Cerita Dewasa Nafa Urbach
Cerita Dewasa Nafa Urbach
Cerita Dewasa Nafa Urbach ini hanya sekedar cerita fiksi karangan penggemar yang dibuat sebagai cerita khalayan belaka. Met baca.
Nafa Urbach, cewek cantik yang sudah malang melintang dunia artis selalu menunjukan kesintalan tubuhnya dengan buah dada yang besar.
Lantas bagaimana mendapatkan wanita ini agar bisa kutiduri?
Hmmmm .. pertanyaan yang menggelitik. Wanita ini menyimpan magnet seksualitas tinggi. Aku tidak tahu ketika ada sebuah sms tak dikenal masuk ke hapeku. Dari klien gw, diminta untuk datang ke kantornya. Karena tak ada pekerjaan langsung menuju kesana.
Bujugbuneng jalan ke kantor itu lenggang tanpa ada kemacetan walau di jalan Sudirman, aku sampai di gedungnya ketika masih siang. Ketika aku masuk ke kantor temanku, aku sudah dicegat resepsionist
“Mas ditunggu Bapak di ruangan ya “ sapa Anis ketika mencegatku ketika aku mau naik lift
“Oke .. “ kataku singkat
Aku masuk ke ruangan Afandi, aku mengetuk dan dipersilakan masuk. Aku terkejut ketika di situ ada Nafa Urbach
“Selamat siang Han .. “ sapa Afandi ketika melihatku masuk
“Siang juga .. hmmm .. ada artis cantik dimari “ celetuku dengan mengajak bersalaman
“Iya Han. Nih kenalkan Mbak Nafa Urbach “
Aku duduk disampingnya, bau parfumnya terasa menusuk hidungku
“Begini Han .. Mbak Nafa ini khan punya usaha sendiri, nah dalam bidang jual beli pakaian untuk teman temannya .. butik kalo nyebutnya di kalangan artis .. “
“Jadi guwe mau dijadiin salah satu target konsumen .. “ celetuku disambut tawa mereka
“Nggak .. “ sahut Nafa Urbach
“Begini lho … tugasmu ngurus software accountingnya, dari pemasukan sampai pengeluaran” kata Afandi dengan serius
“Walah .. kalo penisku keluar masuk di vagina Nafa Urbach mau deh “ pikiran kotorku muncul dalam pikiranku, bathinku dengan tersenyum
“Kapan ? “ sahutku cepat
“Sekarang kau berangkat sama Mbak Nafa .. “
“Sekarang ??? “ tanyaku terkejut
“Iya .. kau jual softwaremu di perusahaanku, sedang orangku masih dalam trainingmu, belum percaya aku… “
“Baik. Kita dimulai dari mana ?”
“Begini … kita mulai dari butik saya satu di Thamrin dan satunya di Senayan .. Lalu yang terakhir di rumah agar saya bisa mengontrolnya .. “ sahut Nafa Urbach dengan sigap.
“Semua ongkos itu ditanggung Mbak Nafa … yang ngurus garansi dan support biar orangku dengan bantuan dirimu Han “
Kami berangkat bersama, keluar dari kantor Afandi, Nafa Urbach memberikan kunci mobil. Penginnya nyopir Nafa Urbach diranjang saja deh .. penisku dah kumat nih.
Di butik pertama aku agak lama juga karena pegawainya agak susah diminta menjalankan aplikasi baru, namun setelah kutraining secara singkat barulah bisa mengerti. Butik kedua juga tak masalah, hanya ada masalah error pada komputernya menjadi lebih lama, padahal dah hampir gelap.
“Bisa lembur nih “ kataku
“Ntar lemburnya aku hitung deh “ sahut Nafa Urbach sambil mengambil rokokku yang kuletakan di dashboard mobil
Sesampai dirumahnya aku langsung ditunjukkan laptop yang dikeluarkan dari lemarinya, aku diminta duduk di ruang tengah yang sangat mewah,
“Mau minum apa Han ?” tanya Nafa Urbach
“Teh manis saja “ kataku singkat
“Oke .. aku buatin .. “
Aku hanya mengangguk dan mencoba memasang aplikasi tersebut dan bisa langsung jalan, dua butik bisa terkontrol penjualannya.
“Han .. aku mandi dulu ya .. Aku gerah nih“
“Baik .. boleh ikut ?” candaku dengan tertawa
“Boleh .. kalo berani .. ntar dikampleng sama suamiku “ balas Nafa Urbach dengan tertawa
“Nggak takut “ ujarku sambil cuwek ke layar laptop.
Aku mencoba meneruskan pekerjaanku membuat backup laptopnya, lalu setelah selesai aku duduk diam kecapekan bekerja dan mikir, aku terkejut ketika diberi handuk dan disampirkan di pundakku.
“Mandi dulu sana … kalo boleh aku ikut deh “ canda Nafa Urbach dengan tertawa
“Boleh .. “ ujarku dengan menarik tangannya
“Idih .. nafsu amat sih lo “ ujar Nafa Urbach dengan tertawa.
“Maklum belum ada penyaluran deh “
Aku mandi dengan membayangkan Nafa Urbach telanjang bulat, aku kembali lagi selama serempatnya dan kembali berpakaian rapi, aku sangat terkejut dan kaget, di sofa itu Nafa Urbach telah telanjang bulat memamerkan keseksian tubuhnya. Vaginanya sangat indah sekali dengan rambut yang tidak begitu lebab dan nyempluk, buah dadanya besar sekali dan merangsang. Senyumnya yang genit hendak menerkamku bulat bulat, pandangannya tertuju pada penisku.
“Kesini Han .. “ panggilnya dengan suara mendesah
Aku mendekat tanpa rasa takut, lalu aku langsung menindihnya dan kuarahkan bibirku ke bibir Nafa Urbach, kami berciuman sangat ganas dan benafsu, tangan Nafa Urbach meremas remas penisku yang masih bercelaa lengkap. Kuremas buah dadanya yang kenyal itu memberikan rangsangan, Nafa Urbach sampai melenguh, merintih dan mendesah menambah birahiku naik berlipat lipat. Dijepitnya kedua kakiku dengan keras sehingga aku mau tak mau hanya bisa melumat bibir Nafa Urbach dan meremas remas buah dadanya yang semakin mengeras itu
“Kata Inez Tagor .. kau jago diranjang ya .. ? aku dah tahu kau ada main dengan dia, kalo tak mau bocor, ya aku ingin mencoba kejantananmu“
“Kau nekat juga Mbak Nafa ?” kataku sambil meremas gemas buah dadanya
“Ayo Han …. puasi aku, nikmati kesintalan tubuhku .. terbangkan aku ke langit “ desahnya semakin membuat diriku cepat cepat menggotong tubuh telanjang seksi ini ke kamar, kusingkirkan kakinya dan aku turun dari sofa, kupondong Nafa Urbach ke dalam kamar dan kulemparkan ke ranjang yang empuk itu, tubuhnya menggeliat dan lidahnya menjulur menjilati bibirnya.
Kubuka pakaianku, ketika aku membuka celanaku, penisku bagian kepala sudah menyembul keluar
“Ih … gedhe banget penismu Han “ ujar Nafa Urbach dengan kawathir
“Biasa saja .. “ujarku sambil melepas celana dalamku dan ngacung dengan tegak di depan Nafa Urbach. Digenggamnya penisku dan dikocok kocok, aku masih dalam posisi berdiri. Nafa Urbach menungging di ranjang dan langsung menelan penisku bulat bulat. Penisku disedot sedot dalam mulutnya sehinga aku hanya bisa meringis dan melenguh.
“Auh … arggh .. enak sekali Mbak Nafa .. “ desisku dengan nikmat
Dikeluar masukan penisku dalam mulutnya, kuremasi buah dadanya dengan keras sehingga tubuh Nafa Urbach sampai oleng ke sana kemari tak tahan remasanku, bahkan sambil melepas pegangan tangan pada ranjang dan menepis tanganku, namun tak lama lagi aku pun kembali bermain di buah dadanya.
“Hmmmmmmm … mmmmmm … mmmm “ hanya itu yang bisa diucapkan Nafa Urbach
Tak lama kemudian Nafa Urbach menghentikan oral seks pada penisku dan langsung tiduran mengangkang, memamerkan vaginanya yang sudah sangat basah
“Puasi aku Han . Oh .. besar sekali penismu Han .. “
“Enak khan kontolku ?” godaku
Aku langsung menyerbu ke hutan yang sangat indah itu, kujilati naik turun sehingga Nafa Urbach hanya bisa mendesis dan melenguh sampai kepalanya oleng tak tentu arah. Kumasukan lidahku ke dalam lubangnya yang sudah becek dan semakin membesar itu, aku dijepitnya pada kepalaku dan tanganku bekerja di dadanya yang membusung itu, lenguhan Nafa Urbach membahana di kamar itu dan aku menyedot vaginanya
“Han .. auhhh … enak Han .. aaaargggggg “ lenguh Nafa Urbach sambil menggelinjang keenakan, tangannya meremas sprei tanda merasakan sensasi oralku
“Terus .. oh ..sayang .. terus … aku .. aaa ku .. Oh .. Haaan “ teriak Nafa Urbach dengan tubuhku montang manting ke sana kemari melawan aksiku yang bekerja di vagina dan buah dadanya diremasinya kepalaku lalu dilepas dan kembali meremas sprei, matanya merem melek keenakan.
“Aku nggak tahan Han .. teruskan . Oh … aku .. aku … “ ujar Nafa Urbach dengan terputus ketika memuncratka air orgasmenya dan langsung mengelepar dengan tubuh mengejan dan berkelojotan, kubiarkan dia menikmati orgasme dan diam dengan nafas tersengal, aku merapat pada tubuhnya dan kuarahkan penisku ke lubangnya. Nafa Urbach sangat kaget ketika aku sudah mendesak memasukan batangku
“Sabar dulu Han .. make kondom “ pekiknya keras
“Terlambat “ ujarku sambil menekan lebih jauh ke dalam, namun Nafa Urbach tak mencegahnya
“Masuki Han .. lebih dalam .. aku genjot aku,sayang “ ujar Nafa Urbach menyemangati diriku
Kumajukan mundurkan penisku dengan pelan agar bisa masuk lebih dalam.
Penisku amblas masuk sampai pangkalnya disambut dengan pekikan kami
“aaaaaaaauuuuuuuuhhhhhhhh …. “
Langsung saja kumaju mundurkan penisku menghujam, jepitan pada vaginanya sangat keras dan menyedot, meremas penisku. Terasa sangat panas.
Tubuh kami sudah bermandi keringat, lalu aku menidh tubuh Nafa Urbach dengan memberikan lumatan pada bibirnya sambil aku naik turun di atas tubuh Nafa Urbach, tangan kananku bekerja pada buah dadanya, sehingga Nafa Urbach sangat kepayahan melayani serbuanku dan hanya bisa memelukku. kadang pelukan itu lepas dan mencari remasan di sprei.
Tubuh seksi Nafa Urbach itu menggeliat bak cacing kepanasan di ranjang empuk itu
“Han .. Oh .. aku suka gayamu yang membabi buta “ kata Nafa Urbach dengan gemas lalu menggigit bibirnya, kukejar bibir itu lenih jauh dan masuk dalam kulumanku
Menit demi menit kami saling memilin, memagut dan mengulum dengan batang penisku keluar masuk vaginanya. Rambut Nafa urach berantakan tak karuan
“Aku .. aku .. aku aaah … Han .. “
“Iya, sayang “ ujarku melepas pagutan namun tanganku tetap saja dibuah dadanya.
“Han .. aku mau … sampai “ pekiknya menjepit pinggangku lebih keras
Beberapa menit kemudian Nafa Urbach mencapai orgasmenya yang kedua, jepitan pada penisku semakin erat dan membuatku bisa muncrat namun kutahan, Nafa Urbach seksi itu menegang dengan kaku ke atas dan membuat erat dengan tindihanku
“oooooooohhh …aaaaakkkkkkkuuuu keluuuaaarrr “ ujar Nafa Urbach dengan nafas tersengal dan tersenyum.
Lalu kami saling diam dengan memeluk penuh peluh keringat ketika terakhir kali Nafa Urbach mencapai orgasme. Ketika aku hendak mencabut penisku, tangan Nafa Urbach mencegah dengan menahan pantatku
“Jangan cabut dulu, sayang .. “ ujar Nafa Urbach
“Oooooouhhhhh … jepitan vaginamu membuat aku bisa muncrat nih … ketat banget “
“hihihihi .. kamu jorok amat sih “ celoteh Nafa Urbach dengan genit sambil menjawil hidungku, tubuh Nafa Urbach yang kutindih dengan kedua kaki Nafa Urbach masih menjepitku, disilangkan sehingga aku tak bisa berkutik dalam posisi demikian, Nafa Urbach memandangku dengan teduh
“Han … keluarkan manimu ya .. di dalam saja … puasi aku “ iba Nafa Urbach dengan memberikan ciuman mesra dibibirku, kami saling memagut, pagutannya berada dalam bibirku bawahku dan aku memagut bagian bibir atas Nafa Urbach, keberikan pagutan selembut mungkin membuat Nafa Urbach semakin hanyut dan memegang bagian kepalaku dan mengelu elus rambutku.
“Sayang … kau hebat .. boleh nggak kapan kapan kita main lagi?”
“Sekarang saja aku belum muncrat, mosok mau selesai “ ujarku sambil mencoba untuk memompanya.
“Aduh Han .. entar dulu … beri aku istirahat .. capek nih “ protesnya dengan genit menahan pantatku yang mau
naik turun.
“kuperkosa kau Mbak Nafa kalo lama lama “ godaku dengan tertawa
“Aku mau kok diperkosa sama kamu … amit amit diperkosa orang lain “ ujar Nafa Urbach dengan gemas dan memberikan ciuman maut ke bibirku, ciumannya sangat ganas sekali. Kami saling menghisap dibibir dengan kuat sampai kami terengah engah.
“Nggggg … kita ganti gaya deh .. kau diatas “ kataku sambil menggulingkan badan kami berdua, kini Nafa Urbach menindihku.
“Ohhh Han .. arrrgghh …. gesekannya membuatku enak banget nih “ erang Nafa Urbach sambil menekan ke dadaku untuk menaikan tubuhnya, kedua kakinya ditarik ke depan sehingga dalam posisi menuduki selakanganku, ditariknya tanganku untuk bangun, penisku serasa dibetot sangat keras, diremas remas dengan gemas, disedot sedot membuat aku menahan mataku menikmati jepitan vagina Nafa Urbach.
“Duh .. tempekmu sangat kerasa sekali Mbak Nafa “ kataku jorok
“Ih .. kamu jorok “ protes Nafa Urbach dengan memposisikan naik dikit sehingga aku bisa menggeser pantatku, kaki Nafa Urbach lalu dimajukan dan aku menaikan posisi ke duduk, ketika Nafa Urbach terangkat oleh gerakanku, gesekannya sangat hebat.
“Kamu juga jorok Mbak Nafa .. cuma bilang, aku suka kontolmu “ godaku sambil meremas buah dadanya
“Nggak mau “ ujar Nafa Urbach dengan melotot
“Kalo gitu ya dah … nggak usah diterusin “ candaku dengan cuek dan diam
Dipandangnya mataku lalu memajukan kepalanya dan menuju ke telinga kiriku
“Aku suka kontolmu, sayang .. “ ujar Nafa Urbach dengan berbisik lalu tersenyum dengan memandangku, seolah olah ingin menelanku bulat bulat.
“Kurang keras, ngapain bisik bisik “ protesku sambil menjawil punting buah dadanya dan kutarik,
“Sakit tahu … aku suka kontolmu “ teriak Nafa Urbach dengan keras dan membuatku tertawa. Nafa Urbach ikut tertawa juga.
“kau ini nakal Han .. jahil mengerjai istri orang “ kata Nafa Urbach sambil tertawa cekikikan. dan merangkulkan kedua tangannya di pundaku lalu mengelus rambutku yang pendek itu
“Lha Mbak Nafa kok mau dikerjai ?” kataku sambil meremas buah dadanya memberikan rangsangan agar mulai bergerak memompa dan menggejotku dalam posisi seperti itu.
“Tauk ah .. “ ujar Nafa Urbach dengan cuek dan mencoba menaikan pantatnya agar bisa memberikan gesekan di alat kelamin kami.
“Gimana kalo tiap hari aku ngajak Mbak Nafa bercinta ?”
“Mau donk .. tapi ya nggak bisa deh … suamiku juga punya jatah “
“Kurangi deh jatah dia .. untukku saja tuh “ godaku sambil memberikan ciuman mesra, Nafa Urbach lalu bergerak naik turun, penisku serasa digesek gesek dengan nikmat, kulihat penisku mengkilat dengan keluar masuk ke vagina Nafa Urbach, gesekan itu membuatku mengerang.
“uuuuh .. uuuuh uuhhhh .. “erangku disambut pagutan Nafa Urbach di bibirku, tanganku bergerilya di kedua buah dadanya yang kenyal dan keras itu.
Kedua kaki Nafa Urbach menjpeit pinggangku dan naik turun memberikan hajaran ke penisku yang besar itu, gesekannya sangat nikmat dan membuat kedua kakiku gemetaran
“Kau mau muncrat ya Han ?” tanya Nafa Urbach dengan nafas tersengal sengal dan bergerak terus menggenjotku
“Ntar kalo muncrat di dalam .. kau … eh Mbak Nafa hamil gimana ?” tanyaku dengan memberikan perlawanan dengan pantatku melawan genjotan Nafa Urbach dipangkuanku.
“Biarin. Oh .. enaknya .. enak sekali kontolmu “ erang Nafa Urbach dengan gemas, tubuhnya menggelinjang ke kanan kiri karena aku semakin aktif meremas remas kedua buah dada Nafa Urbach dengan keras
“Iya Mbak Nafa ,,,, aauuuuh .. betapa bahenolnya kamu Mbak Nafa .. “ pekikku sambil terus memberikan remasan pada buah dadanya, jepitan pada penisku semakin keras, penisku keluar masuk vaginanya, menusuk nusuk sampai batas terdalam lubang kemaluan Nafa Urbach.
Selepas memberikan pagutan sebentar ke bibirku, Nafa Urbach semakin liar menggenjotku, tubuhnya serasa sangat liar menghujam naik turun, hendak meluluhlantakan penisku
“Han .. kontolmu kuat banget .. “ pekiknya sambil memegang bahuku lebih erat, kedua pinggulnya meliuk liuk sangat erotis, menari nari dengan erangan birahi yang tak tertahankan. Tubuhnya semakin deras dbanjiri keringat dan bercampur dengan keringatku, kembali berpagut ke bibirku dan mencampur air liur kami, bibirnya semakin basah dengan air liur.
“Mbak Nafa .. Oh … aku suka dirimu .. arggghh.. enaknya dirimu “ erangku smabil terus menerus memberikan perlawanan
“Terus Han .. iya terus … ayo kita tuntaskan Han .. aku nggak tahan nih “ teriak Nafa Urbach dengan keras sambil mengelinjang ke kanan kiri karena aku masih saja suka meremas kedua buah dadaya bergantian
“Iya . iya Mbak Nafa “ sahutku sambil terus melawan kebinalan dan keliaran Nafa Urbach menggenjot di atas tubuhku
Kami saling memacu, memilin, memeluk semakin erat, lalu lepas lagi dan Nafa Urbach semakin lam lama semakin liar, rambutnya sangat acak acakan karena kepalana bergerak sangat liar.
“Aku mau mun …. crat Han … Han .. gi gi giii maan nnnaaa dee dee nggan kamu “ kata Nafa Urbach dengan terbata bata menahan nafas. Matanya terpejam menahan rasa sensasi birahi sangat tinggi, seklipun membuka matanya tapi hanya kelihatan warna putih saja. Bibirnya yang ranum itu sangat indah dibasahi dengan air liurnya. Rambutnya tak karuan berantakan.
“Iya aku juga mau “ ujarku sambil memberikan lumatan di bibirnya, Nafa Urbach membalas pagutanku tak kalah ganas sehingga bibir kami bertaut cukup lama sambil terus memompaku, setelah itu kami mempercepat gerakan karena Nafa Urbach mengambil inisiatip mempercepat laju pompaannya.
“Aku .. aku “ pekik Nafa Urbach ketika aku merasakan jepitan vaginanya semakin erat 2 kali lipat hendak meremas penisku, dan akupun merasakan tubuhku sangat panas, dari dada turun ke perut
“Ak ..ahhhhh .. aku ..hendak sampai, sayang “ erangku sambil terus saja melayani genjotan Nafa Urbach
beberapa detik kemudian Nafa Urbach menghujamkan pantatnya lebih keras dan dalam, dan aku memuncrat isi air maniku menembak ke rahim Nafa Urbach, detik selanjutnya Nafa Urbach menyambut orgasmeku dengan muncratkan cairan kewanitaanya pertanda mencapai orgasme yang ketiga kalinya
“Oooooooh … aku dapat … aku dapat” erang Nafa Urbach dengan kembali menghujam lebih dalam menelan penisku dan memelukku erat, tubuhnya menegang kaku dipelukanku dan aku pun juga memeluknya dan isi air maniku muncrat berkali kali ke vaginanya.
“craaaat .. craaat .. craatttttt .. craaaaatttttt “ begitu sangat banyak aku menumpahkan isi air maniku, sehingga membuat Nafa Urbach sampai terkejut
Tubuhku seakan melayang sangat ringan entah kemana. merasakan kenikmatan bercinta dengan Nafa Urbach. Tubuhku kami melemas dan ambruk ke ranjang, Nafa Urbach menindihku dan memelukku untuk menikmati sisa sisa orgasme,
“air manimu banyak sekali Han .. “ pekik Nafa Urbach
“Aku bisa muncrat banyak kalo Mbak Nafa nyebut kontol … semakin jorok semakin cepat aku muncrat “
“Idih .. alasan saja … kutunggu kontolmu besok besok ya “ ujar Nafa Urbach dengan nakal
“Bukankah malam ini aku masih memberikan kenikmatan padamu Mbak Nafa . nggak usah nunggu besok”
“Iya deh ..iya .. hajar aku ya .. awas kalo nggak mau … mumpung suamiku di luar negeri “
“Oke deh .. ntar kita make gaya doggy style ya .. “ ujarku sambil memeluknya lebih erat
“Oke .. kutunggu .. tapi aku capek nih “
“Tenang saja sayang .. “ hiburku sambil memejamkan mataku
“Sudah muncrat masih saja tegang kontolmu Han ?”
“Nggak tahu tuh .. lha sudah muncrat tempekmu saja masih menjepit keras “ candaku dengan lebih jorok mengerjainya
“Ih … jorok sekali “ pekik Nafa Urbach dengan gemas
Kudorong tubuh Nafa Urbach untuk mundur dan penisku keluar dari vagina Nafa Urbach, gesekannya membuatku seakan mau ngilu karena serasa sakit, kami saling mengerang dengan mendesis, selepas penisku lepas, menetes cairan kental warna putih, cairan air mani bercampur cairan orgasme Nafa Urbach
“Banyak banget maniku Han … “ ujar Nafa Urbach dengan berjalan menuju kamar mandi kamar itu, masuk dan mencuci kemaluannya, setelah membawa handuk dan mengelap penisku, aku lalu keluar dari ranjang dan berdiri lalu mendorong Nafa Urbach ke meja rias itu, kubungkukan badannya dan kuremas buah dadanya
“Ntar dulu .. nafsu amat sih kamu “ ujar Nafa Urbach dengan sangat genit tersenyum nakal.
Kucekal tangannya dan kuletakan di meja rias, di depannya ada cermin besar, terlihat Nafa Urbach sangat kelelahan sekali.
“Aku dah capek Han .. please .. aku ngaku kalah “ pekiknya menolak keinginanku, namun aku tak mengalah, kumajukan kakiku untuk membuka kedua kaki Nafa Urbach akan mengangkang membuat huruf V, penisku sendiri sudah kembali menegang keras. Nafa Urbach membungkuk dengan buah dadanya yang bergelantungan sangat indah, kuberikan remasan agar terangsang, bibirnya digigit dengan giginya , namun tak lama kemudian menoleh kebelakang, belum sampai penuh menoleh aku sudah menghujamkan penisku, sehingga melesak masuk separo
“Aduuuuuuuh .. bangsat kau Han … aaauhhhhhh .. enak sekali Han “ erangnya disambut dengan nafas memburu
Kuremas pantat bahenol yang menungging membuat nafsuku naik sampai ubun ubun, kusodokan lagi penisku agar masuk lebih dalam dan kutarik serta kuulangi, posisi ini membuat aku merasa akan muncrat lagi, jepitan vagina Nafa Urbach sangat erat, membetot sangat keras penisku.
Aku lali memajumundurkan penisku, sedang Nafa Urbach hanya bisa memandang ke depan cermin dan melihat dirinya meringis keenakan
“Ayo Han .. janji ya berhenti dulu nanti “
“Iya .. iya “ kataku sambil menggenjotnya dengan mantap
Tubuh Nafa Urbach sampai ikut menggelinjang karena sodokanku, bunyi pertemuan antara pantat bahenol Nafa Urbach dengan tubuhku membuat aku semakin bernafsu menuntaskan ronde ini.
Tanganku semakin nakal maju ke depan dan memberikan remasan sangat keras, tubuhnya sampai menggelinjang tangannya sampai mencekal tanganku, namun dilepas lagi karena aku menyodoknya sehingga kalo tidak dilepas akan terjerembab di atas meja cermin
Kusentakan lebih cepat pantaku maju mundur.
“Ayo Han .. aaauuuuuh .. enaaaak … enaaaak Han .. aku terus “ erang Nafa Urbach bertalu talu
“Iya .. aku mau muncrat .. “ sambung Nafa Urbach tak tahan posisi doggy stile ini
Aku semakin cepat menghujamkan penisku, sehingga tubuh Nafa Urbach terguncang guncang, buah dadanya montang manting ke sana kemari, ku elus punggungnya kurapikan rambutnya sambil terus maju mundurkan pantatku.
“Gila Han .. oh . enak “ pekik Nafa Urbach
Aku semakin cepat dan aku merasa akan muncrat
“Mbak Nafa .. Ohhhh .. aku sammmm “ ujarku terputus, Nafa Urbach semakin menjepit keras penisku karena juga akan mencapi orgasem
Kutumpahkan isi penisku dengan beberapa muncratan, tubuhku sangat letih sekali, Nafa Urbach juga mencapai orgasme bersamaan, kusangka tubuhku dengan memegang bibir meja, Nafa Urbach menahan tubuhku dengan kedua lengannya ke meja rias
“Hebat Han …. makasih Han “ ujar Nafa Urbach dengan pelan, kutarik pantatku lalu kutarik tubuhnya dan kubaringkan di ranjang. Aku pun lalu tiduran di ranjang itu, cairan menetes dari vagina Nafa Urbach, lalu aku mengocok penisku agar ngaceng lagi, setelah ngaceng kutindih Nafa Urbach dan kumasukan penisku ke dalam.
“Kita tidur yuk .. biarkan kontolku kau genggam di tempekmu “ ujarku menggulingkan badan Nafa Urbach.
“Oke Han … makasih kau memberikan pemainan seks yang keras .. sorry kalo aku marah marah tadi, tapi itu cuma pura pura “ kata Nafa Urbach dengan genit, kusodokan pantatku
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Tolong jempolnya bro :
Share