Servisan Mantap | cerita sex hot
Cerita Sex Hot | perkelnalkan namaku Panca, aku bekerja disebuah perusahaan yang bergerak dibidang
penyediaan barang jadi. Naaah diperusahaan itu aku diposisikan sebagai bagian penjualan.
Aku sduah bekerja diperusahaan itu kurang lebih 4 tahun jadi aku banyak diberi kepercayaan
oleh atasanku untuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan keluaran terbaru
dariperusahaan, hingga aku harus ditugaskan keluar kota selama kurang lebih setengah tahun
untuk mengurus perkembangan projek barang baru dari perusahaan itu.
Perusahaanku bekerja sama dengan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang yang sama dengan
perusahaanku. Kerja sama yang dijalin sudah hampir 2 tahun. Untuk urusanku ketika dilur
kota aku selalu oleh Erna partner kerjaku. Dari mulai tempat aku tidur, makanku, semua
kehidupanku ketika diluar kota semua yang mengurus adalah Erna, jadi aku dan Erna sudah
sangat akrab sekali.
Hubungan saya dengan Erna menjadi cukup dekat, karena kami banyak menghabiskan waktu
berdua walaupun sebagian besar adalah urusan kantor. Erna sangat baik pada saya, dan dari
tingkah lakunya saya dapat merasakan kalau Erna suka pada saya. Pertama-tama saya pikir
kalau mungkin itu hanya perasaan saya saja. Walaupun dalam hati saya juga suka dengan dia,
saya tidak berani untuk mengatakan atau memberi tanda-tanda kepada dia. Toh, saya baru
beberapa hari kenal dengan dia dan memang untuk urusan wanita saya tergolong pemalu.
Bagaimana kalau dia ternyata tidak ada perasaan apa-apa ke saya? Wah, bisa hancur hubungan
baik yang telah saya bina dengan dia beberapa hari itu.
Suatu sore setelah pulang kerja, Erna seperti biasa mengantar saya pulang ke mess. Saya
menanyakan apakah dia mau mampir dulu sebelum pulang. Erna setuju dan masuk ke dalam mess
bersama saya. Kami ngobrol-ngobrol sebentar, dan saya ajak Erna ke halaman belakang untuk
duduk di kursi panjang dekat kolam renang. Kolam renangnya sangat menggoda, dan saya tanya
Erna apakah dia mau menemani saya berenang. Dia bilang kalau sebenarnya dia mau, tapi
tidak bawa baju renang dan baju ganti sama sekali. Saya menawarkan untuk memakai celana
pendek dan kaos saya.
“Nanti sekalian mandi di sini saja sebelum kita pergi makan malam..” kata saya.
Erna setuju dan saya ke kamar untuk mengambil kaos dan celana pendek untuk dipinjamkan ke
Erna. Saya sendiri juga berganti pakaian dan mengenakan celana pendek saya yang lain.
Setelah berganti pakaian, kami pun berenang bersama. Karena baju kaos yang saya pinjamkan
berwarna putih dan bahannya cukup tipis, buah dada Erna yang ukurannya di atas rata-rata
tercetak cukup jelas walaupun dia masih memakai bra. Kami berenang sekitar 20 menit, dan
setelah selesai saya pinjamkan Erna handuk untuk mandi di kamar saya yang kebetulan lebih
bersih dari kamar mandi yang ada di ruang depan. Saya sendiri mandi di ruang depan.
Begitu selesai mandi, saya ke kamar saya untuk melihat apakah Erna sudah selesai atau
belum. Ternyata Erna masih di kamar mandi, dan beberapa menit kemudian keluar dengan hanya
memakai handuk yang dililitkan di badannya. Handuk yang saya pinjamkan tidak terlalu
besar, sehingga hanya mampu menutupi sebagian buah dada dan sedikit pahanya.
Belahan dadanya terlihat jelas dan mungkin sedikit lebih turun lagi putingnya akan terlihat.
Dengan rambut yang masih basah, Erna terlihat sangat seksi.
Erna berdiri di depan pintu kamar mandi dan bilang kalau dia harus mengeringkan bra dan
celana dalamnya yang masih basah. Waktu Erna mengangkat kedua tangannya untuk menyibakkan
rambutnya, handuknya terangkat dan kemaluannya terlihat. Saya tidak tahu apakah Erna sadar
atau tidak kalau handuknya terlalu pendek dan tidak dapat menutupi kemaluannya. Rambut
kemaluan Erna lumayan lebat.
Erna kemudian duduk di ranjang saya dan menanyakan apakah dia boleh menunggu sebentar di
kamar saya sampai pakaian dalamnya kering. Tentu saja saya membolehkan, dan setelah
mengobrol beberapa saat, Erna menyandarkan badannya ke sandaran ranjang dan menjulurkan
kakinya ke depan. Kakinya yang panjang terlihat mulus. Melihat itu semua, kemaluan saya
mulai menegang.
Saya tanya dia, “Sambil nunggu celana kamu kering, mau aku pijitin nggak..?”
“Mau dong, asal enak yah pijitannya..”
Saya minta dia membalikkan badannya, dan saya mulai memijati kakinya. Beberapa saat
kemudian saya mulai memberanikan diri untuk naik dan memijat pahanya. Erna sangat
menikmati pijatan saya dan sepertinya dia juga sudah mulai terangsang. Hal ini terbukti
dengan dibukanya kedua kakinya, sehingga kemaluannya terlihat dari belakang, walaupun
tubuhnya masih dibalut handuk.
Saya pun mulai memijat pahanya bagian dalam, dan terus naik sampai ke selangkangannya.
Erna diam saja, dan saya memberanikan untuk mengelus kemaluannya dari belakang. Juga tidak
ada reaksi selain desah nafas Erna tanda bahwa dia sudah terangsang dan menikmati apa yang
saya lakukan.
“Erna, buka yah handuknya biar lebih mudah..” kata saya.
Tanpa diminta lagi, Erna membalikkan badannya dan melepaskan handuknya, sehingga tubuhnya
sekarang telanjang bulat di depan saya. Buah dada Erna ternyata lumayan besar dan sangat
indah. Ukurannya mungkin 36C dan putingnya berwarna kemerahan.
“Ton, buka dong celana pendek kamu..!” pintanya.
Saya berdiri dan melepaskan celana yang saya kenakan. Kemaluan saya sudah sangat menegang
dan saya pun naik ke ranjang dan tiduran di sebelah Erna.
“Kamu diam saja di ranjang, biar aku yang buat kamu senang..,” katanya.
Saya pun tidur telentang, dan Erna naik ke badan saya dan mulai menciumi saya dengan penuh
nafsu.
Beberapa menit kemudian ciumannya dilepaskan, dan dia mulai menjilati badan saya dari
leher, dada dan turun ke selangkangan saya. Erna belum menjilati kemaluan saya dan hanya
menjilati selangkangan dan paha saya sebelah dalam. Saya sangat terangsang dan meminta
Erna untuk memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya. Erna mulai menjilati kemaluan saya,
dan sesaat kemudian memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya.
Ternyata Erna sudah sangat ahli. Pasti dia sudah sering melakukannya dengan bekas
pacarnya, pikir saya. Memang sebelum itu Erna pernah berpacaran dengan beberapa pria. Saya
sendiri saat itu masih perjaka. Saya memang juga pernah berpacaran waktu kuliah, tetapi
pacaran kami hanya sebatas heavy petting saja, dan kami belum pernah benar-benar melakukan
hubungan sex.
Saya minta Erna untuk membuat posisi 69, sehingga selangkangannya sekarang persis di depan
hadapan wajah saya. Sambil Erna terus mengulum dan menjilati kemaluan saya, saya sendiri
juga mulai menjilati kemaluannya. photomemek.com Ternyata kemaluannya berbau harum karena dia baru saja
selesai mandi. Rambut kemaluannya juga lebat, sehingga saya perlu menyibakkannya terlebih
dahulu sebelum dapat menjilati klitorisnya. Kami saling melakukan oral seks selama
beberapa menit, dan setelah itu saya minta Erna untuk tiduran. Dia merebahkan badannya di
ranjang, dan saya mulai menjilati buah dada dan putingnya.
Erna sudah sangat terangsang, “Hmm.. hmm.. terus Ton.. terus..!”
Saya terus menjilati tubuhnya sampai ke kemaluannya. Rambut kemaluannya saya sibakkan dan
saya jilati bibir kemaluan dan klitorisnya. Cairan kemaluannya terasa di lidah saya. Tubuh
Erna menggelinjang hebat dan pantatnya diangkat seolah-olah ingin saya menjilatinya lebih
dalam lagi. Tangannya menekan kepala saya sampai hampir seluruh wajah saya terbenam di
kemaluannya. Saya semakin bersemangat memainkan ujung lidah saya yang menyapu kemaluan
Erna, dan kadang-kadang saya gigit perlahan klitorisnya.
Erna benar-benar menikmati apa yang saya lakukan, dan semakin membuka pahanya lebar-lebar.
Dia terus menekan kepala saya dan menaik-turunkan pinggulnya.
“Ah.. ah.. ah.. I’m coming, I’m coming..!” teriaknya.
Saya terus menjilati klitorisnya dengan lebih cepat, dan sesaat kemudian dia berteriak,
“Ahh.. Ahh.. Ahh..” tanda kalau dia sudah orgasme.
Kemaluannya sudah sangat basah oleh cairan kemaluannya.
Erna melenguh sebentar dan berkata, “Ton, masukin dong, saya mau nih..!”
Saya bilang kalau saya belum pernah melakukan ini, dan takut kalau dia hamil.
“Jangan takut, saya baru saja selesai mens kok, jadi pasti nggak bakalan hamil..”
“Kamu di atas yah..!” kata saya.
“Ya udah, tiduran sana..!”
Saya tiduran dan Erna duduk di atas saya dan mulai memasukkan kemaluan saya ke vaginanya
dengan perlahan. Wah, nikmat sekali.. ternyata begitu rasanya berhubungan seks yang
sesungguhnya. Erna mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya dan kedua tangannya diangkat ke
atas. Saya memegang kedua buah dadanya sambil Erna terus bergoyang, makin lama makin
cepat.
Beberapa saat kemudian saya sudah tidak tahan lagi dan ejakulasi sambil memeluk tubuh Erna
erat-erat. Belum pernah saya merasakan kenikmatan seperti itu. Kami pun berciuman dan
kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan badan yang penuh dengan keringat. Di kamar
mandi saya menyabuni tubuh Erna dari atas ke bawah, dan hal yang sama juga dia lakukan ke
saya. Khusus untuk kemaluannya, saya memberikan perhatian khusus dan dengan lembut
menyabuni klitorisnya dan memasukkan jari saya untuk membersihkan vaginanya yang basah
oleh air mani saya. Kelihatan kalau Erna sangat menikmati itu, dan kakinya pun dibuka
lebar-lebar.
Selesai mandi, kami kembali ke kamar dan membicarakan apa yang baru kami lakukan. Terus
terang saya tidak pernah berpikir untuk melakukan hubungan seks dengan Erna secepat itu,
karena kami belum lama kenal dan semuanya juga terjadi dengan tiba-tiba. Erna bilang kalau
sebenarnya dia suka dengan saya dari awal, dan memang sudah mengharapkan untuk dapat
melakukan ini dengan saya.
Setelah kejadian itu, kami beberapa kali melakukan hubungan seks di mess sepulang dari
kantor. Karena di mess tidak ada pembantu (pembantu hanya datang di pagi hari untuk
membersihkan rumah atau mencuci baju), kami bebas melakukannya di luar kamar baik di ruang
tamu, halaman belakang dan juga kolam renang. Benar-benar beberapa hari yang tidak dapat
saya lupakan. Sayang hubungan kami tidak berlanjut setelah saya kembali ke Jakarta karena
jarak yang memisahkan kami.
Sebenarnya saya pernah minta Erna untuk pindah kerja ke Jakarta, tapi dia tidak mau dengan
alasan orang tuanya tidak mengijinkan, karena dia anak satu-satunya. Juga mungkin bagi
Erna saya hanyalah salah satu pria yang lewat dalam hidupnya. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,