Asmara Tentang Duda

Asmara Tentang Duda

– CERITA SEX GAY,,,,,,,,,
Aku adalah seorang duda tanpa anak. Sudah 1 tahun aku bercerai. Alasanku berpisah dengan istriku karena aku memergokinya sedang bercumbu dengan teman sekantornya didalam mobil sepulang kerja. Perselingkuhan mereka memang sudah lama aku dengar tapi selalu aku tepis sebelum aku mendapatkan bukti. Setelah semuanya terungkap tanpa menunggu lama aku gugat cerai dia. Dan istriku tak mau kalah,ia beberkan alasan dia berselingkuh. Kalimat terakhirnya sangat membuat diriku hancur :

“Karna kamu mandul mas!” Ucapnya keras keras ditelingaku. Aku benar benar tak habis pikir dengan apa yang kudengar,antara malu dan marah. Semenjak itu aku benar benar menutup diri dan pindah kedaerah lain untuk melupakan kenangan pahit rumah tanggaku yang hancur dan memulai hidup yang baru.

Aku masih belum berani untuk membuka hati untuk siapapun itu. Aku masih ingin menikmati kesendirianku. Untungnya kesibukan bisnis yang sedang kugeluti membantuku untuk berhenti memikirkan tentang istriku. Hingga suatu hari…

Mantan Kakak iparku datang berkunjung. Kaget juga aku dengan kedatangannya. Katanya ia dapat alamatku dari Mirna,mantan istriku. Dan kebetulan Mas Surya (kaka iparku) ini sedang ada tugas didaerah sini jadi ia sempatkan menengok diriku.

“Kamu apa kabar Ron…?” Ucapnya memulai obrolan.

“Baik baik saja Mas…” kata kataku menutupi kegelisahan.

“Aku tak bermaksud apa apa datang kemari. Aku hanya ingin berkunjung sebagai mantan kakak ipar,biar bagaimanapun kita pernah menjadi keluarga. Dan antara kau dan Mirna biarlah jadi cerita…” apa yang diucapkan olehnya membuat ku sedikit bersedih.

Setelah berbincang bincang akupun mempersilahkan Mas Surya untuk beristirahat dikamar atas. Ia pun izin untuk pergi mandi dahulu. Aku langsung mempersiapkan handuk serta sikat gigi. Dengan tergesa gesa aku membawanya keatas. Tanpa terlebih dahulu mengetuk pintu,langsung saja kubuka kamar. Ternyata Mas Surya sedang telanjang!

“Oh maaf mas maaf saya gak tau!” Aku nunduk memberikan handuknya. Mas Surya sendiri cuek tanpa memperdulikan aku. Sialnya dalam posisi nunduk,aku bisa melihat dengan jelas kontol Mas Surya yang sedang tergantung bebas dengan jembut yang menutupi biji pelernya.

Mas Surya menaruh tangannya pada pundakku

“Kamu mau mandi juga Ron…?” Usapnya lembut.

Tercengang aku mendengar apa yang ia katakan dan itu tidak bercanda.

“Nanti saja mas saya mandi dibawah… saya permisi dulu” aku pun perlahan mundur.

“Yasudah… ” suaranya berat sambil melangkah kekamar mandi.

Sebelum menutup pintu aku sempat melihat sosok tubuhnya,langkahnya tegap dan kontolnya bergoyang goyang.

Cepat cepat kuturun kebawah dan membeli lauk untuk makan malam nanti. Sepanjang perjalanan sosok tubuh Mas Surya masih saja teringat olehku. Karena baru kali ini aku melihat dirinya telanjang bulat. Biasanya ia berbalut kain atau celana panjang. Jangankan telanjang,melihat betisnya saja aku tak pernah! Dan ternyata ia mempunyai tatto dipaha sebelah kanan.

“Kupikir selama ini dia orangnya lurus lurus aja…” ucapku diatas motor.

Setelahnya makan malampun sudah tersaji diatas meja. Tak lama Mas Surya turun. Ia memakai celana boxer sangat Ketat,Sampai kontolnya tercetak jelas! Dengan kaos oblong putih yang menunjukan lekuk tubuhnya. Tubuhnya sendiri tak terlalu gemuk dan juga kurus,sedang sedang saja. Ia terlihat sangat segar dimataku. Walau sudah berumur,Mas Surya masih bisa menjaga berat tubuhnya dan juga rajin mengecat uban uban yang tumbuh,jadi rambutnya masih hitam. Mungkin orang tak menyangka kalau umurnya sudah tua!

“Beli apa kamu Ron…?”

“Ini mas,capcay sama ayam”

“Sepertinya enak… memang kamu gak bisa masak?”

“Hehehe… dulu kan kalau urusan dapur Mirna yang megang. Yah… paling banter masak mie mas hehehe”

“Kalau aku bisa masak… yah maklumlah…”

Kamipun makan malam dengan Mas Surya menceritakan perjalanan hidupnya sebagai single parent. Dan ia berjanji besok Pagi akan masak nasi goreng. Dengan senang hati aku menerimanya. Sudah lama juga aku tak makan masakan rumah!

Usai makan kami lanjut berbincang ditaman belakang sambil ngopi. Mungkin memang sifatnya cuek atau apa aku tak tau,Tak jarang disela sela obrolan Mas Surya mengusap atau menggaruk kontolnya yang otomatis aku melihatnya! Ingin rasanya ku tawarkan sarung kepadanya tapi takut dibilang kurang ajar. Jadi kubiarkan saja “kebiasannya” ia lakukan didepanku. Sampai suasana sepi ia pun pamit tidur karena memang dia juga sudah lelah setelah perjalan jauh.

Aku terbangun oleh suara seperti orang memasak. Aroma sedap pun tercium. Kulangkahkan kaki walau sebenarnya enggan karena masih mengantuk.
Mas Surya yang melihat ku keluar kamar langsung menyapa
“Pagi Ron… ” ucapnya. Aku tertegun melihat Ia memasak hanya memakai celana pendek tanpa memakai baju dan hanya celemek tipis yang menutup bagian depan badannya. Akupun lupa kalau hari ini ia janji akan buat sarapan.
“Kamu sudah laper?” Sambil ia goyang goyangkan penggorengan. Tangannya terlihat kekar sekali. Aku masih menatap Mas Surya.
“Kamu mandi dulu sana… baru kita sarapan” serunya. Ku anggukan kepala tanda menurut.

Kulepaskan pakaian tidur,dengan leluasa kontolku ngaceng,layaknya laki laki pada umumnya setiap pagi pasti ereksi. Tubuhku basah dibawah siraman air hangat. Busa sabun membalut kulitku dan setiap usapannya membuat kontolku semakin keras. Sepertinya kontolku butuh pijitan. Kufokuskan pijit pijitan kecil pada kepala kontolku. Tubuhku mulai bergelinjang tanda akan muncratnya peju,aku hanya terpejam. Terus kukocok pelan kumainkan ritme maju mundur dan melingkar dikepala kontol. Dalam terpejam tiba tiba bayangan Mas Surya dengan tubuh setengah telanjangnya melintas.
“Hah!” Aku gelagapan. “Kenapa aku membayangkan dia!” Akhirnya kulepaskan genggaman pada kontolku dan lanjut mandi saja. Kubuang jauh jauh bayangan tadi. Mungkin hanya bayangan sesaat,elak ku.

Dimeja makan,nasi goreng buatan mas surya sangat menggiurkan dengan dua piring sudah tersaji.
“Kamu makan duluan Ron…” serunya.
“Bareng bareng saja Mas…” ucapku.
“Yasudah sebentar,Mas bikin teh manis dulu”
Ia bawa 2 gelas teh manis ke meja
“Ini teh manis kamu… ” tangan kami saling bersentuhan. Mas Surya memberikan senyum padaku. Aku hanya tersenyum kaku. Mas Surya menuangkan nasi pada piringku
“Mas,jangan repot repot gini… aku aja udah terima kasih mas mau nyiapin sarapan”
“Gak apa… aku kan jarang bisa ketemu kamu Ron… toh aku memang suka memasak. Yaudah cepet makan…” serunya.

Selama makan aku hanya memandanginya. Aku tak pernah melihat ia seperti ini. Biasanya kalau sedang kumpul keluarga,Mas Surya hanya diam dan tak banyak ngobrol. Bisa dihitung jari aku berbincang dengannya dan itu juga hanya basa basi menurutku. Tapi hari ini ia terlihat lembut dan penuh perhatian,seperti orang lain bagiku.
“Lantas hari ini kamu ada acara?” Tanya Mas Surya
“Enggak ada Mas. Palingan dirumah aja… kerjaan kantor udah aku review semua. Istirahat lah…” ucapku.
“Yasudah nanti Mas minjem printermu ya. Ada yang mas mau selesain hari ini.
“Iya Pake aja Mas…”
Ada hal lain yang mencuri perhatianku yaitu dada Mas Surya. Pasalnya dadanya itu bidang dan berbulu. juga pentilnya besar dan ranum! Bak buah ceri yang sudah matang berwarna merah tua,Terjuntai minta dipetik!

Usai makan aku langsung mencuci piring. Mas Surya berdiri disebelahku merapikan piring yang telah bersih dicuci. Aku menyadari tatapan matanya padaku. Aku tetap cuek tak ingin larut dalam situasi ini. Karena memang semua ini belum jelas adanya!
“Kamu cape…?” Mas Surya memegang pundaku. Secara reflek aku menghindar.
“Tidak mas.. badan ku enak ko” tegas suaraku.
“Yaudah,aku kemeja kerjamu yah” ia pun pergi meninggalkan ku didapur.
Aku hanya bisa memandangi punggunya yang berlalu…

“Ada apa denganku! apa yang salah? Aku…” kata kata yang terlintas dalam pikiranku tak berani aku katakan. Aku memilih duduk dimeja makan dan memikirkannya.

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts