Mengunjungi Desa
Mengunjungi Desa
– CERITA SEX GAY,,,,,,,,,
Mengunjungi Desa
“aduh.. jam berapa nih?” aku membuka handphone untuk melihat jam. Jam 12:45 “wah udah siang…” aku lekas bangun untuk minum. Diruang tamu tak ada siapapun,dikamar sebelah mamah papah gak ada,bude’juga gak ada. Aku saat ini sedang berada dirumah paman di daerah sukabumi. Kami sekeluarga habis menghadiri pernikahan salah satu keluarga mamah. Aku pun menghubungi mereke “tuuutt…tuuuttt…tuuutt… iya nak kenapa?” mamah berbicara ditelepon. “pada kemana sih… kok bagas ditinggal sendiri!!!” tanyaku. “iyah.. mamah sekarang lagi dirumah bibi narti,baru aja sampe. Tadi kamu dibangunin sama papah,kamunya tidur nyenyak. Yaudah mamah sama papah ninggalin kamu” “ehm… yaudah deh” akupun pasrah. “yaudah bagas jalan jalan aja disana,ajak si reja (sepupuku)” “iyah…” jawabku lemas. aku yang sudah lapar,langsung memburu makanan didapur. Rumah ini begitu sunyi,hanya ada kicau burung dibelakang rumah. Daerah rumah bibiku ini masih asri suasananya. Kalo mengikuti jalan setapak yang membelah bukit,akan sampai disebuah hutan. Aku pernah kesana bersama reja. Daerahnya masih penuh dengan pohon dan air sungainya jernih. Aku yang sudah selesai makan langsung teringat tentang sungai yang jernih itu “pasti seger nih kalo kesana!” badan ku yang gerah dan bosan ini mendorongku untuk kesana. Aku pun merapihkan sisa makan ku dan bergegas. Dengan celana pendek dan kaos oblong,aku berangkat. Aku sengaja tak memakai sempak,hanya anduk yang kukalungkan di leher. “sepi banget…” aku tengok kanan kiri,rumah rumah tertutup. Hanya desir angin menggoyang daun daun dan membuat burung burung berkicau. Beberapa kali aku bertemu para petani,sepertinya mereka habis mandi disungai juga. Setelah berjalan lumayan jauh itu,akupun sampai. Gemericik air menggoda ku untuk segera terjun! Jernihnya air itu…. . batu batu yang terhempas air,mengkilat dibawah teriknya matahari. Aku berjalan menuruni bukit,seorang bapak bapak naik,berpapasan dan menyapa ku ramah “mau mandi de?” badan sibapak itu masih basah dan air menetes dari rambutnya. “eh iyah pak… gerah” jawabku. “tuh disana kalau mau mandi tempatnya” arahannya dan aku mengiyakan. “kalo disitu” sibapak menunjuk batu yang besar “itu airnya dalem. Nanti bisa bisa tenggelam!” sibapak itu mengingatkan. Aku lagi lagi mengiyakan. “yaudah bapak ke atas ya…” pamitnya. “iya pak terima kasih…” aku pun lanjut turun. Aku mengikuti arahan sibapak,aku ke daerah yang batu batunya berukuran sedang.
Sesampainya disana aku langsung membuka baju dan celana,kutaruh diatas batu. Dari atas batu itu aku melompat “Byuuurrrrrr” “segeeeerrrr… bbbbrrrr…”. aku pun bermain main. Biasanya aku dan reja kalau kesini itu selalu sore,dan sungai ini ramai oleh orang orang mandi bahkan ada kerbau yang ikut mandi diujung sana. kalau diujung sana,pojok kanan itu tempat orang buang air besar,reja mengajariku,jadi kalo kita berenang disini aman hihihi. Aku yang sedang asyik berendam,melihat seorang bapak bapak menuruni bukit. Si bapak itu memakai handuk berwarna oranye yang ia lilitkan diperutnya dan kaos. Ia menenteng gayung yang isinya peralatan mandi. Aku pun lanjut bermain main di air. Sibapak itu bukan ke arahku melainkan menuju bebatuan diatasku. aku agak sedikit aneh,kenapa si bapak itu memilih mandi disana. setau aku disitu susah untuk berendam mandi karena batunya terlalu mepet dan airnya tak terlalu banyak. Tapi ah apa perduliku. Aku kembali berendam. Sekali kali aku melirik ke arah atas,sibapak itu bersandar dibatu,membelakangi aku sedang asyik menghisap rokok. aku langsung berpikiran aneh melihat posisi dia yang seperti itu “jangan jangan dia boker lagi!”. “gila kali yah… kan ada gue dibawah”. Aku merasa risih seketika membayangkan itu. Kuberanikan diri untuk menengok dia dan menegurnya kalau bisa!. Aku melangkah pelan pelan karena bebatuan ini sangat licin dan aku tak ingin terpeleset. Aku tak terlalu memperdulikan bila ada yang melihat aku dalam keadaan bugil. Semakin dekat,aku bertumpu pada batu yang lebih besar. Sibapak itu tak menyadari kedatangan ku. Sesampainya aku dibelakang dia,aku dibuat kaget,ternyata sibapak itu sedang ngeloco!. Kontolnya tertumpuk busa,ia urut urut pelan kontolnya. Aku yang sudah salah sangka,ingin mencoba kabur. Perlahan lahan aku mengambil langakah mundur dan sial aku terpeleset! “aduh..” teriak ku. Sibapak itu langsung menengok “hey kamu gak papa?”. Aku takut kalau sibapak itu marah karena telah aku pergoki,aku cepat cepat bangun. pas aku bangun,sakit dikakiku tak tertahankan,rupanya aku terkilir. Sibapak itu sudah didepanku “kamu gak papa?” ia langsung membopongku. Ia dudukan aku di batu “coba bapak lihat..” ia menyentuh kakiku yang terkilir. “memang kamu ngapain,kok bisa jatuh?” pertanyaannya membuat aku bingung. “yah.. mau mandi pak” kilahku. Bapak itu tetap mengurut kakiku. Kontolnya sudah menciut tetapi busa masih memenuhi kontolnya. “bapak ini santay sekali gayanya” pikirku. Gundal gandul kontol itu diselangkangannya. Ini kedua kalinya aku melihat kontol orang tua,yang pasti pertama yah papahku. “terus baju kamu ditaruh dimana…” pertanyaannya semakin membuat ku gugup. “Aku jatuh disini,tetapi bajuku disana aku harus jawab apa…” aku hanya diam. Kami berdua terdiam,aku memalingkan muka kearah bukit. Dan tiba tiba “kamu melihat bapak ngeloco ya tadi?” nada suaranya rendah tapi membuat jantungku mau copot. “ah.. ehm.. enggak pak!” aku ketus tapi wajahku panik,aku membayangkan kalau bapak ini marah. Sibapak itu melirik kearah ku. Ia menghentikan pijitannya. Ia berdiri sekarang,kontolnya perlahan ngaceng. Aku tak tau harus berbuat apa dalam kondisi ini!. “iyah… tadi bapak lagi ngeloco… siang siang gini bapak sange..” katanya. rasanya aku ingin berlari menjauh tapi masih terkesima melihat si bapak berdiri bugil sambil ngaceng. “bapak biasanya kalo ngeloco yah jam segini… duduk dibatu itu…” ia kembali memegang kontolnya yang sudah full ngaceng. Kontol itu berwarna coklat,berurat,dan besar,dengan jembut yang tumbuh lebat. Aku menunduk malu melihat perbuatannya tapi rasa hati ingin ikut ngeloco. Sekuat tenaga aku menjaga kontolku supaya tidak bangun tapi percuma,kontolku ngaceng juga!. “yaudah kamu ngeloco aja gak usah malu…” serunya. “gila kali! Malu lah gue…” dalam hati. aku menutupi kontolku yang ngaceng. Si bapak yang melihat ekspresiku malu malu,langsung menarik tanganku yang menutupi kontolku. “udah gak usah malu…” ia lanjut menggenggam kontolku. Hangat dan kasar telapak tangannya terasa sekali dikulit kontolku. Antara ingin menolak tapi juga menikmati dibuat seperti ini. “enak?” tanyanya,ia juga menarik tanganku lalu menyuruhku untuk mengocok kontolnya. Ia tersenyum kepadaku dan aku memberi wajah bingung,ini pertama kalinya aku memegang kontol. Kontol sibapak berdenyut digenggamanku. Dan kontol dilocoin sama orang lain itu ternyata rasanya enak!. “kita pindah aja kebatu disana… biar bisa bersandar” ajaknya dan akupun menuruti. Kami pun berpindah ketempat semula sibapak ngeloco. Kami lalu duduk bersebelahan. “nih pake sabun biar licin” ia memberikan sabun batangnya. ku gosok gosok sabun sampai berbusa ditangaku lalu ketika aku ingin menggenggam kontolku si bapak menahannya “kocokin kontol bapak de…” ia bantu aku menaik turunkan tanganku dikontolnya. “aaaahhhh… “ ia menyandar dan mendesah. Ia juga mengambil sabun lalu mengocok kontol ku,benar benar licin dan geli rasanya. Tangan kami bersilangan dan saling mengocok. Kocokan si bapak yang awalnya pelan lama lama kenceng. Aku tak bisa menahan lagi “aaahhh….” desahanku mulai terasa. Kontolku ditangannya sudah kedutan. Ia langsung berpindah posisi,ia mengocok kontolku dari depan. Dengan ritme yang cepat dan… “aaahhhhhhhhh… “ pejupun keluar!. Sibapak tak langsung melepaskan kocokannya,ia tetap mengocok,menarik narik kontolku. Memastikan semua isinya sudah habis keluar. Peju berjatuhan tangannya yang bercampur busa sabun. Lalu ia membersihkan tangannya. “enak yah…” ia tersenyum. Aku yang sudah dibantu keluar tanpa minta izin,langsung menggenggam kontolnya yang sudah ngaceng berat. “tunggu sebentar…” ia bangkit dan tiduran dibatu. Badan untuk seusia bapak ini,masihlah kenceng. Badannya yang coklat itu mengkilap basah,sexy bagi mata normalku. Kontolnya menantang tinggi.dengan tangan kiri ia jadikan sandaran kepala,ia mulai mengocok kontolnya. “ade.. tolong pencet pencet biji bapak yah…” pintanya. Dengan cairan sabun,ia mulai mengocok. Aku pun mulai memijit mijit biji kontolnya yang berjembut itu. “haaahhhh…” ia mulai mengerang. “yang kenceng deeee….” aku pun menurutinya. “teruuuusss deeee… aaaahhhhh….” biji pelernya kencang,kepala kontolnya pun sudah membengkak menahan peju. “cceeppeett deeee…” aku bejek biji kontol itu dan “aaaaaaahhhhhhhhhh…” peju muncrat banyak sekali ke perut sibapak itu,semprotan yang kencang!. Aku yang melihatnya benar benar terkesima. Ia tetap mengocok ngocok kontolnya. Wajahku yang terlalu dekatpun langsung ia tarik,kondisi ku yang tak siap langsung membuka mulut. Aku benar benar gelagapan dibuat begitu. “isep deee…. aaahhhhh…” serunya. Aku mencoba melepaskan diri tapi lebih kuat dia. Sampe kontolnya sudah mulai melemas baru ia lepaskan. Aku langsung meludah karena pejunya masih menetes didalam mulutku!. “ayooo mandi….” ajaknya. Ia membersihkan badanku,sampai kontolku pun tak dilewati. Akupun melakukan hal yang sama.
Sampai semuanya bersih,sibapak menawari aku untuk mengantarkan pulang. Dan akupun mengiyakan. Sampai dirumah bibi,papah dan mamah sudah pulang. Dan ternyata… ia adalah tetangga disebelah rumah bibi. Aku pun malu malu dan dia hanya bersikap biasa…. kalau ditarik benang merahnya,si bapak itu masih keluarga!
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,