Cerita Dewasa – Main Dengan Kepala Cabang
Weekend berikutnya, pak Kacab
dinas ke Jakarta, siangnya setelah
kantor tutup, dia ngajak aku untuk
kencan lagi. Aku ok saja sambil
membayangkan nikmatnya di*****
kont*l yang besar lagi. DIa
menjemputku di rumah, aku
membawa pakaian, termasuk
daleman yang tipis, mini dan seksi
untuk merangsang napsunya. Aku
memakai pakaian tank top dan rok
mini.
Dia tersenyum dan mengatakan aku
cantik sekali dengan pakaian seperti
itu, apalagi puserku sering tersingkap
karena tanktopku hanya sepinggang.
Dia juga membawa beberapa
makanan kecil dan minuman kaleng.
KIta mau kemana pak, tanyaku.
Ke hotel tempat aku nginep,
jawabnya. Di mobil, dia selalu
mengelus2 pahaku yang tersingkap
lebih dari separuh karena rok miniku
terangkat ke atas. Hal ini perlahan2
membuatku terangsang. Kamu udah
makan Nes, tanyanya. Belum pak,
jawabku. Kita kemudian pergi cari
makan dulu.
Di kamar, aku dirangkulnya. Sebuah
ciuman mendarat dipipiku. Aku
berdebaran. DIa menggandengku dan
duduk di sofa empuk yang ada di
kamar. Kamar hotelnya cukup besar,
berisi satu tempat tidur besar dan
seperangkat sofa, selain meja rias.
Mulutku terkunci karena masih
harap2 cemas dengan kenikmatan
yang sudah menungguku untuk
menikmatinya. Dia mengambil
minuman kaleng yang dibawanya,
dibukanya dan diberikan kepadaku.
Selalu dia menunjukkan perhatiannya
tanpa aku minta. Ayo minum, santai
saja, mau mandi dulu enggak, kan
tadi panas diluar, katanya sambil
menepuk2 pahaku. Sambil
tersenyum-senyum dia berlalu ke
kamar mandi. Aku heran juga
kenapa dia tidak mengajakku mandi
bersama, tapi aku diam saja. Gak
lama kemudian, dia keluar dari
kamar mandi hanya dengan
bersarungkan handuk dipinggangnya.
Gantian deh mandi biar segar. Di
kamar mandi, di bawah shower, aku
mengelus2 toketku dengan busa
sabun, demikian pula dengan jembut
dan mem*kku, sehingga napsuku
menjadi ber kobar2. Selesai mandi
aku memakai dalemanku yang seksi,
bra dan CD mini yang tipis model
bikini, sehingga bra hanya ditalikan di
belakang leher dan punggungku,
sedang CD mininya ditalikan di kiri
dan kanannya. Karena branya tipis,
otomatis pentilku yang sudah
mengeras menonjol sekali, demikian
juga jembutku yang lebat sangat
berbayang dengan CD tipis itu.
Karena bentuknya yang mini,
jembutku menyembul di bagian atas,
kiri dan kanan CD ku. Dia yang
sedang duduk di sofa
membelalakkan matanya ketika
melihat aku keluar dari kamar mandi
hanya berbalut bikini tipis dan seksi
itu. Lama sekali sih mandinya, pasti
deh ngelus2 diri sendiri, ya. Kamu
cantik sekali Yang, seksi sekali
katanya. Aku duduk disebelahnya
dan menjawab Habis bapak sih
mandinya gak ngajak2, sehingga
terpaksa Ines ngelus2 sendiri. Bapak
suka kan ngeliat Ines pakai bikini
seperti ini. Suka banget, kamu
napsuin deh Yang. Udah ngaceng
dong pak. Aku yakin melihat
pemandangan yang menggairahkan
ini pasti mengungkit nafsu nya.
kont*lnya terlihat mulai bergerak-
gerak dibalik handuk yang
disarungkan dipinggangnya.Ines
tahu, pasti bapak suka, tak usah
khawatir, kan weekend ini
sepenuhnya milik kita. Ia lalu
mencium pipiku. Nafasnya menderu-
deru. Dalam hitungan detik mulut
kami sudah lekat berpagutan. Aku
direngkuh dengan ketat ke dalam
pelukannya. Tangannya mulai
bergerilya me remas2 toketku.
Pentilku yang sudah mengeras
dipelintir2 nya dari balik bra tipisku,
Ini membuat rangsangan yang lebih
hebat lagi buat aku. Aku menggeliat-
geliat sambil mulutku terus
menyambut permainan bibir dan
lidahnya. Lidahnya menerobos
mulutku dan bergulat dengan lidahku.
Tanganku pun aktif menerobos
handuk yang dikenakannya dan me
remas2 kont*lnya yang sudah mulai
ngaceng itu. Membalas gerakanku itu,
tangan kanannya mulai merayapi
pahaku yang mulus. Dia menikmati
kehalusan kulitku itu. Semakin
mendekati pangkal pahaku, aku
membuka pahaku lebih lebar, biar
tangannya lebih leluasa bergerak.
Peralahan-lahan tangannya
menyentuh gundukan mem*kku
yang masih tertutup CD bikini tipis.
Jarinya menelikung ke balik CDku
dan menyentuh bibir mem*kku dan
menggosok2 itilku. Aku mengaduh
tetapi segera dibungkam oleh
permainan lidahnya. Badanku mulai
menggeletar menahan nafsu yang
semakin meningkat. Tanganku terus
menggenggam kont*l yang besar dan
panjang itu. Ukurannya ketika
ngaceng mungkin sekitar 18 cm
dengan diameter sekitar 5 cm. kont*l
inilah yang membuat aku menjadi
ketagihan. Pak, besar banget sih
kont*lnya, dipakai in obat apa sih
sampai besar begini, kataku sambil
mengocok lembut kont*lnya. Kamu
sukakan sama kont*lku, bukan
menjawab dia malah balik bertanya.
Suka banget pak, kalau sudah
masuk semua rasanya mem*k Ines
sesak deh kemasukan kont*l bapak,
apalagi kalau udah bapak enjot,
gesekan kont*l bapak ke mem*k
Ines terasa banget. Ines udah gak
sabar nih pak, udah pengen
ngerasain kont*l bapak nggesek
mem*k Ines. jawabku penuh napsu.
Kocokan lembut jari-jariku itu
membuat kont*lnya semakin
ngaceng mengeras. Dia mengerang-
ngerang nikmat. Ia mulai menjilati
dagu dan leherku dan sejalan dengan
itu bibir mungilku itu menyentuh
pentil nya. Lidahku bergerak lincah
menjilatinya. Dia merasakan
kenikmatan yang luar biasa.
Tanganku makin cepat mengocok
kont*lnya yang semakin berdenyut-
denyut ngaceng. Ayo ke ranjang,
bisiknya, Kita tuntaskan permainan
kita. Aku bangkit berdiri, Dia
memelukku. Diangkatnya tubuhku
dan lidahnya yang terus menerabas
leherku membuat nafasku terengah-
engah nikmat. Toketku lembut
menempel lekat di dadanya. Aku
direbahkan di tempat tidur yang lebar
dan empuk, Dia menarik pengikat bra
dan CD ku. Aku biarkan dia
melakukan semuanya sambil ber
desah2 menahan napsuku yang
makin menggila.
Setelah tak ada selembar benangpun
yang menempel di tubuhku, ia
mundur dan memandangi tubuhku
yang telentang bertelanjang bulat,
bersih dan wangi sabun karena habis
mandi. Ia memandangi rambutku
yang kepirangan tergerai sampai
kepundak, toketku yang padat
dengan pentil yang sudah mengeras,
perutku yang rata dengan lekukan
pusernya, pahaku yang mulus
dengan pinggul yang bundar
digantungi oleh dua bongkah pantat
yang bulat padat dan di sela paha itu
terlihat gundukan hitam lebat
jembutku. Ngapain pak hanya
dilihatin saja, protesku. Aku kagum
akan keindahan tubuhmu Yang,
jawabnya. Semuanya ini milik
bapak weekend ini, kataku sambil
merentangkan tanganku. Dia
mendekatiku dan duduk dipinggir
tempat tidur. Aku dipeluknya dengan
erat. Pak, Ines mau menjilati bapak,
gantian ya, kataku. Dia berbaring,
kemudian mulutku mulai menjelajahi
seluruh dada termasuk pentilnya dan
perutnya, terus menurun ke bawah
mendekati pusar dan pangkal
pahanya. Dengan lincah aku lepaskan
belitan handuk dipinggangnya.
kont*lnya yang sudah tegang itu
mencuat keluar dan berdiri tegak.
Dengan mulut kutangkap kepala
kont*lnya itu. Lidahku dengan lincah
memutar- mutar kont*lnya dalam
mulutku. Dia mengerang-ngerang
nikmat menahan semua sensasi itu.
Puas mempermainkan kont*lnya aku
merebahkan diri di sampingnya. Dia
mulai beraksi. Disergapnya toket
kananku sembari tangan kanannya
meremas-remas toket kiriku. Bibirnya
mengulum pentil toketku yang
mengeras itu. Toketku juga mengeras
diiringi deburan jantungku. Puas toket
kanan mulutnya beralih ke toket kiri.
Lalu perlahan tetapi pasti dia turun ke
perutku. Aku menggelinjang-linjang
menahan desakan birahi yang
semakin menggila. Dia menjilati
perutku yang rata dan dijulurkannya
lidahnya ke dalam pusarku. Auu..
aku mengerang, Oh.. Oh.. Oh..
jeritku semakin keras. Mulutnya
semakin mendekati pangkal pahaku.
Perlahan-lahan pahaku membuka
dengan sendirinya, menampakkan
mem*k ku yang telah merekah dan
basah. Jembut yang hitam lebat
melingkupi mem*k yang kemerah-
merahan itu. Dia mendekatkan
mulutnya ke mem*kku dan dengan
perlahan lidahnya menyuruk ke
dalam mem*kku yang telah basah
membanjir itu. Aku menjerit dan
spontan duduk sambil menekan
kepalanya sehingga lidahnya lebih
dalam terbenam. Tubuhku
menggeliat-geliat seperti cacing
kepanasan. Pantatku menggeletar
hebat sedang pahaku semakin lebar
membuka. Aaa.. Auu.. Ooo.., jeritku
keras. Dia terus mempermainkan
itilku dengan lidahnya. Aku
menghentakkan pantatku ke atas
dan memegang kepalanya erat-erat.
Aku melolong keras. Pada saat itu
kurasakan banjir cairan mem*k ku.
Aku sudah nyampe yang pertama.
Dia berhenti sejenak membiarkan
aku menikmatinya. Sesudah itu
mulailah dia menjelajahi kembali
bagian tersensitif dari tubuhku.
Kembali erangan suaraku terdengar
tanda napsuku mulai menaik lagi.
Tanganku menjulur mencari-cari
batang kont*lnya. kont*lnya telah
ngaceng sekeras beton. Aku
meremasnya. Dia menjerit kecil,
karena nafsunya pun sudah diubun-
ubun butuh penyelesaian. Aku
didorongnya sehingga rebah ke kasur
empuk. Perlahan-lahan dia naik ke
atasku. Aku membuka pahaku lebar-
lebar siap menerima masuknya
kont*lnya. Kepalaku bergerak-gerak,
mulutku terus menggumam. Mataku
terpejam menunggu. Dia
menurunkan pantatnya. kont*lnya
berkilat-kilat dengan kepalanya yang
memerah siap menjalankan
tugasnya. Dia mengusap-usapkan
kont*lnya di bibir mem*kku. Aku
semakin menggelinjang. Cepat pak.
Ines sudah nggak tahan! jeritku. Dia
menurunkan pantatnya perlahan-
lahan. Dan.. BLESS! kont*lnya
menerobos mem*kku diiringi
jeritanku. Aku tidak perduli apakah
tamu disebelah kamar mendengar
jeritanku atau tidak. Dia berhenti
sebentar membiarkan aku
menikmatinya. Lalu ditekannya lagi
dengan keras sehingga kont*lnya
yang panjang dan besar itu
menerobos ke dalam dan terbenam
sepenuhnya dalam liang mem*kku.
Aku menghentak-hentakkan
pantatku ke atas agar kont*lnya
masuk lebih dalam lagi. Aku terdiam
sejenak merasakan sensasi yang luar
biasa ini. Lalu perlahan-lahan dia
mulai mengenjotkan kont*lnya.
Pantatku kuputar-putar untuk
memperbesar rasa nikmat. Toketku
tergoncang-goncang seirama dengan
genjotannya di mem*k ku. Mataku
terpejam dan bibirku terbuka,
berdesis-desis menahankan rasa
nikmat. Desisan itu berubah menjadi
erangan dan kemudian akhirnya
menjadi jeritan. Dia membungkam
jeritanku dengan mulutnya. Lidahku
bertemu lidahnya. Sementara di
bawah sana kont*lnya leluasa
bertarung dengan mem*kku. OH..,
erangku, Lebih keras pak, lebih
keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!
Tanganku melingkar merangkulnya
ketat. Kuku-kukuku membenam di
punggungnya. Pahaku semakin lebar
mengangkang. Terdengar bunyi
www.ceritakita.hexat.com
kecipak lendir mem*kku seirama
dengan enjotan kont*lnya. Aku mau
ngecret, Yang, bisiknya di sela-sela
nafasku memburu. Ines juga pak,
sahutku, Di dalam aja pak
ngecretnya. Ines ingin bapak ngecret
di dalam. Dia mempercepat enjotan
kont*lnya. Keringatnya mengalir dan
menyatu dengan keringatku. Bibirnya
ditekan ke bibirku. Kedua tangannya
mencengkam kedua toketku. Diiringi
geraman keras dia menghentakkan
pantatnya dan kont*lnya terbenam
sedalam-dalamnya. Pejunya
memancar deras. Aku pun melolong
panjang dan menghentakkan
pantatku ke atas menerima
kont*lnya sedalam-dalamnya. Kedua
pahaku naik dan membelit
pantatnya. Aku pun mencapai
puncaknya. kont*lnya berdenyut-
denyut memuntahkan pejunya ke
dalam mem*kku.
Sekitar sepuluh menit kami diam
membatu mereguk semua detik
kenikmatan itu. Lalu perlahan- lahan
Dia mengangkat tubuhnya. Dia
memandangi wajahku yang berbinar
karena napsu yang telah terpuaskan.
Ia tersenyum dan membelai
wajahku. Bapak hebat sekali,
kataku, Rasanya lebih nikmat dari
yang kemarin. Kamu juga luar
biasa Yang, sahutnya, Aku sungguh
puas karena kamu lebih binal dari
sebelumnya, itu yang membuat
napsuku juga berkobar2. Kamu tidak
menyesal kan Yang ng*****
denganku? Tidak, kataku, Ines
malah pengen dipuasin lagi. Jangan
kawatir, stok pejuku masih banyak
jawabnya. Dia mencabut kont*lku
dan rebah di sampingku. Kami beralih
ke kamar mandi. Dia memandikanku
di shower. Kedua tangannya
menyabuniku seluruh tubuhku, toket,
puser, jembut dan mem*kku menjadi
sasaran elusan tangannya yang
dipenuhi busa sabun. Gesekan,
rabaan dan remasan tangannya
akhirnya merangsang napsu ku
kembali. Aku heran juga, mengapa
napsuku cepat sekali naik, padahal
dia baru selesai meng*****i ku. Pak,
Ines sudah napsu lagi, pengen
ngerasain kont*l bapak keluar masuk
di mem*k Ines lagi, kataku sambil
meremas2 kont*lnya yang juga mulai
mengeras. Iya Yang, sambil
ngeremas2 toketmu, aku juga napsu,
main lagi yuk, tapi di kamar mandi
ya., jawabnya. Luar biasa kasiat
supplemen yang diminum Dia, dalam
waktu singkat sudah membuat
kont*lnya ngaceng lagi, keras sekali
kont*lnya ketika ku kocok2.
Dia duduk di atas closet dengan
kont*lnya yang sudah ngaceng
mengacung tegak ke atas. Aku
mengangkangkan pahaku dan
mendekatinya dari depan, siap-siap
untuk di*****. Aku sudah duduk
merapat di pahanya. kont*lnya yang
sudah ngaceng tanpa halangan
langsung menerobos mem*k ku,
bersarang sedalam-dalamnya. Aku
disuruhnya segera menggoyang
pantatku. Terasa nikmat sekali. Kedua
toketku diremas2nya dengan penuh.
Dia juga mengenjotkan kont*lnya
kedepan kebelakang, walaupun
dalam gerakan yang terbatas, tapi ini
membuat aku mengerang keras dan
sudah terasa mau nyampe lagi.
Hebat benar dia merangsang
napsuku, baru sebentar goyang
sudah mau nyampe saking
nikmatnya. Aku menjadi semakin liar
dalam menggoyang pantatku. Aku
sudah makin terangsang sehingga
akhirnya badanku mengejang-
ngejang diiringi erangan kenikmatan.
Auu.. pak! jerit ku. Untuk beberapa
saat kami terdiam. Ia memelukku
erat-erat. Yang, aku belum ngecret
kok kamu udah nyampe, katanya.
Habis, nikmat banget sih rasanya
kont*l bapak nyodok2 mem*k Ines,
jawabku terengah. Kita terusin ya
Yang, aku hanya mengangguk
lemas.
Dia mengajakku berdiri dan
menyuruhku membungkuk di
wastafel dan membuka pahaku
lebar2. Dia mendekat dari belakang.
Tangannya menyapu lembut
pantatku yang mulus tapi padat. Aku
menggigit bibirku dan menahan
napas, tak sabar menanti masuknya
kont*lnya yang masih keras.
Tangannya melingkari kedua pahaku
lalu diarahkannya kont*lnya ke
mem*k ku. Perlahan-lahan kepala
kont*lnya yang melebar dan
berwarna merah mengkilap itu
menerobos mem*kku. Aku
mendongak dan mendesis
kenikmatan. Sejenak Dia berhenti
dan membiarkan aku menikmatinya,
lalu mendadak dihentakkan
pantatnya keras ke depan. Sehingga
terbenamlah seluruh kont*l nya di
mem*k ku. Aacchh..!!, aku
mengerang keras. Rambutku
dijambaknya sehingga wajahku
mendongak ke atas. Sambil terus
menggenjot mem*k ku, tangannya
meremas2 kedua toketku yang
berguncang2 karena enjotannya
yang keras, seirama dengan keluar
masuknya kont*lnya di mem*kku.
Terdengar bunyi kecipak cairan
mem*kku, aku pun terus mendesah
dan melenguh. Mendengar itu semua,
Dia semakin bernafsu. Enjotan
kont*lnya dipercepat, sehingga
erangan dan lenguhan ku makin
menjadi2. Oohh..! Lebih keras pak.
Ayo, cepat. Cepat. Lebih keras lagii!
Keringatnya deras menetesi
punggung dan dadaku. Wajahku pun
telah basah oleh keringat. Rambut ku
semakin keras disentak. Kepalaku
semakin mendongak. Dan akhirnya
dengan satu sentakan keras, dia
membenamkan kont*lnya sedalam-
dalamnya. Aku menjerit karena
kembali nyampe untuk yang kedua
kalinya. Kedua tangannya terus
meremas2 toketku dengan penuh
nafsu. Ia pun makin keras
menghentakkan kont*lnya keluar
masuk mem*kku sampai akhirnya
pejunya menyemprot dengan
derasnya di dalam mem*kku.
Rasanya tak ada habis-habisnya.
Dengan lemas aku rebah di wastafel
dan dia menelungkup di atas
punggungku.
Beberapa saat kami diam di tempat
dengan kont*lnya yang masih
menancap di mem*kku. Kemudian
Dia membimbingku ke shower,
menyalakan air hangat dan kami
berpelukan mesra dibawah kucuran
air hangat. Akhirnya terasa juga
perut lapar yang sudah minta
diisi.Kembali lagi enersiku terkuras
ngelayani si bapak. Dia keluar lebih
dulu, terdengar dia menelpon room
service untuk memesan makan
malem dan minumannya. Kemudian
dia kembali ke kamar mandi dan
memelukku yang masih berada
dibawah shower air hangat. Yang,
nikmat sekali ng***** dengan kamu,
katanya. iya pak, Ines juga nikmat
sekali, masih ada ronde ketiga kan
pak? harapku. Pasti dong,
jawabnya sambil tersenyum.
Terdengar bel pintu, Dia
menyarungkan handuk di
pinggangnya dan keluar kamar
mandi, ternyata room service. Setelah
itu dia kembali ke kamar mandi,
shower dimatikan dan badanku
dikeringkannya dengan handuk.
Yang, kamu masih punya daleman
yang lain? tanyanya. Ada pak,
jawabku. Aku pun keluar dari kamar
mandi bersama dengan dia,
terbungkus handuk. Aku mengambil
dalemanku yang kedua dan kemabli
ke kamar mandi. Kali ini aku
memakai bra tipis model bertali dan
g string mini yang juga bertali,
keduanya tipis sehingga sangat
terbayang bagian2 tubuhku yang
ditutupinya. Karena g string ku lebih
minim daripada CD sebelumnya,
praktis jembutku yang lebat itu
berhamburan ke mana2. Aku keluar
dari kamar mandi dan duduk di sofa
disebelah Dia. Dari jendela kamar
terlihat lampu2 sudah menyala
karena memang tidak terasa sudah
gelap di luar sana. Matanya ber
binar2 memandangi aku dengan CD
yang lebih minim lagi. Kelihatan
sekali dia berusaha menahan
napsunya karena perut sudah
keroncongan. Kami makan malam
sambil berpelukan. Nyaman rasanya
dalam keadaan yang hampir
telanjang dipeluk olehnya. Aku
menyandar di dadanya yang bidang.
Pak, Ines bahagia sekali dengan
bapak, mau rasanya Ines jadi istrinya
bapak, supaya bisa ngerasaain
di***** sampai lemas, sambil
mengelus2 pentil nya. Dia
mengangkat daguku dan mencium
bibirku dengan mesra sekali. Selesai
makan, kembali kamu berpelukan di
tempat tidur walaupun seprei sudah
kucel akibat pertempuran seru tadi
siang, toh sebentar lagi kami akan
membuat seprei itu lebih kucel lagi.
Aku tidur dipelukannya, rambutku
yang basah di elus2nya. Karena
kenyang, lemas dan nyaman, aku
sampai tertidur dipelukannya. Tidak
tahu berapa lama aku tertidur, tahu
aku terbangun karena keningku
diciumnya dengan lembut. Kamu
tidur pules sekali Yang, gimana masih
mau lagi tidak? tanyanya sambil
tersenyum. Aku menggeliat,
terbangun dan menuju ke kamar
mandi karena ingin kencing.
Selesainya aku kembali ke pelukan
dia. Handphone nya berbunyi, dia
bangun dan mengambil hp nya. Terus
dia duduk disebelahku di tempat
tidur, sambil tersenyum dia bertanya
Yang, mau main bertiga enggak?
Pak, ng***** sama bapak saja Ines
udah lemas begini, apalagi kalo
di***** sama 2 cowok, jawabku.
Bukan 2 cowok yang, tapi 2 cewek
gimana, tadi ada cewek yang kirim
sms nanyain kenapa kok aku belum
jemput dia. Memang sih aku ngebook
dia untuk malem ini kawatir kamu
gak bisa nemenin aku. Ayu
namanya jawabnya menerangkan.
Walaupun aku cemburu lagi
mendengarnya, sepertinya dia akan
melaksanakan niatnya Ya terserah
bapak aja deh. Ya udah, sekarang
kamu tidur2an aja lagi, aku mau
jemput Ayu, enggak jauh kok
tempatnya dari hotel, katanya
sambil keluar kamar. Karena masih
lemas aku tertidur lagi sampai
terdengar ketukan dipintu. Aku
bangun dan membukakan pintu. Dia
masuk dengan cewek abg yang
dibawanya. Aku diperkenalkan
dengan Ayu, Ayu terbelalak melihat
aku yang hanya mengenakan bra
dan g string mini yang tipis, dan
membuka jaketnya. Ayu hanya pakai
tanktop ketat dan celana pendek
yang mini. Toketnya besar, kayanya
lebih besar dari toketku. Bulu
tangannya panjang2 dan kelihatan
ada kumis tipis diatas bibirnya.
Pantas pak Kacab napsu sekali ingin
meng*****i Ayu. Dia memang biasa
ng***** dengan oom oom, katanya
setiap weekend dia selalu ng*****
dengan oom oom. Sori ya mbak,
Ayu enggak tahu sih kalau si oom
sudah janjian dengan mbak,
katanya. Gak apa2 kok YU, kan si
oom yang menentukan dia mau
sama siapa, jawabku. Pak Kacab
memperkenalkan aku sebagai
Yayang, dia tidak mau menyebutkan
namaku yang sebenarnya.
Pak Kacab keluar dari kamar mandi
hanya dengan balutan handuk,
rupanya dia sudah tidak sabar lagi
untuk segera ng***** dengan Ayu.
Ayu segera duduk disebelahnya di
sofa. Dia merangkul Ayu dan
mencium bibirnya. Tangannya mulai
mengelus toket Ayu yang montok itu,
desah nafas nikmat terdengar dari
mulut Ayu. Ayu pun tidak tinggal
diam, tangannya menerobos handuk
dan menggenggam kont*lnya yang
sudah ngaceng sekeras tank baja.
Besar banget kont*lnya oom, kata
Ayu. Memangnya kamu enggak
pernah ngelihat kont*l segede ini
YU, katanya sambil meringis2
kenikmatan karena Ayu mulai
meremas2 kont*lnya. Ngelihat yang
gede sih sering oom, tapi yang
segede ini sih Ayu belum pernah
lihat. mem*k Ayu sudah empot2an
ngelihat kont*l oom segede ini, udah
pengen dienjot oom, kata Ayu yang
juga sudah mulai napsu. Dia makin
getol meremas2 toket Ayu dari luar
tanktopnya. Kayanya dia mau Ayu
yang aktif lebih dahulu. Ayu segera
melepas lilitan handuk dia sehingga
kont*lnya yang besar panjang itu
langsung tegak menantang. Mulut
Ayu langsung menyergapnya,
kont*lnya yang sudah tegang itu
langsung diemutnya. Cukup lama
Ayu mengemut kont*lnya, sampai
akhirnya pak Kacab sudah tidak
dapat menahan napsunya lagi.
Segera tanktop Ayu dan celana
pendeknya dilepas, kemudian
menyusul bra dan CDnya sehingga
Ayu sudah bertelanjang bulat. Toket
Ayu besar dan kencang, dihiasi
dengan sepasang pentil hitam yang
besar juga, mungkin karena sering
dihisap oom oom yang
meng*****inya. Jembutnya lebih lebat
dari jembutku, mengitari mem*knya,
sehingga mem*knya tertutup oleh
lebatnya jembut hitam itu. Dia
menarik Ayu ke tempat tidur, aku
memberi tempat untuk mereka.
Kulihat dia berbaring merapat ke Ayu.
Kakinya diangkat dan digesek-
gesekkan diatas paha Ayu,
sementara tangannya kembali
meremas toket Ayu yang pentilnya
sudah menonjol keras. Perlahan dia
turun menciumi leher Ayu dan
memutar-mutarkan lidahnya di pentil
toketnya, sementara tangannya
menjelajah ke pangkal paha Ayu,
menyibak jembutnya yang hitam
lebat. Dia mengusap bibir mem*k
Ayu sehingga Ayu menggelinjangkan
pinggulnya. Kuperhatikan Ayu
memejamkan matanya menikmati
sentuhan dan rangsangannya sambil
meremas2 perlahan kont*lnya. Dia
memainkan ujung jarinya menyapu
bibir mem*k Ayu yang sudah
membasah. Pentil Ayu terus
dijilatinya bersamaan dengan
menggosok perlahan perlahan itil Ayu
dengan ujung jari telunjuknya. Serta
merta Ayu menggoyangkan pantat
dan pinggulnya, menggeleparkan dan
membuka lebar pahanya dan
membusungkan dadanya, sementara
tangannya menggenggam erat
kont*lnya yang mengeras dan
berdenyut-denyut. Uuff oom,
diapakan tubuhku ini, Ayu
mengerang menahan kenikmatan.
Tubuhnya menggelinjang keras
sekali, paha Ayu bergetar hebat dan
kadang menjepit tangannya dengan
erat saat jarinya masih menyentuh
itil Ayu. kont*lnya terus dicengkeram
Ayu dengan keras. Dia juga terus
meremas perlahan toket Ayu yang
tambah mengeras dan membusung
itu dengan tangan kirinya, sementara
tangan kanannya terjepit diantara
kedua paha Ayu. Ayu terus meremas
kont*lnya, tangan satunya memeluk
pak Kacab erat sementara paha dan
kakinya menggelepar keras sekali
hingga sprei putih itu berserakan tak
karuan, Ayu sudah nyampe sebelum
di*****. Memang dia luar biasa kalau
merangsang cewek. Tanpa berhenti
itil Ayu terus dimainkan pelan. Aku
yang menonton adegan itu menjadi
sangat terangsang sehingga
mem*kku juga sudah kuyup, tetapi
giliranku belum tiba sehingga aku
harus bersabar sambil menonton
adegan super hot itu.
Pentil Ayu terlihat menonjol keras
kecoklatan, mungkin Ayu sudah
terangsang kembali. Pahanya telah
dibuka lebar-lebar. mem*k nya
basah, demikian pula jembut hitam
lebat di seputarnya. Dia segera
menaiki Ayu, kont*lnya yang sudah
menegang diarahkan ke mem*k Ayu.
Ujung kont*lnya menguak perlahan-
lahan bibir mem*k Ayu. Ayu
mendesah nikmat ketika dia
perlahan-lahan menyuruk masuk.
kont*l yang besar itu menerobos
mem*k Ayu yang telah basah
berlendir. Ketika separuh kont*lnya
telah menerobos mem*k Ayu, dia
berhenti sejenak dan membiarkan
Ayu menikmatinya. Kulihat ekspresi
wajah Ayu yang menggelinjang
kenikmatan. Tangannya meremas-
remas kain seprei. Dari mulutnya
keluar desah-desah nikmat. Setelah
aku menikmati ekspresi penuh
kenikmatan wajah Ayu di saat itulah
pantat pak Kacab kucium. Dia
terkejut karena geli. Reaksinya tak
terduga. Dia menyodokkan kont*lnya
dengan keras ke arah Ayu. kont*lnya
yang besar dan panjang itu langsung
menerobos mem*k Ayu sehingga
tertanam sepenuhnya. Ayu tersentak
dan membelalakkan matanya sambil
mengerang hebat. Aaoohh oom,
erang Ayu penuh kenikmatan. Ayu
menhentak2kan pantatnya ke atas
untuk menerima kont*lnya
sepenuhnya. Pahanya yang membelit
pinggang pak Kacab. Setelah berhenti
sejenak dan memberi kesempatan
kepada Ayu untuk menikmati sensasi
ini, dia mulai bergerak. kont*lnya
dienjotkan maju mundur. Mula-mula
perlahan-lahan, lalu bergerak makin
cepat. Tubuh Ayu bergetar-getar
seirama dengan enjotan kont*lnya.
Mulut Ayu terbuka dan mendesis-
desis. Dia segera melumat bibir Ayu
dan Ayu membalasnya. Tubuhnya
mulai berkeringat, menetes dan
menyatu dengan keringat Ayu. Ayu
membuka pahanya lebar-lebar
sehingga dia dapat leluasa
menggenjot mem*k Ayu. Terdengar
kecipak bunyi cairan mem*k Ayu
karena sodokan kont*lnya. Aku mau
nyampe oom erang Ayu. Ayo,
oom.. Lebih keras! Auu!! Dia
mempercepat gerakannya dan dalam
hitungan dua menit, Ayu menjerit
sekeras-kerasnya sambil
menghentak-hentakkan pantatnya ke
atas. Tubuhnya menggeletar karena
rasa nikmat yang luar biasa. Pahanya
ketat membelit pinggang pak Kacab
dan tangannya memeluk dengan
eratnya. Desah puas terdengar dari
mulutnya.
Yayang masih menunggu Yu,
katanya mengingatkan. Ayu
mengangguk dan melepaskan
pelukannya. Dia mencabut kont*lnya
yang masih tegak keras dan berkilat-
kilat karena dilumuri lendir mem*k
Ayu. Dari mem*k Ayu kulihat aliran
lendir mem*knya. Ayu tetap
berbaring dengan paha terbuka dan
mata tertutup. Toketnya membusung
ke atas, agak memerah karena
remasan dan gigitan pak Kacab. Pak
Kacab menoleh ke arahku Sekarang
giliranmu Yang. dia melepaskan bra
dan g string yang melekat ditubuhku
dengan cepat, dia sudah tidak sabar
untuk segera meng*****iku. Dia tahu
bahwa aku sudah sangat bernapsu
dari g stringku yang sudah basah itu.
Langsung dia menyuruh aku
menungging, dia rupanya ingin
melakukan lagi doggie style seperti
yang dilakukannya di kamar mandi
beberapa saat yang lalu. Ayo,pak,
aku udah nggak sabar, nih. Pengen
cepat dienjot kont*l bapak yang gede
itu. Siapa takut! sahutnya. Karena
aku sudah sangat terangsang, dia
tidak menunggu lama-lama.
Langsung saja diarahkannya
kont*lnya ke arah mem*k ku.
Jembutku yang hitam lebat itu
disibaknya tampaklah bibir mem*kku
yang berwarna merah muda dan
basah berlendir. Aku menurunkan
kepalaku hingga bertumpu ke bantal.
Pantat kuiangkat. Aku meremas
ujung-ujung bantal dengan nafasnya
berdesah tak teratur. Bulu-bulu halus
tubuhku meremang, menantikan
saat-saat sensasional ketika
kont*lnya akan menerobos
mem*kku. Dia makin merapat. Dia
mengelus-elus kedua belahan
pantatku. Perlahan-lahan dia
mempermainkan jembut lebat
disekitar mem*kku yang sudah basah
itu dan kemudian menggesek itilku.
Aku mengerang-erang menahan
napsuku yang semakin menggila.
Pantatku bergetar menahan
rangsangan tangannya. Ayo, pak,
erang ku. Udah nggak tahan nih!
Dia mengarahkan kont*lnya yang
masih sangat keras itu ke arah
mem*k ku. Diselipkannya kepala
kont*lnya di antara bibir mem*kku.
Aku mendesah. Kemudian perlahan
tapi pasti dia mendorong kont*lnya
ke depan. kont*lnya menerobos
mem*k ku. Aku menjerit kecil sambil
mendongakkan kepalaku ke atas.
Sejenak dia berhenti dan
membiarkan aku menikmatinya.
Ketika aku tengah mengerang-erang
dan menggelinjang-gelinjang,
mendadak dia menyodokkan
kont*lnya ke depan dengan cepat
dan keras sehingga kont*lnya
meluncur ke dalam mem*kku. Aku
tersentak dan menjerit keras. Aduh
pak, enak! jerit ku. Pak Kacab
mempercepat enjotan kont*lnya di
mem*kku. Semakin keras dan cepat
enjotannya, semakin keras erangan
dan jeritanku. Aa..h.! jerit ku
nyampe. Aku terkapar di tempat tidur
telungkup, sementara dia belum juga
ngecret. Kemudian aku
ditelentangkan dan dia menaiki
tubuhku, pahanya menempel erat
dipahaku yang mengangkang. Kepala
kont*lnya ditempelkan Ke itilku.
Sambil menciumi leher, pundak dan
belakang telingaku, kepala kont*lnya
bergerak- gerak mengelilingi bibir
mem*kku yang sudah basah. Aku
merem melek menikmati kont*lnya
di bibir mem*kku, akhirnya
diselipkannya kont*lnya. Aah
jeritku keenakan. Aku merasa
kenikmatan yang luar biasa dan
sedikit demi sedikit dimasukkannya
kont*lnya. Aku menggoyangkan
pantatku sehingga kont*lnya hampir
seluruhnya masuk. Pak enjot dong
kont*lnya, rasanya nikmat sekali.
Perlahan dia mulai mengenjot
kont*lnya keluar masuk mem*kku.
Aku menarik2 sprei tempat tidur
saking enaknya, sementara paha ku
kangkangin lebar-lebar, hingga
akhirnya kakiku melingkar di
pantatnya supaya kont*lnya masuk
sedalam-dalam ke mem*kku. Aku
berteriak-teriak dan merapatkan
jepitan kakiku di pantatnya, sambil
menarik kuat-kuat sprei tempat tidur.
Dia membenamkan kont*lnya
seluruhnya di dalam mem*kku. Pak,
aku nyampe lagi.. Ahh.. Ahh.. Ahh,
jeritku. Beberapa saat kemudian, dia
membuka sedikit jepitan kaki ku
dipantatnya, paha ku dibukanya
lebar2 dan akhirnya dengan cepat di
enjotnya kont*lnya keluar masuk
mem*kku. Nikmat sekali rasanya.
setelah delapan sampai sembilan
enjotan kont*lnya di mem*kku dan
akhirnya kurasakan ada sesuatu
yang meledak dari dalam kont*lnya.
Croot.. Croot.. Croot.. Croot.. Yang,
Aku keluar, erangnya. Pejunya
muncrat banyak sekali memenuhi
mem*kku. Tanganku mencekal
pahaku dan menarik erat-erat ke
arah kont*lnya, sehingga kont*lnya
terbenam makin dalamnya di mem*k
ku. Aku bersimbah keringat,
keringatnya yang bercampur dengan
keringatku sendiri. Aku mencengkam
seprei kuat-kuat, menahan rasa
nikmat yang melanda sekujur
tubuhnya. Dia membiarkan kont*lnya
tetap menancap di mem*kku dan
mendaratkan bibirnya di bibirku. Kami
berpagutan erat. Oh! nikmatnya!
kataku. Bapak luar biasa ya, udah
ronde ketiga, bisa bikin aku 2 kali
nyampe, dan ngecretnya tetap
banyak. Dia mencabut kont*lnya
dari mem*k ku. Pejunya bercampur
cairan mem*k ku, menetes
membasahi pahaku. Kami bertiga
rebah di tempat tidur. Dia ditengah
diantara Ayu dan aku. Aku mencium
pipinya, kami hanya berbaring diam
merasakan kenikmatan yang masih
membekas. Akhirnya aku kembali
terlelap karena kelelahan.
Pagi harinya aku terbangun karena
tempat tidur bergoyang dengan keras
dan terdengar erangan Ayu, rupanya
dia sudah memulai aktivitas pagi
dengan meng*****i Ayu. Ayu yang
telentang mengangkang menjerit
keenakan Aa.., jeritnya. kont*lnya
yang besar dan panjang itu
menerobos ke luar masuk mem*k
Ayu. Ayu menghentak-hentakkan
pantatnya ke atas sehingga
kont*lnya menyuruk lebih dalam lagi.
Dia berhenti dan membiarkan Ayu
menikmatinya. Ayu terus mendesis-
desis dan mengerang-erang nikmat.
Dia terus mengenjotkan kont*lnya
keluar masuk. Erangan Ayu semakin
keras. Toketnya bergoncang-goncang
seirama dengan enjotannya. Ayu
mencengkam kedua lengan dia
sementara dia tetap saja mengocok
kont*lnya keluar masuk dengan
cepat. Cepat.. oom.. gumam Ayu,
Ayu mau nyampe.. Dia lebih
mempercepat tempo enjotannya.
Tiba-tiba Ayu menarik tubuhnya
hingga dia rebah sepenuhnya di atas
tubuh Ayu. Aaahh.., jeritnya. Tubuh
Ayu bergetar hebat. Pantatnya
dihentak- hentakkannya ke atas.
Pahanya terangkat dan membelit
pantat pak Kacab sehingga menyatu
sepenuhnya. Nafasnya terengah-
engah. Dia mencabut kont*lnya yang
berlumuran dengan cairan mem*k
Ayu, masih keras karena belum
ngecret.
Sekarang giliranmu Yang, bisiknya.
Tubuhku diraihnya dan toketku
menjadi sasaran remasannya. Tangan
satunya merambah jembutku yang
lebat. Aah pak, erangku. Bapak
kuat sekali ya. dia tidak menjawab,
hanya terus saja meremas2 toketku.
Ayu bangun dan segera mengemut
kont*lnya, dijilati cairan yang
melumuri kont*l itu, dan kemudian
kepalanya yang besar itu terbenam
didalam mulut Ayu. Ayu
mengangguk2kan kepalanya
sehingga kont*l besar itu keluar
masuk di mulut Ayu. Dia mengerang
keenakan. Jari2nya terbenam di
dalam mem*kku yang sudah basah
karena menonton adegan syur antara
dia dan Ayu, napsuku juga sudah
berkobar2 dari tadi. Aku telentang
dengan mata tertutup dan pahaku
sudah mengangkang lebar siap untuk
di*****. Ayu menyudahi emutannya.
dia menaiki aku dan mengarahkan
kont*lnya yang masih keras ke
mem*kku. kont*lnya diusap-usap di
bibir mem*k ku. Aku mendesis dan
mulai menggelinjang. Kepala
kont*lnya perlahan-lahan mulai
menguak bibir mem*kku yang telah
basah. Dia menekan kont*lnya sedikit
demi sedikit dan kurasakan kont*lnya
mulai memasuki mem*kku. Aku
mulai mendesah-desah. Tiba2 dia
menyurukkan kont*lnya ke dalam
mem*kku. Aaa.. jeritku keras.
Mataku membelalak. kont*lnya
menancap dalam sekali di mem*kku.
Kemudian dia mulai menggerak-
gerakkan kont*lnya keluar masuk.
Tangannya menyusup ke
punggungku dan memelukku erat.
Mulutnya terbenam di leherku. Lebih
keras lagi pak, erang ku. Dia
memompa kont*lnya keluar masuk
semakin bersemangat. Keringat
mengucur dari seluruh tubuhku,
bercampur dengan keringatnya. Dia
mengangkat sedikit dadanya.
Mulutnya segera menerkam toket
kiriku yang berguncang-guncang itu.
Dari toket kiri dia beralih ke kanan.
Pak, aku mau nyampe lagi, kataku
terputus-putus. Aku juga, sahutnya.
Dia meningkatkan kecepatan
genjotan kont*lnya . Aku menjerit-
jerit semakin keras, dan
merangkulnya erat-erat. Aku sudah
nyampe. Akhirnya dengan satu
hentakan keras dia membenamkan
kont*lnya dalam-dalam. Aku menjerit
keras. Pantat kuhentak- hentakkan
ke atas. Paha kurangkat membelit
pinggangnya mengiringi muncratnya
peju dia ke dalam mem*kku.
Sungguh pagi yang meletihkan tapi
sangat nikmat.
Sekitar sepuluh menit aku diam
membiarkan kenikmatan itu
mengendur perlahan-lahan. Dia
melepaskan kont*lnya dan
terhempas ke atas kasur empuk di
antara Ayu dan aku. Setelah
beberapa saat beristirahat, kami
beralih ke kamar mandi dan
membersihkan tubuh. Kami saling
menyirami dengan air hangat. Ayu
dan aku menggosokkan body foam
ke badannya. Tidak dengan tangan
tetapi dengan toket masing-masing.
Diperlakukan seperti itu rupanya pak
Kacab terangsang kembali. Perlahan-
lahan kont*lnya mulai bangun lagi.
Wuii.. Si ujang sudah bangun nih,
goda Ayu sambil mengelus kont*lnya,
Sesudah ini kita makan dan mulai
ronde berikutnya, lanjutnya. Acara
mandi selesai dan dia memesan
makan pagi untuk kita bertiga. Ketika
pesanan makan pagi datang, Ayu
dan aku bergegas kembali ke kamar
mandi karena masih bertelanjang
bulat. Dia menerima pesanan makan
itu hanya dengan berlilitkan handuk
di pinggang. Makanan yang tersedia
disantap dengan lahap, setelah
selesai kembali kami berbaring di
tempat tidur yang sudah acak2an
sepreinya.
Ayu segera memulai aksinya, dengan
penuh napsu segera kont*lnya
diemutnya, dikocok2nya dikeluar
masukkan ke mulutnya sehingga
keras kembali. Ayo, katanya,
Sekarang kalian menungging. Aku
mau doggy-style. Tanpa berkata-
kata Ayu dan aku segera
melaksanakan perintahnya. Dia
memandang pantat kami, tangannya
mengelus2 mem*k kami dari
belakang. Itilku digesek2, aku yakin
itilnya Ayu pun demikian. Ayo
oom, kata Ayu, sudah nggak sabar
nih!. Dia mengarahkan kont*lnya
yang sudah mengeras ke arah
mem*k Ayu. Tanpa kesulitan,
kont*lnya menembus mem*k Ayu
yang telah basah itu. Beberapa menit
mengenjot mem*k Ayu, dia lalu
beralih ke aku. Aku menjerit kecil
ketika kont*lnya menerobos
mem*kku. Dia mengenjot perlahan
lalu semakin cepat. Aku mengerang
keras. Beberapa menit kemudian dia
beralih ke Ayu. Begitu seterusnya
berkali2. Akhirnya dia mengenjot
mem*k Ayu dengan keras. Ayu
menjerit keras dan terus mengerang-
erang ketika kont*l dia bergerak
keluar masuk mem*knya. dia
mempercepat gerakan kont*lnya dan
menghentak keras. Ayu menjerit
keras, nyampe dan rebah ke atas
tempat tidur. Melepaskan diri dari
Ayu, dia beralih ke aku. Dengan
cepat dia menelentangkan aku,
kemudian dihujamkannya kont*lnya
ke dalam mem*kku. Aku juga
menjerit keras. Toketku berguncang2
seirama dengan enjotan kont*lnya.
Aaauu, pak jeritku, Aku mau
nyampe! Aku juga, balasnya
sambil menghentakkan kont*lnya
keras-keras. Dia rubuh ke atas
tubuhku, aku ditindihnya. Di saat itu
kurasakan deras pejunya memancar
ke dalam mem*kku. Aku letih, juga
dia dan Ayu. Ayu merangkak
mendekat dan mengelus-elus
kepalanya. Aku bangun. dia dan Ayu
juga. Aku duduk di tempat tidur. Dari
mem*kku pejunya bercampur
dengan ciranku menetes keluar. Dia
merangkul bahuku. Terima kasih
Yang, terima kasih Ayu, kataku,
Terima kasih untuk weekend yang
sangat nikmat ini. Harusnya aku
yang berterima kasih ke bapak,
karena bapak sudah memberikan
kenikmatan yang sangat buat aku,
juga buat pejunya yang selalu bapak
muncratkan di mem*kku.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,