CERITA SEX ABG MUNGIL

Saat aku masih duduk dibangku SMP hingga SMA aku suka main dirumahnya, dan karena pengaruh dari buku-buku XXX dan jg film XXX aku mulai berani memegang-megang bagian sensitif dari tubuh Ema, keluarga M tdk curiga karena aku masih mereka anggap saudara atau keponakan walau jauh. -cerita sex terbaru- Dulu sering saat dia sedang menyapu aku peluk dari belakang dan meraba-raba buah dadanya atau saat aku menginap aku meremas-remas tangan dan mengelus pahanya, Ema masih lugu saat itu dan hanya respon birahi yg dia berikan tanpa dia mengerti harus bagaimana saat itu, akupun sering beronani dan membayangkan seandainya aku bersetubuh denganya.
Tiga tahun berlalu, dan kini aku bekerja diperusahaan export import, Ema pun menikah dgn W pria yg jg masih tetangganya di kota P. W adalah pria yg berpenghasilan dgn menjadi tukang ojek. Aku sdh tdk tinggal di kota P, tp kost di daerah T yg masih dalam wilayah Jakarta jg, hal ini agar dekat dgn tempat aku bekerja.
Cerita dewasa terbaru, Saat itu aku sedang dinas luar, dan karena kebetulan lewat daerah P, maka aku sempatkan mampir kerumah Om M untuk sekedar beristirahat sebentar, ternyata Om M sedang kerja dan teteh I sedang menunggu warung nasinya, yg ada hanya adik Om M yg tuna rungu atau bisu. Saat itu pernikahan Ema baru 1 tahun, saat aku datang dia sedang menonton sinetron di televisi dan mengenak daster tanpa lengan.
“Hai Ma.. Apa kabar?” sapaku.
“Eh Rido.. Lama ngga keliatan, ayo masuk.. Tumben, ada apa nih?” sahutnya lembut.
“Kebetulan aku lewat sini jadi sekalian mampir” jawabku.
Dia membuka lemari es dan memberikanku segelas air dingin, setengah jam kemudian dari mulutnya meluncur cerita tentang W sang suami, dulu suaminya itu tukang jajan ke tempat prostitusi dan jika berhubungan intimpun hanya sebentar.. Kadang k0ntolnyapun tdk mau ereksi. Aku mendengarkan ceritanya dgn santai, dan akhirnya dia mengatakan soal aku dan dia dulu yg membuat jantungku berdegup keras.
“Jadi ingat dulu ya di? Saat kita masih..”
Kujentikkan jariku dimulutnya agar tdk meneruskan kalimatnya dan secara spontan kuremas jemari tangannya, dan kulumat bibirnya dgn penuh bernafsu serta kupeluk tubuhnya erat. Ema melenguh tanda birahinya jg mulai memuncak.
“Arghh.. Do.. Ohh..”
K0ntolkupun sdh sangat tegang seakan akan loncat dari tempatnya dibalik celana panjang kerjaku. Kini kuarahkan lidahku ke lehernya, kemudian turun kebelahan dadanya, isis makin mendesah hebat dan reflek tangannya membuka reluiting celanaku dan mencari k0ntolku yg sdh menegang keras. Dikocoknya k0ntolku lembut dan perlahan, rasa nikmat menjalar diseluruh tubuhku. Kubuka tali dasternya dan kini Ema hanya mengenakan bra dan celana dalamnya saja..
Sedangkan jari jemari Ema mulai melepas kemejaku, dan dgn lihai dia melepas celana panjangku, ku buka bra yg menutupi payudaranya yg masih terhitung kencang karena Ema belum mempunyai anak, kujilati dan kuremas pelan kedua bukit indahnya itu..
“Shh.. Rido.. Oh.. Rido.. Sayanng.. Enaak.. Ahh” desahannya membuat libidoku makin meninggi dan meledak-ledak.
“Ka.. Mu.. Sek.. Si maaa.. Ssh..” ucapku terputus-putus karena gelegak birahi yg meletup-letup.
