KETIKA ISTRI BICARA “SUMAIKU TENTARA SUAMIKU GAY”
KETIKA ISTRI BICARA “SUMAIKU TENTARA SUAMIKU GAY”
–
CERITA SEX GAY,,,,,,,
Tak kusangka bahwa aku akan mengalami semua ini. Semua yang awalnya aku pikir sempurna, namun pada akhirnya hancur juga. Tak kusangka perkawinan kami yang sudah hampir 5 tahun, ternyata dikhianati oleh suamiku dan sepupuku sendiri.
Namaku Linda, berprofesi sebagai seorang pramugari di salah satu penerbangan swasta asing di Indonesia. Usia ku kini telah menginjak 33 tahun. Sejak 5 tahun lalu, aku menikah dengan seorang pria yang bagi aku sangatlah sempurna. Baik dari sikap, wajah, maupun fisik. Namanya mas Gagah. Usianya kini 35 tahun. Sebagai seorang tentara berpangkat Kapten, mas Gagah mempunyai postur tubuh yang sangat bagus, karena selalu dilatih dengan olah raga dan fitness setiap harinya. Belum lagi dengan wajah yang sangat tampan, membuat semua wanita pasti ingin memilikinya. Namun memang karena kesibukan kami masing-masing, saat ini kami memutuskan untuk tidak dahulu memiliki anak, karena jadwal kerjaku yang sering berpergian ke luar negeri, serta mas Gagah yang sering dinas luar kota.
Kami memiliki sebuah rumah yang lumayan besar. Dan hanya ditempati oleh kami berdua, serta seorang sepupuku, Galih, yang saat ini masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Galih yang kini berusia 22 tahun, walau memiliki postur tubuh yang bagus, namun gerakannya sedikit feminim untuk ukuran seorang laki-laki. Selain itu, juga ada Mbok Pinah, yang membantu-bantu di rumah kami. Tapi dia hanya datang pagi dan pulang sore hari.
Namun sungguh apa yang terjadi malam itu, benar-benar tidak pernah saya duga sebelumnya. Siang itu, aku baru saja pulang dari penerbanganku. Seperti biasa, saat sampai rumah, karena kami memiliki kunci rumah masing-masing, maka aku langsung membuka kunci pintu dan masuk ke dalam rumah, dan langsung ke kamarku. Di dalam kamar, aku tidak mendapati suamiku disana. Aku berfikir mungkin saat ini dia masih tugas di Bandung, sehingga tidak bisa pulang. Aku segera meletakkan seluruh barang bawaanku, dan kemudian aku mandi membasuh diri. Seusai itu aku langsung menuju dapur untuk mengambil makanan.
Kamar Galih, memang agak terpisah dari rumah utama, namun letaknya tidak terlalu jauh. Dan untuk ke arah dapur memang akan melewati kamar Galih. Saat itu saat aku melintasi kamar Galih, nampak pintu kamar Galih sedikit terbuka. Aku berfikir, pasti dia sedang libur dan beristirahat. Namun tiba-tiba, sayup-sayup aku mendengar, seperti suara desahan nafas yang berpacu yang diselingi dengan erangan-erangan. Nampaknya suara-suara itu datang dari kamar Galih. Aku menduga-duga, apa yang sedang dilakukan Galih dikamarnya. Rasa penasaranku pun timbul. Aku segera mendekati kamar Galih, dan dari balik pintu kamar Galih yang terbuka, aku bisa mengintip seluruh sudut ruangan kamar Galih.
Oh Tuhan, aku sangat terkejut dan hampir merasa mimpi, saat melihat apa yang terjadi saat itu dikamar Galih. Namun entah kenapa aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku seperti terpana melihat apa yang terjadi di dalam kamar Galih. Saat itu aku melihat Galih sedang berbaring di tempat tidur tanpa mengenakan selembar pakaianpun. Sedangkan disisinya, saat ini nampak seorang pria bertubuh atletis yang juga bertelanjang bulat, dengan posisi menungging, dia menjilati dan menghisap batang kontol Galih. Dan pria itu tak lain adalah mas Gagah, suamiku sendiri. Galih sangat menikmati isapan mas Gagah pada kontolnya. Sambil itu pula Galih memasukkan dua jarinya kedalam lubang pantat mas Gagah, yang membuat mas Gagah mengerang. Mas Gagah nampak sangat menikmati menjilati dan menghisap kontol Galih. Mas Gagah terus menghisap kontol Galih, yang membuat Galih nampak menikmati dengan mengeluarkan suara desahan. Mas Gagah terus menghisap dan berusaha memasukan seluruh kontol Galih yang besar itu ke dalam mulut mas Gagah. Setelah beberapa saat, mas Gagah menyudahi isapannya pada kontol Galih, dan kini dia tubuh telanjangnya dibaringkan disisi Galih. Nampak kontol mas Gagah yang selama ini aku rasakan, dengan panjang sekitar 19 cm mencuat panjang. Jika dibandingkan dengan kontol Mas Gagah, kontol Galih jauh lebih kecil dan kurus. Kontol Galih aku taksir hanya sekitar 14cm.
Sesaat kemudian, aku melihat bibir mereka saling bertemu dan berciuman. Aku sering merasakan ciuman mas Gagah, dan memang mas Gagah sangat pandai sekali berciuman. Cukup lama mereka berciuman. Lalu Galih bangkit dari tempat tidur, sedangkan mas Gagah bergeser menelungkupkan badannya, sehingga arah kepalanya mengahadap ke tempat aku sembunyi. Namun nampaknya tempat aku sembunyi cukup terlindung, sehingga mas Gagah tidak melihat diriku.
“Ayo Pah, masukin kontol Papah. Mamah mau ngerasain lagi kontol Papah”.
Kudengar mas Gagah berkata demikian. Oh gila, mas Gagah yang nampak sangat gagah itu memanggil dirinya ‘mamah’ dan Galih yang seperti wanita dan rada feminim dipanggilnya ‘papah’
“mamah suka kontol papah, ma?”
“Iya pah, mama suka banget kontol papah. Mama Gagah, suka banget kontol papa Galih. Ayo pah, mamah Gagah mau kontol papah Galih”.
Oh sungguh tidak dipercaya apa yang aku dengar. Mas Gagah nampak sangat memohon dan dari suaranya, aku dapat merasakan mas Gagah sedang sangat bergairah, dan sangat bernafsu. Biasanya mas Gagah kalau sedang bergairah, maka desahan nafasnya akan sangat memburu. Dan… oh, sungguh aku merasa tidak percaya apa yang aku saksikan semua. Aku hanya bisa berteriak tertahan, dan menutup mulut menyaksikan apa yang terjadi. Nampak mas Gagah, mulai menaikan sedikit bagian pinggulnya, sehingga bagian pantat mas Gagah menghadap ke arah Galih. Lalu Galih, melumuri kontolnya yang besar itu dengan lotion, dan mulai memasukan kontolnya yang cukup besar itu ke lobang anus mas Gagah.
“ouughhh pah, sakit pah… pelan-pelan pah.”
Nampak mas Gagah memelas kesakitan. Iya membalikan kepalanya menghadap Galih sambil memelas. Tangan kirinya mencengkram erat seperai tempat tidur, sedangkan tangan kanannya memegang lengan kiri Galih.
“ouggggh pah sakit pah…. …. ough …. ough….”
Namun Galih tidak mempedulikan erangan mas Gagah. Dia terus berusaha memasukan batang kontolnya ke dalam lobang anus mas Gagah. Dia memasukan, mendorong, dan mengeluarkan sedikit, lalu memasukan lagi kontolnya. Ooooh tak kupercaya. Kepala kontol Galih menembus lobang anus mas Gagah. Lalu, setelah kepala kontol Galih terbenam di lubang anus mas Gagah, tiba-tiba Galih menghentakkan pinggulnya dengan sangat keras, sehingga seluruh batang kontol Galih amblas masuk ke dalam lubang anus mas Gagah.
Mas Gagah yang nampak kepayahan dan kesakitan tidak berusaha menghentikan perlakuan Galih. Saat Galih menghentakkan pinggulnya dengan keras, mas Gagah nampak menjerit tertahan.
“Mamah suka kontol papah?” tanya Galih kepada mas Gagah.
“Iya pah, mamah suka kontol papah. Mamah Gagah suka kontol papah Galih. Kontol papah Galih gede. Pantat mamah penuh pah. Ough .. ough…” rancau mas Gagah
“Mamah mau ngerasain kontol papah lagi?” Tanya Galih. Lagi? Pikirku. Berarti ini bukan pertama kali mereka melakukan hal ini. Aku semakin penasaran untuk melihat sampai akhir apa yang akan mereka perbuat.
“Iya pah. Aduk-aduk lubang mamah pake kontol papah.” Mas Gagah berbicara demikian sambil menggoyang pinggulnya.
Galih lalu memegang pinggang mas Gagah. Dan selanjutnya Galih mulai menggoyangkan pinggulnya, yang menyebabkan kontol Galih keluar masuk menyodok di dalam anus mas Gagah.
“Oughhh pah, ouugghh sakit pah…. enak pah….. ough …. ough….”
Galih terus menggoyang pinggulnya. Karena menghadap ke arah aku, aku bisa melihat ekspresi muka mas Gagah. Oh itu ekspresi muka yang ditampilkan mas Gagah, saat mencapai klimaks kepuasaan kala bersenggama dengan aku. Oh, mas Gagah nampak sangat menikmati perlakuan Galih padanya. Benar-benar tak bisa kupercaya. Mas Gagah yang macho dan maskulin itu, takluk dan saat ini sedang digagahi bagai seorang wanita, oleh Galih yang perawakannya cenderung feminim. Galih terus menggoyang pinggulnya, sehingga suara tepukan tubuh Galih dengan pantat mas Gagah terdengar jelas.
“Ouughh papah, sakit pah, ouughh oughhh ya ya… ough….”
Hanya erangan yang terdengar dari mulut mas Gagah, namun nampak dengan jelas ekspresi muka mas Gagah sangat menikmati sekali perlakuan Galih.
“Terus pah, terus pah, argggh arghhh”.
Galih terus menghantamkan kontolnya ke lubang anus mas Gagah. Galih yang mempunyai tubuh ramping dan terlihat feminim itu saat ini sedang menggagahi suamiku yang berotot dan berpenampilan macho. Mas Gagah yang memiliki badan besar tidak berdaya dan hanya pasrah diperlakukan bagai seorang wanita oleh Galih.
“iya mah, terus goyang mah, oughh papah suka lobang mamah. Ough ya” erang Galih sambil terus menggagahi suamiku.
Hentakan pantat Galih pun makin cepat. Suara nafas Galih makin menderu. Sedangkan mas Gagah juga tak mau kalah. Ia terus menggoyang pinggulnya menerima sodokan demi sodokan kontol Galih pada pantatnya. Nafasnya pun tak kalah memburu. Erangan-erangan mas Gagah menandakan ia sangat menikmatinya.
Sudah lebih dari 20 menit mereka saling berpacu. Memang mas Gagah mempunyai daya tahan yang sangat kuat. Ia mampu bertahan lama, dan membuatku orgasme berkali-kali. Dan saat ini, baik mas Gagah, maupun Galih belum ada yang menyerah kalah dalam pertempuran gila itu. Namun tiba-tiba Galih berhenti. Mas Gagah nampak kecewa, saat Galih mengeluarkan kontolnya dari lubang anus mas Gagah.
“Pa, jangan berhenti papah. Oughhh mama Gagah mo kontol Papah Galih”.
Oh… berkali-kali mas Gagah menyembut dirinya mamah lengkap dengan namanya, dan juga memanggil Galih dengan sebutan papah. Galih lalu membalik kan tubuh mas Gagah. Kini mas Gagah terbaring di tempat tidur dengan posisi telentang dan kaki manjuntai ke bawah. Kontol mas Gagah tampak tegak mencuat berwarna merah dari selangkangannya. Galih berdiri diantara kaki mas Gagah. Kemudian Galih memeluk mas Gagah, dan mulai menggeluti mas Gagah. Perlahan-lahan namun pasti Galih mulai menggeluti dan menciumi dada mas Gagah yang bidang membusung itu. Kemudian Galih mulai menciumi dan menghisap puting mas Gagah, sehingga membuat mas Gagah menggeliat.
“Ya pah, enak pah, geli pah, arghhh” erang mas Gagah sambil meremas-remas rambut Galih.
Galih terus menciumi satu persatu puting mas Gagah, sehingga nampak puting mas Gagah kini berwarna coklat menegang dan basah oleh ludah Galih.
Galih pun kembali bangkit. Dia kemudian mengangkat kaki mas Gagah sehingga membentuk V, dan menopang dengan tubuhnya. Dengan posisi demikian, maka lobang anus mas Gagah tersingkap jelas. Lalu Galih pun kembali memasukkan kontolnya ke lubang anus mas Gagah.
“Oughhh pah….. pelan-pelan pah…. Pah sakit pah…”
Erang mas Gagah. Namun anehnya mas Gagah tidak berusaha menghentikan Galih memasukan kontolnya itu ke lubang mas Gagah, namun justru mas Gagah membantu Galih memasukan kontol Galih ke dalam lubang anus mas Gagah. Perlahan-lahan kembali Galih memasukkan kontolnya ke lubang anus mas Gagah. Nampak mas Gagah membelalakkan mata sambil menggigit bibirnya menahan sakit, saat Galih memasukan kontolnya ke lubang anus mas Gagah. Galih terus memasukkan batang kontolnya, hingga semua masuk ke lubang anus mas Gagah.
“Pah, istirahat sebentar pah” mas Gagah memelas.
Galih hanya tersenyum. Sambil membungkukkan badannya, Galih mencium bibir mas Gagah.
“Mamah suka kontol papah Galih” tanya Galih kepada suamiku.
“Iya pah. Mamah Gagah suka kontol papah Galih. Papah Galih jantan. Oughhh papah Galih perkasa banget. Oughh ya pa”. Suara mas gagah terputus-putus bercampur dengan nafasnya yang memburu.
Galih tersenyum dan kemudian bangkit berdiri, dengan kontolnya masih bersarang di lubang anus mas Gagah. Galih memegang kedua kaki mas Gagah, sehingga membentuk huruf V. Lalu perlahan-lahan Galih mengeluarkan batang kontolnya, hingga kepala kontolnya. Lalu tiba-tiba Galih menghentekan dengan kuat pinggulnya, sehingga kontol Galih langsung amblas kedalam lobang mas Gagah. Mas Gagah nampak terlonjak dan menjerit menahan sakit, akibat hentakan itu. Galih kembali menarik perlahan kontolnya, yang kemudian dihentakkannya keras lagi. Galih melakukannya beberapa kali.
Selanjutnya, Galih membenamkan dengan dalam kontolnya di lubang anus mas Gagah. Selanjutnya Galih mulai menggoyangkan pinggulnya, sehingga kontolnya nya yang besar dan keras nampak keluar masuk lubang anus mas Gagah.
“Oughhh oughhh ya Pah, terus Pah…” Erang mas Gagah.
Mas Gagah juga tidak tinggal diam. Dia menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama goyangan pinggul Galih. Sambil itu, mas Gagah mengocok batang kontolnya sendiri dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya sesekali meraba dan meremas dada Galih. Galih terus menggoyang pinggulnya dan menyodokan batang kontolnya ke lubang anus mas Gagah. Tubuh mereka berdua saat ini sudah basah oleh keringat. Erangan dan nafas yang memburu terdengar saling memacu di ruangan itu.
“Ouuughhh argggh ya Pah, terus Pah. Ough ough oughhh sodok mamah pah… oughhh terus pah…” erang mas Gagah menerima kenikmatan yang diberikan oleh Galih.
“Pah… mamah mo keluar pah… ough ough…”
Mas Gagah makin mempercepat kocokannya pada batang kontolnya. Galih pun semakin cepat dan menghentakkan keras pinggulnya, sehingga tubuh mas Gagah yang telanjang bulat itu nampak terguncang-guncang.
“Pah…. ough oughhhhh arrrrrrrrrrrgggggg….”
Kontol mas Gagah menyemburkan cairan putih kental dengan deras dan banyaknya. Muncratannya sampai mengenai wajahnya dan juga dadanya. Saat mas Gagah mencapai klimaks, Galih menekan keras pinggulnya dan membenamkan kontolnya di lubang anus mas Gagah. Nampaknya Galih menikmati jepitan lubang anus mas Gagah saat mencapai klimaks. Mas Gagah terkulai lemas, dengan sperma berceceran disekujur tubuhnya. Galih lalu membungkukan badannya dan mencium bibir mas Gagah. Ohh cukup lama mereka beradu bibir dan bergulat lidah, sampai mereka merasakan nafas mereka sesak.
Galih lalu mencabut kontolnya dari lubang anus mas Gagah. Kontol Galih masih tegang dan keras, serta mengkilat. Nampaknya Galih belum mencapai klimaks. Galih lalu membaringkan tubuhnya di tempat tidur dengan posisi telentang sehingga kontolnya mencuat dari selangkangannya dengan gagahnya. Mas Gagah pun bangkit dan membungkuk dan mulai menggeluti dada Galih. Setelah itu mas Gagah berdiri di depan tempat tidur dan perlahan berjongkok memposisikan lubang anusnya tepat diatas kontol Galih. Perlahan-lahan, mas Gagah memasukkan kontol Galih ke lubang anus mas Gagah. Mas Gagah terus berusaha, sampai akhirnya kontol Galih masuk semua ke lubang anus mas Gagah.
“ooough yas pah” erang mas Gagah.
Mas Gagah kemudian mulai menggerangkan pinggulnya naik turun, sehingga nampak kontol Galih keluar masuk. Entah karena rangsangan yang diberikan Galih atau penyebab lain, aku melihat kontol mas Gagah kembali menegang dan mengeras. Selama ini mas Gagah tidak pernah bermain lebih dari satu kali. Namun apa yang kulihat saat ini sungguh berbeda. Kontol mas Gagah menegang dengan keras untuk kedua kalinya. Mas Gagah terus menggerakkan pinggulnya naik turun sambil terus berjongkok. Kedua tangan Galih membantu pinggul mas Gagah bergoyang. Sambil itu mas Gagah meremas-remas dadanya sendiri yang membusung.
Setelah beberapa lama, Galih mengangkat tubuhnya, dan kini dalam posisi duduk. Dia pun mendekap tubuh mas Gagah, dan mulai menggeluti dada mas Gagah yang bidang dan membusung. Satu persatu puting mas Gagah digigit dan diciumi Galih, membuat mas Gagah makin mengerang hebat. Lalu tanpa melepaskan kontolnya dari lubang anus mas Gagah, Galih membaringkan tubuh mas Gagah di tempat tidur, dan Galih berada diatasnya. Kontol Galih masih tertancap kuat dilubang anus mas Gagah. Kini mas Gagah dalam posisi terlentang, dengan kedua kaki mengembang mengangkang, karena anusnya tertancap batang kontol Galih. Galih lantas meselonjorkan kakinya kebelakang, dan menopang tubuhnya dengan kedua lengannya, seperti orang yang hendak melakukan push up. Lalu Galih mulai menggerangkan pinggulnya. Kali ini Galih langsung menggerakkan pinggulnya dengan dengan, sehingga kontolnya langsung menyodok-nyodok lubang anus mas Gagah.
“Oughhhh pah, pelan-pelan pah, oughh oughh ya…., oughhh pah…. pah….. ya…. ya….. “ hanya itu erangan yang keluar dari mulut mas Gagah. Sementara Galih terus memompa kontolnya dengan suara nafas yang memburu.
Secara refleks, tangan mas Gagah menjambak rambut Galih, namun tangan kirinya memegang kontolnya sendiri. Saat Galih menyodok-nyodokan batang kontolnya ke anus mas Gagah, mas Gagah juga mengocok kontolnya sendiri.
“ougggh pah…. argggghhh pah…. ya pahhh terus pah…. oughhh ya oghhhh yaa….” erang mas Gagah, saat lubang anusnya diobok-obok kontol Galih. Dan seakan tak mau kalah, sambil mengocok kontolnya sendiri, mas Gagah juga menggoyangkan pinggulnya, sehingga kontol Galih lebih masuk ke dalam lubang anusnya. 10 menit berlalu, dan tiba-tba mas gagah berteriak,
“pah… mamah mo keluar lagi pah, terus pah… pah … pah…. “.
Suara mas Gagah hampir sama seperti saat bila aku hendak orgasme kala menerima tusukan-tusukan kontol mas Gagah. Mendengar erangan mas Gagah itu, Galih makin mempercepat gerakannya, kontolnya kini keluar masuk lubang anus mas Gagah lebih cepat. Tiba-tiba mas Gagah mengerang, tangan kanannya menjambak keras rambut Galih, dan tangan kirinya kini bukan mengocok kontolnya namun menggenggam keras, dan matanya terbelalak…
”pah….. arggggghhhh ……aarrgggghhhhhhh ……..arrrgggg”
Semburan demi semburan sperma dari lubang kontol mas Gagah keluar dengan banyaknya, hingga mengenai muka Galih dan mukanya sendiri. Galih yang mendapatkan jepitan kuat saat mas Gagah ejakulasipun nampaknya akan segera mencapai klimaks.
“oooughhh ya mah… pantat mamah enak banget, oughhh papah mau keluar mah… pantat mamah enak banget ough ough” eraang Galih.
Aku cukup kaget mendengar ucapan mas Gagah. Namun tiba-tiba aku melihat, Galih mulai berhenti menggoyangkan pinggulnya. Kini ia menekan pinggulnya pada pantat mas gagah, sambil ia berteriak keras.
“arrggghhhhhhhhhhhhhhh”
Nampaknya Galih telah mencapai klimaks. Spermanya langsung menyemprot ke lubang anus mas Gagah. Mas gagah langsung terbelalak kembali, mendapatkan semprotan dasyat pada anusnya. Nampaknya Galih mengeluarkan cukup banyak sperma, sehingga lubang pantat mas Gagah tidak sanggup menampung semuanya. Nampak dari lubang anus mas Gagah mengalir sperma Galih. Galih menjatuhnkan tubuhnya diatas tubuh mas Gagah. Keduanya berkeringat. Kontol Galih masih tertancap dilubang anus mas Gagah. Setelah beberapa saat Galih lalu mengeluarkan batang kontolnya dari lubang anus mas Gagah, dan membaringkan tubuhnya di sebelah mas Gagah. Gila… kontol Galih masih menegang. Kontol itu kini mengkilat karena sperma. Galih membaringkan tubuh lelah dan berkeringatnya sambil berusaha mengatur nafasnya. Begitu juga dengan mas Gagah.
Mas Gagah, kemudian membalikkan tubuhnya, dan mencium bibir Galih. Mereka berdua mulai berciuman. Namun setelah itu, apa yang terjadi sungguh tidak dapat aku bayangkan. Mas Gagah mengarahkan mukanya ke selangkangan Galih, dan sesaat kemudian… oh…. mas Gagah menggenggam kontol Galih yang masih menegang itu dan menjilatinya. Tidak hanya itu saja, mas Gagah kemudian memasukkan kontol Galih itu ke dalam mulutnya, dan menghisapnya. Mas Gagah membersihkan sperma yang ada pada kontol Galih tanpa merasa jijik sedikitpun, bahkan nampak mas Gagah sangat menikmatinya. Padahal, kontol itu baru saja mengobok-obok lubang pembuangan mas Gagagh. Namun saat ini, mas Gagah malah menciumi, menjilati, dan mengoral kontol itu. Setelah beberapa saat, mereka pun bangkit dan menuju kamar mandi. Tak berapa lama terdengar suara cipratan air. Aku yang dengan pikiran bingung, akhirnya memutuskan untuk pergi menenangkan diri. Sambil tidak habis berfikir, apa yang sebenarnya terjadi dengan suamiku.
Ahhhh liburan yang aku pikir akan menyenangkan, menjadi membingungkan. Untuk itu aku sementara berencana tidak mau menemui suamiku dahulu. Agar tidak khawatir, aku mengirimkan pesan singkat ke handphonenya dengan mengatakan bahwa minggu ini, aku tidak pulang karena harus menggantikan tugas temanku.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,