Cerita Sex Ngentot Yang Servis PC

Saya ialah seorang pegawai swasta yang bergerak dalam bidang komputer. Beberapa minggu yang kemudian saya ditelpon melewati HP untuk membetulkan komputer pada di antara pelanggan yang belum saya kenal yang jelas suaranya seorang wanita, saya perkirakan berumur 32 tahunan sebab suaranya paling manja.

Pada masa-masa yang ditentukan saya datangi, rumahnya tak terlampau luas namun cukup rapi penataan taman, saya pencet bel, yang terbit seorang perempuan dengan penampilan yang mempesona, dengan kulit bersih tanpa make up dan bibirnya yang sensual sampai membuat buyar konsentrasi. Setelah sejumlah saat menantikan di ruang tamu saya dipersilakan masuk ke ruang kerja, dimana komputer itu berada. Beberapa masa-masa berselang selesai kegiatan saya, sebelum pamit saya menyuruh mengupayakan komputer itu apa telah baik atau masih terdapat yang tertinggal.

Berawal dari coba mengupayakan akhirnya saya jadi akrab guna berbincang-bincang dengan wanita separuh baya, yang mengaku mempunyai nama Dewi (nama samaran). Yang ternyata seorang istri yang tidak jarang kali ditinggal oleh suaminya yang tak waras kerja. Waktu suaminya melulu tersita oleh pekerjaan, memang soal pelajaran selalu diserahkan dengan sangat lumayan tapi soal batin yang tak pernah terpikirkan oleh suaminya terhadap istrinya, saya pikir urusan ini permasalahan klise belaka, namun dampaknya paling berarti untuk kehidupan berumah tangga.

Tak terasa waktu berlangsung terus seiring dengan konsultasi Dewi terhadap saya tentang permasalahan rumah tangganya, katanya saya dapat berkata seperti konsultan lokasi tinggal tangga, urusan ini memang saya akui suatu keunggulan saya bila menghadapi perempuan yang sedang dirundung musibah, namun bukan sebagai kedok untuk melakukan yang tidak-tidak.

Setelah berlalu saya pamit dan menyerahkan No. HP saya dengan pesan bila terjadi sesuatu dan membutuhkan saya hubungi saya.
Beberapa hari lantas saya ditelpon guna bertemu disuatu lokasi yang menurut keterangan dari saya sebagai lokasi yang paling romantis untuk dua manusia yang sedang kasmaran namanya (ada aja).

“Mas, saya paling berterima kasih atas konsultasinya masa-masa lalu”, ujar Dewi dengan mata yang sendu dan bibir tergetar halus.
“Saya melulu orang biasa yang melulu dapat berkata untuk menggali jalan keluar”, jawab saya sebisanya sebab dengan tatapan matanya saya dapat menikmati getaran birahi yang paling besar.
“Saya hendak Mas temani saya guna berbagi rasa dengan perasaan Mas yang sebenarnya”
Wah mati aku, kesudahannya saya bimbing kedalam lokasi yang nyaman dan privacy. Bagaikan seorang kekasih saya berkasi-kasihan diatas suatu ranjang lunak dan berudara nyaman.

Saya lumat bibirnya dengan sarat perasaan dan saya genggam kedua telapak tangannya sampai-sampai kami menikmati kebersamaan yang bergelora. Lidahnya terus bergoyang didalam rongga mulut seirama dengan buaian musik bossas. Lama kami ber ciuman mesra, kurengkuh lehernya dengan jilatan halus yang merindingkan bulu kuduknya, Dewi melenguh.

“Mas terus Mas tidak boleh kecewakan saya” sebentar-bentar tangannya bergreliya ke dada dan selangkangan saya, tak bermukim diam dengan gaya yang meyakinkan saya kecup putingnya dengan sedotan-sedotan kecil dan gigitan mesra, bibir saya meluncur kebawah mengarah ke pusar, saya mainkan lidah saya dibundaran pusarnya wah wangi farfumnya menyentuh birahi saya. Tangannya merengkuh perangkat pitas saya yang telah tegang, Dewi kaget, mass kok besar sekali, saya bisikan, tidak boleh takut tentu muat. Memang Dewi belum dikaruniai anak, jadi masih laksana perawan, lagipula punya suaminya tak terlampau besar.

Saya jilat permukaan vaginanya, Dewi bergelinjang unik pantatnya sampai menjauhi bibir saya, saya terperanjat, kenapa?
“Mass saya belum pernah laksana itu, maaf yah”, saya melulu tersenyum dan meneruskan permainan bibir kebagian betis dan semua paha.

Beberapa masa-masa berselang tangannya memeluk kepala saya dengan paling kencang seakan-akan tak inginkan dilepaskan, sesak napas saya. saya tau Dewi telah klimaks namun dalam dalam pikiran saya ini baru permulaan. photomemek.com Setelah dekapannya melemah saya baringkan celentang, terhamparlah padang rumput dan pegunungan yang estetis seindah tubuhnya tanpa sehelai benangpun. Dengan gaya konpensional saya mulai mengemban tugas saya sebagai seorang lelaki, saya selipkan punya saya disela-sela bibir kemaluannya sampai ambles kepalanya, Dewi menjerit kecil.
“Mass, tahan Mass ngiluu Mas terlampau besar”.

Memang saya sadar dan tak langsung main tancap, saya tarik dan tekan secara perlahan-lahan, sesudah vaginanya teradaptasi Dewi berubah dengan gaya yang agresip ditekan pantatnya ke atas sampai punya saya ambles semua, saya imbangi dengan gerak-gerakan yang atraktif, saya balikkan tubuhnya, saya dibawah dan Dewi di atas dengan begitu Dewi lebih leluasa guna mengekspresikan birahinya yang sekitar ini tertahan.

Benar adanya dengan gerakan yang dahsyat Dewi bergerak naik turun seraya berdesis-desis sampai saya bingung memisahkan antara desisan bibir bawah dengan bibir atas. Beberapa saat lantas Dewi mengejan dan menegang seraya menggigit dada saya, setelah tersebut saya enggan kehilangan momen saya kerjakan penyerangan dengan gaya profesional atas, bawah, depan, belakan, kiri dan kanan, melulu satu yang enggan saya paksakan yakni mengoral punya saya, karna saya tau Dewi nanti stress, saya pikir bila nanti pada satnya tiba barangkali bukan batangnya yang dilumat namun sekalian bijinya dan sangkarnya.
“Dewwii saya inginkan sampai nihh. saya keluarin dimanaa?”
“Mas di luar saja dulu yah”.

Dengan secepat kilat saya tarik kemaluan saya dan saya keluarkan di dadanya hingga sejumlah semprotan protein meleleh diantara dua bukit dan tidak banyak terciprat ke dagu. Setelah semprotan terakhir keluar, matanya tersingkap dan tangannya menggenggam kemaluan saya, tanpa saya sadari dikulumnya kemaluan saya, sampai saya terperajat dan tak yakin, yah barangkali inilah yang disebut puncak dari birahi kaum hawa yang sudah menjangkau batas ambang sampai-sampai tak berlaku lagi rasa malu, jijik, dan kotor yang ada melulu nafsu dan nafsu.

Tanpa tidur kemaluan saya bangun kembali sampai-sampai menegang hingga kuluman mulut Dewi terasa sempit dan rongga mulutnyapun membesar. Gerakan maju mundur menyebabkan saya bergelinjang kekanan dan kekiri seraya sesekali mencengram rambutnya yang terurai lepas. Konsentrasiku nyaris terganggu dengan gerakannya yang cepat nyaris klimaks saya dibuatnya, namun sebelum tersebut saya lepaskan untuk meminimalisir ketegangan saya, saya balik menyerang dengan jari jemari menari-nari diseputar liang vaginanya dan sesekali menggesekkan ke lokasi G-Spot wanitanya sampai-sampai Dewi merancau tak karuan, tangannya unik sprei sampai terlepas dari sangkutannya.

semakin lama semakin dahsyat pergolakan birahi saya dan Dewi, saya rasakan aliran cairan hanggat mengairi jari saya dan enggan ketinggalan moment yang estetis ini saya balikan tubuhnya sampai-sampai tengkurap dan saya tekan dengan kemaluan saya dari arah belakang, Dewi meringis.
“Mas pelan-pelan, ngilu”

Saya atur irama sampai-sampai lama kelamaan menjadi asyik dan Dewipun mengerjakan gerakan yang membuatnya meningkat assyik dan masyukk. Dadaku bergetar saat hasrat tersebut akan menjangkau puncak, ku tarik kemaluanku dan kusemprotkan ke atas punggungnya dangan kedua tangan ku mencengram kedua bongkah pantatnya yang masih kencang guna ukuran Dewi.

Dan lubang anusnya masih bersih tak ada firasat bekas gesekan atau luka atau penyakit wasir, nafsu saya melihatnya namun hasrat tersebut saya pendam, barangkali (dalam pikiran saya) beda waktu Dewi meminta guna di setubuhi anusnya sebab memang bila nafsu telah datang birahipun memuncak yang pada kesudahannya dunia terasa sangat-sangat estetis melayang-layang dan sulit diutarakan yang ada melulu dirasakan. Pikiran ngeres saya ternyata terbaca oleh Dewi, dengan tidak banyak mesra tangannya unik kepalaku dan membisikan sesuatu.
“Mas, jajaki dong masukin dari belakang, Dewi hendak coba sekali aja namun pelan-pelan yah”.

Antara sadar dan tak sadar saya anggukan kepala tanda setuju. Karena badan saya paling lelah saya tidur sebentar dan membersikan sisa-sisa mani yang menempel pada kaki dan perut. Saya minum sejumlah teguk minuman yang dihidangkan dikamar tamu, sesudah rilek saya pulang kekamar. Ternyata Dewi masih tergolek diatas lokasi tidur dalam posisi tengkurap, wah berikut yang disebut lubang surga. Terletak melulu kurang lebih tujuh centimeter antara lubang vagina dengan lubang anus. Saya berfikir mana yang lebih sempit, wah yang tentu lubang anus yang lebih sempit. Tanpa basa-basi saya mainkan jari saya dengan tidak banyak ludah guna pelicin kesekitar permukaan anusnya. Dewi terbangun dan menikmati adanya sesuatu yang beda dari pada yang lain, dan jariku terus menusuk nusuk lubang anusnya. Saya tidak merasa jijik sebab memang anus Dewi bersih dan terawat.

Dengan hati-hati saya masukkan kejantanan saya kedalam anusnya. Sulit sekali masukinnya sebab memang punya saya besar dibagian kepalanya sedang Dewi anusnya masih paling rapat. Saya nggak abis bakal saya ludahin supaya licin, lama-lama kepala kemaluan saya masuk kedalam anusnya. Dewi menjerit kecil, saya tahan sejumlah saat kemudia dengan rileks saya tekan separuh dan tarik kembali. Begitu terus-enerus sampai-sampai Dewi menikmati sensasi yang luar biasa.
“Mas kok enak sih, beda gitu dengan melewati vagina”.

Saya juga waktu tersebut baru menikmati lubang anus tuh laksana itu, menyedot dan hangat. Hampir-hampir saya tidak kontrol guna cepat-cepat keluar. Dengan tarik nafas secara perlahan saya dapat kendalikan emosi saya sampai-sampai permainan berlangsung dengan masa-masa yang panjang. Dewi meringis dan bola matanya sebentar-bentar putih seluruh menandakan birahi yang paling dahsyat.

Kemaluan saya semakin tegang dan berdenyut tanpa memberi tahu untuk Dewi saya semprotkan mani saya kedalam liang anusnya. Dewi kaget dan mengejan sampai-sampai kemaluan saya seolah-olah disedot oleh jetpump kekuatan besar. Saya terbaring diatas punggungnya sambil mendekap perutnya yang indah, walaupun terdapat sedikir kerutan, sebab memabg usia tidak dapat dikelabui. Saya dan Dewi tertidur sejenak seakan melayang-layang di dunia lain. Kami bersetubuh dengan kemesraan sampai dua jam setengah sejumlah tiga ronde dipihak saya.

Saya lihat tatapan matanya berisi kepuasan yang paling dahsyat demikian pula saya sehingga menciptakan motivasi saya guna bersetubuh. Dengan wanita-wanita separuh baya yang memang memerlukan siraman biologis. Sebab wanita separuh baya secara teori sedang dalam puncak-puncaknya mengidamkan kepuasan birahi yang tinggi. Istilahnya sedang merasakan fase puber kedua, lagipula bila sang suami tak memberikannya. Saya memang lebih menyenangi wanita separuh baya dari pada ABG. Sebab wanita separuh baya memiliki naluri kewanitaan yang besar sampai-sampai dalam bersetubuh. Bisa saling menyerahkan respon yang paling artistik bila dilaksanakan dengan mesra.

Setelah kami mandi kamipun bergegas untuk berpulang kepada tugas masing-masing, dari akhir percakapan saya dengannya. Saya dipesankan supaya merahasiakan hubungan ini, setelah tersebut saya diselipkan sehelai cek guna konsultasi katanya. Tanpa kwitansi dan tanda terima seperti seringkali bila terjadi transaksi. Sebenarnya saya tak tega memungut cek tersebut, sebab apa yang saya kerjakan dengannya. Ialah sama-sama iklas sampai-sampai hubungan menjadi paling sangat paling asyik masyuk. Namun saya pikir uang bikin Dewi nggak masalah sebab memang. Untuk ongkos pengeluaran lebih kecil dari pada yang diterima dari suaminya. Selain tersebut saya pun sedang memerlukan untuk membetulkan kendaraan saya yang secara kebetulan pada waktu tersebut sedang merasakan perbaikan mesin.

Setelah peristiwa tersebut saya masih terus dihubungi bila Dewi perlu, dan pernah saya diluncurkan dengan rekan-rekan yang senasib. Dan saya pernah dihubungi oleh teman-temanya dengan saling mengawal rahasia satu sama lain, namun ceritanya tak jauh beda. Yang jelas saya bakal rahasiakan hingga akhir hayat.

Oke saya pikir kisah ini bukanlah membuka rahasia tapi melulu membagi empiris dalam dunia maya. Dan lagi nama dan tempat ialah fiktif belaka, bila ada rekan-rekan yang punya minat konsultasi dengan saya saya siapkan waktu. Selanjutnya terserah anda. Dan motto saya, kerahasiaan ialah segalanya bikin hidup saya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts