangannya menyusup ke bajuku dan memainkan putingku.
Lalu saya-pun mulai membuka kancing bajuku agar tangannya mudah beraksi di dada saya. Kuremas rambutnya dan pantatkupun bergerak maju mundur menyesuaikan dengan gerakan mulutnya. Saya tak mau menumpahkan air mani dalam posisi ini. Kuangkat tubuhnya dan kini dia dalam posisi berdiri sementara saya duduk di tepi ranjang. Tanpa kesulitan segera saja kubuka celana panjang dan CD-nya.
Bulu Vagina-nya agak jarang dan berwarna kemerahan, Vagina-nya terlihat sangat menonjol di sela pahanya, seperti sampan yang dibalikkan. Ia membuka kausnya sehingga sekarang tinggal memakai bra berwarna biru. Kujilati tubuhnya mulai dari lutut, paha sampai ke lipatan pahanya. Sesekali kusapukan bibirku di bibir Vagina-nya.
Lubang Vagina-nya terasa sempit ketika lidahku mulai masuk ke dalam Vagina-nya. Ia merintih, kepalanya mendongak, tangannya yang sebelah menekan kepala saya sementara tangan satunya meremas rambutnya sendiri. Kumasukan jari tengahku ke dalam lubang Vagina-nya, sementara lidahku menyerang Clitoris-nya. Saat itu dia melenguh perlahan dan kedua tangannya meremas Buah dada-nya sendiri.
Tubuhnya melengkung ke belakang menahan kenikmatan yang kuberikan. Ia merapatkan selangkangannya pada kepaka saya. Kulepaskan bajuku dan kulempar begitu saja ke lantai. Akhirnya ia mendorongku sehingga saya terlentang di ranjang dengan kaki masih menjuntai di lantai. Ia berjongkok dan,
“ Slurpppp….”
Dia Kembali menjilat dan mencium Penis saya beberapa saat, lalu Dia mulai naik keatas ranjang dan duduk diatas dada saya menghadapkan Vagina-nya di mulutku. Tangannya menarik kepala saya meminta saya agar menjilat Vagina-nya dalam posisi demikian.
Kuangkat kepala saya dan segera lidahku menyeruak masuk ke dalam liang Vagina-nya. Tanganku memegang erat pinggulnya untuk membantu menahan kepala saya. Ia menggerakan pantatnya memutar dan maju mundur untuk mengimbangi serangan lidahku. Gerakannya semakin liar ketika lidahku dengan menjilat dan menekan Clitoris-nya.
Saat itu Grace melengkungkan tubuhnya sehingga bagian Vagina-nya semakin menonjol. tangannya kebelakang diletakan di paha saya untuk menahan berat tubuhnya. Dia mulai bergerak kesamping dan menarikku sehingga saya menindihnya. Kubuka bra-nya dan segera kuterkam gundukan gunung kembar di dadanya. Putingnya yang keras kukulum dan kujilati.
Terkadang kumisku kugesekan pada ujung putingnya. Mendapat serangan demikian ia merintih,
“ Oughhhh… Ughhhh… Ricky, ayo kita lakukan permainan sex ini, cepetan kontol kamu masukin sekarang… Oughhh… ” ucap diiringi dengan desahanya.
Lalu tangan Grace mulai menggenggam erat Penis saya dan mengarahkan ke lubang Vagina-nya. Beberapa kali kucoba untuk memasukannya tetapi sangat sulit. Sebenarnya sejak kujilati sedari tadi kurasakan Vagina-nya sudah basah oleh lendirnya dan ludahku, namun kini ketika saya mencoba untuk melakukan penetrasi kurasakan sulit sekali.
Penis saya sudah mulai mengendor lagi karena sudah beberapa kali belum juga menembus Vagina-nya. Saya ingat ada kondom di laci meja, masih tersisa 1 setelah 2 lagi saya pakai tadi malam, barangkali dengan memanfaatkan permukaan kondom yang licin lebih mudah melakukan penetrasi. Namun saat itu saya ragu untuk mengambilnya.
Karena pada saat itu Grace kelihatan sudah di puncak nafsunya dan dia tidak memberikan sinyal untuk memakai kondom. Kukocokkan Penis saya sebentar untuk mengencangkannya. Kubuka pahanya selebar-lebarnya. Kuarahkan Penis saya kembali ke liang Vagina Grace, lalu…
“ Rick… Ssss… cepat masukkan kontol kamu Rick.. Aghhhh… ,” desahnya.
Saat itu kepala Penis saya sudah melewati bibir Vagina-nya. Kudorong sangat pelan. Vagina-nya sangat sempit. Entah apa yang menyebabkannya, padahal dia sudah punya anak dan menurut ceritanya Penis suaminya satu setengah kali lebih besar dari Penis saya. Saat itu saya berpikir bagaimana caranya agar Penis suaminya bisa menembus Vagina-nya.
Mulailah Penis saya kumaju mundurkan dengan perlahan untuk membuka jalan nikmat ini. Beberapa kali kemudian Penis saya seluruhnya sudah menembus liang Vagina-nya. Saya merasa dengan kondisi Vagina-nya yang sangat sempit maka dalam ronde pertama ini saya akan kalah kalau saya mengambil posisi di atas. Mungkin kalau ronde kedua saya dapat bertahan lebih lama.
Akan kuambil cara lain agar saya tidak jebol duluan. Kugulingkan tubuhnya dan kubiarkan dia menindihku. Grace bergerak naik turun menimba kenikmatannya. Saya mengimbanginya tanpa mengencangkan ototku, hanya sesekali kuberikan kontraksi sekedar bertahan saja supaya Penis saya tidak mengecil. Grace merebahkan tubuhnya, merapat didada saya.
Kukulum Buah dada-nya dengan keras dan kumainkan putingnya dengan lidahku. Ia mendengus-dengus dan bergerak liar untuk merasakan kenikmatan. Gerakannya menjadi kombinasi naik turun, berputar dan maju mundur. Luar biasa Vagina wanita Arab ini, dalam kondisi saya dibawahpun saya harus berjuang keras agar tidak kalah. Untuk mempertahankan diri kubuat agar pikiranku menjadi rileks dan tidak berfokus pada permainan ini.
Kira-kira saat itu sudah 10 menit berlalu sejak penetrasi. Nampaknya Grace sudah ingin mengakhiri babak pertama ini. Karena saat itu dia memandang saya, kemudian mencium leher dan telinga saya,
“ Oughhh… Ricky, kamu luar biasa. Dulu dalam ronde pertama biasanya suamiku akan kalah, namun kami masih bertahan ”, ucapnya memuji saya.
Lalu sambunya,
“ Sssss… Aghhh… Tahan dulu Rick ya, aghhhh… sebentar lagi… aku… Aghhhhhh… ”
Dia tidak melanjutkan kalimatnya. Saya tahu kini saatnya beraksi, lalu mulailah kukencangkan otot Penis saya dan gerakan tubuh Grace-pun semakin liar. Saya-pun mengimbangi dengan genjotan Penis saya dari bawah. Ketika dia bergerak naik, pantatku kuturunkan dan ketika dia menekan pantatnya ke bawah Saya-pun menyambutnya dengan mengangkat pantatku.
Kepalanya bergerak kesana kemari diiringi dengan rambutnya yang hitam lebat acak-acakan. Sprei yang saat itu sudah terlepas dan tergulung di sudut ranjang, dan bantal di atas ranjang semuanya sudah jatuh ke lantai. Keadaan diatas ranjang seperti kapal yang pecah dihempas badai. Ranjangpun ikut bergoyang mengikuti gerakan kami. Suaranya berderak-derak seakan hendak patah.
Saya-pun semakin mempercepat genjotanku dari bawah agar iapun segera berlabuh di dermaga kenikmatan, Tidak lama kemudian,
“ Oughhhh… Yeahhhh… Ssss… Aghhh… ”, Grace mendesah.
Punggungnya melengkung ke atas, mulutnya menggigit putingku. Kurasakan desiran kenikmatan mendesak lubang Penis saya. Saya tidak tahan lagi. Ketika pantatnya menekan ke bawah, kupeluk pinggangnya dan kuangkat pantat saya, dan,
“ Oughhh… ak…u tidak tahan lagi Grace… Aghhh…. A..a.. aku … Oughhh…”, desah saya.
Saat itu Grace memberontak dari pelukanku sampai peganganku pada pinggulnya terlepas. pantatnya naik dan segera diturunkan lagi dengan cepat,
“ Rick… Oughhh… Ricky… Aku juga tidak tahan lagi…. Aghhhh… ” desah Grace.
Kemudian kaki grace mengunci Kaki saya dan tubuhnya mengejang kuat. dengan kaki saling mengait saya menahan gerak tubuhnya yang mengejang. Giginya menggigit lenganku sampai terasa sakit. Denyutan dari dinding Vagina-nya saling berbalasan dengan denyutan di Penis saya. Beberapa detik kemudian, kami masih merasakan sisa-sisa kenikmatan.
Ketika sisa-sisa denyutan masih terjadi tubuhnya menggetar, dia berbaring diatas dada saya sampai akhirnya Penis saya mulai mengecil dan terlepas dengan sendirinya dari Vagina-nya. Sebagian air mani mengalir keluar dari Vagina-nya di atas perutku. Grace berguling ke samping setelah menarik napas panjang,
“ Luar biasa kamu kau Rick, Suamiku tidak pernah menang dalam ronde pertama, memang dalam berhubungan dia sering mengambil posisi di atas. Namun kamu sanggup membawa aku terbang ke angkasa,” ucapnya sambil mengelus dada saya.
“ Saya-pun rasanya hampir tidak sanggup menandingimu. Mungkin sebagian besar laki-laki akan menyerah di atas ranjang kalau harus bermain denganmu. Milikmu benar-benar sempit,” ucap saya balas memujinya.
Memang kalau tadi saya harus bermain diatas, rasanya tak sampai sepuluh menit saya pasti sudah KO. Makanya, jangan cuma penetrasi terus main genjot saja, teknik,
“ Kamu orang Melayu pribumi, tapi kok bulunya banyak gini. Keturunan India atau mungkin Arab ya? ”, tanya saya.
“ Nggak ah, asli Indonesia lho…”, jawabnya.
Dia masih terus memujiku beberapa kali lagi. Kuajak ia mandi bersama dan setelah itu kami duduk di teras sambil minum soft drink dan melihat laut. Saya hanya mengenakan celana pendek tanpa celana dalam dam kaus tanpa lengan. Dia mengenakan kemeja saya, sementara bagian bawah tubuhnya hanya ditutup dengan selimut yang dililitkan tanpa mengenakan pakaian dalam.
Saat itu grace duduk membelakangiku, posisi tubuhnya disandarkan di bahu saya. Saat itu bibir saya sesekali mencium rambut dan belakang telinganya. Kadang mulutnya mencari mulutku dan kusambut dengan ciuman ringan. Tangan kanannya melingkar di kepala saya,
“ Kamu nggak takut hamil melakukan hal ini denganku ? ”, tanya saya.
“ Saya dulu pernah kerja di apotik, jadi saya tahu pasti cara mengatasinya. Saya selalu siap sedia, siapa tahu terjadi hal yang diinginkan seperti sore ini. Saya sudah makan obat waktu masuk ke kamar mandi tadi. Tenang saja, toh kalaupun hamil bukan kamu yang menanggung akibatnya.” ucapnya enteng.
Jadi dia selalu membawa obat anti hamil. Untung saja saya tadi tidak berlsaya konyol dengan memakai kondom. Mungkin saja sejak ditinggal suaminya dia sudah beberapa kali bercinta dengan laki-laki. Tapi apa urusanku, saya sendiri juga melakukannya. yang penting malam ini ia menjadi teman tidurku. Matahari sudah jauh condong ke Barat, sehingga tidak terasa panas.
Saat iut hampir satu jam kami duduk menikmati sunset. Gairahku mulai timbul lagi. Kubuka dua kancing teratas bajunya. Kurapatkan Penis saya yang sudah mulai ingin bermain lagi ke pinggangnya. Kususupkan tanganku kebalik bajunya dan kuremas buah dadanya,
“ Eughhhhh…” lenguhnya.
“ Masuk yuk, sudah mulai gelap. Anginnya juga mulai kencang dan dingin,” ucap saya.
Kamipun masuk ke dalam kamar sambil berpelukan. Sekilas kulihat tatapan iri dan kagum dari tamu hotel di kamar yang berseberangan dengan kamar saya,
“ Grace, aku mau lagi baby… ”, ucap saya.
Lalu saat itu kami-pun bersama-sama merapikan sprei dan bantal yang berhamburan akibat pertempuran babak pertama tadi. Kubuka bajunya dan kutarik selimut yang menutup bagian bawah tubuhnya. Kurebahkan Grace di ranjang. Kubuka kausku dan saya berdiri di sisi ranjang di dekat kepalanya. Grace mengerti maksudku. Didekatkan kepalanya ke tubuh saya dan ditariknya celana pendekku.
Sebentar kemudian mulut dan lidahnya sudah beraksi dengan lincahnya di selangkanganku. Saya mengusap-usap tubuhnya mulai dari bahu, dada sampai ke pinggulnya. Penis saya-pun tak lama sudah menegang dan keras, siap untuk kembali mendayung sampan. Sekitar 6 menit dia beraksi. Setelah itu kutarik kepalanya dan kuposisikan kakinya menjuntai ke lantai.
Kubuka mini bar dan kuambil beberapa potong es batu di dalam gelas. Kujepit es batu tadi dengan bibirku dan saya berjongkok di depan kakinya. Kurenggangkan kedua kakinya lalu dengan jariku bibir Vagina-nya kubuka. Bibirku segera menyorongkan es batu ke dalam Vagina-nya yang merah merekah. Ia terkejut merasakan perlakuan saya. Kaki dan tubuhnya sedikit meronta, namun kutahan dengan tanganku,
“ Oughhh… Ricky… Kamu… Freak… Jangan Rick… Cukup Rick… Aghhh…” ucapnya denga sedikit berteriak.
Saat itu saya tidak menghiraukan teriakannya dan terus melanjutkan aksiku. Rupanya sensasi dingin dari es batu di dalam Vagina-nya membuatnya sangat terangsang. Kujilati air dari es batu yang mencair dan mulai bercampur dengan lendir Vagina-nya,
“ Ricky… kamu bener-bener Maniak… Oughhhh….”, Lenguhnya setiap kali potongan es batu kutempelkan ke bagian dalam bibir Vagina dan Clitoris-nya.
Kadang es batu kupegang dengan jariku menggantikan bibirku yang tetap menjilati seluruh bagian Vagina-nya. Kakinya masih meronta, namun ia sendiri mulai menikmati aksiku. Kulihat ke atas ia menggigit ujung bantal dengan kuat untuk menahan perasaannya. Akhirnya semua potongan es batu yang kuambil habis. Saya masih meneruskan stimulasi dengan cara cunilingus ini.
Meskipun untuk ronde kedua saya yakin bisa bertahan lebih lama, namun untuk berjaga-jaga akan kuransang dia sampai mendekati puncaknya. yang pasti saya tak mau kalah ketika bermain dengannya. Kurang lebih sepuluh menit saya melakukannya. Dia terhentak dan mengejang sesaat ketika Clitoris-nya kugaruk dan kemudian kujepit dengan jariku. Kulepas dan kujepit lagi.
Dia merengek-rengek agar saya menghentikan aksiku dan segera melakukan penetrasi, namun saya masih ingin menikmati dan memberikan foreplay dalam waktu yang agak lama. Beberapa saat saya masih dalam posisi itu. tangan kanannya memegang kepala saya dan menekannya ke celah pahanya. Tangan kirinya meremas-remas Buah dada-nya sendiri.
Saya duduk di dadanya. Kini ia yang membrikan kenikmatan pada Penis saya melalui lidah dan mulutnya. Dikulumnya Penis saya dalam-dalam dan diisapnya lembut. Giginya juga ikut memberikan tekanan pada batang Penis saya. Dilepaskannya Penis saya dan kini dijepitnya dengan kedua Buah dada-nya sambil diremas-remas dengan gundukan kedua dagingnya itu.
Kugerakkan pinggulku maju mundur sehingga Penis saya-pun bergesekan dengan kulit kedua Buah dada-nya. Saya merubah posisi saya dengan menindihnya berhadapan, kemudian mulutku bermain disekitar Buah dada-nya. Grace kelihatan tidak sabar lagi dan dengan sebuah gerakan tangannya sudah memegang dan mengocok Penis saya dengan menggesekannya pada bibir Vagina-nya.
Tanganku mengusap gundukan Buah dada-nya dan meremas dengan pelan dan hati-hati. Ia menggelinjang. Mulutku menyusuri leher dan bahunya kemudian bibirnya yang sudah setengah terbuka segera menyambut bibirku. kami segera berciuman dengan ganas sampai terengah-engah. Penis saya yang sudah mengeras mulai mencari sasarannya. Kuremas pantatnya yang padat dan kuangkat pantatku,
“ Ricky… Ayo… Masukk… Kan !!!” ucapnya.
Tangannya menggenggam Penis saya dan mengarahkan ke dalam guanya yang sudah basah. Saya mengikuti saja. Kali ini ia yang mengambil iSaniatif untuk membuka lebar-lebar kedua kakinya. Dengan perlahan dan hati-hati kucoba memasukan Penis saya kedalam liang Vagina-nya. Masih sulit juga untuk menembus bibir Vagina-nya. tangannya kemudian membuka bibir Vagina-nya dan dengan bantuan tanganku maka kuarahkan Penis saya ke Vagina Grace.
Begitu melewati bibir Vagina-nya, maka kurasakan lagi sebuah liang yang sempit. Perlahan-lahan dengan gerakan maju mundur dan memutar maka beberapa saat kemudian Penis saya sudah menerobos kedalam liang Vagina-nya. Saya bergerak naik turun dengan perlahan sambil menunggu agar pelumasan pada Vagina-nya lebih banyak.
Ketika kurasakan Vagina-nya sudah lebih licin, maka kutingkatkan tempo gerakanku. Grace masih bergerak pelan, bahkan cenderung diam dan menungguku untuk melanjutkan serangan berikutnya. Kupercepat gerakanku dan Grace bergerak melawan arah gerakanku untuk menghasilkan sensasi kenikmatan. Saya menurunkan irama permainan. Kini ia yang bergerak liar.
Tangannya memeluk leherku dan bibirnya melumat bibirku dengan ganas. Saya memeluk punggungnya kemudian mengencangkan Penis saya dan menggenjotnya lagi dengan cepat. Kubisikkan untuk berganti posisi menjadi doggy style. Dia mendorong tubuh saya agar dapat berbaring tengkurap. Pantatnya dinaikkan sedikit dan tangannya terjulur kebelakang menggenggam Penis saya dan segera menyusupkannya kedalam Vagina-nya.
Lalu saya mulai menggenjot lagi Vagina-nya dengan menggerakkan pantatku maju mundur dan berputar. Kurebahkan tubuhku di atasnya. kami berciuman dengan posisi sama-sama tengkurap, sementara Vagina kami masih terus bertaut dan melakukan aksi kegiatannya. Saya menusuk Vagina-nya dengan gerakan cepat berulang kali. Iapun mendesah sambil meremas sprei.
Saya berdiri di atas lututku dan kutarik pinggangnya. Kini ia berada dalam posisi nungging dengan pantat yang disorongkan ke Penis saya. Setelah hampir sepuluh menit permainan kami yang kedua ini, Grace semakin keras berteriak dan sebentar-bentar mengejang. Vagina-nya terasa semakin lembab dan hangat. Kuhentikan genjotanku dan kucabut Penis saya.
Grace berbalik terlentang dan sebentar kemudian saya naik ke atas tubuhnya dan kembali menggenjot Vagina-nya. Kusedot putingnya dan kugigit bahunya. Kutarik rambutnya sampai mendongak dan segera kujelajahi daerah sekitar leher sampai telinganya. Ia semakin mendesah dan mengerang dengan keras. Ketika ia mengerang cukup keras, maka segera kututup bibirnya dengan bibirku.
Saat itu Grace menyambut bibirku dengan ciuman yang panas. Lidahnya menyusup ke mulutku dan menggelitik langit-langit mulutku. Saya menyedot lidahnya dengan satu sedotan kuat, melepaskannya dan kini lidahku yang masuk ke dalam rongga mulutnya. kami berguling sampai Grace berada di atasku. Grace menekankan pantatnya dan Penis saya-pun semakin dalam masuk ke liang kenikmatannya,
“ Oughhh… Grace,” desahku setengah berteriak.
Grace bergerak naik turun dan memutar. Perlahan-lahan kugerakkan pinggulku. Karena gerakan memutar dari pinggulnya, maka Penis saya seperti disedot sebuah pusaran. Grace mulai mempercepat gerakannya, dan kusambut dengan irama yang sama. Kini ia yang menarik rambutku sampai kepala saya mendongak dan segera mencium dan menjilati leherku.
Hidungnya yang mancung khas Timur Tengah kadang digesekkannya di leherku memberikan suatu sensasi tersendiri. Grace bergerak sehingga kaki kami saling menjepit. kaki kirinya kujepit dengan Kaki saya dan demikian juga kaki kiriku dijepit dengan kedua kakinya. dalam posisi ini ditambah dengan gerakan pantatnya terasa nikmat sekali. Kepalanya direbahkan didada saya dan bibirnya mengecup putingku.
Kuangkat kepalanya, kucium dan kuremas Buah dada-nya yang menggantung. Setelah kujilati dan kukecup lehernya kulepaskan tarikan pada rambutnya dan kepalanya turun kembali kemudian bibirnya mencari-cari bibirku. Kusambut mulutnya dengan satu ciuman yang dalam dan lama. Grace kemudian mengatur gerakannya dengan irama lamban dan cepat berselang-seling.
Pantatnya diturunkan sampai menekan paha saya sehingga Penis saya masuk terbenam dalam-dalam menyentuh rahimnya. kakinya bergerak agar lepas dari jepitanku dan kini kedua Kaki saya dijepit dengan kedua kakinya. Grace menegakkan tubuhnya sehingga ia dalam posisi duduk setengah jongkok di atas selangkanganku. Dia kemudian menggerakan pantatnya maju mundur.
Sembari menekan kebawah, sehingga Penis saya tertelan dan bergerak ke arah perutku. Rasanya seperti diurut dan dijepit sebuah benda yang lembut namun kuat. Semakin lama semakin cepat ia menggerakkan pantatnya, namun tidak menghentak-hentak. darah yang mengalir ke Penis saya kurasakan semakin cepat dan mulai ada desiran yang merambat disekujur tubuh saya,
“ Oughhh… Sssss… Aghhhhh!”, desahan Grace semakin liar.
Saya tahu sekarang bahwa iapun akan segera mengakhiri pertarungan ini dan menggapai puncak kenikmatan,
“ Tahan Honey, slow down aja, aku masih ingin lebih lama lagi merasakan nikmatnya bercinta denganmu ”, ucap saya.
Saya menggeserkan tubuh saya ke atas sehingga kepala saya menggantung di bibir ranjang. Dia segera mengecup dan menciumi leherku. Tak ketinggalan hidungnya kembali ikut berperan menggesek kulit leherku. Saya sangat suka sekali ketika hidungnya bersentuhan dengan kulit leherku,
“ Ricky… Oughhh… aku udah nggk tahan lagi … Aghhhh… ”, desahnya.
Saat itu saya meggelengkan kepala saya memberi isyarat untuk bertahan sebentar lagi.
Saya bangkit dan duduk memangku Grace. Penis saya kukeraskan dengan menahan napas dan mengencangkan otot Penis. Saat itu dia semakin cepat menggerakkan pantatnya maju mundur sementara bibirnya ganas melumat bibirku dan tangannya memeluk leherku.
Tanganku memeluk pinggangnya dan membantu mempercepat gerakan maju mundurnya. Dilepaskan tangannya dari leherku dan tubuhnya direbahkan ke belakang. Kini saya yang harus bergerak aktif. Kulipat kedua lututku dan kutahan tubuhnya di bawah pinggangnya. Gerakanku kuatur dengan irama cepat namun Penis saya hanya setengahnya saja yang masuk sampai beberapa hitungan dan kemudian sesekali kutusukkan Penis saya sampai mentok. Dia merintih-rintih, namun karena posisi tubuhnya ia tidak dapat bergerak dengan bebas.
Kini saya-pun sepenuhnya yang mengendalikan permainan, ia hanya dapat pasrah dan menikmati. Kutarik tubuhnya dan kembali kurebahkan tubuhnya ke atas tubuh saya, matanya melotot dan bola matanya memutih. Giginya menggigit bahu saya, lalu saya menggulingkan tubuh saya, kini saya berada diatasnya kembali. Lalu saya mengangkat kaki kanannya ke atas bahu kiriku.
Kemudian saya menarik tubuhnya sehingga selangkangannya dalam posisi menggantung merapat ke tubuh saya. Kaki kirinya kujepit di bawah ketiak kanan saya. Dengan posisi duduk melipat lutut saya menggenjotnya dengan perlahan beberapa kali dan kemudian saya hentakkan dengan keras. Saat itu Grace berteriak dengan keras setiap saya menggenjotnya dengan keras dan cepat.
Kepalanya bergerak-gerak dan matanya seperti mau menangis. Kukembalikan kakinya pada posisi semula. Saya masih ingin memperpanjang permainan untuk satu posisi lagi. Kaki saya keluar dari jepitannya dan ganti kujepit kedua kakinya dengan Kaki saya. Vagina-nya semakin terasa keras menjepit Penis saya. Saya bergerak naik turun dengan perlahan untuk mengulur waktu.
Saat itu Grace terlihat sudah tidak sabar lagi. Matanya terpejam dengan mulut setengah terbuka yang terus merintih dan mengerang. Gerakan naik turun, Dan saya percepat dan semakin lama semakin cepat. Kini kurasakan desakan kuat yang akan segera menjebol keluar lewat lubang Penis saya. Kukira sudah lebih dari setengah jam lamanya kami bergumul.
Saya-pun sudah puas dengan berbagai posisi dan variasi. Keringatku sudah berbaur dengan keringatnya. Kurapatkan tubuh saya di atas tubuhnya, kulepaskan jepitan Kaki saya. Betisnya kini menjepit pinggangku dengan kuat. Kubisikan, “ Ssss… aghhhh… ini saatnya Honey… Aghhh…”, ucap saya.
Grace-pun melenguh kecil ketika pantatku menekan kuat ke bawah. Dinding Vagina-nya berdenyut kuat menghisap Penis saya. Ia menyambut gerakan pantatku dengan menaikan pinggulnya. Bibirnya menciumku dengan ciuman ganas dan kemudian sebuah gigitan hinggap pada bahu saya. Satu desiran yang sangat kuat sudah sampai di ujung lubang Penis saya.
Saya menahan tekanan Penis saya ke dalam Vagina-nya. Gelombang-gelombang kenikmatan terwujud lewat denyutan dalam Vagina-nya bergantian dengan denyutan pada Penis saya seakan-akan saling meremas dan balas mendesak. Denyut demi denyutan, teriakan demi teriakan dan akhirnya kami bersama-sama mendapatkan orgasme kami, sesaat kemudian setelah mengeluarkan teriakan keras dan panjang, lalu kami,
“ Grace… Oughhh… ”, desah saya.
“ SSs… Aghhhhh… Ayo keluarin Rick… Oughhhhh… ”, ucap grace.
Pada akhirnya desiran yang tertahan sejak tadipun memancar dengan deras di dalam Vagina-nya. Kutekan Penis saya semakin dalam di Vagina-nya. Tubuhnya mengejang dan pantatnya naik. Ia mempererat jepitan kakinya dan pelukan tangannya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan tangannya menekan kepala saya di atas dadanya. Ketika dinding Vagina-nya berdenyut, maka kubalas dengan gerakan otot Penis saya.
Grace-pun kembali mengejang dan bergetar setiap otot Penis saya saya gerakkan.
Napas dan kata-kata penuh kenikmatan terdengar putus-putus, dan dengan sebuah tarikan napas panjang saya terkulai lemas di atas tubuhnya. kami masih saling mengecup bibir dan keadaan kamarpun menjadi sunyi, tidak ada suara sedikitpun. Saat itu hanya ada nafas yang panjang tersengal yang berangsur-angsur berubah menjadi teratur.
Tidak lama setelah itu kemudian kami berdua sudah bermain dengan busa sabun di kamar mandi. Kami saling menyabuni dengan sesekali melakukan cumbuan ringan. Setelah mandi barulah kami merasa lapar setelah dua ronde kami lalui. Sambil makan Grace menelpon keluarganya, kalau malam ini dia tidak pulang dengan alasan menginap di rumah temannya.
Tentu saja dia tidak bilang kalau temannya adalah seorang laki-laki bernama Ricky.
Malam itu dan malam berikutnya tentu saja tidak kami lewatkan dengan sia-sia. Mandi keringat, mandi kucing, mandi basah dan tentunya mandi kenikmatan menjadi acara kami berdua. Pada keesokan harinya setelah mengecek ke agen Merpati ternyata saya masih mendapat seat penerbangan ke kota propinsi, seat terakhir lagi.
Ketika chek out dari hotel kusisipkan selembar 100 ribuan ke tangan satpam , dan satpam itu tersenyum,
“ Terima kasih Pak,” ucapnya sambil menyambut tasku dan membawakan ke mobil.
“ Kapan kesini lagi, Pak? kalau Grace nggak ada, nanti akan saya carikan Grace yang lainnya lagi,” bisiknya ketika sudah berangkat ke bandara.
Ketika itu Grace mengantar saya sampai ke bandara dan sebelum turun dari mobil kuberikan kecupan mesra di bibirnya. Supir mobil hotel hanya tersenyum melihat tingkah kami. Singkat cerita 1 tahun kemudian saya kembali lagi ke kota itu dan ternyata Grace tidak berada di kota itu lagi.
Ketika kutelfon ke nomor yang diberikannya sudah tidak aktif lagi. Tapi yasudahlah mungkin saat itu adalah kenangan wiasata sex yang paling terindah bagi saya bersama Grace. Cukup sekian cerita sex saya, Thanks Grace. Semoga saya bisa bertemu kembali dan bisa bernostalgia sex lagi dengan kamu. Selesai.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,