Tante Carrolin

 

| Sungguh beruntungnya aku bisa menikmati tubuh tante muda yang satu ini. Sebut saja namanya Carrolin, perempuan yang aku kenal disebuah mall waktu itu. Carrolin bisa dipanggil tante namun masih muda karena usianya juga bekum terlalu tua sekitar 31 tahunan. Hingga sekarang aku dan Carrolin masih berhubungan dengan memanfaatkan waktu jika suami Carrolin sedang keluar negri, Karena suami Carrolin adalah seorang pengusaha kaya raya.

Berawal ketika aku sedang nongkrong disebuah mall besar yang berada di kota Surabaya. Sebelumnya aku merasa sangat suntuk sekali hingga aku putuskan untuk jalan-jalan ke mall untuk menghilangkan suntukku. Namun tak sesuai perkiraanku, siang itu mall terlihat sangat sepi sekali hingga aku duduk disebuah outlet minuman sambil bengong melihat segelincir orang riwa-riwi. Namun tak lama aku bengong, aku melihat dari kejauhan seorang wanita setengah baya sedang jalan menuju ketempatku.
Terlihat tubuhnya sangat ramping, dengan pakaian yang terlihat sangat mahal nmaun juga sangat seksi sekali, karena perempuan setengah baya itu mengunakan rok diatas lutut tinggi banget. Semakin mendekat tubuh perempuan itu semakin terlihat aduhai sekali, sampai-sampai aku menelan ludah melihatnya. Namun dengan sekejap pandanganku aku alihkan karena perempuan itu benar-benar datang menghampiriku, dan.
“Maaf mas, kalau ‘pasar ikan’ adanya dimana ya..?”
Aku berusaha menutupi kekagetanku dan berusaha menjawab sesantai mungkin,”Ahh.., Mbak ini becanda ya.. disini mana ada yang jual ikan mbak. Adanya ya di pasar besar..”
“Oh, gicu ya Mas ya..” katanya sambil mikir.
Itulah awal pembicaraan kami rupanya dia tadi hanya memancingku aja, sampai akhirnya kenalan dan ngobrol North-South. Namanya Carrolin, umur 31 tahun, rumah di Jl. Taman Wilis 1C Malang, mantan gadis sampul yang bersuami seorang pengusaha. Kebetulan suaminya lagi tugas 1 bulan ke Liverpool Inggris, jadi dia jalan-jalan sendirian. Belum punya anak, karena suaminya menderita impoten.
Setelah ngobrol selama 1 jam sambil makan di cafe. Lalu, aku diajaknya ke rumahnya. Dia mengendarai mobil mewahnya BMW Sport 1 pintu. Setelah sampai di rumahnya yang sangat besar. Padahal aku baru melihatnya dari depan saja. Setelah di-klakPras sama dia, seorang satpam membuka pintu pagar. Sebelumnya, Mbak Carrolin sudah bilang.
“Kalau ada pembantu saya, kamu bilang aja saudara dari suamiku, ya..?”

Sambil berakting layaknya bintang sinetron, Mbak Carrolin memperkenalkan aku sebagai saudara suaminya pada pembantunya. Dan lalu menyuruhnya untuk masak-masak buat makan malam.

“Ayo masuk Pras..? Duduk-duduk saja dulu sebentar di dalem.. ya.. Aku mau ganti baju dulu..” katanya setelah pembantunya pergi ke dapur.
“Eee.. mbak.. kamar kecilnya dimana ya..?”tanyaku.
“Ayo deh, Mbak tunjukin..”katanya sambil menggandeng tanganku.

Sampai akhirnya tiba di kamar mandi.

“Tuh kamar mandinya di sana..” katanya sambil menunjuk ke pintu di ujung kamar.

Aku langsung ke sana, dan ketika mau menutup pintu, Mbak Carrolin tiba-tiba menahan pintu dari luar kamar mandi sambil berkata dengan genit.

“Jangan lama-lama ya Pras..!” Terus ditutup deh pintunya sama dia.

Pas lagi pipis, mataku tiba-tiba tertuju pada sebuah benda panjang yang berada di balik botol-botol sabun. Ketika kuambil.., ternyata penis plastik yang berwarna hitam..! Lalu.. Karena pintunya tidak kukunci, secara diam-diam Mbak Carrolin masuk ke kamar mandi. Karena saat itu aku sedang kaget, tiba-tiba aku dipeluk dari belakang secara lembut. Tangan kiri Mbak Carrolin meraih tanganku yang lagi memegang penis tiruan itu, sedangkan tangan kanannya meremas Penisku.
“Ini mainan aku Pras, kalau lagi kesepian..” bisiknya tepat di telingaku.

Aku terdiam seperti patung, keringat mengucur dengan deras sekali..

“Tapi jauh lebih enak kalau pake yang asli Pras..” desahnya.

Aku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia mulai menjilat leher sekitar telinga. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir. Sambil terus menjilat dia berusaha membuka celanaku dari belakang.

“Hhh.., jangan Mbak..!” aku berusaha mengingatinya.

Tapi.. kenapa Pras..? Hhhmm slurp.. slurp.., nggak suka ya..?” desisnya sambil tetap mencium dan menjilat leherku.

“Hhh.., Prasy masih perjaka mbak..!” kataku.
“Ahh.. masak sih.. ayo dong.. ntar Mbak ajarin deh.. nikmat kok Pras.. mau ya Pras..?”katanya
“Tapi mmbakk.. hh..”teriakku.
“Ayo ikut ke kamar Mbak aja ya.. biar lebih enak..” katanya sambil menarik lenganku.

Dia menuntunku keluar kamar mandi sampai di pinggir ranjang, langsung memagut mulutku dengan ganas. Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidahku, sementara tangannya kembali berusaha membuka celanaku. Aku yang sudah pasrah dan bengong, mendekap tubuhnya yang sexy dan montok. Setelah celanaku melorot, ciumannya beralih ke leher, ke dada, perut, dan akhirnya ke penisku. Dia mengurut penisku pelan-pelan, “Woowww.. enak banget rasanya.. ohh..?” desahku.
“Kamu tetap berdiri, ya Pras.. jangan rebah..!” pintanya sambil tersenyum manis.

“Aku mengangguk saja.”

“Penis kamu.. Prasn.. enak banget.. hhmm..!”

Tiba-tiba dia langsung menghisap penisku, bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.

“Ohh..?” desahku keenakan.
“Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”

Kadang-kadang dia sengaja mengguncang-guncang penisku ke kiri ke kanan dengan mulutnya, sementara kedua tangannya mengelus-elus pantat dan bijiku.

“Aahh.. jangan kenceng-kenceng dong, Mbak..!” kataku saat dia menghisap dengan bernafsu.

Dia hanya tersenyum, lalu meneruskan kegiatannya. Hisap.. lepas.. hisap.. lepas.., terus sampai akhirnya dia seperti kelelahan.

“Hmm.., Penis kamu enak banget Pras..” katanya sambil menjilat bibirnya yang penuh lendir.

Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar kalau dia sudah sangat horny.

“Udah lama saya nggak ngisap Penis seenak ini, Pras..”
“Mbak..”panggilku.
“Jangan panggil aku Mbak dong..” desisnya sambil mencium kepala kemaluanku,”Panggil Carroll.. aahh.. aja ya.. sstt..” desahnya.

Kembali dia menjilat kemaluanku dengan lidah meliuk-liuk seperti lidah ular. Kali ini jilatannya naik ke atas, sambil tangannya membuka T-shirt-ku. Aku juga tidak mau kalah, ikutan membuka baju-nya. Dan ohh.. terlihatlah susunya yang besar itu.. kayaknya 36C. Ternyata dia tidak memakai BH. Jadi sekarang hanya sisa celana dalamnya aja.
“Ayo, hisap dong tetekku Pras..” desahnya.

