Gairah Sex Yang Sempurna
Meisya duduk di atas ranjang. Hal ini terjadi lagi. Suara dengkuran Restu menandakan bahwa dia tertidur dengan sangat lelapnya dan membiarkan Meisya merenungi sendiri apa yang tengah terjadi dalam kehidupan rumah tangganya. Setelah berjalan lima tahun, perkawinan mereka terasa mulai hambar.
Selama 4 tahun sebelumnya, kehidupan seksual mereka bisa dikatakan sangat sempurna. Hubungan sex berlangsung hampir setiap malam dalam seminggu hingga beberapa bulan belakangan. Sekarang hanya sekali dalam seminggu dan itupun berlangsung dengan amat cepat dan singkat dan selalu membuatnya tergantung.
Meisya berfikir apakah ini semua karena dirinya yang menjadi penyebabnya tapi dia sadar dalam usianya yang ke 28 tahun sekarang ini bentuk tubuhnya masih tetap sama tak ubahnya ketika berumur 20 tahun. Hampir semua pria yang dikenalnya mengatakan kalau dia adalah sosok dambaan setiap lelaki normal.
Dia bangkit dari ranjang tanpa membangunkan suaminya. Bahkan suaminya tak akan bangun jikalau dia bermaksud membangunkannya sekarang, kondisi suaminya selalu kelelahan akhir-akhir ini. Dia berjalan melintasi kamar tidurnya masih dalam keadaan telanjang seusai persetubuhan yang berakhir dengan kekecewaan dengan suaminya. Cahaya bulan purnama menyinari kamar tidurnya hingga menjadikan seakan disiang hari. Dia berhenti di depan cermin memandangi tubuhnya untuk memastikan apakah bentuk tubuhnya masih tetap seperti dalam angannya.
Apa yang dilihatnya adalah sesosok wanita berusia 28 tahun yang telah menikah selama 5 tahun dengan kekasihnya ketika kuliah dulu. Rambut hitamnya yang panjang dan lebat sama hitam dan lebatnya dengan rambut yang menutupi sekitar selangkangannya dan diteruskan dengan sepasang paha yang jenjang menopang semampai tubuh 167nya. Buah dadanya masih tetap kencang dan mendongak angkuh, dan bongkahan pantatnya tetap bundar dan padat. Semua itu terbingkai dalam sosoknya dengan berat 50kg. Tidak, tak mungkin dirinya yang menjadikan Restu berpaling setiap malamnya.
Dia memikirkan Restu. Mereka mulai pacaran di tahun terakhir kuliah dan segera menikah begitu wisuda. Seks merupakan bagian yang besar dalam hubungan mereka bahkan sebelum mereka menikah, dan semakin menjadi bagian yang lebih besar setelah keduanya menikah. Restu memang mempunyai pengalaman yang lebih sebelum bertemu dengannya dan Meisya sendiri masih gadis sebelum bertemu dengan Restu. Restu mengajarkan semuanya pada Meisya hingga menjadi sosok wanita seperti yang sekarang, dan Restu masih tetap satu-satunya guru, kekasih, suami dan partner sex yang dimilikinya. Restu adalah sosok dambaan semua teman wanitanya. Tinggi tubuhnya yang mencapai 190 membuatnya gagah ditambah rambut ikalnya dan sepasang mata elangnya. Kejantanannya sendiri cukup besar untuk memuaskan dahaga seksual Meisya .
Restu mempunya pekerjaan yang menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi semua kebutuhan rumah tangganya dengan tanpa Meisya susah payah bekerja. Memang Restu menginginkan dia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus semua kebutuhan rumah. Mereka memiliki sebuah rumah yang nyaman dengan halaman yang sangat luas yang bisa menampung sebuah kolam renang dan sekedar untuk berkuda. Benar-benar memberikan mereka sebuah privasi yang berlebih dengan letaknya yang jauh dari pusat kota.
Mereka sudah menempati rumah tersebut selama dua tahun. Satu-satunya orang yang tinggal dengan meraka hanyalah seorang penduduk setempat berusia hampir paruh baya yang bekerja mengurus rumah mereka. Adik Restu baru saja tinggal dengan mereka beberapa bulan yang lalu. Ayah dan Ibu Restu memutuskan untuk mengontrakkan rumah mereka yang berada di pusat kota dan pindah di kampung halaman untuk menghabiskan masa tua mereka. Adi, adiknya Restu masih ingin tetap tinggal di kota ini untuk meneruskan sekolahnya.
Adi bukan merupakan sebuah masalah diantara Meisya dan Restu. Masalah mereka sudah berawal jauh sebelum dia pindah dengan mereka. Meisya suka dengan adik iparnya tersebut dan sangat setuju jika Adi tinggal bersama mereka. Adi sama sekali bukan masalah dan dia bukan orang yang suka mencampuri terlalu dalam urusan orang lain. Adi juga merasa cocok dengan kakak iparnya dan mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk sekedar ngobrol ataupun berenang. Adi merupakan sebuah duplikat yang lebih muda dari kakaknya.
Supri, sang pengurus rumah, juga tinggal di rumah ini. Dia menempati sebuah rumah kecil yang terletak dekat dengan gudang, jauh di pekarangan belakang rumah mereka. Dia lahir dan tumbuh di tanah ini, dan ketika tanah ini dibeli Restu dia meminta ijin untuk tetap tinggal disini. Usianya hampir 50 tahun tapi alam membuatnya terlihat masih berusia 30an. Tubuhnya tinggi kekar dengan kulit sawo matang. Dia merasa senang bekerja mengabdi pada Restu dan Meisya . Terutama saat berada di dekat Meisya ketika wanita ini berkuda dengan memakai celana jeans ketatnya. Dalam benaknya dia melihat Meisya yang tanpa busana setiap kali berada di dekatnya. Strata sosial yang membedakan derajat mereka, ataupun Meisya yang juga majikannya tak menghentikan fantasinya untuk menikmati keindahan tubuh wanita cantik ini di atas ranjang.
Meisya memandang kea rah tempat tidur dan Restu masih terlihat lelap tidurnya. Dikenakannya kembali baju tidur sutra tipisnya yang beberapa saat lalu dipakainya untuk membangkitkan gairah suaminya agar bercinta dengannya. Itu merupakan sebuah baju tidur seksi yang sangat tipis dan tak mampu menyembunyikan bagian dalam tubuh telanjangnya. Dia berjalan menuruni anak tangga dan keluar menuju beranda belakang yang mengarah ke kolam renang.
Suasana malam musim panas ini terasa tenang dan damai di pinggir kolam renang. Meisya sering berada di sekitar kolam renang ini saat malam hari untuk sekedar duduk-duduk santai melepaskan lelah dan terkadang juga berenang, dengan tanpa selembar pakaianpun. Restu pernah mengingatkannya kalau mungkin saja Supri melihatnya, tapi Meisya tak peduli. Dia merasa bangga dengan bentuk tubuhnya dan tak merasa ada yang membuatnya malu dengan keadaannya. Dia tak selalu beranang dalam keadaan telanjang tapi bikini yang dipakainya juga tak mampu berbuat banyak untuk menutupi keindahan tubuhnya.
Dan Meisya juga tahu kalau Adi, adik iparnya itu juga suka memandangi tubuhnya saat dia mengenakan bikini. Tapi Adi belum pernah melihatnya beranang telanjang karena dia menghentikan kebiasaannya tersebut begitu adik iparnya menetap bersama mereka. Pernah suatu malam Adi menemaninya berenang di malam hari setelah Restu pergi tidur dan keduanya berenang bersama..
Pakaian tidur tipis itu membungkus tubuhnya semakin erat saat Meisya merentangkan kedua tangannya dan menghitung bintang bintang yang bertaburan menghiasi langit hitam di atasnya. Dia baru beberapa menit berada di luar sini ketika di dengarnya suara mobil Adi memasuki garasi. Dia tahu kalau seharusnya dia bergegas berdiri dan masuk ke dalam rumah sebelum adik iparnya masuk. Dia tidak telanjang tapi apa yang menutupi tubuhnya tak bisa menutupi tubuhnya meskipun di bawah cahaya sinar rembulan. Dia merasa bimbang untuk berbuat apa hingga akhirnya waktu jadi terlambat saat mobil Adi mulai memasuki tempat parkir yang terletak di samping kolam renang tersebut.
Adi keluar dari dalam mobil dan kemudian membanting pintunya dengan sangat keras.
“Wah wah, kamu pasti lagi marah ya sampai-sampai pintunya kamu banting begitu.”
Adi terlonjak saking terkejutnya tak menyadari ada seseorang dibelakangnya di jam selarut ini.
“Ya, mbak boleh bilang malam yang benar-benar sial.” Meisya tahu kalau adik iparnya baru pulang dari kencan dengan bunga sekolahnya. Seorang gadis yang menjadi rebutan dan kabar burung menceritakan kalau gadis tersebut bisa diajak tidur asal bisa menaklukkan hatinya, dan malam ini Adi mencoba peruntungannya. Mereka berdua pernah membicarakan tentang hal ini sebelumnya dan saat Adi akan keluar malam tadi, Meisya juga mendoakan agar dia berhasil.
Meisya bangkit dari bangku yang didudukinya dan memberi isyarat pada Adi untuk mendekat. “Kelihatannya kamu dan aku sedang sial malam ini. Duduklah sini dan ceritakan bagaimana kencanmu.”
Adi baru saja akan duduk saat dia menyadari betapa tipisnya baju tidur yang dikenakan kakak iparnya ini. Dia pernah melihatnya memakai bikini tapi payudara kakak iparnya jauh tampak lebih jelas dengan baju tidur tipis yang dikenakannya ini dibandingkan saat memakai bikini.
“Hey, mbak terlihat sangat cantik. Bagaimana mungkin mbak punya masalah kalau pakai pakaian seperti ini?” Meisya melipat kedua lengannya di depan dadanya.
“Kamu jangan memandangiku seperti itu.”
“Rasanya sulit setelah kencan sial malam ini.”
“Ceritakan padaku.”
“Mbak yang cerita lebih dulu apa yang sudah terjadi baru aku ceritakan apa yang terjadi dengan kencanku.”
“Tak banyak yang bisa kuceritakan. Sudah kusiapkan dinner yang romantis dengan wine dan lilin. Sudah susah-susah pergi ke salon biar kelihatan cantik. Pakai pakaian seksi seperti ini dan apa yang kudapatkan? Abangmu malah pergi tidur meninggalkan aku, end of story.”
“Kalau mbak berdandan seksi seperti ini untuk aku pasti aku tak akan pergi tidur dan membiarkan mbak sendirian.”
“Ah, kamu hanya coba menghibur aku.”
Adi duduk disamping kakak iparnya. Dia duduk merapat sangat dekat hingga bisa dirasakan kehangatan tubuh kakak iparnya.
“Ceritaku tidak lebih baik dari mbak. Kencan dengan cewek yang jadi rebutan tapi hasilnya nol besar. Benar-benar malam yang paling sial minggu ini.”
Meisya menyandarkan kepalanya di bahu Adi.
“Sepertinya kita berdua jadi pecundang malam ini.”
Lengan Adi bergerak melingkari bahu kakak iparnya dan merengkuhnya lebih merapat padanya. “Aku tak tahu soal itu, tapi ini terasa sangat indah bagiku.” Tangannya bergerak ke bawah dan singgah pada buah dada Meisya .
Meisya tak menyingkirkan tangan Adi dari dadanya, dia hanya menatap jari-jari Adi yang mulai bergerak di dadanya dan kemudian memandangi wajah adik iparnya.
“Apa kamu benar-banar baru berumur 18 tahun?”
“Aku cukup dewasa untuk merubah malam yang sebelumnya sial menjadi lebih baik.” Tangan Adi yang satunya mulai bergerak melepaskan tali yang mengikat baju tidur kakak iparnya. Segera saja dia menyibak gaun tidur itu hingga tubuh indah isteri abangnya ini terpampang jelas tanpa penghalang lagi. Kedua telapak tangannya bergerak ke buah dada Meisya dan meremasnya dengan lembut hingga membuat putingnya mencuat menusuk lembut telapak tangannya. Kedua tangannya terus memainkan kedua daging kenyal tersebut sambil matanya menelusuri perut Meisya yang rata hingga menuju ke bawah selangkangan yang dihiasi rambut lebat.
“Kamu cukup dewasa bagi abangmu yang akan membunuhmu kalau dia bangun.” Meisya tak tahu apa yang membuat dirinya membiarkan adik iparnya ini berbuat seperti ini. Dia sama sekali tidak berusaha untuk mencegahnya. Adi sudah hampir 3 bulan tinggal bersama mereka dan dalam benak Meisya sama sekali tak pernah terlintas pikiran yang berbau seksual terhadap adik iparnya, hingga sampai malam ini, dan sekarang dia berada hanya berdua dengannya di pinggir kolam renang ini malam ini dalam keadaan telanjang seutuhnya dan suaminya sedang tertidur lelap di kamar tidur lantai atas dan vaginanya sudah terasa basah oleh gairah.
BUGIL
TELANJANG
Bibir Adi mulai bergerak turun menuju bibirnya. Meisya mendekatkan bibirnya tanpa diminta. Bibir Adi menyentuh bibirnya dan mulutnya mulai membuka. Lidah adik iparnya menyentuh bibirnya dan Meisya membuka mulut untuknya. Adik iparnya sangat mahir memainkan bibirnya dan dia merasakan ada sebuah perasaan yang sangat mirip antara Adi dan suaminya. Meisya mungkin tak pernah mempunya pikiran seksual terhadap adik iparnya ini tapi sudah lama Adi memendam hasrat ini dan saat ini dia benar-benar memanfaatkan kesempatan akan kepasrahan kakak iparnya ini.
Adi bisa mendengar lenguhan lirih Meisya saat dia menciumnya. Meisya mulai menggerakkan pinggulnya dan lengannya bergerak meraih tubuh Adi agar kedua bibir mereka melumat semakin merapat. Adi menyadari kalau kakak iparnya tak akan menolaknya malam ini dan mungkin saat ini adalah kesempatan terbaiknya untuk mewujudkan impiannya selama ini. Malam ini Meisya merasa telah dicampakkan oleh suaminya dikala gairahnya tengah menyala-nyala dan Adi akan segera menyantap hidangan yang masih hangat yang tersuguh di hadapannya. Sebelah tangan Adi bergerak turun ke bawah dan menelusuri kulit perut Meisya yang lembut untuk menyentuh tepian vagina berbulu lebatnya. Kedua pahanya yang masih merapat erat menahan gerakan jemari Adi. Jemari Adi terus menggerayangi perut bagian bawahnya disertai lidahnya yang menari dalam mulut Meisya . Akhirnya kedua paha Meisya melemas dan mulai bergerak membuka. Jemari Adi langsung turun kea rah klitorisnya. Begitu kelentitnya tersentuh jemari Adi, kedua paha Meisya membuka semakin lebar. Akhirnya Meisya memberikan ruang seutuhnya pada Adi untuk berbuat sekehendak hati terhadap daerah paling rahasia dari tubuhnya. Langsung saja jemari Adi melesak masuk ke dalam.
Meisya menjadi teramat sangat gerah karena birahi. Dia sedang berada dalam lingkaran perasaan yang membuatnya kesulitan untuk membedakan yang sedang mengeksplorasi tubuhnya ini Restu ataukah bukan. Keduanya terasa sangat sama hingga Meisya merasa kalau yang sedang menyentuhnya saat ini adalah Restu. Nafasnya semakin memburu cepat saat dia merasa tubuhnya direbahkan ke atas bangku malas ini. Adi merbahkan tubuh Meisya dan sekali lagi bibirnya menuju ke payudara Meisya . Ciuman bibirnya menjalar bebas ke sekujur tbuh kakak iparnya ini. Gaun tidurnya terbuka lebar dan Meisya rebah dengan kedua belah paha terlentang lebar saat jemari adik iparnya bergerak keluar masuk dalam vaginanya. Meisya berada diperbatasan dari puncak kenikmatannya saat tiba-tiba Adi menghentikan aksinya.
Kedua mata Meisya yang semula terpejam rapat langsung terbuka menatap begitu Adi berhenti. Adi sedang membuka pakaian terakhir yang menutupi tubuhnya. Batang penisnya mengacung dengan tegak dan keras, terayun-ayun saat dia berjalan mendekat ke arahnya. Batang penisnya cukup besar dan panjang. Untuk pertama kalinya Meisya menyadari perbedaan di antara keduanya…
“Stop Adi! Apa yang kamu lakukan?”
“Aku akan membahagiakan mbak malam ini. Pikirkan saja betapa jauh lebih baiknya perasaan kita berdua setelah semua kesialan yang kita dapat sebelumnya.”
“Jangan lakukan, please. Aku isteri abangmu dan kalau ini terjadi mungkin kita berdua tak akan bisa menghentikannya.”
“Aku tak mungkin stop sekarang. Sudah sangat lama menginginkan mbak dan aku tahu kalau abang sudah tak melakukan PRnya dengan benar.” Meisya merapatkan kedua pahanya untuk mencegahnya.
“Ayolah mbak Meisya buka untukku, aku tahu mbak pasti menginginkan juga seperti aku.”
Adi menunduk dan mencium sebuah putting payudara Meisya lagi. Lalu dia berpindah ke mulutnya. Meisya membuka mulut untuknya tanpa dipaksa. Adi menghentikan ciumannya untuk berbisik pada Meisya , matanya menatap lembut,
“Bukalah untukku Meisya Aku ingin merasakan vaginamu meremas erat penisku saat kumasuki.” Lalu dia kembali melumat bibirnya.
Untuk pertama kalinya Adi memanggilnya tanpa panggilan mbak, sesuatu yang tak biasa tapi itu jadi pemicu bagi Meisya hingga kalah dalam pertempuran ini. Meisya memang menginginkan batang penis Adi memasuki tubuhnya. Sudah terlalu lama Meisya tidak disetubuhi sesuai harapannya. Saat ini ada seseorang yang ingin memuaskan dia seperti apa yang pernah dilakukan suaminya dulu. Meisya membuka pahanya. Sebelah pahanya masih berada di atas bangku dan sebelahnya lagi ditariknya ke atas tubuhnya. Adi bergerak ke depan dan batang penisnya dengan sendirinya menemukan jalan masuk. Dengan perlahan didorongnya maju dan kepala penisnya menyeruak membelah bibir vagina Meisya .
Meisya akhirnya melingkarkan kedua pahanya pada pinggang Adi dan tumitnya menancap erat pada pantat adik iparnya ini untuk menariknya masuk semakin dalam. Perlahan Adi mulai mengisi vagina Meisya melebihi apa yang pernah dirasakannya.Gairahsex Setiap kocokannya Adi membawa mereka berdua semakin tinggi dan bertambah tinggi. Tak menunggu lebih lama Adi mulai menyentakkan penis kerasnya seutuhnya hingga ke dasar vagina kakak iparnya. Adi menghentakkannya dengan sangat keras tapi itulah yang didambakan Meisya . Setiap kali Adi menarik keluar batang penisnya, kedua kaki menahannya seakan ingin segara melesakkannya ke dalam vaginanya kembali. Sama sekali tak terlintas dibenaknya kalu kini dia telah mengkhianati suaminya. Meisya hanya meredakan dahaga batinnya dari apa yang beberapa bulan belakangan ini tak pernah diberikan oleh suaminya.
Tak membutuhkan waktu yang lama bagi keduanya untuk meraih akhir. Adi memberikan persetubuhan yang cepat, keras dan sedikit kasar pada Meisya seperti apa yang belakangan ini tak didapatkannya dari suaminya. Klimaks itu berada di puncak bukit di depan mata dan mereka berdua saling bergegas mendakinya bersama. Dengan berbarengan keduanya mencapainya dan hanya mulut Adi yang segera melumat bibir istri abangnyalah untuk mencegah suara jeritan kenikmatan Meisya agar tak membangunkan Restu atau bahkan Supri.
Semuanya sudah berakhir dan mereka berdua benar-benar merasa amat kelelahan. Dengan kepayahan Adi mengangkat tubuhnya yang menindih Meisya . Batang penisnya yang melemas tercabut keluar dari vagina Meisya yang terisi penuh sperma adik iparnya dan mulai meleleh keluar menuruni paha jenjangnya. Meisya bangkit untuk duduk dengan lemas dan Adi duduk di sampingnya, keduanya masih tanpa pekaian. Meisya mulai merasakan penyesalan dan Adi menyadari hal tersebut.
“Jangan menyesali sesuatu yang terasa sangat indah. Tak mungkin ini sesuatu yang buruk.” Dia mendekat dan mencium ujung bibir Meisya . Meisya menatapnya;
“Apa benar kamu baru berumur 18?” Keduanya tertawa pelan dan Meisya merasa jauh lebih baik.
“Sudah cukup kita menggunakan kesempatan untuk malam ini. Aku harus kembali ke kamar sebelum Restu menyadari kalau aku tak ada di sampingnya. Kita berdua sama-sama menginginkan ini terjadi malam ini dan aku rasa kita juga sudah mendapatkan apa yang kita mau.” Keduanya berjalan saling berpelukan menuju ke dalam rumah. Adi masih telanjang dan membawa pakaiannya di tangannya sedangkan Meisya sudah mengenakan gaun tidurnya kembali. Di pintu belakang Adi memberi sebuah ciuman selamat malam pada Meisya , tak melepaskan ciumannya hingga Meisya lah yang akhirnya menghentikannya. Dalam benak keduanya membayangkan kalau saja malam ini hanya mereka berdua yang berada di rumah pastilah malam masih akan teramat panjang. Adi berjalan menuju kamarnya di lantai bawah dan Meisya berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas.
Restu sudah terjaga dan mendapati kalau dia sendirian. Di pikir istrinya sedang ke kamar mandi dan segera kembali nanti. Dia kembali tidur tapi beberapa menit kemudian terbangun lagi. Meisya masih belum kembali. Dia tahu kalau kadang-kadang isterinya suka berenang malam-malam. Dia berjalan menuju ke jendela dan hal yang pertama kali disaksikannya adalah isterinya, Meisya yang sedang berciuman dengan Adi, adiknya di atas bangku di pinggir kolam renang. Cahaya bulan purnama membuatnya dapat memastikan hal itu meskipun dalam keremangan malam. Reaksi pertamanya adalah ingin langsung turun ke sana dan menendang pantat adiknya. Tapi kemudian sesuatu itu menghantamnya, dia sadar kalau hal itu penyebabnya adalah karena salahnya sendiri. Dia sadar kalau telah menampik setiap ajakan isterinya untuk bercinta beberapa bulan belakangan ini.
Dia tak menginginkannya, tapi dia sudah terlibat dalam hubungan yang rumit dengan seorang wanita di kantornya dan dia tak mampu untuk menghentikannya. Susan berumur lebih tua darinya dan bahkan tidak berwajah lebih cantik dibandingkan Meisya . Saat itu dia sedang mabuk di acara pesta kantornya dan mereka berdua berakhir dalam persetubuhan di atas meja kerja kantornya. Susan seakan sebuah obat yang tak mampu dia tolak. Dia mampu memberikan sesuatu yang lebih dengan vaginanya yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia mengontrol otot vaginanya hingga seakan mampu memeras batang penisnya dan hal tersebut tak dimiliki Meisya .
Sejak affair ini terjadi, Susan seakan tak pernah merasa terpuaskan. Dia menginginkan bersetubuh setiap waktu dan dimanapun tempatnya jika memungkinkan. Dan itulah yang membuatnya selalu kelelahan saat pulang ke rumah. Jadi, ketika Restu melihat adiknya sedang mencium isterinya dan mulai menyetubuhinya, yang mampu dilakukannya hanya melihat. Dan yang lebih mengejutkannya adalah ternyata penisnya menjadi sangat ereksi saat melihat hal itu.
Restu bukanlah satu-satunya orang yang menyaksikan dengan menahan nafsu perselingkuhan antara Meisya dan Adi. Supri sudah melihat saat Meisya keluar dari pintu belakang dan duduk di atas bangku itu. Dengan bersembunyi di kegelapan malam dia sudah menanti kedatangan Meisya , sebelumnya dia sudah pernah menyaksikan nyonya majikannya itu berenang dengan telanjang, dan malam ini dia berharap hal itu terulang kembali. Dia menyaksikan saat Adi datang dan kemudian mulai menyetubuhi nyonya majikannya yang cantik itu. Sejak pertama kali bertemu, Supri sudah menginginkan Meisya . Dia adalah wanita tercantik yang pernah dia temui. Meskipun dia sadar betapapun dia mengharapkan, hal itu tak akan terwujud. Dan dengan kejadian yang dia saksikan malam itu memberinya sebuah harapan untuk mewujudkan impiannya.
Dengan hati riang Meisya mengayunkan pinggul menapaki tangga menuju kamar tidurnya. Untuk pertama kali sejak beberapa bulan birahi dan vaginanya terpuaskan. Saat dia membuka pintu kamar dia mendapati Restu di atas ranjang. Selimutnya sudah terlempar di atas lantai dan dia rebah dengan batang penis yang ereksi.
“Waktu aku bangun kamu tidak ada. Aku pikir kamu segera kembali dan aku ingin menuntaskan apa yang kita awali sebelumnya. Sorry, belakangan ini aku sering kecapekan dan mengabaikan kamu. Kemarilah dan ijinkan aku menebusnya.”
“Aku mau ke kamar mandi dulu.”
“Jangan, tak usah. Aku mungkin tak bisa menahan lebih lama lagi kalau kamu ke kamar mandi dulu.”
Meisya sadar jika dia menuruti kemauan suaminya untuk bercinta sekarang, Restu akan merasakan sperma adiknya di dalam vaginanya. Restu tak memberinya kesempatan untuk berpikir, dia berdiri merengkuh tubuh Meisya kedalam pelukannya dan memberinya sebuah ciuman yang dalam sebelum merebahkannya ke atas ranjang. Segera dilepaskannya tali gaun tidur itu dan menyibaknya lebar hingga tubuh isterinya terpampang jelas di hadapannya. Dia bergerak di antara paha Meisya dan sedetik berikutnya penisnya merangsak masuk ke dalam vagina Meisya yang baru saja disetubuhi Adi.
“Kamu sangat basah malam ini. Aku akan memanjakan dan memuaskanmu.” Restu menyetubuhinya dengan keras dan cepat membuat batang penisnya bergerak mengaduk sperma adiknya. Dia tahu penyebab kenapa Meisya sangat basah dan bukannya hal itu membuatnya marah tapi sebaliknya. Batang penisnya terasa sangat keras dan dia ingin mengantarkan Meisya ke puncak terlebih dahulu sebelum dia menyemburkan spermanya sendiri.
Meisya sangat bahagia dengan cara suaminya menyetubuhinya sekarang ini. Dia suka dengan foreplay yang panjang dan seksi saat bercinta tapi begitu penis suaminya memasuki vaginanya dia ingin Restu tak menyia-nyiakan waktu lebih lama lagi dan segera menyetubuhinya bukannya sekedar bercinta dengannya. Meskipun setelah baru saja melakukan hubungan seks yang panas dengan Adi, Meisya masih menginginkan yang lebih lagi dari Restu. Meisya sadar kalau suaminya bisa merasakan sperma Adi di dalam vaginanya tapi selama Restu tak tahu apakah itu, maka hal tersebut tak menjadi masalah baginya. Bersama mereka berdua menggapai puncak kenikmatan.
Restu menyemburkan spermanya di dalam wanita yang sangat dicintainya ini seiring gemuruh orgasme yang sedang dirasakan Meisya dan membuat dinding vaginanya memeras setiap tetes cairan cinta dari suaminya. Hubungan seks ini terasa sangat memuaskan bagi Restu dan dia berfikir apakah ini karana dia baru saja menyaksikan adiknya sendiri menyetubuhi istirinya ini. Meisya tak peduli apa yang menyebabkan ini jadi terasa sangat nikmat kembali dia hanya merasa sangat bahagia karena Restu sudah kembali seperti dulu lagi. Mungkin dia bisa menyetubuhi Adi kapanpun dia mau, tapi bagaimanapun juga dia tetap membutuhkan suaminya sendiri.
Meisya bangun kesiangan esok paginya. Restu sudah berangkat kerja dan Adi sudah pergi ke sekolah. Samar-samar dia ingat saat Restu memberinya ciuman sebelum berangkat kerja tadi. Dia berguling dan dapat merasakan sisa sperma yang keluar dari vaginanya. Setelah Restu selesai malam tadi, Meisya sudah tak punya tenaga lagi untuk membersihkan diri. Mandi adalah hal pertama yang paling ingin dia lakukan hari ini. Seusai mandi dan membersihkan diri di wajahnya masih terlukis sebuah senyum oleh peristiwa semalam. Dia sadar kalau semestinya dia merasa bersalah dan menyesal tentang Adi tapi entah kenapa dia tak mampu untuk itu. Untuk pemuda berusia 18 tahun, Adi sungguh memahami benar bagaimana caranya membahagiakan seorang wanita.