Rasa penasaranku pada saat aku masih duduk dibangku dibangku sekolah harus kutuntaskan, toh dia kini sdh ada yg punya, pikirku. Aku tak membuang banyak waktu, kulepaskan celana dalamnya yg berwarna putih dan kulepaskan jg celana dalamku, hingga k0ntolku kini berdiri tegang bebas dan siap menuju lubang surgawi milik Ema..
Kuarahkan mulutku keliang memeknya.. Lalu mulai kujilati memeknya yg sdh basah karena dia sdh mengalami birahi ygs angat tinggi, dan sesekali kuhisap itilnya yg kemerahan.
“Uff.. Rido.. Ka.. Mu apakan me.. Mek Emas.. Akh.. Bang W tdk per.. Nah lakukan ini.. Ouh.. Ssh.. Arghh”
Ema mulai meracau, mungkin suaminya karena dulunya sering jajan diluar makanya jarang atau bahkan tdk mengerti apa itu foreplay. Kesempatan.. bathinku..
Jilatanku makin menggila dan Ema mengoyangkan pinggulnya kekiri dan kekanan pertanda dia sdh lupa diri dan lupa segala-galanya bahwa kini statusnya adalah istri W.
“Oohhhh.. Ridoo.. Ema.. Ga tahaan.. Masukiin doong.. Pleasee.. Aahhhh.. Masukin kontolmu di.. Aahhhh..”
Kulihat Ema sdh tdk sabar lagi untuk menggapai orgasme dan membuka memeknya lebar-lebar dgn melebarkan kedua kakinya.. Kuhujamkan k0ntolku ke memeknya yg sdh basah.. Lebih mudah bagi k0ntolku dan langsung masuk kedalam memeknya..
“Oughhhh.. Arghhhh.. Ohh.. Kontol Rido enak.. Ahh.. Coba da.. Ri du.. Lu dooo.. Ohh”
Ema meracau tak karuan, kugenjot k0ntolku keluar masuk liang surgawinya dan lambat laun makin cepat dan cepat, sehingga menimbulakn suara
“Plokk.. Plok..” diseluruh ruangan..30menit berlalu kuhujamkan k0ntolku kedalam liang surgawinya, tiba-tiba.. Memeknya menjepit keras k0ntolku dan dia memmeluk erat serta menggigit putingku.. Rupanya dia sebentar lagi akan orgasme.. Kupacu k0ntolku lebih cepat dan tubuhnya menggelepar-gelepar karena nikmat.
“Ridoi.. Ema ke.. Lu.. Arr..”
“Iya.. Sayang.. Aku jg.. Sebeenn.. Tar lagii” ucapku menderu..
Karena k0ntolku jg sdh mengeras dan berdenyut-denyut siap memuntahkan laharnya..
“Emas.. Ohh.. Aku.. Jg.. Ke.. Luarr..”.
Tubuhku ambruk didadanya, dgn tubuh berkeringat kuelus payudaranya dan kucium bibirnya..
“Ema.. Barang kamu enak..”..
“Barang kamu jg do.. Ahh..” sahut Ema lemas tak berdaya.
Tanpa kami sadari ada sepasang mata mengawasi dari tadi, bahkan mungkin dari awal, kulirik ruangan sebelah yg hanya tertutup tirai, kulihat disebelahku Ema sdh tertidur pulas karena kelelahan, kuhampiri orang yg mengintipku sejak tadi, ternyata dia adalah adik omku M yg bisu, tanpa sehelai benangpun kuhampiri dia, adik omku ini bertubuh agak gemuk dan kulitnya agak kecoklatan, dia hanya menatap k0ntolku yg kini sdh mulai kembali tegang. Kutunjuk dgn jari kearah k0ntolku dgn maksud apakah dia menginginkan ini jg seeprti yg dilihatnya tadi.
Kuraih tangannya untuk memegang k0ntolku, tangannya gemetar karena aku tahu pasti dia belum pernah disentuh laki-laki apalagi diraba, aku takut ada orang lain lagi yg datang dan ada mata lain yg menangkap basah perbuatanku ini, maka segera kubuka bajunya dan seluruh pakaian dalamnya, kusedot dan kuhisap payudaranya dan kumasukkan jariku ke dalam memeknnya..
“Uhh.. Mphh.. Shh” Mbak M mulai keenakan karena mungkin dia sdh horny dari tadi melihat adeganku dgn Ema, kuhujamkan k0ntolku agak keras kelubangnya yg masih virgin alias perawan, kututup mulutnya agar tdk berteriak atau mengeluarkan suara keras, hingga membangunkan Ema atau terdengar oleh yg lain.
Kugenjot makin cepat dan cepat, Mbak M kusuruh menungging dan tangannya berpegangan pada bibir ranjang, kugenjot k0ntolku keluar masuk, tiba-tiba dia berbalik lalu denga ganasnya memegang k0ntolku untuk dimasukkannya ke memeknya dari depan lalu mengajakku jatuh keranjangnya, kugenjot lagi dia dgn posisi normal seperti yg dia inginkan..
“Mph.. Argh.. Uhh.. Ah.. Akhh” karena bisu dia tdk bsia mengatakan akan orgasme atau keluar, maka dia memeluk erat dan menggigit leherku lalu terkulai lemas dgn mata terpejam, aku harus orgasme jg denganya, pikirku..
Tdk perduli dia sdh terkulai lemas dan memejamkan mata, kugenjot dia cepat dan k0ntolku mulai berdenyut-denyut agak lama kini aku mengalami orgasme, karena sepengetahuanku, jika pada permainan kedua laki-laki akan mempunyai daya tahan yg agak lama. Nafasku mulai membur dan sambil kugenjot memek Mbak M yg sdh basah itu kucumbui bibirnya walaupun Mbak M tdk merespon atau mungkin tdk tahu bagaimana cara berciuman.
“sshhhh.. Mbak.. Aku mau munn.. Cratt.. Arghh” kutumpahkan spermaku didalam liang memeknya yg hangat..
Ahh.. Nikmat sekali istirahatku siang ini.. Kukenakan pakaianku dan kubangunkan Ema untuk berpamitan, sambil kubisikkan padanya.
“Lain kali kita ketemu diluar ya?” Ema hanya menjawab dgn anggukan dan senyuman.
Pada cerita terdahulu aku sdh menceritakan pengalaman bagaimana perselingkuhanku dgn Ema dan jg sekaligus adik pamanku Mbak M, setelah kejadian itu aku dan Ema beberapa kali bertemu di hotel dan mengulang serta mereguk dahaga akan seks diantara kami berdua, sampai akhirnya setahun aku tdk bertemu denganya lagi. Kudengar kini Ema sdh mempunyai seorang anak dari pernikahannya dgn W.
Entah kenapa sejak pagi ini aku terus memikirkan Ema, rasa rindu untuk bersetubuh lagi denganya begitu kuat dan menggebu, hingga akhirnya kuberanikan diri kembali untuk datang ke rumahnya siang ini disela waktu kerjaku. Kuketuk pintu beberapa kali, seperti biasa rumah itu terlihat lengang dan sepi. Agak lama aku menunggu di muka pintu sampai akhirnya pintu terbuka dan yg membukakannya adalah Lisna adik Ema, perlu jg aku ceritakan bahwa Omku MJ menikah dgn seorang wanita ynag sdh menjanda 2 kali yaitu teteh I dan dia membawa 2 orang anak yaitu Ema dan Lisna dan keduanya berlainan bapak.
“Eh Kak Rido, sdh lama nggak ketemu.. Masuk Kak,” ucap Lisna seraya membuka pintu.
Suasana rumah persis seperti dulu aku datang lenggang dan sepi.
“Pada ke mana Lis?” ucapku basa-basi.
“Mama jaga warung, Papa kerja..” jawab Lisna,
“Engg.. Kalo Kak Ema?” tanyaku lagi cepat.
“Kak Ema sdh nggak tinggal disini, dia ngontrak dgn Om W di kota T,” lanjutnya.
Ada rasa kecewa dihatiku karena segala hasrat dan pikiran kotorku sejak pagi ini tdk kesampaian. Lisna adalah gadis yg beranjak dewasa, tubuhnya ramping dan agak kecil. Tp kulitnya benar-benar putih mulus dan bibirnya merah merekah yg membuat lelaki manapun akan gemas melihatnya. Saat itu Lisna hanya mengenakan kaos you can see/kaos tanpa lengan dan celana pendek olahraga yg sangat pendek dan minim. Sempat aku menelan ludah melihat pahanya yg mulus dan menantang itu, tp aku berusahan sebisa mungkin menahan gejolak nafsu yg sejak pagi ini begitu menggebu.
“Lisna masih sekolah ya?” tanyaku untuk menghilangkan kegalauan.
“Ihh.. Enak aja, makanya Kak Rido sering-sering main dong ke sini, sekarang Lisna sdh kerja tauu..” ucapnya dgn gaya manja.
“Oh ya? Wah nona Lisna yg cantik ini sdh besar rupanya ya?” lanjutku.
Kulihat Lisna tersipu malu, terlihat dari wajah putihnya yg merona merah. Entah keberanian dari mana, tiba-tiba kata-kata ini meluncur dari mulutku,
“Lisna.. Sekarang kamu bener-bener cantik dan sexy deh..” ucapku sambil menelan ludah.
“Ihh.. Kak Rido gombal ah..” balasnya seraya tertawa renyah dan mencubit pahaku.
“Ehh… Berani nyubit Kak Rido ya? Sakit tau..” jawabku sambil pura-pura menunjukkan rona muka kesakitan.
Kukejar dia yg mencoba menghindar dan berlari kecil dariku. Tiba-tiba Lisna terjatuh di karpet ruang tamu karena tersandung pinggiran sofa, akupun tdk kehabisan akal, kuikuti dia dan ikut pula pura-pura terjatuh dan menindih tubuhnya yg telentang di karpet ruang tamu. Tubuhku merapat dgn tubuhnya, dadanya yg tdk terlalu besar tp sexy itu naik turun seakan menahan gejolak, bagi gadis remaja yg mulai beranjak dewasa itu.
Kupandangi mata dan bibirnya yg merakah itu, spontan saja kubelai lembut rambut dan keningnya, tdk ada gerakan penolakan darinya.. Bahkan ketika kucium bibirnya dan melumatnya dgn penuh bernafsu.. Lisna tdk menolak, bahkan melayani pagutan demipagutan bibirku. Lidah kami slaing mnejelajah dan nafas kami berdua mulai tak teratur, dan terdengar menderu terpacu birahi. Tanganku bergerilya dibalik kaosnya, dgn lihai kubuka ikatan tali bra miliknya yg menutupi kedua buah dadanya.
Terasa detak jantung Lisna berdegup keras, mungkin dia belum pernah diperlukan seperti ini oleh lelaki ataupun pacar-pacarnya dulu. Kuangkat kaosnya sebagian keatas, hingga kini buah dadanya terlihat jelas dipelupuk mataku, sambil terus kupagut bibirnya, kuremas lembut payudaranya dari bawah sampai puncak putingnya. Lisna menggelinjang hebat dan mulai mendesah hebat sambil memejamkan matanya..
“Ahh.. Kak.. Dooo.. Ouhh” desahnya membuat libidoku makin meninggi.
Lalu lidahku turun kelehernya.. Kebelahan dadanya.. Dan akhirnya kujilati dan kusedot teteknya yg mulai mengeras.
“Arghh.. Kakk.. Ughh.. Mphh..” Lisna mendesah penuh nimat, sambil terus kujilat dan kusedot putingnya, kubuka celana pendeknya, hingga Lisna hanya mengenakan celana dalamnya saja yg berwarna biru.
Kuraba permukaan memeknya yg masih tetutup CD, kuremas-remas pelan dan kusodok-sodok dgn jari jemariku yg lihai menggeraygi mekynya.
“Uhh.. Kak.. Riii.. Doooo.. Ahh.. Aduhh.. Kak.. Kok. Gi.. Ni sih ahh.. E.. Nakk.. Ohh..” Lisna sdh mulai meracau tak kuasa menahan nikmat yg menghinggapi sekujur tubuhnya.
Kubuka celana panjangku dan kutuntun tangannya untuk menggengam k0ntolku., kugerakkan tanganya agar membuat gerakan mengocok k0ntolku yg sdh begitu snagat tegang dan tak sabar ingin meraih kenikmatan.
Kulepaskan celana dalamnya, yg tertinggal kini hanya mey-nya yg ditumbuhi bulu-bulu halus dipermukaannya. Kuarah lidahku ke liang kewanitaannya, Lisna terhenyak kaget dan matanya terbelalak, karena seumur hidup dia belum pernah diperlakukan seperti ini padanya.
“Kakk.., Uhh.. Ge.. Lii.. Ahh.. Kak.. Rido.. Mphh.. Geli.. Uohh.. Enak.. Me.. Mek Lisna.. Ahh..” racau Lisna tdk karuan, memeknya mulai basah pertanda birahinya sdh sangat memuncak.
Kuarahkan k0ntolku keliang memeknya, sempit dan tertahan sesuatu..
“Kakk.. Arghh.. Sa.. Kiit.. Lisna.. Takut Kak..” ujarnya terputus-putus antara sakit dan nimat.
“Takut apa Lis?” ucapku masih dgn nafas menderu.
“Lisna takut hamil kakak..” ujarnya lagi.
“Kalau hanya sesekali tdk akan hamil Lis..” rayuku karena nafsuku sdh begitu membludak, diotakku hanya berkata bahwa hari ini aku harus mereguk kepuasan dari gadis ramping dan mulus ini.
“Ja.. Ngan disini Kak.. Lisna takut.. Nan.. Ti ada orang..” nafasnya masih tak teratur.
“Jadi Lisna mau kita ke hotel? Emangnya Lisna nggak kerja?” lanjutku.
Lisna menggeleng,
“Lisna lagi off Kak..” karena dia bekerja sebagai SPG di sebuah mall makanya liburnya justru pada saat hari kerja.
Kupacu motorku kedaerah menteng, dan kucari hotel yg bertaraf sedang, tdk terlalu mewah tp cukup untuk berdua tuntaskan hasrat, dalam hati aku tertawa, gila.. Dulu hotel ini kupakai bersama Ema, kini dgn Lisna adiknya walau mereka berasal dari dua bapak yg berbeda. Kuparkir motorku dan bergegas menuju resepsionis, agak tergesa memang, karena nafsuku yg sempat membludak tadi menjadi tertunda.
Cerita Dewasa Desahan Selingkuhan Genit
Sesampai dikamar hotel kulumat rakus bibirnya dan smabil dgn posisi berdiri kami tanggalkan semua pakaian yg melekat ditubuh kami. Bagai dua orang yg sangat haus dan lapar akan seks, kami berdua saling bercumbu dan berguling diranjang hotel yg empuk, kini Lisna benar-benar meluapkan nafsunya karena sdh tdk ada lagi rasa khawatir di didrinya akna ada orang yg melihat. Kujilati tetenya yg mengeras dan kusedot putingnya membuat Lisna mendesah dan meracau sejadi-jadinya.
“Kakaak Rii.. doo ahh.. Teruuss.. Terussiin kaka.. Auhh.. Lisnaa enakk nihh..” Lisna menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan benar-benar kewalahan akan seks dan kenikmatan yg baru direguknya.
Kujilati memeknya yg basah oleh cairan, kujelajahi liang surgawinya dgn lidahku dan sesekali menghisap dan menggigit kecil klitorisnya, tubuhnya menggelepar.. Tanganya meremas rambutku dan Lisna menggigit bibirnya saking nikmatnya. 10 menit berlalu dan jilatanku pada memeknya makin liar dan menjadi-jadi. Tiba-tiba tubuhnya mengejang, tangannya mencengkram rambutku begitu kuat, setengah histeris Lisnah berteriak dan mendesis..
“Ahh.. Kaa.. Imaahh.. Ke.. Luarr.. Ahh..”
Lalu semenit kemudian tubuhnya lunglai dan terkulai lemas diranjang. Kubiarkan Lisna menikamti orgasmenya.. Kujilati tetenya dan sesekali kuciumi bibirnya, sampai akhirnya libidonya kembali bangkit. Kuarahkan k0ntolku kemulutnya, Lisna sempat menggelemg tdk mau melakukannya.
“Lisna belum.. Pernah Kak..” ucapnya pelan.
Aku tersenyum dan berkata,
“Pelan-pelan Lis.. Kak Rido ajari..”
Pertama Lisna mengoral k0ntolku terasa giginya mengenai batang k0ntolku dan membuat ngilu, tp 5 menit kemudian dia sdh lihai dan benar-benar pandai mengocok k0ntolku dimulutnya.. K0ntolku makin mengeras dan Lisna makin ketagihan dan makin cepat mengocok k0ntolku didalam mulutnya, aku mengerang penuh nikmat..
“Arghhhh.. Lisna.. Ohh.. Ka.. Mu pintarr.. Sayaang.. Ohh.. Iya teruss.. Enaak..” racauku.
Kukeluarkan k0ntolku dari mulutnya, lalu kuarahkan pada memek yg sdh licin setelah orgasmenya yg pertama tadi, kini k0ntolku setengah masuk ke memeknya..
“Ouh.. Maasih.. Sa.. Kit Kak..”. ucap Lisna denga wajah meringis..
Kutarik keluar pelan-pelan.. Lalu kuhujamkan lagi lembut, makin lama k0ntolku makin terbenam kedalam liang memeknya yg sempit.. Dan ketika kurasa tinggal sedikit lagi kutekan agak keras..
“Ahh.. Kakk.. Lisna setengah menjerit”
Karena kaget ketika seluruh k0ntolku amblas didalam liangnya. Kumaju mundurkan pantatku, dan terdengar suara decakan dari liang surgawinya, kugoyang sedikit k0ntolku sehingga membuat memek Lisna berdenyut-denyut.
“Ahh.. Kakakk.. Enaak.. Kak.. Benerr.. Dehh.. Uhh.. Teruss.. Lisna.. Inginn.. Ini.. Teruss.. Ahh,” racau Lisna lagi.
Kugenjot makin cepat.. Cepat dan cepat..
“Lisnah.. Ohh.. Memekmu sempit Lis.. Uhh.. Nikmatt” desahku ke enakan..
“Kak Rido.. Ihh.. Kok ginii sihh.. Enakk bangett.. Ahh.. Lisnaa nggak tahaan nih.. Kakk..” Lisna mendesah hebat.
Genjotan k0ntolku di liang memeknya makin menggila dan kurasakan k0ntolku mulai berdenyut-denyut siap memuntahkan sprema. Tubuh Lisna bergetar dan mengejang hebat..
“Kakk.. Ahh.. Teruss.. Dikiit lagi.. Lisnaa mau.. Keluarr lagii.. Ouhh,” desah Lisna panjang mengiringi orgasmenya.
Akupun ingin tuntaskan permainanku dan mencapai orgasme.. Aku menggeram hebat dan nafasku makin menderu..
“Aku.. Ju.. Ga.. Ma.. Uu.. Keluarr Liss.. Arhh”
Tubuhku terkulai lemas diatas tubunya, kami bersimbah peluh dan saling tersenyum penuh nikmat. Kamipun melakukannya lagi dan benar-benar memuaskan dahaga seks kami berdua hingga siang berganti malam.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts