TANTE YOLLA
| Perkenalkan namaku Sakti, umurku saat ini 18 tahun, aku masih sekolah di SMA swasta
dkotaku. Diumurku yang sudah bisa dibilang remaja ini, aku jarang mendapatkan perhatian
dan kasih sayang dari kedua orang tuaku, sebab orang tuak sibuk dengan pekerjaanya
sendiri, dan bahkan sering meninggalkanku kalau sedang keluar kota. Namun aku tidak
dibiarkan diruma sendirian, aku dititipkan ditempat teman-teman ibuku yang sebagian aku
kenal sejak aku kecil. Kesepianku membuat aku semakin bebas dan sekarang aku sudah
mengenal yang namanya berhubungan Sex. Namun orang tuaku tidak mengetahuinya sebab
kesibukanya. Aku menikmati hidupku dngan limpahan harta yang banyak dari orang tuaku.
Naaah dari sekian banyak teman mamahku, ada satu yang menarik perhatianku, namanya ante
Yolla. Umurnya belum terlalu tua maih sekitaran 39 tahuanan, namun tubuh tante Yolla sanga
terawat sehingga tubuh tante masih seksi dan tentunya sangat bahenol untuk wanita
seumurannya. Ketika kedua ortuku pergi aku tidak pernah dititipkan ketempat tante Yolla,
amun kali ini ketika mamahku mau menitipkan aku ditempat tante Yuni, aku menolaknya dan
aku memilih tante Yolla. Dengan tanpa rasa curiga mamahku pun menuruti kemauanku. Aku pun
bersemangat dengan persetujuan mamahku. Dan bergegaaslah aku dan papah mamahku menju rumah
tante Yolla.
Setelah tak lama perjalanan akhirnya sampai juga dirumah tante Yolla. Dan kami pu disambut
tante Yolla dengan sagat ramah dan baik sekali. Dan saat itulah aku tak salah memilih
degan melihat penampilan tante Yolla yang super HOT. Dengan baju terusan berwarna merah
diatas lutut dan sangat ketat sekali membuat tante Yolla keliatan sangat cantik dan sangat
mempesona. Kemudian kami pun dipersilahkan masuk oleh tante Yolla,dan setelah memasrahkan
aku kepada tante Yolla akhirnya papah dan mamahku pergi meninggalkanku. Dan sekarang
tinggallahaku berdua dengan tane femi, sebab anak-anak tante Yolla beraa diluar negri
bersama suami tante Yolla.
Setelah papah mamahku pergi kemudian tante Yolla mendekatiku dan “Kau biasa aja kalau
disini ya Sak, angga seperti rumah sendiri” ucap tante Yolla. “Iyha tante” jawabku sambil
melihat bentuk tubuh tante Yolla yang sangat semok dan bahenol sekali itu. Emudian aku
diajak masuk tante Yolla dan tante Yolla menunjukkan kamar yang sementara aku tinggali.
Saat tante meningalkanku dikamar, aku langsung berfantasi dengan mengocok penisku sendiri
sambil membayangkan tante Yolla telanjang. Sampai beberapa saat ketka aku hampir keluar,
tante Yolla nyelonong masuk dalam kamarku dn melihatku sedang mengocok penisku sendiri.
Aku pun yang kaget dengan kedatangan tante Yolla langsung menutupi penisku dengan tanganku
saja, tapi masih ada sebagian peniskuyang pasti isa dilihat oleh tante Yolla.
Dan tante Yolla pun menegurku “Kamu ngapain itu Sak??” tanya tante Yolla. “Gak ngapa-
ngapin kok tante” jawabku dengan malu. “Lha erus itu kenapa kamu pegang penism sendiri,
pasti kamu lagi onani kan??? Kamu bayangin apa hayoo” ujar tante Yolla. Namun aku hanya
bisa diam dan tak bisa menjawab dengan wajahku yang sudah memera karena malu sama tante
Yolla. Dan “Tidak usah malu sama Tante, itu hal biasa untuk anak anak mainin burung nya
sendiri” ujarnya. Diriku tetap tidak berani berkutik dari tempat tidur karena sangat malu.
Tante Yolla lalu menambah, “Kamu terusin saja mainnya, Tante hanya mau membersihkan kamar
kamu saja, kok”. “Tidak apa-apa kan kalau Tante turut melihat Penismu, sembari melirik
menggoda, dia kembali berkata “Kalau kamu mau, Tante bisa tulungin kamu, Tante mengerti
kok dengan Penismu Sakti, tambahnya sembari mendekatiku. “Tapi kamu tidak boleh bilang
siapa siapa yah, ini akan menjadi rahasia kita berdua saja”. Diriku tetap tidak dapat
menjawab apa apa, hanya mengangguk kecil walaupun Diriku tidak begitu mengerti apa
maksudnya. Tante Yolla pergi kekamar mandi mengambil Baby Oil dan segera kembali
kekamarku. Lalu dia berlutut dihadapan ku. Bantalku diangkat per-lahan lahan , dan saking
takutnya kemaluan ku segera mengecil dan segera ku tutupi dengan kedua telapak tangan ku.
“Kemari dong, kasih Tante lihat Penismu, Tante janji akan ber-hatihati deh”, katanya
sembari membujukku. Tangan ku dibuka dan mata Tante Yolla mulai turun kebawah kearah
selangkanganku dan memperhatikan kemaluan ku yang mengecil dengan teliti.
Dengan per-lahan lahan dia memegang kemaluan ku dengan kedua jarinya dan menuruni
kepalanya, dengan tangan yang satu lagi dia meneteskan Baby Oil itu dikelapa kemaluan ku,
senyumnya tidak pernah melepaskan wajahnya yang cantik. “Tante pakein ini supaya rada
licin, kamu pasti suka deh” katanya sembari mengedipkan sebelah matanya. Malunya setengah
mati, belum ada orang yang pernah melihat kemaluan ku, apa lagi memegangnya. Hatiku
berdebar dengan kencang dan wajahku merah karena malu. Tapi sentuhan tangannya terasa
halus dan hangat. “Jangan Sakti, kamu rebahan saja”, ujarnya membujuk ku. Setelah sedikit
tenang mendengar suaranya yang halus dan memastikan, Diriku mulai dapat menikmati elusan
tangannya yang lembut. Tangannya sangat mahir memainkan kemaluanku, setiap sentuhannya
membuat kemaluan ku bergetar dengan kenikmatan dan jauh lebih enak dari sentuhan tanganku
sendiri. “Lihat itu sudah mulai membesar kembali”, kemudian Tante Yolla melumuri Baby Oil
itu keseluruh batang kemaluan ku yang mulai menegang dan kedua bijinya. Kemudian Tante
Yolla mulai mengocokin kemaluan ku digenggamannya per-lahan2 sambil membuka lebar kedua
pahaku dan mengusapi biji ku yang mulai panas membara. Kemaluan ku terasa kencang sekali,
berdiri tegak seenaknya dihadapan muka Tante Yolla yang cantik. Perlahan Tante Yolla
mendekati mukanya kearah selangkangan ku, seperti sedang mempelajarinya.
Terasa napasnya yang hangat berhembus dipaha dan dibijiku dengan halus. Diriku hampir
tidak bisa percaya, Tante Yolla yang baru saja ku khayalkan, sekarang sedang berjongkok
diantara selangkanganku. Setelah kira kira lima menit kemudian, Diriku tidak dapat menahan
rasa geli dari godaan jari jari tangannya. Pinggulku tidak bisa berdiam tenang saja
diranjang dan mulai mengikuti setiap irama kocokan tangan Tante Yolla yang licin dan
berminyak. Belum pernah Diriku merasa seperti begitu, semua kenikmatan duniawi ini seperti
berpusat tepat di-tengah tengah selangkanganku. Mendadak Tante Yolla kembali berkata ” Ini
pasti kamu sudah hampir keluar, dari pada nanti kotorin ranjang Tante hisap saja yah”.
Diriku tidak mengerti apa yang dia maksud. Dengan tiba tiba Tante Yolla mengeluarkan
lidahnya dan menjilat kepala kemaluan ku lalu menyusupinya perlahan kedalam mulutnya.
Hampir saja Diriku melompat dari atas ranjang. Karena bingung dan kaget, Diriku tidak tahu
harus membikin apa, kecuali menekan pantatku keras kedalam ranjang. Tangannya segera
disusupkan kebawah pinggulku dan mengangkatnya dengan perlahan dari atas ranjang.
Kemaluanku terangkat tinggi seperti hendak diperagakan dihadapan mukanya. Kembali lidahnya
menjilat kepala kemaluan ku dengan halus, sembari me-nyedot kedalam mulutnya. Bibirnya
merah merekah tampak sangat seksi menutupi seluruh kemaluan ku. Mulut dan lidahnya terasa
sangat hangat dan basah. Lidahnya dipermainkan dengan sangat mahir. Matanya tetap
memandang mataku seperti untuk meyakinkanku. Tangannya kembali menggenggam kedua bijiku.
Kepalanya tampak turun naik disepanjang kemaluan ku, Diriku berasa geli setengah mati. Ini
jauh lebih nikmat daripada memakai tangannya.
Sekali kali Tante Yolla juga menghisap kedua bijiku bergantian dengan gigitan kecil. Dan
perlahan turun kebawah menjilat lubang pantatku dan membuat lingkaran kecil dengan ujung
lidahnya yang terasa sangat liar dan hangat. Diriku hanya dapat berpegangan erat kebantal
ku, sembari mencoba menahan rintihanku. Kudekap mukaku dengan bantal, setiap sedotan
kurasa seperti yang Diriku hendak menjerit. Napasku tidak dapat diatur lagi, pinggulku
menegang, kepalaku mulai pening dari kenikmatan yang berkonsentrasi tepat diantara
selangkanganku. Mendadak kurasa kemaluan ku seperti akan meledak. Karena rasa takut dan
panik, kutarik pinggulku kebelakang. Dengan seketika, kemaluan ku seperti mempunyai hidup
sendiri, berdenyut dan menyemprot cairan putih yang lengket dan hangat kemuka dan kerambut
Tante Yolla. Seluruh badanku bergetar dari kenikmatan yang tidak pernah kualami
sebelumnya. Diriku tidak sanggup untuk menahan kejadian ini. Diriku merasa telah berbuat
sesuatu kesalahan yang sangat besar. Dengan napas yang ter-engah engah, Diriku meminta
maaf kepada Tante Yolla atas kejadian tersebut dan tidak berani untuk menatap wajahnya.
Tetapi Tante Yolla hanya tersenyum lebar, dan berkata “Tidak apa apa kok, ini memang harus
begini”, kembali dia menjilati cairan lengket itu yang mulai meleleh dari ujung bibirnya
dan kembali menjilati semua sisa cairan itu dari kemaluan ku sehingga bersih. “Tante suka
kok, rasanya sedap”, tambahnya. Dengan penuh pengertian Tante Yolla menerangkan bahwa
cairan itu adalah air mani dan itu wajar untuk dikeluarkan sekali kali.
Kemudian dengan penuh kehalusan dia membersihkanku dengan handuk kecil basah dan mencium
ku dengan lembut dikeningku. Setelah semuanya mulai mereda, dengan malu mlu Diriku
bertanya “Apakah perempuan juga melakukan hal seperti ini?”. Tante Yolla menjawab “Yah,
kadang2 kita orang perempuan juga melakukan itu, tapi caranya agak berbeda”. Dan Tante
Yolla berkata yang kalau Diriku mau, dia dapat menunjukkannya. Tentu saja Diriku bilang
yang Diriku mau menyaksikannya. Jari jari tangan Tante Yolla yang lentik dengan perlahan
mulai membuka kancing2 bajunya, memperagakan tubuhnya yang putih. Waktu kutangnya dibuka
buah dadanya melejit keluar dan tampak besar membusung dibandingkan dengan perutnya yang
mengecil ramping. Kedua buah dadanya bergelayutan dan bergoyang dengan indah. Dengan halus
Tante Yolla memegang kedua tanganku dan meletakannya diatas buah dadanya. Rasanya empuk,
kejal dan halus sekali, ujungnya agak keras. Putingnya warna coklat tua dan agak besar.
Tante Yolla memintaku untuk menyentuhnya. Karena belum ada pengalaman apa2, Diriku pencet2
saja dengan kasar. Tante Yolla kembali tersenyum dan mengajariku untuk mengelusnya per-
lahan2. Putingnya agak sensitif, jadi kita harus lebih perlahan disana, katanya. Tanganku
mulai me-raba2 tubuh Tante Yolla yang putih bersih itu. Kulitnya terasa sangat halus dan
panas membara dibawah telapak tanganku. Napasnya memburu setiap kusentuh bagian yang
tertentu.
Diriku mulai mempelajari tempat yang disukainya. Tidak lama kemudian Tante Yolla memintaku
untuk menciumi tubuhnya. Ketika Diriku mulai menghisap dan menjilat kedua buah dadanya,
putingnya terasa mengeras didalam mulutku. Napasnya semakin men-deru deru, membuat buah
dadanya turun naik bergoyang dengan irama. Lidahku mulai menjilati seluruh buah dadanya
sampai keduanya berkilat dengan air liurku Mukanya tampak gemilang dengan penuh gairah.
Bibirnya yang merah merekah digigit seperti sedang menahan sakit. Roknya yang seksi dan
ketat mulai tersibak dan kedua lututnya mulai melebar perlahan. Pahanya yang putih seperti
susu mulai terbuka menantang dengan gairah dihadapanku. Tante Yolla tidak berhenti meng-
elus elus dan memeluki tubuhku yang masih telanjang dengan kencang. Tangannya menuntun
kepalaku kebawah kearah perutnya.
Semakin kebawah ciumanku, semakin terbuka kedua pahanya, roknya tergulung keatas. Diriku
mulai dapat melihat pangkal paha atasnya dan terlihat sedikit bulu yang hitam halus
mengintip dari celah celana dalamnya. Mataku tidak dapat melepaskan pemandangan yang
sangat indah itu. Kemudian Tante Yolla berdiri tegak dihadapanku dengan perlahan Tante
Yolla mulai membuka kancing roknya satu persatu dan membiarkan roknya terjatuh dilantai.
Tante Yolla berdiri dihadapanku seperti seorang putri khayalan dengan hanya memakai celana
dalamnya yang putih, kecil, tipis dan sexy. Tangannya ditaruh dipingulnya yang putih dan
tampak serasi dengan kedua buah dadanya diperagakannya dihadapanku. Pantatnya yang hanya
sedikit tertutup dengan celana dalam seksi itu bercuat menungging kebelakang.
Tidak kusangka yang seorang wanita dapat terlihat begitu indah dan menggiurkan. Diriku
sangat terpesona memandang wajah dan keindahan tubuhnya yang bercahaya dan penuh gairah.
Tante Yolla menerangkan yang bagian tubuh bawahnya juga harus dimainkan. Sambil merebahkan
dirinya diranjangku, Tante Yolla memintaku untuk menikmati bagiannya yang terlarang.
Diriku mulai me-raba raba pahanya yang putih dan celana dalamnya yang agak demak dan
bernoda. Pertama tama tanganku agak bergemetar, basah dari keringat dingin, tetapi melihat
Tante Yolla sungguh sungguh menikmati semua perbuatanku dan matanya juga mulai menutup
sayu, napasnya semakin mengencang. Diriku semakin berani dan lancang merabanya. Kadang2
jariku kususupkan kedalam celana dalamnya menyentuh bulunya yang lembut. Celana dalamnya
semakin membasah, noda dibawah celana dalamnya semakin membesar. Pingulnya terangkat
tinggi dari atas ranjang. Kedua pahanya semakin melebar dan kemaluannya tercetak jelas
dari celana dalam nya yang sangat tipis itu.
Setelah beberapa lama Tante Yolla dengan merintih memintaku untuk membuka celana
dalamnya. Pinggulnya diangkat sedikit supaya Diriku dapat menurunkan celana dalamnya
kebawah. Tante Yolla berbaring diatas ranjang tanpa sehelai benangpun yang menutupi
tubuhnya. Disitu untuk pertama kali Diriku dapat menyaksikan kemaluan seorang wanita dari
jarak yang dekat dan bukan hanya dari majalah. Bulu2 diatas kemaluannya itu tampak hitam
lembut, tumbuh dengan halus dan rapi dicukur, sekitar kemaluannya telah dicukur hingga
bersih membuat lekuk kemaluannya tampak dari depan. Tante Yolla membuka selangkangannya
dengan lebar dan menyodorkan kewanitaannya kepadaku tanpa sedikit rasa malu. Sembari
bangkit duduk ditepi ranjang, Tante Yolla meminta Diriku untuk berjongkok diantara kedua
pahanya untuk memperhatikan Vagina nya dari jarak dekat. Dengan penuh gairah kedua jarinya
mengungkap bibir kemaluannya yang rada tebal dan ke-hitam2an dan memperagakan kepadaku
lubang Vagina nya yang basah dan berwarna merah muda.
Dengan nada yang ramah, photomemek.com Tante Yolla menggunakan jari tangannya sendiri dengan halus,
menerangkan kepadaku satu persatu seluruh bagian tubuh bawahnya. Tempat2 dan cara2nya
untuk menyenangkan seorang wanita. Kemudian Tante Yolla mulai menggunakan jari tangan ku
untuk di-raba2kan kebagian tubuh bawahnya. Rasanya sangat hangat, lengket dan basah.
Klitorisnya semakin membesar ketika Diriku menyentuhnya. Aroma dari Vagina nya mulai
memenuhi udara dikamarku, aromanya menyenangkan dan berbau bersih. Dari dalam lubang
Vagina nya per-lahan lahan keluar cairan lengket berwarna putih dan kental dan mulai
melumuri semua permukaan lubang Vagina nya. Mengingat apa yang dia sudah lakukan dengan
air maniku, Diriku kembali bertanya “Boleh ngga saya mencicipi air mani Tante?” Tante
Yolla hanya mengangguk kecil dan tersenyum.
Perlahan Diriku mulai menjilati pahanya yang putih dan sekitar lubang Vagina Tante Yolla
yang merah dan lembut. Cairan nya mulai mengalir keluar dengan deras dari
keselangkangannya. Lidahku menangkap tetesan itu dan mengikuti aliran cairan itu sampai
balik keasal lubangnya. Rasanya rada keasinan dengan berbau sangat khas, tidak seperti
kata orang2, Tante Yolla cairan sangat bersih dan tidak berbau amis. Begitu pertama Diriku
mencicipi alat kelamin Tante Yolla, Diriku tahu yang Diriku dapat menjilatinya terus2an,
karena Diriku sangat menyukai rasanya. Tante Yolla mendadak menjerit kecil ketika lidahku
menyentuh klitorisnya. Diriku tersentak takut karena mungkin Diriku telah membuatnya
sakit.
Tetapi Tante Yolla kembali menjelaskan bahwa itu hal biasa kalau seseorang mengerang waktu
merasa enak. Semakin lama, Diriku semakin berani untuk menjilati dan menghisapi semua
lubang Vagina dan klitoris nya. Pinggulnya diangkat naik tinggi. Tangannya tidak berhenti
memeras buah dadanya sendiri, cengkramannya semakin menguat. Napasnya sudah tidak
beraturan lagi. Kepalanya terbanting kekanan dan kekiri. Pinggul dan pahanya kadang kadang
mengejang kuat, berputar dengan liar. Kepalaku terkadang tergoncang keras oleh dorongan
dari kedua pahanya. Tangannya mulai menjambak rambutku dan menekan kepalDiriku erat kearah
selangkangannya. Dari bibirnya yang mungil itu keluar desah dan rintihan memanggil
namDiriku, seperti irama ditelingaku. Keringatnya mulai keluar dari setiap pori2 tubuhnya
membuat kulitnya tampak bergemilang dibawah cahaya lampu. Matanya sudah tidak memandangku
lagi, tapi tertutup rapat oleh bulu mata yang panjang dan lentik. Sembari merintih Tante
Yolla memintaku untuk me-nyodok2kan lidahku kedalam lubang Vaginanya dan mempercepat
iramaku. Seluruh mukaku basah tertutup oleh cairan yang bergairah itu. Kemudian Tante
Yolla memintaku untuk berbalik supaya dia juga dapat menghisap kemaluan ku bersamaan.
Setelah melumuri kedua buah dadanya yang busung itu dengan Baby Oil, Tante Yolla meng-
gosok2kan dan menghimpit kemaluan ku yang sudah keras kembali diantara buah dadanya, dan
menghisapinya bergantian.
Kemudian Tante Yolla memintaku untuk lebih berkonsentrasi di klitorisnya dan menyarankanku
untuk memasuki jariku kelubang Vaginanya. Dengan penuh gairah Diriku pertama kalinya
merasakan bahwa kelamin wanita itu dapat berasa begitu panas dan basah. Otot Vaginanya
yang terlatih terasa berdekup memijiti jari tanganku perlahan. Bibir dan lubang vagina
Yollanimnya tampak merekah, berkilat dan semakin memerah. Klitorisnya bercahaya dan
membesar seperti ingin meledak. Setelah tidak beberapa lama, Tante Yolla memintDiriku
untuk memasuki satu jariku kedalam lubang pantatnya yang ketat. Dengan bersamaan waktu,
Tante Yolla juga masuki satu jarinya pula kedalam lubang pantatku. Tangannya dipercepat
mengocok kemaluan ku. Pahanya mendekap kepalaku dengan keras. Pinggulnya mengejang keras.
Terasa dilidahku urat2 sekitar dinding Vaginanya berkontraksi keras ketika dia keluar.
Diriku menjerit keras ber-sama2 Tante Yolla sembari memeluknya dengan erat, kita berdua
keluar hampir bersamaan. Kali ini Tante Yolla menghisap habis semua air maniku dan terus
menghisapi kemaluan ku sampai kering.
Setelah itu kita berbaring telanjang terengah mengambil napas. Badannya yang berkeringat
dan melemah, terasa sangat hangat memeluki tubuh ku dari belakang, tangannya tetap
menghangati dan mengenggam kemaluanku yang mengecil. Aroma dari yang baru saja kita
lakukan masih tetap memenuhi udara kamarku. Wajahnya tampak gemilang bercahaya menunjukan
kepuasan, senyumnya kembali menghiasi wajahnya yang terlihat lelah. Lalu kita jatuh
tertidur berduaan dengan angin yang sejuk meniup dari jendela yang terbuka. Setelah bangun
tidur, kita mandi bersama. Waktu berpakaian Tante Yolla menciumku dibibir dengan lembut
dan berjanji yang nanti malam dia akan mengajari bagaimana caranya bila kejantananku
dimasuki kedalam kewanitaannya. Sejak hari itu, selama satu minggu penuh, setiap malam
Diriku tidur dikamar tamu bersama Tante Yolla dan mendapat pelajaran yang baru setiap
malam.
Tetapi setelah kejadian itu, kita tidak pernah mendapat kesempatan kembali untuk
melanjutkan hubungan kami. Hanya ada peristiwa sekali, waktu orangtuaku mengadakan pesta
dirumah, Tante Yolla datang bersama suaminya. Didapur, waktu tidak ada orang lain yang
melihat, Tante Yolla menciumku dipipi sembari meraba kemaluan ku, tersenyum dan berbisik
“Jangan lupa dengan rahasia kita Sakti. Semenjak kejadian itu Diriku selalu ingat wajah
cantik tante Yolla ingin rasanya kejadian seperti itu terulang di lain waktu lagi.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,