Meisya tak tahu apa yang terjadi pada Restu. Setelah beberapa bulan belakangan berlangsung dengan hubungan seksual yang sangat sangat jarang sekali dan tanpa gairah, tiba-tiba saja dia berubah seakan tak pernah tercukupi semalam. Meisya sungguh berharap apapun yang mengganggu pikiran suaminya selama ini sudah terselasaikan.
Menjelang siang dia sudah selesai sarapan dan sekaligus membersihkan sisa piring kotor yang ditinggalkan oleh Restu dan Adi di dapur dan bersiap untuk pergi ke kolam renang. Dia heran kenapa Pak Supri belum kelihatan hari ini. Jika saja orang tua itu tidak kerja hari ini dia akan menikmati sinar matahari seutuhnya. Merasa tak pasti akan hal tersebut, akhirnya dia memutuskan untuk memakai bikini saja. Meskipun tetap saja bikini yang dikenakannya masih tak mampu menutupi seluruhnya tapi setidaknya dia tidak telanjang jika ternyata Pak Supri datang agak siangan lagi. Meisya sudah melihat bagaimana cara lelaki yang sudah lama ditinggal mati isterinya itu melihat dirinya,ada suatu yang membuatnya berdesir entah apa.
Dia berenang beberapa putaran seperti yang biasa dilakukannya setiap pagi sebelum akhirnya naik dan rebahan di atas bangku santai yang dipakainya bersama Adi semalam. Tak mampu dicegahnya untuk memikirkan peristiwa dengan adik iparnya tersebut, dan bagaimana dia merebahkannya di atas bangku ini dan memberikannya sebuah persetubuhan yang sangat menggairahkan. Puting susunya menjad sangat keras ketika membayangkannya. Dia tak tahu bagimana nanti menghadapi Adi setelah kejadian semalam, tapi yang pasti dia tahu kalau mereka berdua harus berhati-hati kalau ada Restu. Dia juga merasa jika Adi akan menginginkannya lagi dan Meisya merasa kalau dia juga tak ingin menghentikan adik iparnya.
Baru saja dia hampir terlelap saat ada sebuah bayangan menghamiprinya, membuatnya terbangun dan saat dia membuka matanya dilihatnya Supri sudah berdiri di sampingnya. Dengan cepat dia bangkit.
“Oh, selamat pagi Pak Supri, aku baru saja mau tertidur. Ada keperluan apa Pak?” Meisya tahu biasanya orang tua ini jarang sekali masuk ke dalam area rumahnya kecuali untuk mengerjakan pekerjaannya. Ada sesuatu pancaran di matanya yang belum pernah dilihat Meisya sebelumnya. Sebuah tatapan mata yang sering dilihatnya dari para lelaki yang menginginkannya. Dia bersukur telah memakai bikini tapi saat ini dia berharap memakai yang lebih lagi. Handuk yang tadi dibawanya telah dijatuhkannya dipinggir kolam di sisi yang lain sebelum dia terjun ke kolam tadi.
“Nyonya Meisya , saya ingin bicara dengan nyonya.” Meisya hendak berdiri dan berkata,
“Baiklah Pak Supri, ada keperluan apa?”
Tangan Supri menahan bahu Meisya agar tak berdiri. Ini mengejutkan Meisya . Ini pertama kalinya orang tua ini menyentuhnya. Dia kembali duduk dan menatap matanya. Dia tak ingin orang tua ini tahu kalau dia merasa takut terhadapnya.
“Saya hanya ingin ketemu dan mebicarakan sebuah perundingan dengan nyonya”
“Perundingan macam apa maksud bapak?”
“Saya tak tahu lagi harus bagaimana kecuali langsung menemui nyonya dan membicarakannya. Saya sudah memperhatikan anda sejak pertama kali anda pindah kemari. Anda adalah wanita tercantik yang pernah saya lihat. Saya sangat ingin bercinta dengan anda setiap kali saya melihat anda. Saya sadar kalau itu hanya harapan yang sia-sia belaka hingga semalam. Kemudian saya melihat anda dan mas Adi dan saya tahu kalau akhirnya tiba waktunya harapan saya itu akan terkabul.”
Meisya merasa seakan tubuhnya diguyur oleh air dingin. Lelaki paruh baya ini telah melihatnya dengan Adi semalam dan kini dia menginginkan hal yang sama juga. Yang terlintas di pikirannya saat ini adalah segera lari dari sini dan menyingkir jauh-jauh.
“Saya tak mengerti maksud anda. Apa yang saya lakukan dengan Restu atau Adi atupun orang lain adalah urusan saya.”
Dia mencoba untuk berdiri lagi dan kembali Supri mendorongnya duduk, kali ini dengan lebih keras lagi.
“Saya tahu kalau itu adalah urusan anda tapi bagaimana kalau Tuan Restu tahu anda sudah tidur dengan adiknya?”
Meisya tak mungkin dia membiarkan Restu tahu tentang perbuatannya dengan Adi, Meisya sadar kalu dia tak bisa berbuat apa-apa. Jika kejadiannya dengan pria lain dan bukannya dengan adik suaminya mungkin saja tak seburuk ini. Mungkin dia bisa menangis dan memohon ampun pada Restu dan suaminya itu mungkin saja mau memaafkannya, tapi tak mmungkin kalau kejadiannya dengan.
“Anda mau apa?”
“Saya menginginkan anda, dan saya menginginkan anda seperti Adi mendapatkan anda tadi malam. Anda menuruti dan saya akan melupakan apa yang telah saya lihat semalam.”
“Dan kalau saya tidak melakukan apa yang anda mau apa yang bisa anda lakukan? Ini hanya akan jadi sebuah cerita karangan anda saja.”
“Saya sudah mengira kalau anda akan berkata seperti ini. Saya sudah menyiapkan beberapa foto yang akan menjadi bukti cerita saya itu.” Supri sadar kalau soal foto itu hanyalah karangannya saja, tapi dia yakin kalau Nyonya majikannya ini tak tahu akan hal itu.
Meisya sadar kalu dia telah kalah. Dengan adanya foto tersebut tak mungkin dia bisa membantah tentang perbuatannya dengan Adi kepada Restu. Wajahnya tertunduk dan Supri tahu kalau wanita di hadapannya akan memberikan apa yang dia maus.
“Kapan?”
“Sekarang, sudah terlalu lama aku menunggu. Berdiri dan segera masuk ke dalam rumah. Saat saya menikmati tubuh anda saya ingin melakukannya di atas kasur yang lembut dan empuk agar bisa benar benar merasakan nikmatnya.” Supri memberi tanda agar dia berdiri dan Meisya mematuhinya. Dengan perlahan dia berjalan menuju ke dalam rumah. Sempat terlintas dibenaknya untuk lari dan mengunci pintunya tapi dia sadar kalau lelaki di belakangnya ini akan menceritakan semuanya kepada Restu dan pernikahannya akan.
Begitu memasuki rumah Supri langsung menutup pintu dan sekaligus menguncinya. Meisya berhenti tapi segera Supri menggiringnya menuju kamar tidur. Meisya bermaksud melewati kamar tidurnya dan menuju ke kamar tamu. Supri menghentikannya dan berkata,
“Tidak, saya ingin di ranjang anda. Saya ingin menyetubuhi anda di tempat suami anda melakukannya setiap waktu.”
Meisya memasuki kamarnya. Ranjang itu telah dirapikannya dan seprei serta selimutnya sudah diganti dengan yang bersih setelah terpakai semalam. Supri menarik selimutnya dan melemparkannya ke lantai. Kemudian dia rebah ke atas kasur empuk itu dengan tangan di bawah kepalanya. Dia tahu kalau Meisya tidak bisa lari ke manapun lagi dan dia ingin benar-benar menikmati waktunya bersama nyonya majikannya yang cantik ini. Dia berdiri dengan berkacak pinggang.
“Lepaskan bajuku.”
Meisya sadar dia tak punya pilihan lagi. Dia mendekat. Diraihnya bagian bawah baju Supri dan mengangkatnya melewati kepalanya. Lelaki paruh baya ini jauh lebih tinggi darinya hingga membuat dia hampir menyentuh tubuhnya saat melepaskan baju itu. Meisya melemparkan baju tersebut ke atas kursi. Meisya sudah pernah melihat tubuh Supri yang kekar tanpa baju saat bekerja di kandang kudanya, dan dalam jarak sedkat ini dia semakin melihat betapa Supri memiliki bentuk tubuh yang besar dan tegap.
“Sekarang, buka bikini atas anda.”
Untuk sejenak Meisya bimbang dan kemudian tangannya bergerak ke belakang tubuhnya untuk melepaskan bikini atasnya. Dia melepasnya melewati bahunya dan berusaha menutupi.
“Turunkan tangan anda, saya ingin melihatnya dengan jelas.” Meisya melemparnya ke kursi menyusul baju Supri dan sekarang dia berdiri di depa Supri dengan payudara yang terpampang tak berpenutup. “Ke sini.” Tangan Supri tejulur ke depan dan menarik tubuh Meisya mendekat. Meisya berusaha untuk mundur tapi Supri mencengkeramnya dengan erat. Meisya sadar kalau dia harus mematuhi semua kemauan lelaki paruh baya ini.
Batang penis Supri mengeras dengan sempurna saat payudara Meisya terpampang seutuhnya. Tak sabar dia untuk merasakan daging membusung itu dengan tangan dan mulutnya. Supri mundur sedikit sekedar untuk mempertimbangkan apa yang pertama kali akan dilakukannya pada isteri majikannya ini. Dia ingin langsung menerkamnya tapi dia lebih ingin kalau wanita ini yang merengek memohon padanya.
“Mendekatlah, biar puting anda menyentuh dada saya.”
Meisya merasa tegang menyadari kontak yang sebentar lagi akan terjadi. Payudaranya sangatlah sensitif dia sadar kalau lelaki ini ingin membuatnya jadi terangsang. Dia meyakinkan dirinya kalau dia tak akan membiarkan lelaki ini merasa puas telah dapat menjadikan dirinya menikmati pemaksaan ini. Dia mendekat seperti yang dipinta Supri. Putingnya hanya menggesek otot di dada Supri, tapi tubuhnya bereaksi berlawanan dengan kehendak pikirannya. Putingnya langsung mulai mengeras karena sentuhan itu.
Supri menatap ke bawah pada payudara putihnya yang baru saja bersentuhan dengan dadanya yang coklat kehitaman. Dia sangat ingin melumat dengan mulutnya tapi dia mencoba untuk sabar menunggu.
“Buka mata anda. Lihat saat susu anda menyentuh saya. Putingnya langsung mengeras. Saya tahu kalau anda ingin segera disetubuhi?”
“Tidak, aku ingin menghentikan ini.”
“Lepaskan celana saya.” Meisya diam saja.
“Sekarang, jangan sampai membuat saya menunggu.” Meisya sedikit mundur untuk meraih sabuknya tapi Supri menarik tubuhnya hingga merapat padanya. Meisya sadar kalau lelaki paruh baya ini ingin agar putingnya tetap menggesek kulitnya saat dia melepaskan celananya.
Setelah dia buka sabuk itu, kemudian diturunkannya celana dan celana dalamnya sekaligus itu melewati pinggang Supri. Meisya mengalami sedikit kesulitan saat melakukannya karena gundukan keras diselangkangan Supri, tapi akhirnya dia berhasil melepaskannya. Batang penis Supri terbebas lepas dari dalam celana dalamnya begitu penutupnya terbuka. Meisya bisa merasakan daging keras tersebut menghantam kulit perutnya saat dia menurunkan celana Supri. Meisya harus membungkukkan tubuhnya untuk melepasnya, gerakannya itu membuat putting dan payudaranya semakin mengeras.
Ketika akhirnya Meisya berhasil menurunkan celana Supri hingga mata kakinya, btang penis itu jadi menggesek payudaranya. Batang itu tepat di depan matanya kini dan dia melihat dengan terperanjat akan batang penis terbesar yang pernah dilihatnya seumur hidupnya.gairahsex.com Warnanya sangat gelap coklat keunguan. Bahkan ini lebih besar dan panjang dari penis Adi. Vaginanya langsung saja menjadi lebih basah dan keteguhan hatinya untuk tak membiarkan dirinya larut di dalam gairah saat ini menjadi pudar.
Supri tetap menahan tubuh Meisya agar terus menghimpitnya. Dapat dirasakannya kalau putting nyonya majikannya ini semakin bertambah keras saja. Supri membungkuk untuk meraih pinggul Meisya dan melepaskan bikini bagian bawahnya. Sebelum dia berlutut untuk melepaskan kain terakhir itu, tangan Supri bergerak ke selangkangan Meisya untuk meraba vaginanya.
Hal tersebut mengakibatkan sebuah sengatan listrik bagi Meisya saat tangan Supri menyentuh kelentitnya dan sekaligus memeriksa sudah sebasah apakah dia kini. Supri sangat mengerti kalau tinggal selangkah lagi Meisya akan memohon padanya untuk segera menyetubuhinya. Supri berlutut dan menarik lepas bikini bawah itu dan Meisya melangkah keluar dari pakaian terakhir yang dikenakannya tanpa disuruh lagi.
Vaginanya yang berambut lebat itu tersuguh tepat di depan wajah Supri dan dia tak menyia-nyiakan barang sedetikpun untuk menikmati madu birahi yang sudah mulai meleleh turun di paha Meisya . Lidahnya menyentuh setiap titik sensitive di vagina itu yang dia tahu. Meisya tak mampu mencegah tangannya agar tak mendorong kepala Supri agar semakin terbenam dalam selangkangannya. Meisya ingin agar lidah lelaki paruh baya di bawahnya ini terbenam sedalam-dalamnya saat jemarinya mempermainkan kelentitnya. Tak ayal lagi paha Meisya mulai bergetar.
“Apa nyonya sudah siap untuk naik ke ranjang sekarang?” Supri berhenti lalu berdiri.
Meisya tak menjawab tapi reaksinya berbicara lebih keras dari jawaban yang mungkin keluar dari dalam mulutnya. Dia naik ke atas ranjang dan memberi ruang untuk Supri, dan Supri segera menyusulnya dan bergerak di antara paha Meisya . Birahi Meisya setinggi saat bersama Adi kemarin malam. Dia ingin disetubuhi sebanyak-banyaknya. Dia tak peduli kalau ini adalah pengurus rumahnya yang akan memasukinya. Dia hanya ingin agar vaginanya terisi penuh dan yang aada saat ini hanyalah lelaki paruh baya ini. Meisya membuka lebar-lebar kakinya untuk Supri. Dia melihat Supri hanya menatapi vaginanya yang berambut lebat dan dia segera menarik maju tubuh Supri. Kepala penisnya langsung menyentuh bibir vagina Meisya dan salah satu tangan Meisya langsung menggenggamnya untuk menempatkan kepintu masuknya.
Supri tahu kalau Meisya sudah dalam kekuasaannya sepenuhnya sekarang. Dia membiarkan Meisya lah yang membimbing batang penisnya untuk masuk. Dapat dia rasakan kehangatan dari vagina Meisya di kepala penisnya dan dia sadar kalau dia akan segera mengalami sebuah pengalaman yang sangat tak mungkin dilepaskannya. Kepala penisnya hanya baru masuk setengahnya kemudian dia menghentakkan pinggulnya hingga kepala penisnya merangsak masuk membelah bibir vagina nyonya majikannya ini. Tak ada yang mampu menghentikannya memasukkan batang penis coklat tuanya yang besar itu ke dalam vagina wanita cantik yang kaya ini sekarang.
Dia menaikkan kedua paha Meisya ke atas bahunya agar membuka seutuhnya. Tanpa ragu dia mengayun tanpa henti hingga ke dasar vagina Meisya . Meisya menjerit kesakitan saat penis Supri menyodoknya hingga ke mulut rahimnya.
“Stop! Hentikan! Kamu akan membunuhku! Keluarkan! Tidak, Jangan bergerak! Jangan bergerak sedikitpun!” Supri menghentikan gerakannya hingga Meisya berhenti berteriak. Dia baru sadar kalau tak seharusnya berbuat sangat kasar tapi dia tak mampu menahannya.
Sekarang Meisya memang sudah sangat mengharapkan batang penis besar dan panjang itu di dalam vaginanya tapi bukan dengan cara seperti ini.
“Jangan bergerak kamu *******!” Dia mencoba mengambil nafas karena serangan brutal yang terjadi pada tubuh mudanya ini. Belum pernah ada seseorang yang menyakitinya seperti Supri sekarang ini dan bahkan rasa sakitnya melebihi ketika keperawanannya direnggut Restu dulu.
“Diam saja. Rasanya sangat sakit meskipun mau kamu cabut. Kena juga kamu mesti melakukannya dengan sangat kasar sekali? Kamu tahu kalau aku sudah siap untukmu tapi kenapa kamu mesti sangat kasar? Kamu telah menyakiti aku.”
“Saya minta maaf.”
“Maaf persetan, tidak heran kamu mesti memaksa seorang wanita untuk melayanimu. Biarpun kamu punya penis yang hebat tapi kamu sangat tak tahu bagaimana menggunakannya.”
“Saya hanya tak mampu menahan diri. Saya sudah terlalu lama menginginkan hal ini terjadi.”
“Diam saja dulu sejenak. Rasa sakitnya sudah mulai berkurang sekarang.”
Setelah rasa sakit tak terperi yang telah diberikan Supri, perlahan rasa sakit itu mulai berganti dengan sebuah rasa yang lebih membuai. Tubuh Supri yang besar menindih dan menutupi seluruh tubuh Meisya di bawahnya tapi itu sama sekali bukan sesuatu yang mengganggu perasaan Meisya tapi sebaliknya.
“Kalau kamu mau menyetubuhiku maka lakukanlah dengan benar.” Meisya menarik kepala Supri ke payudaranya dan Supri tahu kalau Meisya ingin agar dia mencium payudaranya itu.
Kali ini dia benar-benar menikmati waktunya dengan menghisap putingnya perlahn secara bergantian. Kemudia dia naik ke mulut Meisya . Bibir Supri menyentuh bibir Meisya dan Meisya membuka mulut untuknya. Lidah Supri memasuki mulutnya dan lidah Mya bertemu dengan lidahnya, saling melilit dalam tarian lidah yang panas hingga vaginanya mulai terasa normal kembali. Dia ingin agar Supri bergerak perlahan hingga dia bisa menyesuaikan dengan ukurannya.
Semuanya jadi berbalik sekarang. Tak ada lagi pihak yang dipaksa. Meisya menginstruksikan apa yang harus dilakukannya dan bagaiman dia menginnginkannya terjadi. Tak lama kemudian Supri mengocokkan batang penisnya keluar masuk ke dalam vagina Meisya dan Mya mengimbangi setiap ayunan Supri dengan goyangan pinggulnya. Supri tak mampu bertahan lebih lama lagi.
“Saya tak bisa menahannya lagi, saya harus keluar sekarang.”
“Aku juga sudah siap kalau kamu siap sekarang.” Supri mulai bergerak dengan cepat dan semakin bertambah cepat. Meisya bersamanya sepenuhnya, vaginanya kini terasa sangat nikmat karena terisi oleh batang penisnya yang tak menyisakan ruang sedikitpun.
Akhirnya Supri sampai pada batas akhirnya dia mengangkat pantat Meisya merapatkan vaginanya hingga membuat seluruh batang penisnya terbenam ke bagian terdalam dari vagina Meisya . Supri berhenti bergerak saat dia memberi Meisya semburan spermanya. Saat Supri memuntahkan spermanya, beriringan pula datangnya dengan klimaks Meisya yang melandanya. Dapan panasnya itu seakan lelaki paruh baya ini tak berhenti berejakulasi.
Setalah semuanya mereda Supri masih berada di atas tubuh Meisya menciptakan sebuah pemandangan yang kontras. Tubuh muda putih molek tertindih tubuh tua kekar berwarna coklat tua. Supri tiada henti melumat bibir dan payudara Meisya .
“Untuk sesuatu yang awalnya buruk, ini luMeisya n hebat juga. Aku yakin kalau kamu tak pernah berpikir untuk menggunakan kondom?” kata Meisya . Dari pancaran sinar matanya, Meisya tahu kalau kata kondom sangat jauh dari benak Supri.
Belum lama berselang, penis Supri kembali mengearas. Kali ini dia sangat menikmati waktunya untuk merasakan setiap kenikmatan dari tubuh Meisya . Itu menjadikan Meisya mendapatkan hadiah klimaks berkali-kali sebelum akhirnya Supri menyemburkan spermanya untuk yang kedua kalinya ke dalam vaginanya lagi.
Mereka berdua bercinta, bersetubuh dan saling mengeksplorasi seluruh tubuh masing-masing dalam sisa waktu hari ini. Kontras warna diantara mereka malah semakin membuat birahi keduanya terbakar. Hingga hampir tiba waktunya jam pulang Adi dari sekolahnya saat terakhir sesi persetubuhan mereka hari ini.gairahsex.com Keduanya saling mengerti bahwa ini hanyalah awal dari banyak hari lagi nantinya bagi mereka berdua untuk mengulangi pertarungan birahi mereka. Keduanya juga tahu hal ini adalah sebuah rahasia yang harus saling mereka simpan rapat-rapat. Kalau sampai Adi ataupun suaminya tahu akan hal ini maka habislah mereka berdua, Restu akan menceraikan Meisya dan tentu saja mengusir mereka berdua dari rumah ini.
Meisya baru saja selesai mandi dan merapikan kamar tidurnya saat Adi pulang. Supri sudah lama kembali ke tempatnya dan melakukan pekerjaannya yang seharusnya dilakukannya pagi ini. Hal yang paling ingin dia dengar adalah jika Restu tahu akan peristiwa ini dan jadi marah besar hingga memecatnya. Dia ingin berada di rumah ini lebih lama lagi dan menikmati keindahan tubuh dari isteri Restu yang putih mulus dan cantik itu.
Adi berusaha sebisanya agar bisa pulang ke rumah secepat-cepatnya agar punya waktu yang lebih bersama Meisya sebelum abangnya pulang kerja. Dia masuk ke rumah tepat ketika Meisya keluar dari dalam kamar. Rambutnya masih basah sehabis mandi dan putting payudaranya nampak menrawang dibalik blouse yang dikenakannya. Celana pendek yang dipakainya sangat longgar dan pendek memperlihatkan paha jenjangnya yang putih. Ketika keduanya bertemu, Adi berhenti di depannya. Ada sesuatu yang kelihatan berbeda dari diri Meisya hari ini. Adi kira itu karena efek dari kejadian semalam bersamanya.
Dia menatap Meisya tepat di matanya sebelum kemudian meraihnya ke dalam pelukannya. Meisya menahan tubuh Adi dengan tangannya, bukannya dia tidak ingin dipeluk adik iparnya ini, dia hanya tak ingin kalau Adi tahu bahwa dia baru saja habis bersama lelaki. Setidaknya tidak sekarang ini. “Stop Adi. Abangmu akan segera pulang dan dia tak boleh menemukan kita seperti ini.”Gairahsex
“Dia baru pulang beberapa jam lagi. Apa kamu tidak suka dengan apa yang kita lakukan semalam?”
“Ya, aku sangat senang melakukannya dengan kamu meskipun seharusnya itu tak boleh terjadi. Kalau Restu mendapati kita bersama kamu akan diusir dan mungkin aku akan diceraikan. Kita hanya butuh berhati-hati.”
Adi tak suka ditolak tapi dia sadar kalau mereka harus berhati-hati. Dia hanya ingin bersama kakak iparnya ini agar bis menikmati tubuh moleknya kembali.
“Kapan kita bisa bersama lagi?”
Sura pintu mobil yang ditutup menyelamatkan dia dari pertanyaan Adi. Dia melepaskan diri dari pelukan Adi dan melangkah kea rah pintu.
“Masuk ke kamarmu, aku mau lihat siapa yang datang.”
Pintunya sudah terbuka terlebih dulu sebelum Meisya sampai. Yang datang ternyata Restu dan dia pulang kerja jauh lebih awal dari biasanya. Sepanjang hari ini dia terus membayangkan tentang kejadian antara isteri dan adiknya semalam. Meskipun sebuah quickie dengan Susan di kantornya sudah mampu meredakan batang penisnya yang tegang terus, tapi dia tetap tak mampu menyingkirkan bayangan itu dari dalam kepalanya. Dia meminta ijin pada atasannya untuk pulang lebih awal hari ini. Dia ingin bersetubuh dengan isterinya sebelum adiknya pulang dari sekolah.
“Ada apa kok abang pulang lebih awal?”
“Aku hanya ingin bersamamu sebelum Adi pulang.”
“Abang terlambat, dia baru saja pulang dan sekarang sudah ada di dalam kamarnya. Abang kenapa sih kok tiba-tiba berubah seperti ini? Beberapa bulan belakangan abang sering terlalu capek terus untuk memperhatikan aku, lalu kemarin malam dan sekarang abang ingin cepat-cepat naik ke ranjang.”
“Mungkin nanti malam kita bisa pergi tidur lebih awal lagi.” Restu tak tahu harus menjawab bagaimana.
Meisya tersenyum sambil menggesekkan payudaranya ke dada suaminya dan merasakan penis Restu yang tegang dan menekan erat ke tubuhnya. Dia menurunkan tangan untuk membelainya.
“Tetap pertahankan ini seperti ini dan kita pasti akan segera mendapatkan waktu untuk mengurusnya nanti.”
Sisa hari ini berjalan normal seperti biasanya. Kedua penis kaka beradik ini terus tegang disepanjang sore ini setiap kali dia berada di dekat salah satu dari mereka. Meisya sanagat menikmati efek yang dia hasilkan pada mereka berdua. Dia sama sekali tak mencegah jika salah satu dari mereka merabanya saat yang satunya tak melihat. Dia tahu kalau hal itu akan semakin membakar birahi mereka berdua.
Saat tiba waktunya untuk tidur Meisya sudah siap untuk sebuah persetubuhan yang berikutnya lagi. Sekarang suaminya sudah tak akan tahu kalau vaginanya telah dipakai penis Supri yang besar siang tadi. Restu langsung menerkamnya begitu merka sudah berada dalam kamar. Dengan cepat Restu melucuti pakaian Meisya . Dia merasa cemburu telah membiarkan Adi menyasikan seluruh keindahan lekuk tubuh isterinya tapi dilain sisi hal itu semakin membakar gairahnya. Dia tak mengerti kenapa hal itu sangat membuatnya terangsang. Menemukan keduanya bersetubuh kemarin malam membuatnya sangat ingin menyetubuhi isterinya lagi dan lagi.
Meisya tak tahu apa yang merubah suaminya tapi dia tak mau memusingkan hal tersebut. Dia sangat bahagia hubungan sex dianra merka sudah berubah panas seperti biasanya dan dia sudah sangat merindukannya beberapa bulan belakngan ini. Biarpun setelah persetubuhan yang demikian hebatnya bersama Supri siang hari tadi, tidaklah meredakan gairahnya untuk suaminya. Dia juga tak tahu kenapa dirinya setelah mengalami seluruh persetubuhan disepanjang hari ini, dia masih siap dan sangat menginginkan agar suaminya mengisikan seluruh spermanya ke dalam vagina mudanya. Tiga orang lelaki berlainan selama kurang dari satu hari hanya semakin membuatnya menginginkan yang lebih lagi.
Persetubuhan mereka sangat liar dan menggairahkan selayaknya ketika pertama kali mereka menikah dahulu. Dua kali Restu membawanya ke puncak kenikmatan sebelum akhirnya dia sendiri mendapatkan klimaksnya. Meisya merasa sangat kelelahan saat suaminya selesai dan menggulingkan tubuh di sampingnya. Saat berangkat ke alam mimpi dia adalah seorang wanita yang sangat terpuaskan.
Meisya terbangun keesokan harinya saat mentari mulai terbit, lalu mulai menyiapkan sarapan untuk Restu dan Adi. Senyum ceria selalu terukir di wajahnya saat dia memasak pagi ini. Dia merasa tak perlu bersusah payah berpakaian. Dia hanya mengenakan pakaian tidur pendek yang tak begitu mampu menyembunyikan kemolekan tubuhnya dari mata lelaki. Senyum lebarnya tetap tekembang ketika kedua lelaki ini menyantap sarapannya membuat Restu merasa sangat bahagia karena tahu bahwa dialah yang membuat isterinya tersenyum manis pagi ini.
Mereka berdua menghabiskan sarapannya kemudian Meisya memberi ucapan selamat jalan bagi keduanya. Adi yang berangkat sekolah dan Restu pergi ke kantor. Dia membari Restu sebuah pelukan dan ciuman bibir singkat dan sebuah pelukan untuk Adi. Meisya tak mau memberi yang labih pada Adi dengan keberadaan Restu disamping mereka. Dapat dilihatnya pancaran kekecewaan di mata Adi saat dia berjalan keluar.
Baru saja keduanya masuk ke dalam mobil masing masing untuk berangkat, Adi melompat keluar dan kembali lagi ke dalam rumah.
“Bukuku ketinggalan.” Dia memasuki rumah saat Restu keluar ke jalan.
Restu menerka-nerka apa rencana adiknya lalu dia menepikan mobilnya dan menunggu. Lima menit kemudian Adi lewat tanpa tahu akan keberadaannya. Restu mengira-ngira apa yang sudah merka lakukan saat adiknya kembali ke dalam rumah tadi. Penisnya jadi mengeras memikirkan hal tersebut. Dia merasa agak kecewa saat adi lewat tadi dan disaat yang sama merasa lega karena tak ada yang terjadi diantara isteri dan adiknya. Disepanjang hari penisnya terus mengeras saat memikirkan isteri dan adiknya. Sekali lagi dia berusaha menemui Susan untuk pelepasan beberapa menit. Dia tahu ini hanyalah meunggu waktu bagi Susan utuk berpindah ke pelukan lelaki lain nantinya. Dia senang pada akhirnya hal ini akan segera berakhir. Hampir saja dia kehilangan isterinya hanya karena tak mampu berkata tidak pada Susan.
Ketika Adi kembali lagi ke dalam rumah dia memang punya maksud. Meisya berbalik saat melihat Adi kembali.
“Ada yang ketinggalan?”
“Ini.” Langsung didekapnya tubuh Meisya dan melumat bibirnya. Meisya tak melawan dan membalasnya dengan membuka mulutnya untuk lidahnya yang mendesaknya. Tangan Adi menelusup ke balik gaun tidur Meisya untuk meremas payudara yang menanti di sana. Seperti kemarin malam, Meisya membairkan saja Adi berbuat sesukanya. Dia sangatlah menjaga kesetiaannya terhadap Restu sebelum Adi mandapatinya di saat rapuh dan Supri memanfaatkan hal tersebut keesokan harinya. Sekarang Meisya menyambut perlakuan Adi terhadapnya dan tak berusaha untuk menghentikan hal tersebut. Walaupun setelah kejadian kemarin malam tetap saja membuat birahinya bergolak saat tangan Adi menyentuh tempat dimana hanya Restulah yang pernah menyentuhnya hingga waktu kemarin.
Pada akhirnya Meisya sadar kalau dia harus menghentikan Adi atau dia akan terlambat masuk sekolah.
“Kamu harus segera berangkat atau nanti terlambat.”
“Apa aku tak bisa ijin dulu hari ini?”
“Tidak. Apa nanti kata abangmu kalau sampai dia tahu kamu tak masuk sekolah hanya untuk menghabiskan waktu bersamaku? Kita pasti akan punya waktu bersama lagi nanti, aku janji.”
Maka lima menit berikutnya Adi sudah kemblai keluar rumah untuk berangkat sekolah. Ketika dia melewati tempat di mana Restu memarkirkan mobilnya, Adi merasa melihat mobil yang mirip dengan milik abangnya itu tapi dia tak begitu mempedulikannya. Perhatiannya hanya terfokus pada penisnya yang terus tegang dan janji Meisya untuk bersamanya lagi nanti.
Sesungguhnya Meisya merasa gembira kalau Adi bisa menemaninya sepanjang hari. Sekarang dia baru sadar betapa dirinya sangat cinta pada sex. Bulan-bulan tanpa seks dengan Restu membuatnya sangat sensitive jika mengenai hal yang berbau seks. Dia sangat senang suaminya sudah kembali memperhatikan dirinya tapi disaat yang sama dia juga menyukai perhatian yang didapatkannya dari lelaki lain. Dia sadar kalu semestinya dia hentikan affairnya dengan dua lelaki tersebut tapi dia juga yakin kalau Supri tak akan mau mendengarnya dan Adi sudah serasa seperti udara segar dalam nafasnya dengan gairah mudanya. Dia harus ekstra hati-hati dengan ketiga lelaki ini.
Meisya menyelesaikan rutinitas paginya dan merasa terkejut dan kecewa saat tak mendapati kedatangan Supri. Dia mengharapkan lelaki paruh baya itu datang ke dalam rumah begitu suami dan adik iparnya pergi. Dia mengenakan celana jeans dan kaos milik Restu yang diikatkan di bawah payudaranya. Ini membuat dada membusungnya tercetak jelas dan mempertontonkan perut rata dan putihnya. Dia tahu kalau dia terlihat lebih dari cukup untuk menarik perhatian lelaki manapun, dan kemudian dia mengendarai kudanya menuju ke gudang.
Supri ternyata tidak berada di gudang dan mobil truck yang biasa digunakannya tidak ada. Dia mencoba menyembunyikan kekecewaannya saat tak menemukan Supri. Dia sudah sangat siap bersetubuh biarpun itu diakuinya atau tidak. Dinaikinya kudanya kembali ke rumah.
Ada sebuah sungai kecil yang mengalir membelah daerah perkebunannya dan bermuara pada sebuah danau kecil yang cukup dalam untuk dipakai berenang dan terletak ditempat yang cukup terlindungi dari pandangan. Airnya sangat jernih dan dingin menyegarkan hingga Meisya tak mampu berendam di dalamnya untuk waktu yang lama. Dibawanya sebuah selimut yang diikatkan di belakang pelananya yang akan digunakannya untuk berjemur di bawah sinar mentari. Dahulu dia merasa sedikit khawatir saat berjemur di tepian kolam renang atau di sini karena keberadaan Supri. Kini dia merasa saat menggelar selimut itu di atas rerumputan dan kemudian melepaskan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, sekarang tak ada sedikitpun rasa takut atau kekahawatiran tersebut.
Meisya menjatuhkan pakaiannya ke atas selimut dan berjalan dengan telanjang ke tepi danau. Dia selalu merasa sedikit takut saat melangkahkan kakinya pertama kali ke dalam air. Tapi begitu kakinya sudah menyentuh air dan sekujur tubuhnya sudah terjalari sensasi itu dia langsung menceburkan diri dan menyelam jauh ke bagian yang terdalam. Air yang dingin tersebut membuat kedua putting susunya langsung jadi mengeras dengan cepat, dan dia sangat menyukai hal itu. Hal itu seperti layaknya efek dari sentuhan tangan seorang lelaki di dadanya.
Dia hanya mampu bertahan selama satu menit di dalam air dan kemudian naik dan merebahkan tubuh telanjangnya di atas selimut. Kehangatan sinar mentari pagi dengan segera menghangatkan tubuhnya yang tengkurap. Meisya suka bertelanjang di bawah sinar mentari dan di ruang terbuka, jika memungkinkan selalu dia pasti akan mengabaikan pakaiannya. Membayangkan jikalau Adi atupun Restu melihatnya telanjang begini membuatnya tersenyum dan belaian kehangatan sinar mentari membawanya ke dalam buaian mimpi.
Dia terbangun oleh suara kudanya. Ia gulingkan tubuh tengkurap dan melihat Supri di atas kudanya sendiri memandanginya. Tadinya dia berharap menemuka Supri di gudang ketika pertama kali mencarinya tapi sekarang dia senang mendapatinya berada di sini. Dia tak bergerak untuk menutupi tubuhnya. Suri sudah melihat seluruh bagian tubuhnya dan juga sudah merasakannya sebelumnya lagipula dia sudah siap untuk bercinta dengannya kembali. Setelah rasa sakit yang dirasakannya pertama kali itu hilang Meisya begitu menikmati mendapati vaginanya terisi oleh penisnya yang pajang dan besar itu digerakkan keluar masuk dalam tubuhnya yang begitu menyambutnya.
Saat Meisya sama sekali tak berusaha menutupi tubuh telanjangnya itu, Supri bergerak turun dari atas kudanya dan mengikatkan kudanya. Dia berjalan mendekati Meisya dan segera melepaskan baju beserta celananya. Dia tak mengenakan celana dalam dan batang penisnya berdiri dengan tegak dan pongah. Dia mulai rebah di samping tubuh Meisya tapi Meisya mencegahnya.
“Kamu herus masuk ke air dulu.”
“Tapi airnya sangat dingin sekali.”
“Aku tahu, aku baru saja masuk ke dalamnya. Kalau kamu menginginkanku, kamu harus masuk ke dalam air dulu.”
Meisya tertawa senang saat Supri melangkah ke tepian danau. Batang penisnya terayun di antara pahanya membuat Meisya membayangkan saat menatapnya, ini bukan untuk pertama kalinya, bagaimana mungkin dia bisa memasukkan benda besar itu ke dalam lubang vaginanya yang kecil.
Supri menginginkan Meisya melebihi hari kemarin. Dia akan melakukan apapun yang disuruhnya hanya untuk bisa merasakan kembali kenikmatan tubuh molek wanita cantik ini. Dia mulai melangkah ke dalam air yang dingin. Dia pikir kalau tubuhnya akan segera membeku. Dengan satu lompatan panjang dia menyelam.
Tubuhnya muncul dari dalam air diiringi sebuah teriakan panjang. Rasanya memang tubuhnya segera membeku dan dia tak bisa keluar dari dalam air itu dengan cukup cepat.
Dia melompat dari dalam air begitu mencapai ke tepian dan berlari kea rah Meisya . Meisya memandanginya dan mulai tertawa geli.
“Apa yang anda tertawakan?”
“Lihat dirimu.” Ternyata air memberikan efek kebalikan pada penisnya dibandingkan yang terjadi terhadap putting payudara Meisya . Batang penisnya yang semula berdiri dengan tegak dan pongahnya kini melemas dan seakan benar-benar mati.
“Kemarilah, rebahan di sampingku. Aku yakin ini bukan permanent kondisinya.”
Supri merebahkan tubuhnya di samping Meisya . Kedua tubuh mereka menjadi sebuah pemandangan yang sangat kontras, tubuh Supri yang coklat kehitaman serta besar dan tubuh Meisya yang putih mulus rebah berdampingan di bawah sinar mentari pagi.
Meisya bergerak ke atas untuk mencium bibir Supri dengan lembut.
“Apa kali ini kamu akan melakukan dengan kasar seperti kemarin lagi?”
“Tidak, aku janji akan melakukannya dengan lembut kali ini.”
Ciaman Meisya berhenti dan dia bergerak menuruni tubuh Supri, ciumannya menjalari setiap bagian tubuh Supri turun menuju ke batang penis yang ingin dia kembalikan seperti keadaannya sebelum masuk ke air tadi. Begitu bibir lembut Meisya menyentuhnya segera saja batang penis tersebut hidup kembali. Meisya mulai memasukkanseluruhnya ke dalam mulutnya. Meisya sedikit khawatir akan mengenai giginya saat batang penis Supri semakin membesar keras di dalam hisapan mulutnya. Dia sadar kalau tak mungkin menampung keseluruhannya jika batang penis ini dalam keadaan ereksi sepenuhnya tapi dia ingin merasakannya mengembang besar di dalam mulutnya.
Mulut hangat dan lidah lembutnya dengan cepat membangunkan penisnya seutuhnya. Namun begitu batang penis itu semakin bertambah besar, mulut Meisya tak mampu lagi menampungnya. Pada akhirnya dia hanya mampu memasukkan separoh bagian dari panjang batang penis Supri. Meisya dan suaminya sangat suka melakukan oral seks, tapi dia tak begitu suka kalau suaminya berejakulasi di dalam mulutnya dan membuatnya harus menelan sperma. Tapi hari ini dia ingin merasakan seluruh rasa sperma Supri dan membuatnya menghisap dan mengocok dengan cepat dan keras untuk membawa Supri ke batas akhirnya. Meisya tak khawatir jika Supri tak mampu ereksi lagi, setelah kejadian kemarin dia tahu kalau lelaki paruh baya ini mampu melakukannya berulang kali tanpa jeda.
Supri rebah dengan tangannya berada di bawah kepalanya dan memandangi mulut Meisya yang naik turun disepanjang batang penisnya. Wajah cantiknya terlihat penuh dengan birahi saat mengoralnya dengan penuh nafsu. Skri menyaksikan batang penisnya yang coklat kehitaman itu menghilang diantara bibir mungil Meisya tersebut. Pemandangan itu tak mampu di tahannya lebih lama lagi, tak lama lagi dia rasa akan segera keluar.
“Saya hampir sampai. Kalau anda tak ingin mulut anda penuh sperma lebih baik anda berhenti sekarang.”
Meisya senang saat Supri memperingatkannya terlebih dulu dan bukannya lagsung menyemburkan spermanya ke dalam mulutnya. Dia ingin agar Supri tahu dengan reaksinya bahwa dia ingin agar Supri keluar di dalam mulutnya, dia memepercepat gerakan mulutnya sambil tangannya memerainkan buah zakar Supri dan sebagian batang penis itu yang tak mampu dimasukkannya ke dalam mulutnya.
Supri tak mampu menahannya lebih lama lagi. Dia naikkan pinggangnya agar batang peninya masuk ke dalam mulut Meisya lebih banyak lagi saat spermanya menyembur deras. Meisya menghisap dengan cepat begitu semburan pertamanya menghantam dinding tenggorokannya. Dengan cepat ditelannya karena dia ingin mendapatkan semuanya dan bahkan sperma lelaki paruh baya ini terasa berbeda dengan suaminya. Ditelannya seluruh apa yang diberikan Supri padanya sebelum akhirnya mengangkat mulutnya dari batang penis itu dan mulai membersihkannya dengan menggunakan lidah.
Batang penis Supri masih tetap tegak mengeras ketika Meisya mulai bergerak ke atas untuk mencium bibirnya lagi. Supri bisa merasakan spermanya sendiri dari lidah Meisya saat mereka saling melumat. Belum pernah dia membiarkan ada seorang perempuan yang menciumnya setelah menghisap penisnya, Ternyata rasanya tidaklah seburuk apa yang dia bayangkan.
“Kamu suka nggak?” Meisya mengangkat kepalanya.
“Itu yang terbaik yang pernah saya dapatkan. Hampir sama nikmatnya dengan yang anda punya diantara paha anda.”
“Oh, jadi kamu suka dengan yang diantara pahaku?”
“Anda sudah tahu jawabannya.”
“Lalu kenapa kamu tidah tiduran lagi dan biar aku beri kamu sesuatu yang pasti akan sama-sama kita sukai.”
Meisya bergerak ke atas tubuh Supri. Vaginanya tepat di depan wajah Supri lalu direndahkannya tubuhnya hingga lidah Supri menyentuh bibir vaginanya. Kemudin digesekkannya kelentitnya maju mudur ke lidah Supri. Meisya sudah basah sebelum menghisap penis Supri tadi dan cairannya kini turun membasahi hidung hinggga lidah Supri. Meisya bergerak ke belakang untuk meraih batang penis Supri yag sekali lagi mengeras dengan sempurna. Diangkatnya selangkangannya dari hadapan wajah Supri hingga bibir vaginanya yang telah basah kuyup kini tepat di hadapan kepala penis Supri.
Meisya sangat menikmati seluruh waktunya sekarang ini. Meskipun dengan Restu, dia belum pernah merasa sebebas untuk melakukan dan menyuruh apa yang dia inginkan seperti saat bersama Supri sekarang ini. Dengan kedua kakinya yang berada dikedua sisi Supri membuat bibir vaginanya merekah terbuka. Meisya membimbing batang penis Supri menuju ke jalan masuknya dengan tangannya sambil menurunkan tubuhnya hingga vagina panasnya menelan batang penis Supri tenggelam seluruhnya. Dibiarkannya berat tubuh dan grafitasi bumi membawanya turun, turun, dan turun hingga pantatnya menyentuh perut bagian bawah Supri. Tidak seperti hari kemarin, penetrasi pertama dalam tubuhnya kali ini membawanya pada klimaks pertamanya.
Meisya hanya duduk di atas penis itu dengan diam saja menikmati gelombang-gelombang kecil dari banyaknya orgasme kecil yang melanda dengan vagina yang tersumpal penuh oleh batang penis besarnya Supri ini. Setelah dia pulih kembali kemudian dia membungkuk untuk memberi sebuah ciuman pada Supri. Dia menyetubuhi mulut Supri dengan lidahnya sambil menaik turunkan vaginanya pada batang penis Supri lagi. Oralan yang dilakukannya pada penis Supri tadi menjadikan Supri bisa mampu menahan klimaksnya lebih lama lagi.
Meisya menindih tubuh Supri dibawahnya dan vaginanya terus meremas batang penisnya dengan otot-otot vaginanya. Bersama Restu dia bisa mendapatkan klimaks beberapa kali dalam semalam tapi mereka harus jeda sejenak sebelum memulai babak yang baru lagi. Tapi itu tidak berlaku bersama Supri, setiap klimaks meledak disusul dengan ledakan klimaks yang berikutnya secara berkesinambungan.
Supri tak bisa mempercayai betapa besar hasrat isteri majikannya ini untuk bersetubuh. Dia merasa sangat menyesal kenapa tidak dari dulu saja melakukannya. Dinding vaginanya yang rapat sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan milik para wanita yang pernah ditidurinya bahkan dibandingka denga mendiang isterinya. Sudah sangat lama sekali Supri memimpikan untuk dapat menikmati tubuh seorang wanita kaya dari kota tapi dia selalu tak punya keberanian untuk mewujudkannya. Tapi sekarang, Meisya sangat sangat jauh lebih hebat dan nikmat dibandingkan dengan semua bayangannya selama ini.
Supri menggulingkan tubuh Meisya dari atas tubuhnya hingga rebah dengan tanpa mencabut batang penisnya dari dalam vagina basah Meisya . Meisya mengaitkan kakinya melingkari pinggang Supri dan mengangkat vaginanya agar terlepas saat digulingkan tubuhnya. Meisya ingin membuka diriny seluruhnya agar lelaki paruh baya ini bisa menikmati semua yang dimilikinya. Payudaranya menempel erat di dada Supri begitu dia ingin sedekat-dekatnya menempel erat pada tubuh Supri. Meisya ingin sekujur tubuh Supri menyentuh tubuhnya. Tubuhnya serasa terbakar gelora api birahi yang menyala-nyala diantara mereka. Batang penis Supri dmengayun dengan cepat untuk membawanya pada puncak kenikmatan yang berikutnya bagi mereka berdua.
Meisya bisa merasakan betapa batang penis Supri semakin mengembang saat dia bergerak semakin cepat. Dia tahu kalau Supri sudah hampir keluar dan dia ingin mencapainya bersama. Maka tangan dan kakinya semakin erat memeluk, membuat tubuhnya semakin bertambah merapat pada tubuh Supri sambil mulutnya tiada henti menyuruh lelaki paruh baya ini agar menyetubuhinya lebih cepat dan keras lagi.
Kedua tubuh manusia berlainan jenis ini bergerak seirama mendaki puncak kenikmatan seksual hingga pada akhirnya Supri menancapkan dengan keras dan jauh ke dalam vagina Meisya untuk terakhir kalinya dan menyemburkan spermanya. Semburan demi semburan dengan derasnya tertumpah ke dalam rahim Meisya . Dinding-dinding vaginanya meremas dengan kencang untuk memerah setiap tetes sperma dari batang penis Supri ke dalam tubuh dahaganya. Tak hanya dahaga tetapi juga tubuh yang amat menanti.
Dia ingin merasakan seluruhnya. Batang penisnya terkubur sangat dalam di vaginanya dan lidahnya merangsak masuk ke dalam tenggorokan Meisya . Meisya menghisap lidahnya dengan rakus seperti dia menghisap batang penisnya sebelumnya. Sperma Supri berenang langsung menuju rahimnya. Belakangan Meisya merasa sangat bersyukur kerena sudah mengkonsumsi pil anti hamil sebelumnya karena kalau tidak dia pasti akan hamil. Tapi saat sekearang ini dia sama sekali tak peduli akan hal tersebut.
Sebuah babak persetubuhan lagi mereka lakukan untuk hari ini sebelum mengakhirinya dengan menyelam ke dasar danau yang dingin bersama. Dan beriringan keduanya kembali ke rumah dengan mengendarai kudanya masing-masing. Saat tiba di kandang kuda Meisya memandangi Supri yang turun dan melepaskan pelana.
“Supri, kita harus berhati-hati. Kamu tahu apa yang akan terjadi jika seseorang tahu tentang kita.”
“Saya tahu, tapi saya tetap harus mendapatkan anda lagi.”
“Aku juga merasakan hal yang sama, tapi kita hanya bisa melakukannya kalau kita sedang sendiri. Aku sangat cinta suamiku dan tidak ingin kehilangan dia.”
“Bagaimana dengan anda dan Adi? Apa anda akan tetap berlanjut dengan Adi?”
“Aku belum tahu. Seharusnya aku tak membiarkan dia berhubungan seks denganku. Dia sekarang tak akan mungkin menyerah begitu saja untuk bisa bersamaku lagi.
“Aku rasa ini tak akan berlangsung lama. Dia akan segera mendapatkan seorang gadis yang tepat untuk seumurannya dan kisahnya denganku hanya akan jadi sebuah cerita saja. Kamu juga akan melakukan hal yang sama nanti. Kalian para lelaki semuanya sama, begitu kalian sudah mendapatkan yang kalian inginkan, maka kalian akan mulai mencari yang lain lagi.” Ketika Meisya mengucapkan itu, untuk pertama kalinya ini terlintas di hatinya, bahwa masalah Restu mungkin saja adalah wanita yang lain.
Supri memprotes kalau dia tak akan merasa bosan terhadap dia tapi dalam hatinya dia berkata kalau apa yang barusan dikatakan nyonya majikannya ini benar adanya. Tapi untuk sekarang ini dia akan menikmati tubuh molek Meisya selama dia bisa.
Meisya berlalu menuju ke rumah lalu mandi di bawah guyuran air hangat untuk membersihkan sisa-sisa sperma Supri dari tubuhnya. Dihapusnya semua sisa bukti dari perbuatannya dengan Supri pagi ini. Selain bibir vaginanya yang masih berwarna kemerahan dan terasa sedikit panas serta putingnya yang masih mencuat keras, tak ada lagi bukti tersisa yang memeperlihatkan hal tersebut. Dia membayangkan apa yang akan dia lakukan dengan Adi. Dia belum mengatakan pada Supri, tapi dia tidak bermaksud menghentikan perbuatannya dengan adik iparnya itu. Meisya merasa terkejut sendiri saat menyadari kalau dirinya sekarang masih menharapkan bersetubuh dengan adik iparnya, meskipun setelah sebuah persetubuhan yang demikian hebatnya bersama Supri disepanjang pagi barusan. Dia menginginkan ketiga lelaki tersebut. Entah bagaimana dia mencoba membayangkan bagaimana caranya untuk mendapatkan kuenya dan sekaligus menyantapnya juga.
Sore itu Adi harus tinggal lebih lama di sekolahan dan Restu juga terlambat pulang. Keduanya untuk sekali lagi sepertinya akan tiba di rumah dalam waktu tak terpaut jauh. Meisya tahu kalau Adi pasti masih ada di sekolahnya, tapi Restu baru saja menelephone kalau dia akan lembur sore ini. Ada beberapa perkerjaan yang harus dia selesaikan sebelum pulang. Dan kerja lemburnya adalah bersama Susan di sebuah motel selama tak kurang dari empat jam. Kembali lagi dia sangat lelah kondisinya sesampainya di rumah. Dia sudah berencana untuk menyudahi affairnya dengan Susan tetapi begitu penisnya terkubur dalam vaginanya, kembali dia kalah. Meskipun dia sadar kalau dia kini tengah bermain dengan api, tapi seperti ngengat yang selalu mendekat dan siap untuk terbakar.
Tiba waktunya untuk dinner, seperti malam sebelumnya Meisya sangat memanfaatkan setiap detiknya untuk menggoda kedua lelaki tersebut. Dengan sangat terbuka dia bermanja pada Restu tapi pada Adi dia juga tak mengabaikannya. Hanya saja malam ini reaksi Restu sangat berbeda dengan malam kemarin.
Mereka menyelesaikan makan malam dan kemudia menyaksikan TV sebelum akhirnya Adi pergi ke lantai bawah menuju ke kamarnya sendiri. Meisya dan Restu segera menyusul pergi ke kamar mereka sendiri, Restu hampir tertidur lelap ketika Meisya keluar dari dalam kamar mandi. Dia kenakan gaun tidur transparan yang berarti dia lebih mengharapkan berintim mesra dengan suaminya daripada pergi tidur, tapi Restu tak menyadari itu.
Meisya naik ke atas ranjang dan meringkuk disamping tubuh Restu. Setelah beberapa saat ternyata Restu tak bereaksi atas keberadaannya, Meisya akhirnya bangkit dan duduk.
“Abang punya masalah apa malam ini?”
“Hari yang panjang dan berat di kantor.” Restu hampir saja terlelap tapi dia berusaha untuk terjaga dan menjawab.
“Abang punya hari yang berat dan panjang selama hampir tiga bulan belakangan.Apa yang sebenarnya terjadi? Malam kemarin abang tidur terlebih dulu dan kemudian terbangun dan seakan tak terpuaskan dengan seks. Kemarin malam abang menjadi diri abang yang dulu, tapi malam ini abang kembali lelah. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi bang. Apa abang punya wanita lain?”
“Siapa dia?” Restu tak bisa berbohong lagi meskipun dia ingin. Ekspresi wajahnya telah menceritakan semuanya. Meisya beringsut ke tepian ranjang.
Restu benar-benar terjaga sekarang. Dalam kondisinya yang kelelahan dia tak mampu memikirkan sebuah alasanpun untuk menutup-nutupi.
“Hanya seorang wanita di kantor. Dia tak berarti apa-apa bagiku.”
“Apa maksud abang dia tak berarti apa-apa? Abang sudah menidurinya tak kurang dari tiga bulan lamanya dan itu masih tak berarti apapun?” Meisya sekarang sudah berdiri di samping tempat tidur dan dengan mata melotot menatap Restu.
“Maksudku semuanya sudah berakhir.”
“Kalau semuanya sudah berakhir, lalu dari mana saja abang malam tadi?”
“Aku ketemu dia dan mencoba untuk menyelesaikan semuanya.”
“Apa maksud abang mencoba menyelesaikan semuanya. Yang harusnya abang lakukan adalah melempar pelacur itu ke jalanan!”
“Itu memang yang mau aku lakukan, tapi dia ingin melakkukan sekali lagi untuk perpisahan. Sekali berlanjut ke yang berikutnya dan berikutnya. Aku tak tahu apa yang dimilikinya, seakan dia memantraiku hingga aku tak bisa berhenti.”
“Seperti apa dia? Apa dia begitu cantik sehingga abang tak bisa melupakannya?”
“Tidak, dia cukup menarik tapi dia sebenarnya tidak cantik. Dia setidaknya berumur 20 tahun lebih tua dariku.”
“Well, sangat jelas kalau wanita itu punya penggemar yang setia. Abang ingin bercerai?”
“TIDAK! Abang cinta kamu. Abang tidak ingin kehilangan kamu. Aku tahu kalau yang kulakukan ini sangat salah dan sepertinya aku tak bisa menghentikan diriku. Tapi kamu sendiri tak sepenuhnya suci. Aku melihat apa yang kamu lakukan dengan Adi malam itu.”
Meisya benar-benar tak mampu bicara. Suaminya sudah memergokinya bersetubuh dengan adiknya dan dia tak membicarakan apapun tentang hal tersebut. Kemudian suaminya menyetubuhinya dengan sangat lebih baik dibandingkan beberapa bulan belakangan ini.
“Aku tahu kalau itu salah juga, tapi abang sudah pergi tidur meninggalkan aku menggantung dan kita sudah terlalu lama tak berhubungan badan dan aku telah membiarkan dia berbuat telalu jauh. Kenapa abang tidak mengatakan sesuatu saat melihat kami?”
“Awalnya aku ingin menghajar kalian berdua saat itu juga. Lalu aku merasa ada semacam gairah saat melihat kalian berdua. Kemudian kamu kembali ke kamar dan aku harus segera menyetubuhi kamu sendiri. Aku tak bisa menceritakan padamu begitu saja kalau aku sudah melihat kamu bersetubuh dengan adikku sendiri. Aku pasti seperti seorang lelaki aneh dan tak waras kalau membiarkan dan melihat ada lelaki lain menyetubuhi kamu.”
“Abang tahu kalau Adi baru saja menyetubuhiku tapi abang tetap saja menginginkanku? Bahkan abang tak mengijinkanku untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Abang tahu kenapa saat itu vaginaku sangat basah dan abang tetap menyetubuhiku.” Semua pembicaraan tentang Adi yang menyetubuhinya memberikan sebuah efek terhadap Restu. Batang penisnya mulai menjadi keras dan hal tersebut tak luput dari perhatian Meisya .
“Sepertinya abang tetap suka ide tentang adik abang memasukkan batang penisnya ke dalam vaginaku.”
“Aku tahu ada sesuatu yang salah denganku tapi bayanganmu dan Adi bersama hanya semakin menggairahkanku. Bahkan sekarang, saat aku sangat letih aku tak bisa mencegahnya.” Restu tak bisa menyembunyikan gairahnya dari Meisya .
“Abang ingin bercinta, bukankah abang ingin bersetubuh sekarang?” Meisya berjalan mendekati ranjang kembali dan duduk disamping suaminya.
“Ya.” Restu menarik isterinya ke dalam pelukannya dan menciumnya. Meisya suka dengan cara suaminya berciuman dan selalu akan menyukai ciumannya. Dengan cepat Meisya sudah rebah di atas ranjang itu dan Restu bergerak menaiki tubuhnya. Meisya membentangkan kedua bahanya lebar dan membimbing batang penis Restu ke pintu masuk vaginanya. Restu memasukinya seperti yang dilakukannya ratusan kali sebelumnya, tapi kali ini terasa berbeda. Meisya tahu kalu dia sudah berselingkuh dan fakta kalau menyaksikannya bersetubuh dengan adiknya sendiri ternyata sangat membakar birahinya.
Restu mengayun dengan perlahan dan lembut pada awalnya sambil meberi ciuman pada payudara dan bibir Meisya . Bibirnya tengah menghisap putting susunya say Meisya bertanya padanya,
“Apa abang ingin melihatku dengan Adi lagi?” Batang penisnya mengejat keras dalam vagina Meisya saat dia menanyakan hal tersebut. Sebelum Restu mampu menjawabnya dia sudah berejakulasi di dalam vagina Meisya . Sperma Restu menyembur di dalam vaginanya memberi Meisya klimaksnya sendiri sesaat berikutnya.
“Aku anggap itu sebagai jawaban ya.”
“Ya, aku akan sangat suka sekali melihat kalian kembali. Jangan katakana pada Adi kalau aku ingin melihatnya menyetubuhimu. Dia akan menganggap aku gila.”
“Bagaimana jika aku tak bisa mengatur agar abang bisa melihat? Apakah tidak akan apa-apa kalau aku hanya akan menceritakan semua yang kami lakukan pada abang nantinya?”
“Aku lebih suka melihatnya sendiri tapi kalaupun hanya memungkinkan untuk mendengarnya saja itu tak masalah.”
“Kalau aku melakukan itu semua apa abang akan meninggalkan wanitu itu? Aku tidak suka abang menyetubuhi wanita selain aku.”
“Aku hanya bisa berjanji kalau aku akan berusaha sebisanya.”
Meisya menggulingkan tubuhnya turun dari atas ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat dia keluar, suaminya sudah setengah tertidur. Meisya membungkuk dan berbisik di telinga suaminya,
“Aku rasa aku akan pergi mengechek si Adi. Anak muda yang malang itu mungkin merasa sudah diabaikan. Sampai jumpa lagi besok pagi.” Meisya meninggalkan kamar itu tanpa sepatah kata dari suaminya yang sudah hampir terlelap. Batang penisnya mengeras kembali saat membayangkan isterinya yang pergi ke kamar adiknya. Sangat kelelahan dia akhirnya terlelap dengan kondisi batang penis mengeras sempurna saat menyaksikan bayangan isterinya berjalan keluar dari kamar dengan keadaan telanjang bulat hingga akhirnya benar-benar tertidur sepenuhnya.
Meisya merasa tak perlu mengenakan pakaian apapun karena dia tahu kalau tak lama lagi akan telanjang juga di kamar Adi nanti.
Dia tak perlu mengetuk pintu kamar itu karena sudah agak terbuka dan kemudia dia mendorongnya untuk masuk dan menyaksikan Adi yang terbaring di atas ranjangnya. Lampu tidur di atas bedsidenya masih menyala tapi dia sudah tertidur.gairahsex.com Tubuhnya yang hanya ditutupi oleh sehelai boxer tak tertutupi oleh selimut. Meisya bis melihat batang penisnya yang aduhai dari balik boxernya.
Dia naik ke atas ranjang tanpa membangunkannya. Dilepaskannya batang penis itu dar balik boxernya. Dia membungkuk dan membawa batang cantik itu ke dalam mulutnya. Batang penis itu masih lemas dan terasa lembut serta hangat di dalam mulutnya dan dia membasahi seluruh bagiannya dengan lidahnya. Dengan cepat batang penis itu mulai mengeras dan sedetik kemudian segera mengeras kencang dan tegak. Meisya menatap ke atas dan Adi sedang memandanginya. Meisya melepaskan batang penisnya dari mulutnya.
“Berdiri dan cepat lepaskan boxermu.” Adi mengangkat pinggulnya dan menurunkan boxernya lepas melewati kakinya.
“Aku hampir saja putus asa dan mengira kalau kamu tak akan kembali lagi padaku.”
“Aku sudah bilang kalau kita harus berhati-hati dan menunggu hingga kesempatan yang tepat datang. Abangmu kecapaian lagi malam ini dan pergi tidur dengan sangat nyenyak. Aku rasa dia tidak akan bangun sampai besok pagi. Kita punya waktu semalaman hanya untuk kita berdua. Aku mau lihat apa kamu sehebat saat pertama kali dulu.”
Meisya bergerak ke atas dan memberinya sebuah ciuman, membuka mulutnya agar lidahnya bisa bergerak menari diantara bibir Adi untuk mencari lidahnya.
Adi merasa sangat bahagia mendapati Meisya berada dalam pelukannya malam ini. Tubuh moleknya menindih tubuhnya sendiri, tangannya bergerak ke payudaranya yang dengan cepat digantikan oleh mulutnya. Jari tangannya meluncur ke bawah pada perut Meisya untuk bermuara pada rambut yang menghiasi bibir vaginanya.
Meisya menggulingkan tubuhnya dari atas tubuh Adi dan membiarkan adik iparnya berbuat sekehendaknya terhadap tubunya. Meisya suka bagaimana cara Adi memandanginya dan sentuhan tangan serta mulut adik iparnya ini pada tubuhnya. Meisya merasa sangat menginginkan agar Adi segera menjamahnya dan membenamkan batang penis cantiknya jauh sedalam-dalamnya ke vaginanya. Sama seperti yang didapatnya dari Supri siang hari tadi dia ingin setiap lekuk tubuhnya terjamah.
Dia merasa teramat bahagia karena mulai sekarang dia bisa menikmati persetubuhan dengan Adi kapanpun dia mau dengan ijin suaminya. Dia harus segera menemukan cara agar bisa mendapatkan keduanya disaat yang sama tanpa harus mengatakan pada Adi kalau abangnya ingin melihat mereka bersetubuh. Tapi malam ini dia hanya menginginkan Adi untuk menyetubuhinya sebanyak yang dia mau dan dengan style apapun yang dia suka.
Adi adalah type kebanyakan pemuda berumur 18 tahun lainnya. Batang penisnya tetap keras sepanjang waktu dan sekarang dia sudah tahu kalau dia bisa menikmati tubuh molek kakak iparnya kapanpun dia mau. Adi bergerak ke atas tubuh Meisya dan Meisya membukakan pahanya untuknya. Dia melihat saat penisnya yang gemuk menemukan jalan masuknya sendiri dan dengan perlahan melesak masuk ke dalam vaginanya yang menyambut. Sudah beberapa bulan belakangan ini Meisya tak mendapatkan nafkah batin yang didambakannya. Sekarang dia mendapatkan pelepas dahaga kewanitaannya dari Adi, Supri dan sekaligus dari suaminya hingga terpuaskan seutuhnya.
Meisya membuat dirinya rileks dan membiarkan Adilah yang berperan aktif mengerjai vaginanya dengan penis besarnya itu. Ini terasa sangat nikmat saat meresapi kenikmatan dari batang penis muda dan keras milik Adi ketika dia mengocoknya keluar masuk dalam tubuhnya. Pelan namun pasti dia membawa Meisya semakin tinggi dan bertambah tinggi lagi hingga dia tak mampu menunggunya lebih lama lagi. Kedua kakinya melingkar pada pinggul Adi dan kedua tangannya mengalungi lehernya merapatkan tubuh Adi.
“Ayo, lebih cepat lagi,” bisiknya di telinga adik iparnya.
“Lebih cepat, lebih cepat lagi, biarkan aku merasakan seluruh gairahmu dalam tubuhku.” Adi mengabulkan semua permintaan Meisya dan mengocokkan dengan cepat dank eras batang penis kerasnya dalam cengkeraman hangat vagina isteri abangnya ini.
Dan dengan cepat kemudian Adi tak mampu menahan deru kenimatan yang melanda sekujur tubuhnya. Dia harus mengeluarkan madu birahinya dan dia mengatakannya pada Meisya .
“Aku sudah siap. Saat kamu mulai keluar nanti aku ingin kamu mendorong penismu sedalam yang kamu mampu dan biarkan terkubur di dalamku. Aku ingin merasakan spermamu yang hangat menyiramku.” ADi mempercepat gerakannya dan Meisya bergerak mengimbanginya. Hingga tiba akhirnya klimaks itu diraihnya, Adi membenamkan seluruh batang penisnya sedalam dalamnya ke dalam cengkeraman vagina kakak iparnya.
Tangannya berada di bawah pantat Meisya untuk mengangkat vaginanya agar semakin merapat pada tubuhnya. Spermanya menyembur dengan sebuah tembakan keras berkali kali dan itu membuat Meisya meraih klimaksnya sendiri bersama Adi. Meisya dapat merasakan setiap tetes sperma Adi saat menyembur, sperma yang hangat itu membuatnya tidak dalam periode mengkonsumsi obat pencegah kehamilan agar dia dapat merasakan setiap gerakan sperma adik iparnya yang hangat saat memasuki rahimnya.
Setelah gempuran puncak kenikmatan keduanya mereda, keduanya rebah di atas ranjang dengan saling berpelukan sambil berbincang.
“Sekarang apa kamu menyesal teman gadismu tak berhasil kamu dapatkan?”
“Tentu saja tidak, tak munkin dia bisa terasa senikmat dan sehebat kamu.”
“Aku juga merasa senang dia sudah mengecewakanmu. Aku bahagia akan apa yang sudah kita lakukan berdua.”
“Bagaimana dengan bang Restu? Bagaimana jika dia tahu tentang kita?”
“Apa kamu pernah dengar tentang lelaki yang suka kalau isterinya dengan lelaki lain?”
“Aku pernah mendengarnya, tapi bagaimana bisa ada orang yang ingin isterinya bersetubuh dengan lelaki lain?”
“Aku rasa mereka ingin agar isterinya dapat merasakan kenikmatan yang lebih dari apa yang bisa diberikan oleh satu lelaki saja dan disamping itu mereka juga merasakan sebuah sensasi lain saat mengetahui hal tersebut.”
“Apa kamu pernah melakukannya dengan lelaki lain selan abang?”
“Kamu yang pertama bagiku selain dengan suamiku sendiri, dan sangat kebetulan sekali lelaki itu adalah adik dari suamiku sendiri. Aku tak pernah mengharapkan lelaki lain selain suamiku hingga kejadian malam itu. Kamu mendapatkanku di saat yang paling terlemahku dan aku merasa bersyukur kamu sudah melakukannya.”
Meisya merasa tak perlu menceritakan kalu setelah malam itu dia juga bersetubuh dengan tukang kebunnya setiap hari.
“Aku juga bersyukur mendapatkanmu disaat itu. Aku hanya berharap agar abangku jangan sampai tahu.”
“Bagaimana kalau ternyata dia sudah tahu?”
“Aku mungkin akan diusir dari sini.”
“Bagaimana jika aku bisa membujuknya agar kamu boleh tetap berada di sini?”
“Bagaimana caramu bisa membujuk abang agar mengijinkanku tetap di sini sementara dia tahu tentang kita?”
“Apa kamu mau melakukannya denganku bersama bang Restu di waktu yang sama?”
“Maksudmu kita bertiga di waktu yang sama?”
“Ya, three some.”
“Abang tak akan mau.”
“Jika aku bisa membujuknya apakah kamu akan bersedia melakukannya?”
“Gila, tentu saja mau, itu pasti akan menjadi hal paling hot yang pernah kulakukan.”‘
“Aku bisa tahu dengan batang penismu yang sudah mengeras lagi saat ini, kalau kamu suka dengan ide itu. Aku akan mulai mencoba membujuk bang Restu. Itu jalan agar kita bisa bersama terus kapanpun kita mau.”
Percakapan itu membuat mereka siap kembali. Meisya memutar tubuhnya dan mengambil batang penis Adi untuk dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia ingin sperma yang berikutnya keluar dalam mulut dan meluncur ke dalam tenggorokannya.
Adi menatap vagina basah Meisya yang berada tepat di atas wajahnya. Dia tak tahu bagaimana rasanya menghisap spermnya sendiri dari vagina kakak iparnya. Dia tak punya banyak pilihan begitu Meisya merendahkan vaginanya kea rah mulut Adi. Adi mendapati kalau ternyata rasanya taklah seburuk bayangannya, Segera saj klimaks berikutnya mereka dapatkan dengan masing-masing permainan mulutnya. Meisya menelan seluruh sperma yang diberikan batang penis Adi dan Adipun setiap tetes madu cinta dari vagina Meisya . Keduanya saling membersihkan kemaluannya masing-masing dengan menggunakan mulut sebelum kemudia memulai sebuah babak baru lagi.
Sang mentari sudah hampir terbit saat Meisya melangkah menuju ke kamar tidurnya kembali. Restu sudah menantinya dengan batang penis yang sudah sangatlah keras, segera dibaringkannya Meisya ke atas ranjang dan menghujamkan batang penisnya ke dalam vaginanya yang sudah basah kuyup oleh begitu banyaknya sperma adiknya yang tertuang di dalamnya di sepanjang malam tadi. Saat Restu menyetubuhinya dengan sangat bergairah, Meisya menceritakan secara detail apa yang telah terjadi dalam kamar Adi di lantai bawah tadi. Dan hal tersebut sungguh membuat birahi Restu meroket mencapi batanya hingga sudah tak mampu lagi ditahannya spermanya menyembur keluar membasahi vagina isterinya yang sudah teramat sangat basah itu. Meisya tak meraih klimaksnya sendiri kali ini setelah begitu banyak puncak kenikmatan diraihnya sebelumnya bersama Adi, tapi dia merasa sangat bahagia dan damai berada dalam pelukan suaminya tercinta saat ini. Dia merasa akan mendapatkan momen terindah dalam kehidupannya jika kedua lelaki ini bisa didapatkannya di saat yang bersamaan.
Kedua lelaki ini bangun kesiangan keesokan harinya dan dengan bergegas mencoba untuk mengejar waktu agar tidak telambat ke sekolah maupun berangkat kerja. Sedangkan sabg wanita yang sudah terkuras selurh energi yang tersimapan dalam tubuhnya karena permainan birahi sepanjang malam tadi tetap tak beranjak dari nikmatnya dekapan ranjang.
Saat keduanya saling bertemu di dapur adalah momen yang paling membuat mereka jengah dan kikuk. Adi merasa bersalah telah meniduri isteri abangnya tapi Restu mengatakan padanya kalau Meisya sudah menceritakan semuanya pada dia.
“Rileks dik, Meisya sudah menceritakan semuanya pada abang. Kelihatannya dia menginginkan kita berdua, dia wanita yang hebat dan sepertinya membutuhkan kita berdua untuk membuatnya tetap bahagia. Setidaknya sampai kamu lululs sekolah” Keduanya meninggalkan rumah dengan sura tawa bahagia mengiringi, tapi tak bisa disangkal lagi keduanya sudah tak sabar untuk menanti hari berganti malam agar mereka bisa bersama dengan Meisya kembali.
Waktu sudah menjelang saat makan siang ketika pintu kamar Meisya terbuka. Suara pintu itu membangunkan Meisya dari lelap tidurnya dan dia bangkit duduk di atas ranjangnya. Dia masih dalam keadaan telanjang bulat karena kejadian malam tadi. Ternyata yang datang Supri untuk mengecek keadaannya. Dia menatap isteri majikannya tersebut yang duduk dia tas ranjang dalam keadaan selimut yang menutupi bagian pinggangnya ke bawah. Payudara indahnya terpampang indah di depan mata Supri dan Meisya tak berusaha sedikitpun untuk menutupinya dari pandangan Supri. “Saya pikir mungkin harus melihat keadaan anda. Sekarang sudah hampir tengah hari dan anda belum keluar dari dalam kamar sekalipun. Apa anda baik-baik saja?”
Meisya memberi tanda padanya agar mendekat ke ranjang. Begitu Supri sudah berada dekat dengannya, Meisya menyibakkan selimut yang menutupi sisa bagian bawah tubuhnya hingga sekarang tubuh molek itu terpampang seutuhnya tanpa selembar kainpun menutupinya.
“Buka seluruh pakaianmu dan naiklah ke sini bersamaku.” Tak perlu disuruh dua kali, Supri bergegas melucuti seluruh pakaiannya dan bergabung dengan nyonya majikannya ke atas ranjang.
“Sepertinya anda sangat sibuk tadi malam.”
“Memang malam yang sangat sibuk tapi aku masih punya cukup untuk kamu. Kemarilah dan biarkan aku merasakan lagi batang penismu yang besar itu di dalam vaginaku.”
Supri tak bisa menunggu untuk segera menyetubuhinya kembali. Seperti suami dan adik iparnya, dia ingin merasakan batang penisnya dalam remasan kehangatan dinding vagina Meisya yang rapat. Sama sekali tak ada keraguan pada keduanya, Supri ingin menyetubuhinya dan Meisya ingin segera disetubuhi olehnya juga. Supri benar-benar menikmati dan memanfaatkan setiap detik dari waktu yang dia punya saat ini untuk memberikan Meisya hadiah klimaks yang berkesinambungan berulang kali sebelum akhirnya dia tumpahkan sperma tuanya ke dalam vagina muda Meisya .
Meisya teringat kemarin malam saat dia ingin malam itu tidak sedang dalam periode mengkonsumsi obat pencegah kehamilan agar sperma Adi dapat memasuki rahimnya hingga membuatnya hamil, namun sekarang dia merasa bersyukur karena dia dalam periodenya atau kalau tidak dia pasti akan sangat kesulitan mencari alasan kenapa dia melahirkan bayi yang tak mirip sama sekali dengan wajah suaminya tapi malahan wajah Supri.
Mereka berdua hanya rebah di atas ranjang setelah menuntaskan babaak-babak persetubuhan di awal hari itu hingga siang hari berlalu, lalu keduanya bangkit untuk mandi dan membersihkan diri. Keduanya berjalan menuju ke kolam renang dan berenang bersama sampai tiba waktunya menjelang Restu dan Adi pulang. Meisya sadar dia bisa mengatur untuk mendapatkan suami dan adik iparnya bersamaan tapi sangat tidak mungkin mereka setuju jika Supri ikut bergabung bersama mereka juga. Supri faham kalu dia harus tetap menjaga rahasia ini atau mereka akan berada dalam masalah besar. Dia sudah merasa puas bisa menikmati kemolekan tubuh Meisya saat siang harinya dan jika malam tiba adalah waktu untuk majikan serta adik iparnya.
Malam itu Meisya , Adi, dan suaminya melakukan threesome yang pertama kalinya dalam kehidupan mereka. Pada awalnya semuanya terasa canggung bagi mereka tapi Meisya berhasil mengendalikan suasana. Dia melucuti pakaiannya dan membuat kedua lelaki itu mengikuti tindakannya. Meisya membuat keduanya rebah di atas ranjang, masing-masing di kedua sisinya. Saat dia merebahkan tubuh telanjangnya diantara dua kakak beradik itu, tangannya meraih masing-masing batang penisnya. Begitu tangan halusnya mulai bergerak memanjakan batang penisnya, kedua lalaki itu mulai merasa rileks dan larut ke dalam suasana yang berhasil dibangun Meisya .
Restu yang pertama kali bereaksi, dia menggeser tubuhnya kea rah Meisya tapi tanpa membuat batang penisnya terlepas dari genggaman tangan isterinya, diraihnya sebelah payudara Meisya . Didekatkannya putting ranum itu pada mulutnya untuk dihisap hingga membuatnya mengeras dan semakin memerah warnanya. Restu melirik kea rah Adi dan berkata,
“Dia punya daging kenyal ini dua buah. Apa tak seharusnya kamu beri perhatian pada yang satunya?”
Adi tak butuh dorongan lagi, langsung saja dia bekerja pada payudara Meisya yang satunya dan tak lama kemudian mulutnya bergerak ke bawah menelusuri perutnya menuju pada vagina Meisya . Dia harus menepiskan tangan abangnya terlebih dulu untuk memberikan ruang bagi lidahnya.
Begitulah malam pertama itu berlangsung. Kedua lelaki itu menyentuh Meisya seperti yang belum pernah dia rasa sebelumnya. Keduanya membawa Meisya pada titik puncak di mana tak pernah terbayangkan dalam benak Meisya sebelumnya.gairahsex.com Meisya sangat menyukai apa yang bisa diberikan oleh kedua lelaki itu tapi saat ini terasa benar-benar dua kali lebih nikmat. Klimaks diikuti klimaks yang berikutnya menyusul setiap kali salah satu dari mereka menyetubuhinya tanpa memberinya waktu jeda. Ketika mereka pada akhirnya sampai di tepi daya tahan tubuh masing-masing, ketiganya jatuh terlelap dalam kepuasan dengan tubuh molek Meisya terhimpit di antara pelukan kedua lelaki itu.
Keesokan harinya Meisya bangun yang paling awal, dia hanya butuh waktu sekejap untuk bisa memahami sedang berada di mana dia. Dipandanginya kedua lelaki yang terbaring disampingnya, begitu mirip. Benaknya melayang dalam lamunan, kurang dari satu minggu sebelumnya dia merasa ada yang salah dalam mahligai pernikahannya. Suaminya sudah tak menginginkan bercinta dengannya lagi, tapi sekarang dia mendapatkan semua kenikmatan seksual yang dia butuhkan dari keduanya, suaminya dan adik iparnya. Plus semua kepuasan seksual yang didapatnya juga dari Supri yang kedua lelaki yang sedang terlelap disampinya itu tak mengetahuinya. Dia membayangkan apa yang akan mungkin bisa terjadi nantinya.
Beberap bulan berikutnya semuanya tak berubah. Adi akhirnya pindah ke dalam kamar mereka. Setiap malamnya mereka berdua menggali semua kenikmatan seksual dari birahi Meisya ataupun salah satunya yang hanya menyaksikan. Dan setiap harinya juga diisi dengan petualangan seksual yang lain bersama Supri. Meisya merasa bahagia dengan semua permainan seks dengan mereka tapi ada kalanya dia harus berkata tidak pada mereka agar bisa mengistirahatkan tubuhnya untuk beberapa hari. Ketiganya sungguh sangat memuaskan birahinya tapi juga membuatnya kewalahan. Meisya tak pernah membayangkan kalau dia akan mendapatkan kenikmatan seksual yang berlimpah lebih dari yang diimpikannya tapi wakti demi wakti semua itu didapatkannya.
Hukum alam tak bisa dihindar, apapu juga pasti akan ada akhirnya. Adi yang pertama kali berlalu, dia akhirnya lulus sekolah dan pergi untuk melanjutkan ke jenjang kuliah. Dia masih tetap kembali ke rumah abangnya sesekali dan menghabiskan waktu bersama mereka. Dia tetap diterima oleh abang dan kakak iparnya.
Supri mengikuti beberapa minggu berikutnya. Seorang temannya menawarinya sebuah pekerjaan yang menjanjika di luar kota. Sebuah pekerjaan yang tak mungkin ditolaknya meskipun pilihannya harus meninggalkan Meisya . Minggu-minggu terakhir kebersamaan keduanya dijadikan momen perpisahan yang tak terlupakan bagi keduanya, Meisya tahu kalau dia pasti akan merindukan lelaki paruh baya itu nantinya.
Restu akhirnya berpisah dengan Susan. Seks dengan Meisya dan adiknya melebihi apa yang didaptnya dari Susan. Setelah kepergian Adi, dia dan Meisya masih melakukan hubungan seksual hampir tiap malamnya. Memang tetap terasa nikmat dan indah tapi masih tak bisa menyamai kenikmatan ketika kedua lelaki itu ada dan saling memberikannya kepuasan. Restu tak lama kemudian sudah menemukan wanita lainnya lagi. Perhatian Restu mulai berkurang terhadapnya dan Meisya tahu kalau suaminya menemukan vagina muda yang baru untuk dia nikmati… Kini Meisya kembali pada keadaan sebelum Adi dan Supri masuk ke dalam kehidupan seksnya.
Dia dan Restu mencoba beberpa kali untuk mencari pengganti Supri tapi keberuntungan masih belum berpihak pada mereka.
Meisya sedang bermalas-malasan menikmati waktunya berbaring di tepi kolam dan menikmati sentuhan sinar mentari dengan keadaan telanjang bulat sore itu. Sejak hanya dia seorang yang ada di rumah itu, kegiatan berjemur telanjangnya menjadi kegiatan yang rutin. Dia mendengar ada seseorang berteriak memanggil namanya, dia bangkit dan meraih handuk disampingnya untuk kemudian dililitkan pada tubuh moleknya. Dia melihat di depan gerbang ada seorang muda dengan kulit coklat tua dan tubuh tegap sedang berdiri memandanginya.
“Ada perlu apa?”
“Nama saya Jaya dan paman Supri yang menyuruh saya untuk datang ke sini menemui anda. Beliau bilang kalau anda sedang membutuhkan tenaga setelah kepergiannya.” Tanpa bertanya dia membuka pintu gerbang itu dan berjalan mendekati tempat Meisya sedang duduk dengan hanya sebuah handuk saja yang menutupi tubuhnya. Apa yang terpampang di hadapan mMeisya adalah sesosok lelaki berkulit galap berusia 20an dengan tubuh tegap berotot dan sebuah tonjolan besar pada selangkangannya.
“Kamu punya keahlian apa?”
“Tidak begitu banyak untuk urusan kebun ataupun rumah tapi bisa sangat diandalkan untuk hal yang dibilang paman Supri bahwa anda pasti lebih membutuhkan.” Dia melpaskan kaosnya melewati kepala dan disusul celanya juga.
Mata Meisya segera terfokus ke arah selangkangan anak muda dihadapannya ini, untuk memandangi dengan terpana pada sebuah batang penis yang bahkan lebih besar dari kepunyaan pamannya. Dan batang itu sudah berdiri tegak keras menunjuk ke arahnya.
Meisya menatap wajah Jaya lagi yang sedang mengamati lekuk tubuhnya tanpa berusaha menutup-nutupi saat dia sedang menatap takjub pada benda diantara pahanya. Meisya merenggut lepas handuk yang melilit tubuhnya.
“Kelihatannya kamu punya peralatan yang tepat, kita lihat apa kamu tahu bagaimana cara menggunakannya dengan benar.” Meisya membentangkan kedua pahanya dan tangannya terjulur ke depan untuk menarik tubuh lelaki muda di hadapannya itu ke arahnya. Dia membimbingnya kea rah pintu masuk vaginanya, dan saat Jaya mulai memasukinya Meisya berkata.
“Perlahan saja dan jangan buru-buru. Aku belum pernah merasakan yang sebesar ini.”
Hari itu juga Jaya resmi bekerja di rumah itu dan malam harinya dia mulai memindahkan barang-barangya untuk menempati bekas tempat Supri. Dia sudah sibuk dengan pekerjaan kebunnya saat Restu berangkat bekerja. Sepanjang hari itu dia bekerja tanpa lelah. Dia hanya berhenti untuk mengurus Meisya sebelum Restu pulang kembali.
Restu memutuskan kalau pemuda ini layak untuk bekerja menggantikan Supri dan menetap di tempatnya. Tapi yang Restu tak tahu adalah kenyataan bahwa pekerjaannya yang paling ternilai bagus bukanlah di kebun, mengurus kuda atupun lainnya melainkan disaat setelah Restu pergi berangkat kerja setiap paginya. Pekerjaan kebun dan lain-lainnya hanyalah menjadi semacam biaya yang mesti dikeluarkan Jaya untuk seorang wanita bertubuh molek dan vagina tercantik yang pernah ditemuinya. Tapi itu membuatnya menjadi seorang lelaki muda yang paling beruntung.,,,,,,,,,,,,,,,,