Tabir Cinta Dua Dunia
| “Whussshhhhh… whussssshhhhhh… whusssshhhhh, swosssshhhhhhh…” suara angin kencang berlari di depan sebuah rumah tua. Suasana hening untuk beberapa sesaat yang kemudian dilanjutkan dengan suara angin kencang yang kembali terdengar, tidak berapa lama terlihat sinar lampu yang menyala redup dari balik jendela, nyala, padam, nyala lagi, padam lagi dan akhirnya padam ngak nyala lagi, siapakah gerangan yang memainkan lampu di rumah yang tidak berpenghuni itu??
“Kreketttt… Krekettttt…..krekettt…” terdengar suara daun pintu berkreketan, entah siapa yang membuka pintu rumah itu? “Auuuuuuuuuuunnnngggggg….”, terdengar lolongan seekor anjing, matanya memandang tajam pada satu titik, binatang itu menggeram kemudian kembali melolong keras, rintik-rintik hujan gerimis kecil menambah seram suasana di sekitar rumah itu.
***************************
Beberapa tahun kemudian,
Di sebuah kompleks perumahan, di lokasi yang sama, seorang satpam mengendap-ngendap mengikuti seseorang yang berkelebat mencurigakan, dengan senjata pentungan di tangan kanan dan segenggam keberanian di tangan kiri, si satpam langsung mencegat orang itu. Wahai, aduhai…!! pak satpam terpesona dengan kecantikan wajah gadis itu, ia cengar-cengir mesum dan berbasa-basi.
“Maaf Nonnn, boleh saya lihat KTP-nya….”
“nnnnnnnnnggaaaakkk puuunyyyaaaa baaaaaaannnggggg….”
“non pilek yaaa, koq suaranya aneh gitu sih…??”
“ennnnngggaaakkkk bannnnnnngggg,,, saya ngakkk pileeekkkk…”
Pak satpam mengernyitkan keningnya, suara gadis itu terdengar aneh, mirip seperti suara yang terdengar dari dalam sumur dan datar tanpa irama, perhatian pak satpam tertuju pada belahan dada yang sedikit tersibak. Sesuatu menonjol di balik baju kemeja berwarna biru muda yang dikenakan oleh gadis itu. Dua buah kancing atas baju gadis itu terlepas dari tempatnya menampakkan sembulan buah dada yang ranum menggiurkan.
“Non baru pindah ya?? perasaan saya ngagak pernah liat”
“enggakkkk bang…sayaaaa, sudahhh lama tinggal disiniiiiii”
“Sudah lama ?? berapa lama non ?? “
“nggaaaaaaaaaak tahuuuuuuu bannngggg….”
“E-ehhh, jatuhhhh…”
Di kegelapan malam sesuatu terjatuh dari tangan gadis itu, dengan sigap Pak satpam memungut sebuah benda. Sambil menunduk matanya tak lepas dari sepasang kaki gadis itu yang jenjang.
“kalau bawa barang bawaan harus ati-ati nonn, kan sayang kalau sampe russ.. russs russsshuuukkhhh, HO-OH ?? WHUAAAWWW! Mamihhhhhh..!!”
Pak Satpam melotot dan melemparkan tangan itu, tanpa permisi Pak Satpam berjogging ria ditengah malam. Sebuah tawa mengikik dari arah belakang membuat lari pria separuh baya itu semakin kencang.
***********************
Siang hari di kantor persatpam-an.
“Lhooo, kenapa ini Pak Asep? koq tiba-tiba begini?”
“Anuuu…, ituuu, ithuuu, sini dehh saya bisikin….”
“Hahhh?? yang bener!?”
“Bener Pak, sumpahhh, saya nggak bohong….!!.”
“Ahh mungkin itu cuma halusinasi, non sense.., omong kosong….”
“Aduhh Pakkk, tolonggggg, saya minta dipindahtugaskan, kalau enggak saya lebih baik berhenti saja”
“ya sudahh, nanti saya aturin…“
“terima kasih pakk, terimakasih….”
——
Seorang satpam cunihin digantikan oleh seorang satpam bertubuh kurus kering dan tinggi. Dengan ramah si kurus menyapa warga yang melintas di hadapannya, ia berlari kecil menolong seorang ibu tua yang berjalan tertatih-tatih, dengan sopan pak satpam menolak pemberian ibu tua itu. Dengan tanpa pamrih dan hati tulus ia membawakan belanjaan ibu itu.
“terima kasih ya Nakk..”
“seharusnya sayalah yang berterimakasih.., tanpa ibu, saya.. dll dsb”
(Red : wah mirip iklan ya.. ^_^)
Dengan gagah Amir melangkah kembali ke markasnya alias pos jaga. Tengok kanan, tengok kiri, matanya menyenter ke segala arah, kemudian mendadak saja jantung Amir berdegup kencang mengingat bisik-bisik tetangga tentang “sesuatu” yang suka melintas di sekitar tempatnya berjaga. Tanpa terasa tangannya menyambar secangkir kopi panas, bibirnya manyun sementara pikirannya masih melayang nun jauh kedepan, ssssrruuuppphhhh….
“Phuahhhh…!! K-hakkkkk…!!”
Dengan mata melotot Amir menyemburkan kopi panas yang sempat disedotnya, bibirnya yang dower bertambah tebal. Jika saja Amir lahir dari keturunan artis sudah pasti ia akan melampau ketenaran grup Aerosmith. Tanpa terasa waktu yang berjalan membawa sang rembulan menghiasi langit malam. Setelah memakai jaket kulit, untuk mengusir rasa sepi Amir Smith mulai bernyanyi.
I could stay awake just to hear you breathing
Watch you smile while you are sleeping
While you’re far away and dreaming
I could spend my life in this sweet surrender
I could stay lost in this moment forever
Every moment spent with you
Is a moment I treasure
Don’t wanna close my eyes
Don’t wanna fall asleep
‘Cause I’d miss you, baby
And I don’t wanna miss a thing
‘Cause even when I dream of you
The sweetest dream would never do
I’d still miss you, baby
And I don’t wanna miss a thing
Laying close to you
Feeling your heart beating
And I’m wondering what you’re dreaming
Wondering if it’s me you’re seeing
Then I kiss your eyes and thank God we’re together
I just wanna stay with you
In this moment forever, forever and EVERRRRRR !!! @_@ ???? !!!!
Di tengah everrr!!! yang melengking, tiba-tiba Amir merasakan pundaknya ditoel oleh seseorang, jelas saja bagian per-ever-an jadi ber-echo. Maklumlah si penyanyi soak ditoel mendadak dari arah belakang. Jari itu terasa dingin saat kembali menoel tengkuknya, suara per-ever-an semakin berecho.
“verr.. everrr verrr.. ver ver-everrrr….ngeheh-ffeeerrrr..”
“lagi ngaapaaaaaain baaaaaaangggggg?”
Kening amir mengernyit. Hhmmm, suara yang aneh, setelah menggembos keberaniannya Amir membalikkan tubuh dengan kedua mata terpejam rapat, mulut ternganga lebar. Kemudian…tingggg!! mata kiri Amir mengintip, kemudian mata kanannya menyusul, bibir doernya mengatup sebentar kemudian menyapa seorang gadis berbaju biru muda, rok mini putih tak sanggup menyembunyikan kemulusan sepasang pahanya.
“ehhh, selamat malam nonnnn,,,”
“Malammmm Baaaaaaaaaannnggggg…”
“mau kemana Non ?? sudah malam ini…“
“mau pulangggggg baaaaaaaanggg…”
Hati Amir berdesir, ia tergoda oleh kecantikan si gadis, ekor matanya menangkap gundukan putih yang sedikit tersembul. cerpensex.com Entah kenapa ia merasa tidak tega untuk menikmati keindahan itu. Kepala Amir tertunduk kemudian mengingatkan si gadis
“maaf non, itu,an-anuu, sepertinya bajunya nona kurang rapi…”
“dinnngggginnn baaaaaangggg….”
Amir melepaskan jaketnya, tanpa berani menatap ia menyodorkan jaketnya.
“ini Non, pakai jaket saya dulu!”
sebuah senyum melintas sesaat di wajah sigadis, tangannya terulur meraih jaket kulit Amir, kemudian memakainya untuk melindungi tubuhnya. Tiba-tiba saja Amir merasa hidungnya gatal bukan main dan dengan reflek si dower membalikkan tubuh.
“HUATTT-CHIIIII.. HATSSSHIIII…>>>>.”
Bersin bertabur virus membuat amir kelabakan, matanya sampai terpejam-pejam saat ia bersin berkali-kali, setelah 7 kali ber-bersin ria akhirnya Amir bebas dari combo yang mematikan itu. Amir kembali membalikkan tubuh, matanya mencari kesana kemari seiring dengan gerakan kakinya yang melangkah semakin cepat dan akhirnya. Amir berlari kecil kesana kemari, ia berusaha mengejar tapi tidak tahu harus mengejar kemana, akhirnya ia jadi capek sendiri, keringatpun bercucuran di dahi dan rahangnya.
“Hossshhh Hossshhh Hossshhhhh…”
Dengan langkah gontai amir kembali bersenandung untuk mengusir rasa sepi dihatinya, mungkinkah ia jatuh cinta pada pandangan pertama?? Setelah manyun memamerkan bibir tebalnya Amir hanya dapat menghela nafas panjang kemudian kembali berjaga untuk menunaikan tugasnya sebagai penjaga malam sambil berdoa dengan penuh harap. Ia ingin berjumpa lagi dengan si gadis. Kuntum-kuntum bunga cinta mekar dengan indah di dalam lubuk hatinya. Malam yang dingin merayap dengan perlahan-lahan menemaninya, mata Amir pun sudah setengah watt akibat bergadang semalaman menjaga komples perumahan mewah itu, bunyi kokok ayam jantan terdengar dari alarm digital dihp Bang Amir ^_^.V, yeahhh Victory, Goood Morning Every Body…!! (kroookkkk.. krookkkkkk..zzzz KROOOK)
“Oiii, disuruh jaga malah molor!!”
“HOhh, elu Sam??HOAAAAAMMM…. “
“ya iya gue, emang sapa lagi ??”
“yaw dah, wa cek ot dulu yak, eh, si Rizal udah sembuh belum?”
“belum, malah tambah parah“
“badan gua udah sakit-sakit melulu neh.., ngambil dua shippp…”
“Itu shifffttt, bukan ship, emang lu pikirr kapal?? tenanggg, giliran gua sekarang yang ambil dua shift, ente istirahat aja yak”
“yo..iii, nihh ambill….”
Amir menyerahkan sebatang pentungan untuk Samsul, aksi serah jabatanpun berlangsung secara singkat dan sederhana, tanpa mobil-mobil mewah yang menyedot anggaran rakyat jelata. Berbeda dengan sosok Amir, Syamsul ugal-ugalan dan berotak mesum, entah sudah berapa orang gadis yang sudah berhasil diperdaya olehnya, sosoknya yang tinggi tegap dengan tampang garang luar biasa, siang itu bak diktator Samsul memerintah dengan tangan besi saat seorang ibu bertubuh gembrot hendak parkir di sebelah mobil Honda City.
“tidak bisa di sini buuu, parkirnya di sebelah sana…!!”
“Lohhh, mobil itu juga parkir disini”
“sekarang kan beda,maaf banget ya buu, ayoo putar, kirii,kiriii, balas kanan, yak balas kiriii, Euuuuppp…”
Samsul sama sekali tidak mengindahkan keluh kesah sang pengemudi saat turun dari mobilnya, Tiba-tiba wajah Samsul berseri-seri, ia cengengesan sambil ngiler. Dengan berbalut kepura-puraan ia membantu seorang gadis cantik yang hendak masuk ke dalam mobil, matanya jelalatan merayapi keindahan tubuh gadis itu, jakunnya bergerak turun naik, memperhatikan incarannya saat ia dipindahkan untuk bertugas menjaga keamanan di komplek perumahan itu.
“hati-hati nooonnn, awas kepalanya, dengan nonn siapa ini ??”
“aduh, mkasih ya bang, saya Via..”
Samsul memasang senyum manis. Si gadis terkesan dengan keramahan seorang satpam, deg!! senyum si gadis mendadak pupus dari wajahnya saat secara tidak sengaja ia melihat ke arah selangkangan Samsul yang agak menggembung. Dengan terburu-buru gadis itu menaikkan kaca mobil untuk menyamarkan keindahan tubuhnya dari tatapan liar itu.
“kunyuk, die ngacir coy…he he he”
Samsul memaki karena kesal kemudian melenggok bak Rahwana, dengan malas Samsul berjaga di dalam pos. Sinar matahari yang berkobar dengan terik membuatnya semakin horny, otak kotornya berkeliaran mengejar sosok Via yang berlari ketakutan. Siang hari dimulai dengan kemupengan dan malam hari dimulai dengan gerayangan pikiran pikiran kotor Samsul yang sedang berjaga di pos.
(Red :yuk kita ngintip dikit khayalan Samsul)
“Brmmmm Bremmmm.. Brrrrmmmmmmmm…!!”
Sebuah mobil mendekat dari kejauhan, Samsul melompat ketengah jalan untuk mencegat sebuah mobil yang mendekat. Sementara si pemilik mobil mengklakson berkali-kali agar Samsul minggat dari hadapannya, bukan Samsul namanya kalau mudah diusir apalagi kini ia berbekal niatan jahat dan kotor terhadap gadis cantik itu, dengan beringas Samsul mengertak sambil menodongkan senjata ke arah seorang gadis cantik yang duduk di belakang kemudi.
“dittt.. ditttt!!”
“brakkk, buka pintuu..!! “
“Awww!!”
“Buka atau gua tembak..!! “
“Ampunn, jangan Bangg.. Jangannn…”
“Keluarrr….,”
“Iya, iy Bang…”
“Cepattttt… Ohohhh.. Ohokkk.. ehemmm” Samsul terbatuk saat Via turun dari dalam mobil
Dengan kasar Samsul menarik Via turun dan menariknya masuk ke dalam pos jaga. Via meronta berusaha melepaskan diri dari pelukan Samsul. Kekuatan dan kekasaran Samsul mulai mendominasi pergumulan di dalam pos jaga. Via mulai tersenggal kehabisan nafas, nafas Samsul memburu kencang, ia mulai tidak sabar menaklukkan si gadis, tangannya menjambak rambut Via dengan kasar.
“aduhhh Hemmmm. Mhhhhhh…” bibir Samsul melumati bibir gadis itu kemudian memangut-mangut lehernya
Bretttt… Bretttt… Bretttt….terdengar suara robekan kain yang diiringi pekik ketakutan Via. Tangan hitam itu begitu kasar merobeki pakaian dan merengut bra putihnya. Mata Samsul melotot merayapi kemulusan dan kemolekan tubuh Via bagian atas, kulit yang putih bersih, sepasang buah dada yang membuntal bergerak indah seirama dengan helaan nafas pemiliknya.
“he he he, cewe jaman sekarang bodynya yahud yahud…ck ck ck”
“jangan bang, jangannnn.. hk hk hkkk..”
Via bersandar pada tembok pos jaga itu sementara Samsul berlutut di hadapannya. Telapak tangan Samsul mengusap betis Via dan merayap ke atas ke balik rok berwarna coklat muda. photomemek.com Nafas Samsul semakin berdengusan saat telapak tangannya menikmati kemulusan paha gadis itu yang terisak ketakutan, isak tangis Via semakin keras saat tangan Samsul menaikkan roknya hingga tersangkut di pinggul. Jari Samsul menekan-nekan bagian celana dalam Via tepat dibagian kewanitaannya, cerpensex.com senyumnya semakin lebar saat jarinya merasakan celana dalam Via semakin basah. Cetakan bibir vagina gadis itu membuat Samsul semakin agresif mengusap-ngusap dan kemudian menyentakkan celana dalam Via ke bawah, ia membenamkan wajahnya pada vagina Via yang harum.
“huahhhh…wanginyaaa.., maknyus”
Tubuh Via tersentak merasakan hembusan – hembusan nafas hangat Samsul, berkali-kali ia terperanjat saat lidah Samsul mencolek-colek belahan vaginanya. Via tidak dapat menyembunyikan gairah yang mulai merayap naik dari lautan rasa takutnya, perlahan ia membuka kedua matanya dan menekuk wajah memperhatikan Samsul yang sedang bekerja dengan giat, nafasnya tiba-tiba tertahan dan pandangan matanya nanar saat dirinya terhempas keras kepantai kenikmatan.
“uhhh.. crruttt cruttt crutttt…”
Samsul menahan pinggul Via yang merosot turun, mulutnya menyumpal dan menghisap cairan vagina Via yang meleleh. Keanyotan-kenyotan mulut Samsul yang rakus membawa sensasi kenikmatan yang bertubi-tubi. Via mendesah panjang menggairahkan saat Samsul membuka bibir vaginanya. Jempol si satpam dengan kurang ajar memainkan tonjolan klitoris Via yang sensitif terhadap sentuhan.
“j-jangannnhhh.. ahhh.., ampun bang, Awwww…esshshhh-mmmhhh”
Jempol Samsul mengurut tojolan klitoris Via dari arah bawah menekan ke aatas. Via semakin kesulitan untuk mengendalikan diri, tanpa ia sadari tubuhnya yang molek meliuk-liuk dengan indah. Mata Samsul menatap keindahan itu dengan sayu, berkali-kali ia menelan ludah sambil mempergencar serangannya, jempolnya semakin giat mengurut-ngurut kelentit gadis cantik itu. Kemudian lidahnya beraksi mencokel cokel daging mungil milik Via dan mulutnya melumat selangkangan gadis itu yang becek dilelehi lendir-lendir nafsu.
“nyemmm.. nyemmm.., emmmhh.., memek , maknyus , nahhh karena Via udah berbaik hati ngijinin saya nyicipin memek, sekarang saya akan membalas kebaikan Non Via, SUJUDD…lalu buka celana dalam saya!! Atauu dorrrrr…!!!”
Samsul mengarahkan pistol ditangannya kekepala Via, dengan terpaksa Via bersujud di hadapannya. Tangan Via gemetar saat berusaha membuka ikat pinggang laki-laki itu, matanya terpana menatap celana dalam berwarna putih dekil yang menggembung, berkali-kali Samsul membentak dan mengancam Via.
“Iy-ya Bang, Iya…”
“Iya-iya mulu, ngangguk-ngangguk mulu, Cepetttt-an!! Gua Tembak Lu”
“sabar bang, sabarrr…”
Wajah Via agak pucat saat tangannya membetot celana dalam Syamsul hingga melorot sebatas lutut, wajar saja jika Via shock setengah mati melihat sebuah benda antik berbentuk pentungan yang baru pertama kali ini dilihatnya. Via hampir pingsan saat Syamsul memaksanya untuk memegang pentungan berbahan otot itu, ada aroma aneh yang semakin kuat tercium.
“Sini sayaanggg, buka mulutnya, aaamm!!”
“Houfffhhh. Emmhh. Effffhhhh..”
Samsul semakin sewenang-wenang, dengan seenaknya ia mencekokkan kepala penisnya ke dalam mulut Via, jambakan tangan kirinya menahan kepala Via yang hendak mundur. Satpam tak tahu diri itu mengeram keenakan, batang penisnya berendam di dalam mulut seorang gadis berparas cantik jelita. Penis bau itu semakin dalam ditenggelamkan oleh pemiliknya.
“Telen kontol gua, nihh, Hihh, TELENNNN…!!”
“Heu-ummmggghhh..!! Ngggguuuh…”
Mata Via melotot saat batang penis Samsul menerjang kerongkongannya, mata Via sampai berair menahan sodokan batang penis Samsul , batang lidah Via berjuang mati-matian berusaha menahan penis Samsul. Tanpa ia sadari ternyata gerakan-gerakan lidahnya justru memberikan kenikmatan bagi laki-laki itu.
“HEMMMMM…!!!” tiba-tiba saja Via membeliak, kedua tangannya berusaha menahan gerakan pinggul Samsul
Batang penis laki-laki itu menancap di tenggorokannya. Pandangan mata Via berkunang-kunang saat penis Samsul amblas menyodoki kerongkongannya, tiba-tiba saja Samsul meraih tubuh Via. Dengan ganas ia menggeluti buah dada gadis itu, mulutnya memangut kesana kemari menjelajahi keindahan sepasang buah ranum yang membuntal di dada Via.
“Ouhhh, gelii Banggg, Geliiii, akhhhh….”
“Enyak enyakk enyakk, susu, muahhh nyooott , muahhhh…!!ckk sllcck ckk”
Batang lidah Samsul menggelitiki putting susu Via. Satpam keparat itu seakan tidak pernah bosan menyusu pada puncak payudara Via, buntalan susu Via sebelah kiri sudah basah oleh liurnya, berkali-kali Via memekik kecil ketika Samsul menggigit kecil putingnya. Samsul terus menyerang dengan ganas, serangannya kini beralih menggeluti buntalan buah dada Via sebelah kanan, suara rintihan kecil Via berjalan selaras dengan geraman-geraman gemas Samsul. Butiran peluh mulai melelehi tubuh Via yang sedang disantap oleh Samsul. Tubuh si jelita, Via tampak semakin indah mengkilap. Dengan bernafsu Samsul mendudukkan Via mengangkang di kursi, batang penisnya mulai bermain menggesek-gesek kelembutan paha sebelah dalam, sementara tangannya meremasi buah dada Via yang mengenyal dan mencubit-cubit puttingnya yang mengeras.
“ohhhh ?? !!”
Samsul menahan kedua kaki Via yang hendak merapat saat kepala penisnya menyentuh bibir kemaluan gadis itu, berkali-kali mulut penis Samsul menjilati lelehan lendir-lendir vagina Via, wajahnya semakin mupeng saat kepala penisnya merasakan kelembaban dan kehangatan belahan vagina si cantik Via. Becek, licin dan geli rasanya saat dua kemaluan berbeda jenis itu saling bertemu, Samsul mendesak-desakkan ujung penisnya pada belahan vagina Via. Beberapa kali usahanya menemui jalan buntu, belahan vagina Via masih rapat dan belum pernah dimasuki oleh benda apapun, kedua mata gadis itu terpejam-pejam merasakan belaian kepala penis Samsul, rasa nikmat yang diselingi rasa geli yang mengelitik membuatnya terlena. Tangan Samsul mendorong bahu Via agar ia bersandar dan merasa nyaman. Samsul tertawa senang saat ujung penisnya berhasil menyelinap masuk, gigitan otot vagina Via terasa nikmat dan berkedutan setiap kedutannya menghantarkan gelombang – gelombang nikmat yang semakin menghebat, perlahan-lahan Samsul menggali liang sempit diselangkangan Via hingga sesuatu menahan laju penis laki-laki itu, mata Samsul berbinar.
Setelah meremas payudara Via sebelah kanan, batang Samsul menyentak kasar mengoyak kegadisan Via.
“AOWWW..!! Brrrtt Btttthhhhh. Drrrtttttt”
Mata Via membeliak, mulutnya ternganga oleh rasa sakit hebat saat batang penis Samsul merengut keperawanannya, tangan Samsul menjepit induk buah dada Via, masing-masing bagian kiri dan kanan. Sambil meremas-remas induk payudara Via, Samsul mengamblaskan batangnya lebih dalam lagi hingga selangkangannya bersatu dan saling mendesak dengan selangkangan Via.
“peffh, pefhh, peffhh, peffhh”
Suara decakan becek mengiringi keluar masuknya batang kemaluan Samsul kedalam jepitan vagina Via, benar-benar kurang ajar laki-laki itu, tangan kanannya meremas buah dada Via dengan kuat. Kontan saja Via melenguh keras saat payudaranya diremas kasar oleh Samsul.
“unnhhhh.., sakit. Aduhh sakit Bangg, awwww…”
Via benar-benar menderita, vaginanya pedih bukan main ditancap oleh penis milik Samsul sementara sepasang payudaranya terasa sakit diremas-remas oleh tangan laki-laki itu. Kedua tangan Via mencekal pergelangan tangan Samsul, ia ingin menyingkirkan tangan laki-laki itu yang begitu kasar meremas-remas sepasang payudaranya yang ranum. Dalam ketidakberdayaannya Via memukul-mukul lengan Samsul, perlawanannya membuat Samsul terganggu, telapak tangannya melayang di udara.
“Plakkkk, plakkkkk, plakkkkk…” wajah Via terbanting kekiri dan kekanan, perlawanannya terhenti seketika, kedua pipinya terasa sakit dan panas ditampar oleh laki-laki itu, ia hanya dapat meringis dan merintih saat pentil susunya ditarik-tarik dan dipilin-pilin oleh Samsul. Kreket…krekett…kreket, terdengar suara kursi yang berkereketan dibarengi suara tumbukan alat kelamin dan rintihan-rintihan Via.
“aaaaaaa, ahhhhhh crrutt cruttt cruttttt…”
Ritme serangan Samsul semakin kasar dan liar, dengan brutal ia menumbuk-numbuk liang vagina Via yang nikmat tiada duanya, peret dan seret sekali liang vagina gadis itu hingga mata Samsul merem melek keenakan saat penisnya menusuki belahan kenikmatan Via.
“HUAHH CROTTTT…!! CROOOOTTTT…”
Mata Samsul berkedip-kedip dengan cepat, berkali-kali batang penisnya berkedut menyemprotkan cairan kenikmatan. Ia terkekeh sambil mengusap peluh yang mengucur dilehernya sendiri sementara tangan kanannya masih mengocok-ngocok batang penisnya dalam tempo kocokan yang semakin melambat, setelah merapikan TKP dari kemaksiatan yang semu. Samsul duduk di kursi dan berjaga, bibirnya meruncing dan mulai bersiul-siul. Di tengah keasikannya bersiul, ekor mataanya menangkap sekelebat bayangan, dengan reflek ia menoleh ke arah itu.Cerpen Sex
“Eh, itukan Via,”
Nafas Samsul terasa sesak, sesesak sesuatu di selangkangannya, nafsu binatang di otak Samsul semakin mendidih karena Via menuju ke tempat yang masih sepi. Hanya ada kavling-kavling kosong yang belum laku terjual dan sebagian lagi masih dalam proses pembangunan yang agaknya terlantar, sebuah senyum mesum mengembang di wajah Samsul, ia meninggalkan pos jaga dan mengikuti Via dari belakanga. Di saat yang tepat Samsul menyergap si jelita.
“HEUPPP..!! he he he, akhirnya kena juga!!”
Tangan kirinya membekap mulut Via dan tangan kanannya menggerayangi lekuk liku tubuh moleknya yang seksi, Samsul mencumbui leher Via dari arah belakang. Aneh!! ia sama sekali tidak melawan dan tidak bergerak, merasa mendapat lampu hijau Samsul semakin merajalela, digigit-gigitnya pundak gadis cantik itu, gigitannya merayap dari bahu kiri, pundak dan menjelajahi leher kiri,setelah itu Samsul mengeluarkan batang penisnya dan menempelkan pada rok mini putih di daerah bokong Via, dari belakang kedua tangan Samsul meraih dan meremas-remas tonjolan payudara Via.
“aihhh, koq basah sich, keringetan ya ??enak ya ?? HAHH..!!-beuhhh!!!”
Dari balik pundak via, Samsul memperhatikan telapak tangannya yang terasa basah. Di bawah pancaran sinar lampu lima watt, mata Samsul melotot memperhatikan cairan merah itu, bau amis bercampur busuk membuat Samsul mual, perutnya seperti sedang dibalik-balik., hembusan angin dingin membuat tengkuk Samsul merinding hebat.
“Bweee..Beebb beee beeeebbb…”
Mata Samsul melotot lebar dan kemudian juling saat “sesuatu itu” membalikkan tubuhnya, “sesuatu itu menyerigai” saat berhadapan muka dengan-nya, Samsul termegap berusaha mengambil nafas, tubuhnya seakan membatu sedingin air es didalam kulkas, bulu kuduk dan bulu bulu di sekujur tubuh laki-laki itu mengacung ketakutan, lidahnya serasa kelu, sulit untuk berbicara apalagi untuk berteriak, kedua kakinya pun serasa dipaku di atas tanah, begitu berat sulit untuk digerakkan.
“Heewuhh, heeewwuhh, Hooohhh, NGOHOH. BOHH..!!BOHHHH“
Entah apa yang diucapkan oleh Samsul, tubuhnya yang tegap kini jatuh terkulai bagaikan selembar kertas, wajah yang biasanya garang kini pucat dalam mimik ketakutan. Klepek-klepek-klepek, Samsul jatuh pingsan tak sadarkan diri menahan kengerian yang luar biasa, “burung” miliknya terkulai lemas, suara tawa mengikik terdengar menjauh dan akhirnya menghilang.
***********************
Keesokan hari,
Kontan saja terjadi kegemparan di kompleks perumahan mewah itu saat seorang warga yang melintas menemukan Samsul pingsan dalam keadaan celana dalam yang melorot hingga sebatas lutut. Di antara kerumunan warga terlihat Amir Smith yang sibuk bukan main, teriak sana, teriak sini, lari sana lari sini, loncat sana loncat sini , muter sana, muter sini, tunjuk depan , tunjuk kanan, tunjuk kiri dan yang terakhir jari telunjuk Amir menunjuk kebelakang.
“awww… “
“Eitthhh, maaf, maaf Non Via, maaf, beribu-ribu maaf…”
Amir menarik jarinya dengan reflek, tanpa sengaja Amir mencolek buah ranum di dada Via. Wajah Via mulai merona merah, baru pertama kali ini ada seorang laki-laki yang menyentuh buah dadanya walaupun cuma sebatas menoel buah segar miliknya. Amir Smith kelabakan meminta maaf kepada si pemilik “buah” yang tertunduk malu.
“iya, nggak apa-apa bang, emmm, ada apa sih rame-rame gitu..”
“itu non, si Samsul pingsan sambil ngangkang, itunya kemana-mana”
Amir buru-buru menyetop mulutnya yang dower, ia tersadar lawan bicaranya adalah seorang gadis, tidak sepantasnya bibir dowernya berbicara sevulgar itu. Entah kenapa Via tersenyum dikulum, ia merasa tergelitik dengan kelakuan Amir Smith yang seadanya, si kurus dibantu warga menggotong tubuh Samsul.
“sull, Sadar Sulll,Samsulll..!! Kenapa atuh kamu teh ??” Amir menepuk nepuk pipi Samsul untuk menyadarkannya.
“AERRR. AERRRRRR…!!CEPETAN AERNYA MANA ??” Amir berteriak-teriak keras meminta segelas air.
“Waaahhh Nak Amir sakti ya ?? ,bisa ilmu ya, “orang pintar??” Pak Rohman memberikan segelas air.
“Ceglukk ceglukk Glukkkk…”
Pak Rohman menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal, saat si dower Amir menyeruput air di dalam gelas hingga tak tersisa setetespun, jangankan segala macam ilmu, berdoa saja Amir masih kalang kabut. Was, wes,wos nggak karuan, dengan berbagai cara akhirnya Samsul berhasil juga disadarkan, namun..!!
“Hahh ?? !!”
“Kwekk, Kwekkk, Webek, webekk, kwekkk kwekkk…”
bibir Amir yang seksi mangap semakin lebar saat mendengar suara aneh dari mulut Samsul, mata Samsul kini juling, dan mulutnya mengeluarkan suara seperti bebek, tangan kanan dan tangan kiri Samsul bergerak seperti seekor bebek yang berusaha terbang, wargapun saling berpandangan dengan penuh tanda tanya.
************************
Dikantor persatpam-an
“Pakk Saya butuh bantuan atuh pak, masa saya sendirian”
“Iya sabar, nanti saya aturkan, tapi untuk sekarang ini saya masih kesulitan”
“aduh bapakkk, please dong ahh, please bapakk pleaseeee, Muachh, Luv U”
“Idih,koq saya jadi merinding dengerin suara kamu yang terus merengek rengek,sudah..!! keluar sana…!! nanti saya aturkan…!!”
Si dower mangap-mangap sambil melamun, akhirnya setelah menghela nafas panjang Amir Smith memutuskan untuk berlapang dada seluas lapangan sepak bola. Beberapa orang warga yang bersimpati mensupport Amir dengan seadanya, ada yang nyumbang beberapa kaleng pocari sweat, cemilan, coklat, combro, pisang goreng dan yang paling menyentuh dihati amir adalah selusin cappucino sachet yang disumbangkan oleh seorang ibu tua yang pernah ditolong olehnya tempo hari.
“JEDARRR..!! JEDERRR… JEDERRRRR…!!!” Hujan lebat disertai angin kencang dan geledek mewarnai malam itu, amir smith berjaga dengan hati kebat-kebit. Samsul yang garang saja sampe kelenger, pasti ada sesuatu yang tidak beres dikomplek perumahan mewah ini. Otak Amir berputar keras, apa gerangan yang sanggup merobohkan Samsul ?? lagi asik-asiknya mengisi TTS (baca: teka teki seks) mengenai batang Samsul yang hampir saja terbang terlepas dari “sarangnya” (baca: celana dalam)
“Bang.”
Dengan reflek Amir menengok kearah suara merdu di sudut pos jaga. Lha sejak kapan ada orang di situ, astaga ?? cantik nian gadis di hadapannya, ee-eh, entah kenapa koq Amir kesulitan bergerak saat gadis cantik itu menghampirinya, gadis itu mengenakan pakaian berwarna biru muda, rok mini berwarna putih tampak selaras dengan sepasang kakinya yang putih mulus, tunggu dulu..!! Bukankah ini sigadis tempo hari, yang sempat membuat hati Amir berbunga-bunga, suaranya terdengar merdu, teramat merdu malah, bak buluh perindu.
“Bang Amir ya ??”
“iyah itu saya , nona ini siapa ya??”
“saya Santi Bang”
“ee-ehh, nonnn, kurang sopan kalau begini…”
“pssssstthh.., jangan berisik bang, ini saya kembalikan jaketnya…plus sedikit hadiah buat abang”
Santi duduk melintang di atas pangkuan Amir Smith, mau tidak mau batang di selangkangannya berontak saat buah pantat Santi yang empuk menghimpit benda pusaka di selangkangannya, apalagi saat dengan sengaja Santi mendesak-desakkan buah pantatnya.
“ini, ituhhh, hnnnhhh, nonnnhhh, sudah ngaaak philek ??ouhhh”
“udah enggak tuh, sekarang sih Abang yang pilek..”
“ah , enggak koq , saya enggak pilek non”
“di bawah yang pilek,he hehe, Santi betul kan bang ??”
Amir menelan ludah saat Santi berbisik di telinganya, si dower tidak berani bernafas saat batang lidah Santi menyentuh daun telinganya. Lidah gadis itu merayap menjilat dari rahang kanan Amir, merambat ke dagu kemudian dengan lembut lidah Santi menjilat bibir Amir yang tebal, amir tampak kikuk, seumur hidup belum pernah satu kalipun ia berciuman dengan seorang gadis , kini Santi melakukan apa yang lebih dari sekedar berciuman, Santi mengusap – ngusap kepala Amir Smith, ia berbisik mesra ditelinga Amir Smith.
“hisap lidahku bang ”
Amir membuka mulutnya, lidah Santi masuk kedalam mulutnya dan kini si dower menghisap-hisap lidahnya. Bibir tebal Amir menyambut kecupan-kecupan Santi, kecupan kecupan yang lembut menggetarkan sukma, jilatan-jilatan batang lidah yang saling membelit dengan mesra dan kuluman-kuluman yang menggairahkan semakin menghanyutkan Amir dan Santi. Gadis itu tertawa kecil kemudian bangkit dari pangkuan Amir, dengan senyum yang menggoda Santi mulai melepaskan pakaiannya.
“Hahhhhh ?? !! Ooooo indahnyaaaa… ck ck ck, buset dah…!!”
Decak kagum terlolos dari bibir Amir Smith yang tebal, ketebalan bibirnya tidaklah sanggup untuk memenjarakan decak-decak kekaguman yang meluncur dengan spontan saat pakaian Santi terlepas dari tubuhnya, ia mengangkat kedua tangannya keatas kepala kemudian tubuhnya yang putih mulus menggeliat indah seakan sedang menggoda laki-laki itu. filmbokepjepang.com Santi tersenyum nakal, ia membungkuk tangannya bergerak lembut melepaskan ikat pinggang Amir, juga menarik resletingnya dengan perlahan, srettttt…, saat resleting Amir turun separuh, Santi menatapnya, ia tersenyum manis sambil mengedipkan mata kanannya. Santi tertawa merdu sambil melanjutkan aksinya menarik resleting si dower dan menarik celananya turun hingga terlepas dari kakinya. Jari telunjuk Santi menekan-nekan bagian celana dalam yang menggembung, ditekan dan terus ditekan sebelum akhirnya memelorotkan celana dalam itu terlepas dari kaki si pemiliknya. Kini giliran Santi yang melotot, penis Amir panjang dan besar, beda sekali dengan tubuhnya yang kurus tinggi.
“pantesan badan Abang kurus, ternyata yang besar justru yang inii hi hi”
“Ehh jangan pegang-pegang Nonn…”
“jangan panggil Non, panggil saja namaku Santi,hi hi duh besarnyaaaa”
Bibir Amir Smit meruncing saat telapak tangan Santi menggenggam batang miliknya, ia mengerang pelann merasakan kocokan – kocokan lembut yang memberinya kenikmatan yang luar biasa.
“Ouhhh, Sss-Santiiiii…, Ngahakk, NGGGUU-uuuhh..” terdengar suara lenguhan keras saat Santi mencium kepala penis Amir, ia mengangkat wajahnya ia tersenyum sambil memperhatikan ekspresi wajah Amir sementara tangannya terus bergerak teratur mengocok-ngocok batang di selangkangan Amir Smith yang semakin mengeras. Semakin kuat Santi mengocok batang itu semakin keras pula suara erang keenakan yang keluar dari bibir tebal si dower tambah ngos-ngosan seperti habis konser di hadapan jutaan penonton. Mata Amir membeliak lebar saat lidah Santi terjulur keluar dan turun membelai buah zakarnya.
“Ouhhh, nikmattt, akhhaaaa, yeuhhhhh, Awww, enak Santhiii ouhhhh…..!!”
“ssllllcckk ckk ckk cupphh cupphh ckkk”
Mata si dower sampai teler menahan rasa nikmat. Jilatan jilatan lidah dan juga kecupan-kecupan lembut membuatnya melayang keawang-awang, getar-getar kenikmatan semakin terasa saat mulut Santi melumat buah zakarnya, berkali-kali Amir mengaduh keenakan.Cerpen Sex
“sann, Santiii, owwwah, Waduh mau diapain lagi titit saya teh ?? “
Santi meletakkan penis Amir di antara buah dadanya,sidower keenakan saat batang penisnya terjepit di antara buah dada gadis itu yang hangat dan halus, telapak tangan Santi masing-masing bergerak teratur menekan-nekan sisi luar payudaranya agar sepasang payudaranya menghimpit dan memijat batang Amir. Tanpa ampun Amir Smith mengerang keras, ia merasakan nikmat dalam ketidak berdayaannya. Sebentar Amir menatap wajah Santi yang cantik dan sebentar kemudian menatap payudara gadis itu yang putih membusung, kedua kaki Amir kelojotan saat batang penisnya menjadi “korban” kenakalan Santi, pada saat yang tepat Santi melepaskan penis Amir dari himpitan susunya, tangannya bergerak cepat mengocok-ngocok batang besar yang perkasa diselangkangan Amir Smith.
“WUAAAWWWW…!! KECROTT.. CROTTTT…!!”
Santi tertawa lepas saat penis laki-laki itu menyemburkan benih-benih kenikmatan, lidahnya memburu lendir-lendir lengket berwarna putih keruh yang belepotan di paha dan perut dan penis Amir. Santi terkekeh sambil memainkan penis Amir, digoyang-goyangkannya ke kiri dan kanan, jatung Amir serasa copot saat mulut Santi ternganga semakin dekat memburu batang miliknya.
“UOHHHH, OUUUUUCHH..!!” bibir si rocker menebal ke depan, ajaib benar, kemutan-kemutan mulut Santi ternyata membuat batang besar miliknya kembali tegak ditempat bahkan kini lebih perkasa dan lebih keras dari sebelumnya, lidah Amir terjulur-julur keluar saat Santi mengemut kuat ujung penisnya yang seperti permen loli. Deru nafasnya memburu saat Santi naik kemudian menduduki batang miliknya.
“Aa-Da-dah, G-geli, NGAHAKK !!UOOOOHH”
“Bluueessssshhhhhh ahhh Bang Amirn, Ouuchh., besar amat sich bang ??”
Amir dan Santi kesulitan mengatur nafas mereka masing-masing. Dengan gerakan yang gemulai Santi mengalungkan kedua tangannya ke leher Amir dan menekankan vaginanya ke bawah, tubuh keduanya mengerjat menahan kenikmatan saat selangkangan mereka saling mendesak. Santi sengaja menjatuhkan punggungnya ke belakang dengan kedua tangan yang tetap berkalung dengan tujuan agar selangkangannya mendesak kuat selangkangan Amir. Batang besar Amir Smith semakin dalam tenggelam ke dalam liang kenikmatan milik Santi. Tanpa disadari, tangan Amir mulai bergerak mengusap-ngusap paha Santi. Kenikmatan telah mengaburkan akal sehatanya, yang ada diotaknya bukanlah pertanyaan tentang kejadian aneh apa yang sedang dialaminya saat ini, yang ada hanyalah keinginan untuk menikmati halusnya permukaan paha Santi yang jenjang dan menyambut vagina gadis itu dengan menyentak-nyentakkan batang penisnya ke atas setiap kali Santi menurunkan dan mendesakkan vaginanya.
“ahhh, ahhhh Bang Amirrrr, crrrutt crutttt..cruttt”
Tubuh Santi terlonjak menahan jebolnya benteng pertahanan, rasa nikmat menyerbu sedahsyat ribuan pasukan kenikmatan yang menggerayangi sekujur tubuhnya. Amir menahan serangannya membiarkan Santi berenang dengan santai dilautan kenikmatan. Santi tersenyum menggoda saat tangan Amir berkeliaran di paha, pinggul dan mengusap-ngusap pinggangnya, butiran peluh yang meleleh menghiasi kemolekan tubuh Santi yang mengkilap indah di bawah sinaran cahaya lampu neon.
“Bang Amirr, emmhh..ck cuppphh mmmpphhh!!” Santi merintih saat Amir merengkuh tubuhnya
Bibir tebal Amir melumat bibir mungil Santi, setelah lama berciuman, Santi menarik bibirnya. Amir mengecup-ngecup bibir Santi yang tengah termegap berusaha mengambil nafas kemudian kembali bibirnya dikulum dan dilumat olehnya.
“emmh emhh emhhh..!!”
“Cleppp.. cleppphh clepphhh”
Tusukan-tusukan penis diterima oleh belahan vagina Santi yang memar kemerahan. Suara rengekan gadis itu yang terbekap di dalam bibir yang saling menyatu terdengar menggairahkan. Suara decakan dan rintihan mewarnai persetubuhan yang semakin memanas, Santi mengangkat wajahnya ke atas saat Amir menggeluti batang lehernya, cumbuan panas Amir merambat turun ke dada dan akhirnya bibir tebalnya menghisap kuat-kuat puncak payudara Santi hingga ia merintih keras.
“aaaaa..!! ahhhh, Bangg, nnngggg.,!!ccrr crrrrr..”
“OOAAHHH..Santiiii Crttttt, Crottttt….”
Gerakan dan liukan erotis Santi mendadak berhenti, tubuhnya yang mulus mengejang demikian pula tubuh Amir Smith. Si dower memeluk tubuh Santi yang menggeliat lemah, butir-butir peluh mengucur ditubuh dua orang anak manusia berlainan jenis dan alam, yang terdampar lemas di pantai kenikmatan.
No Day Without sex, begitulah hari-hari yang dijalani oleh Amir. Santi banyak mengajari Amir, mulai dari bertutur kata, cara berjalan yang tegap dan gagah, merawat diri,bersikap, dll, dsb,hari demi hari berlalu demikian juga dengan hari-hari Amir sebagai singgle fighter, segalanya berjalan lancar dan menyenangkan. Namun lama kelamaan ada rasa ingin tahu yang semakin menggunung dihati Amir. Akhirnya seusai bercinta di malam itu ia mengutarakan keingin tahuannya.
“Say,emmmh, saya ingin bertanya, tapi, jangan marah ya..Pleaseeeeee…., please ya sayyyy, nyooottth muahhh” Amir merajuk seperti anak kecil sambil mengemut puting Santi yang meruncing dan mengecup puncak payudaranya.
“iya deh, Santi Janji nggak akan marah, emangnya Bang Amir mau nanya apa sih? hi hi hi, ih abang, bikin penasaran aja deh, bilang bangg, ayo bilang, muachhh.. cupp cuppp muachhh, Santi janji koq nggak akan marah” berkali-kali Santi mengecup bibir Amir sambil bergelayut manja.
“Euhh , anu, sepertinya, kamu bukan manusia ya say ?”
Santi menghela nafas panjang ia terlihat sedih kemudian mengangguk, Amir membelai dan mengangkat wajah Santi. Santi menatapnya dengan tatapan memelas, dengan penuh kasih sayang Amir mengelus-ngelus rambut Santi.
“sejujurnya sih, kalau Bang Amir nggak keberatan Santi ingin minta tolong sama bang Amir”
“katakanlah say…“
“Entah kenapa Santi selalu berada disini, semuanya samar-samar bagaikan tertutup oleh kabut yang tebal, Santi tidak dapat mengingat apapun bang, Santi seperti terjebak ditempat ini…“
“Hoh ?? koq aneh ?? bagaimana bisa ??”
Akhirnya setelah mendengarkan cerita dan keluh kesah dari mulut sang kekasih, Amir bertekad membantu Santi, ia lari sana lari sini, tanya sana, tanya sini, kerja kerasnya tak sia-sia. Dari sumber yang terpercaya, si dower mendapatkan alamat seorang dukun Sakti Mandra Guna. Malamnya, begitu Amir menyampaikan kabar gembira itu, Santi melompat senang sambil bergelayut manja di lehernya. Beberapa hari kemudian setelah Amir meminta izin dikantor persatpaman akhirnya Amir dan Santi mencari kediaman dukun sakti tiada tara itu, tempat yang jauh di pedalaman.–,,,,,,,,,,,,,,,,,