Aku tidak menunggu lama-lama lagi, langsung kulumat payudara yang bulat itu. Awalnya yang kiri, dan yang kanan kuremas-remas. Carrolin mengerang dan menjatuhkan diri ke ranjang.

“Aahh.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Pras.. hh.., hiissaapp.. putingnya oohh.. oohh..!” desahnya.

Aku dengan semangat menghisap sesuai perintahnya. Sesaat kugigit lembut putingnya.

“Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot terus.. sstt.. yang.. kuathh.. aahh..!” jeritnya sambil menggelinjang.

Rupanya arus kenikmatan mulai menerpa Carrolin. Tangan kananku mulai menjelajah memeknya yang masih tertutup celana dalam. Wah, sudah basah rupanya..! Apalagi saat jari tengahku menyelinap di antara Labia majora, kerasa sekali beceknya. Pinggulnya mulai naik turun, rupanya Carrolin sadar ada benda asing yang menggesek kemaluannya. Apalagi saat jariku menyentuh klitorisnya, makin kencang goyangannya. Seakan berusaha agar jariku tetap di klitorisnya, tidak pindah kemana-mana. Terbukti saat tangannya memegang tanganku yang ada di kemaluannya,”Ya.. Say.. teruss.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.
Sekarang ciumanku sudah pindah ke lehernya yang jenjang dan harum mulus. Memeknya tetap dihibur dengan jariku, sementara tanganku yang lain membelai rambut indahnya.

“Udahh.. Pras.. aku nggak tahan say.. sst..!” kata Carrolin.

Lalu dia menelentangkan aku dan dia ada di atasku. Dia langsung menempatkan lubang kemaluannya tepat di depan wajahku dan secara perlahan dia buka celana dalamnya dengan membuka ikatan tali di sampingnya. Tercium semerbak wangi memeknya yang benar-benar membuatku terangsang. Tampak tetesan lendir di lubang memeknya.
“Hm.., wangi sekali Carrol. Prasy suka baunya..” kataku.
“Kamu suka bau memekku, Pras..?” katanya manja.
“Ya Carrol, dua-duanya say..”
“Kalo gitu, jilatin dong say memekku..!” katanya sambil menurunkan memeknya ke wajahku.
“Ayo jilat, Say..!” desahnya.

Kuhisap-hisap klitorisnya yang menyembul, kujilat memek dan anusnya. Dan semua yang ada di sekitar kemaluannya kujilat dan kuhisap.

“Jilaatt.. ohh.. terruusshh.. Pras.. jillaatt.. itilnyaa.. itilnyaahh.. teerruusshh.. ohh..” desahnya.

Wajahku benar-benar dijadikan gosokan sama dia. Digosoknya terus memeknya di wajahku, kadang berputar-putar. Lalu, Carrolin mengubah posisinya jadi di bawah, tapi tetap sambil kujilat memeknya. Dia menggeliat-geliat, kadang menyentak ke belakang saat klit-nya kuhisap atau kujilat. Kadang mengerang, menjerit, melolong, bahkan kadang kepalaku dijepit dengan kedua pahanya yang putih mulus itu.
“Ahh.. ohh.. oohh.. Carrol mau keluaarr.. Sayyhh.. ohh.. ohh..”desahnya.

Saat dia menjerit-jerit cepat-cepat kuhentikan jilatanku dan cepat-cepat berdiri di samping ranjang.

“Carrol.. kamu nggak pa-pa kan..”kataku bingung.

Tidak lama kemudian Carrolin tersadar.

“Ahh..? Lho..? Koq.. Kenapa berhenti sih Pras..?” setengah menjerit, lalu celingukan mencariku.

Setelah melihatku ada di sampingnya sambil bengong, Carrolin benar-benar geram.

“Kamu.. bener-bener jahat Pras..!”

Carrolin memasukkan 2 jari kirinya ke memeknya.

“Prasy.., kamu bener-bener jahat..!” jeritnya.
“Tapi, Carrol kan tadi menjerit.. Prasy jadi ketakutan..” kataku.
“Aduh.. kamu kok culun amat sih Pras.. dasar perjaka.. tapi nggak pa-pa deh..”katanya.

Untung diluar masih hujan besar. Jadi jeritannya tertutup dengan suara hujan.

“Sini dong Pras..!” pintanya manja.

Karena aku bengong terus lalu dia dengan meraung seperti macan dia melompat dari ranjang, berusaha menerkamku. Tapi gagal, karena aku berkelit karena ketakutan. Aku berusaha menghindar dari sergapannya yang dipenuhi hawa nafsu.

“Jahat..! Jahat..! Jahat..!” jeritnya sambil berusaha mengejarku.

Kami berdua seperti penjahat dengan korbannya yang lagi main kejar-kejaran.
Karena kelelahan aku berhasil ditangkapnya. Aku langsung duduk di kursi sofanya. Lalu, tanpa basa-basi lagi, Carrolin langsung duduk berhadapan di pahaku. Bulu kemaluannya terasa lembut menyentuh pahaku, sedangkan batang kemaluanku merapat di perutnya.

“Mau lari kemana, Pras..? Jahat..!” katanya sambil menggesek-gesekkan puting susunya ke putingku, rasanya nikmat sekali.
“Orang Carrol lagi mau ‘keluar’ koq dikerjain.. hh..? Itu nggak boleh, Say..!” omelnya sambil menatap tajam.
“Ya Carrol.. Prasy salah..” kataku.

Lalu kupagut bibirnya yang basah itu. Langsung dibalas dengan ganas. Carrolin memelukku dengan erat sambil menggesek naik turun kemaluannya ke Penisku. Kemudian dia menghentikan pagutannya, lalu tersenyum mengejekku.

“Kamu udah bikin Carrol pusing, kamu harus Carrol hukum..” katanya.
“Dihukum apa Carrol..?” kataku penasaran.
“Hukumannya ini Pras..” lalu Carrol meraih Penisku dan langsung dimasukkan ke memeknya, “Ngentotin sampai aku puaass.. oohh..!”

Lalu, Carrolin langsung menggenjot Penisku UP-DOWN.

Aduh, benar-benar nikmat nggak tahunya. Begitu ketat mencengkeram Penisku. Sementara itu, di depan wajahku terpampang payudara besar yang terguncang-guncang.

“Ahh.. oohh.., Penis kamu.. enak Pras.. sstt.. ahh.. sst.. ahh..” desahnya sambil naik turun.

Aku tidak dapat menjawab, soalnya lagi asyik melumat teteknya. Tanganku mengelus-elus sekitar pantat semoknya sampai belakang memeknya, biar dia benar-benar puas.

“Ah.. ah.. terus Pras..! Jangan berhenti Say..! Carrol, suka ngentot sama kamu.. hh enak.. ohh.. ahh..!” jeritnya.

Kadang kusentak juga dari bawah, dan Carrolin senang sekali kalau sudah begitu.

“Sentak lagi.. oohh.. Aaa..! Iya.. iya.. gitu.. lagi.. lagii.. oohh..!”

Lagi asyik-asyiknya dia menggenjot Penisku, tiba-tiba kuberdiri sambil membopongnya. Lalu aku jalan-jalan keliling kamar sambil tetap dia mengocok Penisku dengan memeknya yang luar biasa. Sebagai ganti sentakan yang dia suka, aku jalannya kadang seperti orang melompat. Kan jadi sama nyentaknya. Tapi itu tidak dapat lama-lama, karena badannya lumayan berat. Jadi aku balik ke ranjang.

“Kamu di bawah ya, Say..! Carrol suka di atas.. ss..” desisnya manja.
“Ya.., buat Carrol.. apa aja deh..!” kataku.

Tanpa banyak buang waktu, Carrolin kembali melanjutkan goyangannya. Kadang goyangnya benar-benar maut, sampai menyentak kepalanya ke belakang. Atau kadang sambil meremas payudaranya, seperti di film-film Vivid. Atau dengan merebahkan kepalanya di dadaku. Sambil mengocok, seperti biasa dia suka sekali berkata kotor.

“Hhmm.., ohh.. yess.. ***** me.. ahh.. hhmm.. enak kan, Say..?”
“Enakk.. banget, Carrol..” lenguhku.
“Seneng khaann.. Pras..!”
“Ya, .. sseneng.. ohh..”
“Carrol.. sukka.. Penis kamu.. Pras.. oohh..” desahnya manja.
“Prasy juga suka memek Carrol.. ohh..” desahku.

10 menit kemudian, aku merasa seperti akan pipis, karena Penisku sudah berdenyut. Rupanya Carrolin juga begitu. Dinding memeknya mulai bergetar dan sudah basah sekali. Genjotannya pun sudah mulai mengganas, seperti saat dia menjerit tadi.

“Oohh.. Pras.. Prasy mau.. pipis..”
“Carrol.. juga Pras.. mau keluar.. tahan yah.. Pras, kita barengan ya.. Pras..!” desahnya.

Lalu, Carrolin sudah semakin tegang, makin erat memelukku.

“Auh.. I’m comin’ Say.. ohh.. ahh.. ahh..!” jeritnya, makin lama makin keras.

“Teruss.., Pras.. teruss.. aku.. ohh.. ahh.. Carrol keluarr..”

Dia menjerit dan menghentak-hentak dengan ganasnya. Saat itu, otot memeknya betul-betul tegang dan memerah batang Penisku. Dia menyemprotkan banyak sekali cairan, Lalu.

“Carrol.. Pras mau pipis juga.. ohh..!”
“Pipiskan aja di dalam Pras.. jangan dilepass.. Say.. aa..!”
“Croooot.. croooot.. crooooot..!” cairankuku muncrat di dalam memeknya.

Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi, hanya bisa menerawang ke langit-langit. Menikmati orgasme. Masih ada beberapa hentakan lagi, sebelum akhirnya Carrolin terkulai lemas di dadaku. Rambutnya yang indah itu menghampar bebas, langsung kubelai.

“Pras.., makasih ya.., kamu telah memberi saluran yang selama ini belum pernah Carrol rasakan” katanya sambil mencium bibirku dengan lembut.
“Terus gimana Carrol.. tentang rencana selanjutnya..?”tanyaku.
“Entar aja deh, biar Carrol pikir-pikir dulu, Pras”katanya.
“Bila Carrol benar-benar mau cerai ama Fadli. Prasy mau jadi gantinya..”kataku.
“Ahh.. yang bener Pras.. emang kamu masih mau ama aku.. cewek yang udah tua ini..?”katanya.
“Prasy cinta ama Carrol sejak pertama kita ketemu. Prasy nggak memperdulikan usia Carrol berapa yang penting Prasy cinta ama Carrol..”kataku sambil mengecup bibirnya.

“Ohh.. Pras kau sungguh lelaki jantan dan bertanggung-jawab. Sebetulnya Carrol juga suka ama kamu tapi khan aku sadar kalau usiaku udah diatas kamu. Tapi, kenyataannya kamu suka ama Carrol. Jadi, Carrol setuju aja.. tapi Prasy sabar dulu ya.. Biar Carrol selesaikan urusan dengan suami Carrol.. ya manis..”katanya sambil mengecup bibirku lagi.
“Ya Carrol, Prasy akan tunggu..?”tanyaku.
“Nah gitu dong.. oh ya say.. Prasy harus datang kesini dan harus memuaskan Carrol setiap waktu.. ya sayang..”katanya.
“Ya say..”jawabku. Lalu, kita berciuman dan akhirnya tertidur pulas.–,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts