Ngentot Memek Pacar Di Hotel
CERITA SEX-Aku berusaha untuk sabar dan yang lebih penting aku harus menjaga hatiku untuk selalu setia pada kekasihku, yang kini berada di luar kota. Sejak lulus Kuliah Deni pacarku mendapat pekerjaan di luar kota, dia bekerja di kota Medan sedangkan aku masih disini di kota Jakarta. Aku begitu mencintainya karena itu aku menjaga hatiku untuk Deni karena kamipun pernah berjanji untuk membawa hubungan ini ke tali pernikahan.
Selama ini juga kami tidak pernah melakukan adegan seperti halnya dalam cerita ngentot. Meskipun banyak dari teman-teman kami melakukan hal itu, Deni mencintaiku dengan tulus pernah dia berkata “Mila.. aku akan menjaga kesucianmu hingga kita menikah nanti..” Dan hal itu benar-benar dia lakukan padaku, Deni tidak pernah melakukan hal yang tidak senonoh padaku.
Kini usia kami sudah menginjak 24 tahun, tidak terasa hubungan longdistance kami sudah 2 tahun lamanya. Selama ini juga kami hanya tiga bertemu, selebihnya kami hanya berhubungan lewat media sosial. Tapi aku tahu kalau Deni begitu setia padaku, walaupun kami belum pernah melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot. Meskipun terkadang aku takut juga.
Kalau-kalau Deni ingin melakukan hal itu dan mencari wanita lain di kota Medan sana. Tapi ketika perasaan seperti itu datang, aku segera menepisnya aku tidak ingin memikirkan hal-hal yang negatif tentangnya. Mungkin karena ini juga hubungan kami menjadi langgeng hingga 4 tahun lamanya, dimana 2 tahunnya kami lakukan dengan cara longdistance tapi kami bisa melewati hal itu hingga detik ini.
Sebenarnya aku merasa iri jika ada temanku yang sedang bermesraan dengan pasangannya, baik itu ketika di kantor ataupun di tempat acara lainnya. Dan aku hanya bisa menahannya. Tapi di kantor aku memiliki teman yang begitu dekat denganku Tasya namanya, dia merupakan cewek binal jika aku perhatikan dan dia sering menceritakan tentang masalah pribadinya.
Bahkan dia melakukan adegan cerita ngentot dengan siapa dia selalu cerita padaku. Pernah juga Tasya melakukannya dengan manajer kami, dan dia sepertinya puas melakukan hal itu padahal manajer kami seorang pria dewasa. Tasya bilang kalau nyaman buat curhat padaku, katanya aku tidak ember seperti yang lain. Tapi dia tidak tahu kalau dengan mendengar ceritanya akupun menjadi ingin melakukan hal itu.
Bahkan karena seringnya mendengar cerita Tasya, akupun menceritakannya pada Deni. Dan dia hanya tersenyum ketika aku menceritakan tentang hal itu, hingga pada suatu hari ketika kami sedang video call, Deni dengan jelas bilang padaku “Kenapa apa kamu pingin seperti itu..?” Akupun tersipu malu meskipun aku tidak bertatapan langsung dengannya.
Hingga pada suatu ketika aku mendapatkan cuti liburan dari perusahaanku, tanpa memberi tahu Deni terlebih dahulu akupun mengunjunginya. Tepat pukul 7 malam aku sudah berada di halaman kontrakan Deni, karena sebelumnya aku masih mampir ke hotel tempat menginapku. Aku buka pintunya dengan perlahan, Deni masih sama dia sama sekali kurang memperhatikan hal-hal seperti ini, mengunci pintu memang jarang dia lakukan.
Dulu akupun sering memarahinya jika tahu kamar kostnya tidak di kunci. Begitu aku buka pintu akupun mendengar suara televisi di ruang tengahnya akupun menghampirinya dan aku lihat DEni sedang menonton Tv, sambil bermalas-malasan di depan TVnya “Heeemmmm…” Diapun melihat ke arahku dan menatap tidak percaya “Saaayaaaang.. kaa..mu…” Dengan cepat dia bangun dan memeluk tubuhku.
Deni terlihat kaget dengan kedatanganku dan aku suka seklai karena rencanaku berhasil. Kamipun mengobrol lama di ruangan itu, bahkan sampai larut malam dan teman Deni membiarkan kami berdua saja, karena dalam kontrakan ini memang ada dua orang temannya lagi yang tinggal bersamanya. Dan aku mengenal mereka lewat media sosial juga dan aku tahu kalau mereka baik-baik orangnya.
Keesokan harinya kami jalan bareng Deni membawaku jalan-jalan mengitari kota Medan, hingga akhirnya tanpa terasa malam telah tiba. Dan aku mengajak Deni mampir ke hotel tempatu menginap, di sana aku masuk kamar mandi dan Deni menunggu di dalam kamar sambil menonton TV. Begitu aku keluar dari kamar aku melihat Deni menatapku begitu tajam.
Entah siapa yang memulai kami berdua sama-sama saling mendekat dan melepaskan kerinduan dengan cara saling berciuman bibir. Aku diam saja ketika tangannya mulai menggerayangi tubuhku yang masih terbalut handuk “Ooouuggghh… saayaang.. jaaangaaan… aaagggghhh… aaagggghhhh..” Desahku ketika tangan Deni meraba buah adaku lalu dia memilin putingku.
Bagai pemain dalam adegan cerita ngentot diapun mengulum putingku hingga aku menggelinjang di buatnya “Ooouugghh…. ooouuggghh… aaaaagggghhh… aaaaggghhh… aaaagghhhhh…. saaaaaayaaang… ” Setelah handuk yang aku pakai melorot, Deni menatap tubuhku kemudian dia membopongku dan merebahkan tubuhku di atas tempat tidur yang masih terlihat rapi.
Diapun membuatku menggelinjang dengan cara meraba setiap area sensitifku “Ooouuuuggghhh… aaaaggghhh… Den… pelan….pelan saaayang.. aagghhh..” Deni berusaha memasukkan kontolnya pada memekku yang masih sempit, diapun menemukan kesulitan sampai akhirnya aku memberanikan diri membantunya memegang kontolnya untuk aku carikan lubang memekku.
Seketika Deni langsung menancapkan kontolnya dan menggoyang tubuhnya. Aku menikmatinya meski sedikit perih kurasa di awal dia menancapkan kontolnya, namun akhirnya nikmat juga. Rupanya seperti ini adegan cerita ngento yang sering di ceritakan oleh Tasya temanku. Deni terus menggoyangku bahkan diapun mendesah “OOOUgghh… aaagghhh.. ouuugghhh… aaaggghh.. ” Desahnya.
Tapi lama kelamaan dia semakin keras bahkan lebih mirip mengerang “OOOuugghh… aaaaaggghh… ooouuugghh… aaaaggghh… ” saat itu juga aku merasa memekku di penuhi dengan lendir kenikmatan, Deni memelukku dengan mesranya sambil berbisik “Terima kasih sayangkamu masih menjaga kesucianmu…” Akupun tersenyum karena melakukan adegan cerita ngentot ini bersama Deni meskipun kami belum melangsungkan pernikahan.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,