KONTOL PEMBANTU INDIA

CERITA SEX GAY,,,,,,,
KONTOL PEMBANTU INDIA

Namaku Soleh. Orang orang memanggilku Pak Soleh. Saya adalah orang yang
berperawakan sedang. Tubuhku tidak begitu tinggi, dan tidak terlalu
pendek. Hampir biasa-biasa saja. Warna kulitku kuning langsat, dengan
dada yang sedikit berbidang . Umurku sudah empat puluh, tapi masih rajin
berolah-raga, terutama lari pagi.
Saya sudah tahu kalau saya ini menyenangi sesama jenis sejak lama
sekali. Kontolku selalu ngaceng kalo lihat tubuhnya pekerja-pekerja
bangunan di sekitar ru-ko saya. Tubuh mereka yang hitam terpanggang
terik matahari menambah nafsu birahiku. Tetek tetek hitam yang kelihatan
dengan dada terlanjang sangat mengasikkan. Melihat otot-otot mereka yang
menyembul ketika mengangkat besi-besi tua, sungguh menggairahkan.
Kali ini , saya akan menceritakan pengalaman saya di Puncak. Suatu hari,
saya diundang oleh teman saya untuk menginap di villanya di puncak. Saya
sih kegirangan sekali. Sesampainya di Puncak, saya kagum melihat
villanya yang lumayan besar, dengan taman depan yang asri. Serasa di
desa-desa saja.
” Mari Pak Soleh, pembantu saya akan menunjukkan kamar Bapak. ” kata
teman saya, Pak Hasan, menunjuk pembantunya. Dengan sigap, pembantu ini
mengangkat koperku ke arah kamarku yang berada di lantai dua. Saya pun
mengikuti dari belakang .
Pembantu orang india ini bernama Rajid. Umurnya kira-kira duapuluhan.
Orangnya bermata lebar, berkumis hitam lebat dan kurus tinggi. Kulitnya
hitam legam dengan rambut hitam ikal bergelombang. Semuanya serba hitam.
Rajid hanya memakai celana pendek ketat dengan kemeja lengan pendek .
Kancing kemejanya dibiarkan terbuka dua , hingga bulu-bulu dadanya yang
hitam lebat menyembul keluar. Sangat menyemak pemandangan. Tanpa terasa,
kontolku sedikit ngaceng melihatnya.

“Ini , Pak, kamarnya. Pak Soleh bisa istirahat dulu,” kata Rajid sambil
mempermisikan dirinya sendiri keluar dari pintu.

Saya kemudian menghempaskan tubuhku yang penat ke tempat tidur. Hmm.
Nyaman sekali. Kulihat pemandangan di luar . Bukit-bukit hijau nan
indah. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Tapi pikiranku trus
melayang ke Rajid, pembantu India itu. Tanpa terasa, haripun sudah
beranjak sore. Sayapun terlelap.

Sehabis bangun, saya pun mandi dan pergi ke ruang makan. Seusai makan
malam dan ngobrol sejenak dengan Hasan, saya pun beranjak kembali ke
kamar. Tak lama kemudian , ada suara ketokan di pintu.

” Siapa?” tanyaku heran. ” Ini Rajid, Pak, mau mijet . Ini Pak Hasan
yang mesen, biar Pak Solehnya dipijitin.”

Diriku yang kegirangan langsung membukakan pintu buat Rajid. Dia pun
masuk dengan membawa minyak balsem buat memijat dan segelas air putih.
Tetap memakai baju yang sama dengan hanya celana pendek.

” Bapak tolong buka bajunya ya,” kata Rajid .

“Oh yah.” kataku sambil membuka kancing kancing bajuku .

” Celananya juga, Pak ,” lanjutnya sambil membasahi telapak tangannya
dengan minyak gosok.

Saya pun melorotkan celanaku. Dengan hanya bercelana dalam putih, saya
pun berbaring telungkup di atas tempat tidur. Dengan sigap, Rajid duduk
di sampingku dan mulai memijit-mijit pundak dan belakang punggung ku.

Enak sekali. Setelah kira-kira 5 menit. Tanpa kusadari, pijitannya yang
mula-mula kuat, berangsur angsur menjadi belaian belaian halus, terutama
di bagian lengan dan pundak. Kontolku yang lagi ngaceng menjadi lebih
tambah ngaceng lagi.

” Pak Soleh,” bisik Rajid ke telingaku.

” Yah??” kataku sekenanya.

” Pak Soleh, anunya mau dipijit?” bisiknya lagi.

” Anunya yang mana?” tanyaku lagi.

” Ini, burungnya Pak Soleh yang lagi tegang,” katanya tersipu-sipu
sambil meraba kepala kontolku yang menyembul dibawah pantatku. Tanpa
terasa, batang kontolku yang menegang menyembul keluar dari bawah
pantatku karena saya berbaring telungkup.

Saya pun membalikkan badanku dan berbaring telentang. Saya malu. Dengan
tanpa sadar, tanganku ingin menutupi kontolku yang sedang tegak berdiri,
tapi dihalangi tangan Rajid yang duduk si samping ku.

” Jangan Pak, biar saya pijit aja, biar lebih mantap” katanya sambil
memicingkan matanya dan menjulurkan lidahnya tanda dia pun terangsang juga.

Reaksinya cepat sekali. Tanpa sadar , tangannya yang berbulu lebat itu
sudah memijit mijit batang kontolku yang tegang menjulang perkasa.
Kepala kontolku yang berbentuk jamur itu dibelai-belai dengan jempolnya,
sedangkan keempat jarinya yang lain mengusap-usap batang kontolku yang
keras tegang. Saya pun mengerang dibuatnya. Sungguh geli tapi sangat
enak. Tanpa terasa, cairan bening mengalir keluar dari lobang kencing ku.

” Oh Rajid..” kataku sempoyongan. Saya sudah sangat terangsang.

Dengan sigap, tanganku mulai kujulurkan ke arah celana Rajid untuk
meraba kontolnya. Ya Allah, kontolnya yang tegang mendekam di dalam
celananya. Kubuka kancing bajunya satu persatu. Dadanya yang berbulu
lebat bagaikan hutan rimba itu membuatku terpana. Ku belai-belai bulu
-bulu dadanya itu, lalu kuremas-remas buah teteknya yang besar hitam
itu. Rajid pun mendesah .

Akhirnya kubuka kancing celana pendeknya. Kulorotkan dengan paksa dan
Creng…burung Rajid yang tersekap di balik celana dalam kuningnya,
memental keluar bagaikan meriam yang mengacung mau perang. Batang
kontolnya hitam legam, besar sekali, dan tidak disunat. Bentuknys eperti
pisang raksasa. Dikelilingi dengan rambut-rambut hitam panjang, kontol
Rajid bagaikan tontonan yang sangat menakjubkan. Mengacung ngacung
bagaikan meriam.

Saya pun beranjak naik dan duduk di samping tempat tidur. Kutarik
pahanya yang berbulu lebat untuk mendekat ke wajahku. Ditantangnya
nafsuku dengan kontol raksasanya yang diacung-acungkankan ke bibirku.
Saya kemudian memegang batang kontolnya dan menarik kulit khitannya ke
arah belakang, tersembul keluar kepalanya yang merah daging, dengan
cairan bening menetes bagaikan air ledeng tersumbat.

Nafsuku tak tertahankan lagi. Kujulurkan lidahku untuk menjilat cairan
bening itu. Hmm rasanya sungguh enak. Kujilat-jilat kepalanya. Mulutku
kemudian kubuka untuk menelan seluruh batang kontol hitam yang bau susu
itu. Saya pun mengulum-ngulum, mengisap-isap sampai mulutku berlepotan
menahan kontol Rajid yang perkasa. Kulit khitannya yang tebal itu
kugigit-gigit. Uah..enak sekali. Kadang kadang kepala kontol Rajid
sampai menusuk ke kerongkongan ku..Ahh..sangat menakjubkan.

” Yah, isap itu kontol, Isap trus… .yeah..” kata Rajid mengerang
sambil memaju mundurkan pantatnya yang hitam itu . Dijambaknya rambutku
dan didorongnya kepalaku depan belakang. Maju mudur berirama. Mataku
terbelalak sambil menikmati isapan demi isapan .

Rajid mengerang semakin hebat. Kontolnya semakin cepat dimasuk-keluarkan
ke mulutku. Kepalaku semakin didesak hebat dengan kedua telapak
tangannya di belakang kepalaku dan rambutku dijambaknya. Kontol Rajid
terus menyerbu masuk keluar mulutku.

” Engg…ahhhh…” erangnya hebat tiba-tiba.

” Minum.. nih… air susu.. ku .” lanjutnya terengah engah sambil
memejamkan matanya.Tak disangka, kontolnya Rajid tiba tiba berhenti
menusuk. Menggelepar-gelepar dalam mulutku. Tangan kekar Rajid menahan
kepalaku hingga bibirku menyentuh rambut lebat di pangkal kontolnya. Dan
terjadilah. Saya merasakan cairan panas hangat mengisi mulut dan
kerongkonganku. Rajid trus mengerang hebat . Saya bisa merasakan air
spermanya Rajid yang bau peju ditembakkan hingga berkali-kali mengalir
di dalam mulutku . Ah…Kutelan dan kuteguk bagaikan minum susu. Susu India.

Tanpa terasa, kontolku pun tiba -tiba menegang hebat. Tanpa terasa,
tanganku yang sedari tadi mengocok-ngocok kontolku sendiri, sudah
membuahkan hasil. Kontolku menembakkan spermanya hingga ke atas dadaku
sendiri..Ahhh.. Sungguh memabokkan.

Malam itu saya minum susu enak. Hangat lagi. Air susunya Rajid. Susu India,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest

Related posts