Artis Lonte Payudara Besar
Kumpulan Cerita Dewasa – Artis Lonte Payudara Besar – Lidya adalah seorang cewek artis indo yang lagi naik daun, dimana aku mendapat undangan untuk launching film pertamanya. Artis cewek itu tinggal di daerahku yang terkenal memiliki buah payudara dada yang besar dan montok. dengan pede cewek itu selalu memamerkan payudaranya ke publik. Sebab itulah aku sangat bernafsu ingin mencicipi tubuhnya yang mulus dan bahenol yang menggoda nafsu birahiku untuk bersetubuh dengannya.
Dengan relasi yang banyak aku kenal dikesempatan itu aku bisa menemui Lidya di rumahnya, dengan alasan dia ingin membuat web pribadinya, dia meminta bantuanku untuk mengoperasikan webnya sudah dua kali aku datang ke rumahnya untuk meeting di tempat umum, dan untuk ketiganya aku meeting di rumahnya yang kemudian berhasil menidurinya di atas ranjang.
Singkat cerita siang itu aku mengadakan meeting di rumahnya dan hanya dihadiri kami berdua, tanpa suami Lidya sama sekali.
“Apa saja hendak diisi .. “ tanyaku sambil menghembuskan rokokku yang hanya separo isinya.
“Apa sajalah .. profile pribadi … “
“Yang bagian dalam dalam ?” tanyaku nakal sampai tertawa.
“Ya janganlah … mosok kayak gitu diobral “ Ujar Lidya dengan tersenyum sambil membusungkan dadanya seolah ada yang gatal di punggungnya. Aku menahan nafas.
“Alamak besar sekali .. ingin aku merasakan kekenyalan buah dadanya “ batinku berteriak.
“Ya setidaknya orang kan banyak nanya berapa ukuran BH Mbak Lidya“ ujarku sambil cengengesan.
Bukan marah yang kudapat, namun aku justru dilempari bungkus rokokku.
“Sialan lo Han … “
“Seperti biasa .. saya biasa nangani web orang lain, ya kudu tahu sedikitlah profilenya, baik yang luaran maupun dalemannya “
“Hah .. “ Lidya terkejut
“Khan cuma sedikit Mbak Lidya.. kalo seluruhnya ya mana mau “ ujarku sambil menetralkan dirinya dan kembali tertawa, menyunggingkan senyum nakalnya, matanya menatapku seolah ingin menelanku.
Hari itu Lidya menggunakan pakaian yang sangat mengundang birahiku, belahan dadanya terbuka lebar, sedang roknya hanya pendek sekali sehingga kemulusan pahanya membuat aku suka kebablasan bicara, namun hal itu malah disukai Lidya. Maklum sebagai seorang janda, kebutuhan seksnya harus disalurkan atau menjadi beban dirinya. photomemek.com Sekalipun mempunyai kekasih dari Jerman, namun tidak semuanya bisa terlampiaskan. Bahkan lama lama Lidya memancingku agar lebih berani mendekatinya, ketika kami semakin akrab untuk rembukan masalah webnya.
“Lantas untuk jatah seksnya gimana Mbak Lidya?” tanyaku tanpa melihatnya dengan menulis di agendaku
“Ih .. nanya kok gitu sih … “Lidya terkejut kembali
“Lha gue sendiri juga bingung .. disuruh nulis profile khan harus nanya deh .. biar nggak salah kutip” ujarku sambil tertawa
“Nakal sih kamu ..
“Lha kalo cuma ditulis apa adanya penggemar nggak mau ngakses .. apalagi kalo artisnya terbuka mah gampang dibina dan diarahkan “ kataku sambil memandangnya
“Oke deh … minimal seminggu sekali lah .. “
“Sama siapa ?”
“Rahasialah .. itu jangan dimasukan donk .. malu aku “
“Nggak deh .. aku bisa menjaga privasi orang .. sekalipun itu selingkuhan “ kataku sambil tertawa
“Mang kamu suka selingkuh ? nikah saja belum “
“Lha kalo dikatakan gangguin istri orang nggak pas je .. yang diajak nggak merasa terganggu sih, malah senang dan puas gitu.
Lidya tertawa keras, karena saking tertawanya tangannya menyenggol gelas sehingga jatuh, kami sama sama hendak memungut pecahan gelas itu sambil posisi membungkuk, mataku tertuju pada buah dadanya yang besar itu, Lidya memandangku ketika aku melihat ke arah dadanya itu.
“Nakal sih kamu “ ujar Lidya dengan menjawil hidungku
“Andai boleh sih aku bermain disitu “ ujarku dengan berbisik
Lidya memandangku dengan mata teduh, lalu berdiri dan menarik tanganku, aku menurut saja dan digelandang ke kamarnya
Sesampai di kamar ditutupnya pintu.
“Kau boleh lihat seluruh tubuhku Han .. kau akan menyesal .. “ kata Lidya dengan membuka pakaiannya, aku berdegup dengan kencang di ranjang dalam posisi duduk. Penisku sudah ngaceng sejak masuk ke rumah Lidya.
“Aku tahu kau ngaceng sejak awal … sekarang kau buktiin kata katamu bisa menyenangkan istri orang “ tantang Lidya dengan pandangan nakal membuka BHnya. Ketika cup BH itu lepas, besar buah dadanya sangat menantang sekali.
“Benar benar bidadari Mbak Lidya ini “ gumamku disambut dengan tawa cekikikan, lalu jongkok dan meremas penisku yang tercetak jelas, aku sudah membuka baju dan kaos dalamku.
“Awwww .. sakit deh kalo masih dalam celana “
Aku langsung meremas buah dadanya yang kenyal dan besar itu
“Aww … Han … remas oh .. enaknya tanganmu “ erang Lidya dengan binal dan semakin nakal menarik celana panjangku, penisku menyembul dari celana dalamku bagian kepalanya.
“Ih .. kontolmu besar sekali Han … “ puji Lidya sambil menarik CDku dan kini penisku mengacung dengan bebasnya.
“Ntar kalo masuk ke tempekku apa muat ya ? “ujar Lidya dengan nakal meremas dan mengocok penisku.
“Masuklah .. ujarku dengan menarik tangan Lidya agar naik ke ranjang, kutindih Lidya dengan gemas dan aku memberikan ciuman bibir dengan rakus, bibir kami saling bertaut, sedang tanganku bermain di dadanya yang membusung itu. Kukulum bibir itu da kucari lidahnya, kami bermain lidah, juga saling menghisap dan bertukar air liur.
“Han .. puasi aku ya .. aku sudah lama ndak digituin” pinta Lidya dengan wajah memelas
“Aku juga menginginkan Mbak Lidya.. “ kataku kembali menyerbu ke bibirnya, pertarungan bibir kembali menghebat.
Lidya memegang kepalaku untuk mengontrol pagutannya dan aku memeluknya sehingga tindihanku semakin membuat Lidya terdesak, tanganku semakin nakal ke bawah mengelus pahanya yang mulus, membuat Lidya menggelinjang tak karuan, tanganku naik dan menarik CDnya, Lidya membantunya dan aku melirik kebawah, jembutnya sangat rapi dan sedikit lebat Pagutan demi pagutan membuat kami larut dalam permainan seks yang dashyat, Lidya semakin tenggelam dalam pelukan. filmbokepejpang.com Tangannya mengelus punggung, kemudian turun ke depan dan memegang penisku dan diarahkan ke lubangnya, kutahan tangannya dan tetap kuberikan ciuman bibir.
“Jangan dulu Mbak Lidya.. aku belum mengoralmu “ kataku dengan nafas tersengal karena permainan bibir
yang lama dan itu disukai Lidya.
“Aku nggak tahan, sayang .. Oh .. puasi aku . semprot aku dengan air manimu, sayang “ ujar Lidya dengan mesra
“Akan kupuasi kau Mbak Viviku, sayang .. “
“Kontolmu gedhe .. ayo masukin ke tempekku, sayang .. sodok tempekku sepuasmu Han “ ujar Lidya memberikan semangat.
Aku langsung mengelesot dan memandang vagina Lidya, bentuknya sangat rapat sekali karena lama tak dipakai.
“Rapat sekali, sayang .. Oh Mbak Lidya.. kalo nggak dioral nggak cukup masuk deh “ kataku sambil memberikan elusan di vaginanya dan Lidya merintih
“Terserah kamu,sayang .. “
Aku langsung menyosor ke vaginanya dan kuberikan sedotan di lubangnya membuat Lidya langsung mengerang dan menggelinjang
“Awwww ..aaaaarggg .. terus sayang … terus “ erang Lidya dengan gemas, tubuhnya menggelinjang ke kekiri dan kekanan, matanya merem melek menikmati oralku di vaginanya.
“Terus Han…. Aoooooo … aku nggak … “ erang Lidya dengan suara yang sedikit keras sehingga suaranya sangat nyaring di kamarnya.
Aku mengoral vagina Lidya dengan sangat senang sekali, akhirnya kunikmati tubuh sintal dengan buah dada besar ini, sambil mengoral dan mencoba mengerjai klitorisnya, tanganku meremas buah dadanya, Sehingga Lidya semakin menghebat dalam menggelinjang bak cacing kepanasan, tubuhnya bekeringat dengan deras dan sudah basah, bibirnya digigit gigit lalu dilepaskan lagi, tangannya menggapai gapai sprei, Aku terus saja menyedot klitoris dan menyentilnya dengan lidahku, setiap kusentil Lidya menaikan dadanya sehingga tanganku semakin mantap meremas buah dadanya, tanganku tak bisa melingkari buah dadanya.
“Oooooooooohhhhhh … ssssssstttttt ..eeeeeeenaaaaaak “ teriak Lidya dengan nyaring dan tak perduli lagi, siang yang panas itu membuat tubuhnya semakin licin berkeringat Aku terus menyedot nyedot dan Lidya semakin tak karuan bahkan terus saja menggolengkan tubuhnya, kakinya menjepit kepalaku sehingga aku tak bisa bergerak, kepalaku diremas remas bagian rambutku dan Lidya semakin keras menggelinjang tak tahan kuoral Akhirnya Lidya mencapai orgasme yang pertama, tubuhnya menegang sangat kaku saat mencapai orgasme,
Tanganku menahan pahanya agar tak menjepitku lebih keras, kepalaku lepas, dari vaginanya muncratlah cairan kewanitaannya dan muncratnya sangat deras seperti air kecing lelaki dalam posisi ngaceng.
“Hmmm . lama tak disetubuhi ya ?” tanyaku sambil tiduran di sampingnya dan kuberikan senyuman mesra.
Lidya menikmati orgasmenya, tubuhnya melemas dengan cepatnya dan kubiarkan saja dengan memandangnya, matanya masih merem, lalu pelan pelan membuka matanya, melihatku tersenyum Lidya membalasnya
“Terima kasih Han .. aku sudah lama nggak disodok sodok”
“Ntar aku puasi, lihat tuh .. penisku yang akan mengoyak vagina Mbak Lidya“ ujarku menunjuk ke penisku yang manggut-manggut.
“Tunggu sebentar, sayang … “
Kubiarkan, aku hanya diam memandangnya, tiba tiba Lidya menindihku, memberikan ciuman bibirnya yang sangat rakus sekali, lalu menduduki pingangku, tangannya diletakan diatas mulutnya dan diludahi, kemudian mundur lagi dan memegang penisku dan diolesi dengan ludahnya lalu dikocoknya.
“Gedhe banget kontolmu Han …. “ ujarnya mengarahkan penisku ke lubang kemaluan Lidya dengan gemas Aku hanya bisa tiduran dan mengelus elus buah dadanya, mili demi mili penisku mulai masuk.
“Auuuuuuuh … besar sekali .. Oooooh …. enaknya kontolmu … “ erang Lidya dengan suara mendesah
“Oh .. betapa bahagianya aku bisa menikmati tubuhmu Mbak Lidya“ kataku sambil meremas buah dadanya, rambutanya yang panjang itu semakin tak karuan. Penisku semakin tenggelam dalam lubangnya yang semakin licin dan becek itu, penisku serasa diurut urut, lubangnya sangat sempit, bagian atas vagina menggelembung seiring penisku semakin tenggelam, Lidya meringis dan memandangku dengan senyuman menggoda.
“Mbak Lidyamau tiap hari kuginiin “ tanyaku nakal.
“Mau ah .. tiap hari “ kata Lidya dengan meracau tak karuan.
Penisku tinggal beberapa centi saja, lalu dengan gemas Lidya menyentaknya sehingga kami memekik bersamaan
“Addddduuuuh … enaknya … “ pekik Lidya dengan menarik tanganku agar bisa duduk diranjang,
kuposisikan saat menggeser pantatku serasa sangat diperas dalam vaginanya
“Bisa muncrat nih “ semprotku ngawur
“Awas kalo keluar duluan .. “Lidya balik menyemprotku.
Lidya lalu naik turun mengenjotku, aku mengimbangi gerakannya, tangan Lidya dirangkulkan ke pundaku dan tangannya menyatu, gerakan buah dadanya naik turun menyetubuhiku sehingga aku semakin suka dengan buah dada besar itu, kuremas remas dan Lidya melenguh dengan keras
“Oh . enaknya .. terus Han .. ayo .. ayo .. “ kata Lidya dengan mengajakku mendayung lebih dalam.
“Iya, sayang .. oh.. ingin aku bersamamu terus Mbak Viviku “ ujarku sambil memberikan ciuman bibir, bibir kami bertaut dengan mesra, tanganku bertelapak dan meremas buah dadanya membuat Lidya menggelinjang tak karuan, penisku keluar masuk vagina Lidya, gerakan Lidya sangat bervariasi tidak hanya naik turun kadang memutar membuat penisku serasa disedot sedot dan dipilin pilin dengan hebat. Kami saling memacu, bunyi keciplak alat kelamin kami membuat kami semakin terhanyut dalam nafsu birahi.
“Oh .. sayang … enak sekali .. nik..nikmat “ kata Lidya dengan kembali melumat bibirku tangannya memegang telapak tanganku agar terus meremas remas buah dadanya yang besar itu. Gerakan Lidya semakin liar di atasku sehingga Lidya semakin binal dan tak terkontrol, wanita ini memang sudah lama tak disetubuhi, vaginanya sangat menjepit penisku dengan gemas. Lidya sangat merindukan hubungan seks karena sangat ngebet sekali.
“Kau nakal juga Han … urusan pekerjaan sampai begini “ ujar Lidya di tengah nafasnya yang kacau
“Iya .. aku akan semakin mudah menulis Mbak Lidya“
“Oh .. jangan kau tulis hubungan seks ini, sayang “
“Nggak Mbak .. aku janji “ kataku dengan terus melawan nafsu Lidya yang liar itu, tubuhnya naik turun di atasku menggenjotku. Tubuhnya semakin cepat menggenjot seolah akan merasakan orgasme.
“Han .. kau mau .. mau muncak .. ayo “ ajak Lidya dengan semakin cepat dan liar naik turun, aku mengimbangi gerakan itu dengan semakin keras meremas buah dadanya.
“Iya .. keluarkan saja “ kataku sambil terus memberikan perlawanan, tubuh Lidya semakin cepat dan vaginanya menjepit dua kali lipat penisku, kutahan orgasmeku agar tidak muncrat, Lidya menengang sangat kaku menelikung seperti busur panah.
“Aaaaaaaku …. oooooh ……….saaaaaaampaiiiiiii “ teriak Lidya dengan membusungkan dadanya dan kuremas untuk memaksimalkan orgasmenya kedua.
Lidya sampai mengejan berkali kali di atas tubuhku. Tubuhnya menegang dengan kakunya lalu kemudian lemas dalam pelukanku da, kuberikan pelukan mesra dan kuberikan elusan di pungungnya. Tubuh seksi berkeringat itu diam dalam pelukanku. kubiarkan diam saja dan aku hanya memeluknya dengan mesra. Lalu Lidya mulai bersuara.
“Terima kasih, sayang .. telah memuaskan aku .. kau memang hebat Han ..” puji Lidya dengan memberikan kecupan di bibirku.
“Iya sama sama .. “
“Kontolmu hebat, sayang .. aku suka .. ntar aku putusan saja sama pacarku “ kata Lidya dengan memohon
“Hubungan kita hanya seks, sayang .. seks dan pekerjaan .. “
“Please … aku suka kamu, sayang .. kau ganteng .. pintar dan nakal .. “ ujar Lidya dengan memegang kepalaku.
“Ah .. “ ujarku dengan memberikan senyuman mesra
“Mau ya jadi pacarku .. aku butuh pelampias seperti ini Han .. kalo nggak dipuasi aku bisa cepat marah”
“Kalo itu sih gampang … rembugan kita belum selesai .. Mbak Lidyadah ngebet minta seks sih”
“Idih .. kau nakal juga “
“Aku tahu kok Mbak Lidyapengin gini .. mancing mancing make pakaian minim mengundang nafsuku”
“Lha aku suka kamu kok .. kalo nggak digituin kamu nggak bakalan mau “
“Kalo Mbak Lidyajadi pacar gelapku sih mau saja “
“Asli deh .. aku sudah bosan sama dia … mainnya kasar banget … “
“Oh ya .. “
“Please .. jadi pacarku ya … apalagi anakku suka kamu … “ ujar Lidya dengan memandangku mesra
“Aku sudah punya pacar je … “
“Putusin deh .. apapun yang kau inginkan aka kukabulkan .. minta apa saja deh “
“Cintaku tak bisa dibeli dengan apapun kecuali dengan begini “ kataku sambil memeluknya lebih erat
“Terima kasih, sayang .. ntar kita lanjutin ya .. semprot tempekku dengan air manimu .. hamili aku, sayang”
Lidya tergolek lemas dalam pelukanku, tubuhnya mengkilat berkeringat, dari vaginanya menetes cairan orgasmenya membasahi sprei, ketika penisku kutarik cairanya menetes lagi. Rambutnya acak acakan, yang aku suka dari Lidya adalah suka ngomong jorok sekali, lebih jorok dibanding artis lain yang pernah kutiduri, Anne J Cotto atau Andi Soraya masih kalah jorok dengan Lidya ini.
“Sabar deh .. ntar aku puasi Mbak Lidya“
“Tempek ah .. kontol ah … “ ujar Lidya jorok sekali.
“Ih .. jorok banget sih “ kataku sambil memberikan elusan mesra di buah dadanya, posisiku menindih Lidya dengan penisku menancap dengan nikmat di vagina Lidya.
“Habis kalo nggak jorok nggak nikmat deh .. ntar tunggu sebentar ya, biarkan penismu yang besar ini kuurut dengan vaginaku, hmmmm .. kontolmu kujepit dalam tempekku dulu “
“Ya deh … “
“Kontolmu wajib masuk ke tempekku Han … aku suka kontolmu yang gedhe itu, kontol terbesar yang sudah masuk ke tempekku … tempekku merasa bangga dimasukan kontol besar, nanti semprot air manimu ya … aku sudah lama nggak dientot deh …”
“Iya ya .. “ sambil mulai menggoyang naik turun dengan pelan dan disambut ciuman ganas Lidya.
“Sayang, remas susuku, remas buah dadaku .. Oh .. iya .. “
Aku justru malah bermain dengan mulutku di punting buah dada Lidya yang besar itu, buah dadanya yang besar itu aku remas sebelah kiri dan sebelah kanan puntingnya aku sedot sedot seperti menyusui. Dalam mulutku kugigit punting itu dengan pelan lalu kusedot sedot sekerasku sehingga membuat Lidya menggelinjang tak karuan, kedua tangannya meremas kepalaku dengan mesra.
“Awwww .. enak Han .. sedot terus .. Oh .. aku suka akan kamu, sayang .. “ erang Lidya dengan menggelengkan kepalanya kanan kiri, sambil merem melek keenakan
Aku menikmati kuluman punting buah dada Lidya dengan nikmat, gantian punting sebelah kiri aku kerjai dan buah dada sebelah kanan aku gantian remas remas, buah dadanya yang kenyal dan mengeras itu sangat membuatku puas sekali.
Belahan buah dadanya merupakan tempat yang nikmat, kujilati buah dadanya sebelah kiri, kemudian menuju ke belahan itu dan aku menjilati dengan menelan keringatnya. Kemudian naik menuju ke leher Lidya itu. Sesampai di depan bibirnya aku langsung melumat habis bibirnya yang seksi itu. Lidya sampai megap megap melawan serbuah bibirku, lidahku menyapu langit langit dalam mulut Lidya, Lidya tak kuat melawan ciuman bibirku, sehingga menarik kepalaku.
“huuuuuaaaah .. brenti han .. aku .. aku .. nggak kuat “ kata Lidya mencegahku melumat bibirnya, namun aku tetap saja kembali menyerbu bibirnya sehingga mau tak mau Lidya melayaninya, aku mulai menarik turunkan pantatku dengan pelan, Lidya mengikutiku sehingga alat kelamin kami beradu lagi, gesekan penisku di dinding vaginanya semakin mudah untuk memporakporandakan vagina Lidya. Tanganku kembali meremas dengan keras buah dada yang mengeras itu. Deru nafas tak beraturan memenuhi kami.
Lidya sangat kepayahan melawan lumatan bibirku, kepalaku ditariknya dibenamkan di leher sebelah kiri dan aku terus memacunya naik turun, kadang memutar pantatku dengan gemas, aku semakin cepat menggenjot tubuh basah keringat Lidya itu dengan nikmat.
“Han .. aaaaaaaaauhhhhh .. enaknya kontolmu .. auh ..auh … terus .. “ erang Lidya dengan garang, tubuhnya menggelinjang bak cacing kepanasan.
“Aku nggak tahan Han … aaaaaaaaooooooooooooh …. “ erang Lidya kembali, penisku serasa kembali dijepit dengan sangat keras.
“Keluarkan Mbak Lidya.. keluarkan lonteku … “
“Iya, sayang .. aku memang lonte .. aku lontemu “ teriak Lidya semakin jorok Aku tersenyum dan kembali menggenjotnya dengan lebih cepat naik turun, belum ada 3 menit Lidya kembali mengerang
“Akuuuu .. mau … sam … paaaaii .. Oh .. lontemu .. Oh .. aku lontemu .. “ teriak Lidya
Aku memberikan remas pada buah dadanya dan melumat habis bibirnya, pantatku semakin cepat menyodoknya memek Lidya hingga memuncratkan lahar asmaranya membasahi penisku kembali dengan cairan orgasmenya. Tubuhnya berkelonjotan, memelukku dengan lemas dan akhirnya diam tak berkutik.
Diam sekitar 5 menit kemudian mengelus elus punggungku dan aku dibisikinya.
“Aku memang lonte, sayang .. cuma bagimu Han .. kau boleh sebut aku apa saja” kata Lidya mesra.
“Aneh saja kau Mbak “
“Biar .. asal kau wajib menggauliku Han .. wajib hukumnya ya … berarapun minta duit akan kuberi Han’ kata Lidya dengan sombong
“Enak juga nyebut Mbak Lidya dengan lonte”
“Iya … aku memang lontemu Han … aku adalah WTSmu … kau boleh pakai aku kapan saja”
“Hmmm .. kau sangat binal dan nakal Mbak Lidya… genit sekalian “
“Kapan kau keluar Han ? aku capek deh … kontolmu benar benar kuat “
“Ntar juga muncrat .. sabar deh .. sabar lonteku .. sabar WTSku .. aku suka buah dadamu yang besar ini” ujarku sambil meremasnya
“Auuuuuuuuh .. pelan sayang … “ pekik Lidya dengan genit dan nakal serta binal, kedua kakinya menjepit pinggangku Kugulingkan tubuh Lidya itu, dan kini Lidya menindihku, gesekan saat berputar membuat Lidya memekik keras
“Saaaaaaakit …….. waduh ..waduh . penismu … kontolmu benar benar galak nih “ pekik Lidya dengan memberikan ciuman mesra namun cuma sebentar ketika kupegang bagian kepalanya agar tidak menghentikan ciumannya menolak sehingga lepas dari bibirku.
“Sayang .. aku nggak kuat akan lumatanmu .. please .. aku kalah “
“Haaahhahha .. “ aku tertawa
“Sekarang keluar manimu .. atau aku akan mengocok kontolmu dengan tanganku agar muncrat”
“Jangan ah .. aku ingin menyemprot vaginamu “ kataku dengan mesra
“Tempek, sayang .. sebut dengan tempek dan adikmu dengan nama kontol … “ ujar Lidya dengan tertawa.
Lidya kembali menggoyang di atasku, dengan menduduki selakanganku, Lidya dengan sangat garang melakukan gerakan menggoyang dengan keras dan berpegangan pada kedua dengkulku, Lidya memacu dengan memaksa agar aku muncrat, kakinya dirapatkan sehingga penisku serasa diurut dengan sangat hebat, aku serasa nggak tahan, tanganku menggapai gapai buah dada Lidya namun tak sampai, sehingga Lidya memegang tanganku dan memajukan dadanya, Lidya membantu aku meremas buah dadanya, buah dadanya semakin kenyal dan keras, Lidya naik turun dengan sangat cepat.
“Ayo ..sayang .. lontemu juga mau muncrat lagi” kata Lidya dengan jorok.
“Iya .. lonteku sayang … “ kataku mengiyakan sebutan Lidya dengan lonte.
Ya dia memang lonte, suka pamer aurat sembarangan. Lonte dengan balutan selebriti. Kini lonte bernama Lidya berada di atas tubuhku, menggenjotku dengan sangat liar akan aku menyemprotkan air maniku.
“Aku nggak tahan Mbak ………..awwwwwww .. aku menggelengkan kepalaku “
“Keluarkan,sayang .. aku juga .. kleuar bareng yuk “
Kami kembali saling mengimbangi gerakan sehingga penisku semakin tak kuat menahan desakan, sehinggatak lama kemudian aku muncrat, penisku memuncratkan lahar isinya dengan menembak ke rahim Lidya. Lebih dari lima kali penisku menyemburka isinya dan disambut dengan cairan orgasme Lidya, tubuh Lidya ambruk dalam pelukanku. Penisku serasa kempes, namun belum benar benar layu, setengah ngaceng dalam vagina Lidya, kami diam lama sekali, malah tertidur di sore hari itu.
Setengah jam kemudian Lidya membangunkan aku.
“Jam berapa ?” tanyaku
“Masih jam 4,sayang … bobok sini ya .. keloni aku “ pinta Lidya
“Boleh .. kita ntar main lagi ya” kataku dengan tersenyum
“Ih … kau benar benar hebat .. aku kalah deh .. ntar malam lagi .. janji ya di rumah ini nggak boleh makai pakaian, kalo mau makan kudu telanjang, jika kau ingin menyodokku lakukan saja “ kata Lidya dengan mesra.
“Baik .. “
“Hmmm … soal bayaran bikin web ntar aku atur .. kuberi bonus deh .. tapi kau kudu janji ya .. kalo aku butuh kamu harus datang .. “
“Mbak .. kenal sama Febbiola kagak ?” tanyaku.
“Kenal .. mang kenapa ? mau nyoba kesintalan dia ?” tanya Lidya dengan tertawa.
“Iya deh .. “
“Nggak boleh .. kau adalah milikku .. dan aku milikmu .. “
“Kau lonteku tak berhak ngatur “ kataku dengan nakal.
“Jadiin aku pacarmu deh “ pintanya dengan mengelus kepalaku.
“Beri dulu Febbiola .. aku ingin ngentoti dia “ kataku memberikan pilihan.
“Ih .. sulit menyakinkan dia deh .. gimana kalo Emma Waroka saja?“ Lidya memberikan pilihan.
“Aku mau tapi aku hanya bisa memberi lampu hijau kau jadi pacarku ..”
“Kok gitu sih “
“Sementara urusan kita seks dan pekerjaan, kau boleh panggil aku kapan saja menyetubuhimu, dan kau sebagai lonteku kalo aku butuh kudu siap”
“Adil .. “ kata Lidya dengan singkat. Tamat,,,,,,,,,,,,,