Cerita Seks Terbaru Janda Montok Goda Bapak Kostnya

Aku seorang janda muda berumur 27 tahun, aku pernah menikah dengan seorang pria namun gagal. Aku bercerai setelah 5 bulan menikah dengan dia. Aku bercerai karena dia tidak memuaskan birahiku. Sebelum menikah aku sangat berpengalaman tentang seks. Aku sering bergonta ganti pasangan waktu masih berpacaran aku juga sudah mengenal seks.

Sebut saja aku Vira. Aku terpaksa menikah karena dulu dia selalu memberi aku apa saja yang aku minta. Namun ternyata sebenarnya dia anak keluarga yang biasa saja. Selama menikah bercumbu dengan dia tidak ada rasa kepuasan. Aku tidak merasakan kenikmatan seks karena dia kurang pandai melakukan pemanasan seks.
Kalau melakukan hubungan, suamiku selalu tergesa-gesa. Semua dia lakukan dengan cepat asal dia keluar saja tidak memikirkan aku. Aku sudah muak dan tidak betah hidup dengannya maka dari itu aku menceraikan dia. Aku menyesal menikah dengan dia, hanya tergiur dengan uangnya. Pada kenyataannya dia hanya terlahir dari keluarga yang biasa saja.
Wajahku yang menawan kulitku putih banyak yang tertarik dengan ku. Aku memberanikan diri menalak dia dengan sepenuh hatiku. Dia juga menuruti permintaanku hanya menjalani sidang 2 kali saja sudah kelar. Aku meninggalkan dia begitu saja, rasanya sudah tidak ingin melihatnya lagi. Aku membuka lembaran baru, aku bergaya layaknya ABG.
Banyak pria yang mendekati aku, mereka menyebutku dengan janda kembang. Sekarang aku lebih berhati-hati dalam memilih pria. Aku tidak ingin kejadian kemarin terulang lagi. Aku ingin hidup mapan dan bergelimang harta. Namun aku sudah tidak mau terikat dalam ikatan pernikahan. Aku bergaul dengan temanku dulu dikala masih lajang.
Enak sekali mereka hanya kesana kemari tanpa beban. Bekerja untuk dirinya sendiri dan dinikmati sendiri. Aku memutuskan untuk bekerja di luar kota. Orangtuaku tidak pernah melarang aku, dia selalu memberiku kebebasan. Aku berniat bekerja diluar kota untuk memperbaiki hidupku.
Aku juga tidak mau merepotkan orangtuaku terus, aku harus berusaha sendiri. Pada waktu itu aku berangkat ke kota Bandung. Dari pekalongan menuju Bandung, kota kembang. Aku berangkat dengan temanku yang sudah lebih dulu bekerja di sana. Dia bekerja di sebuah butik gajinya pun besar karena dia bekerja di pusat perbelanjaan yang sangat besar.
Aku kost dengan temanku sementara, jika aku sudah memiliki penghasilan aku kost sendiri. Disana sangat bebas cocok dengan kebiasaanku. Keluar masuk kost berpasangan tinggal satu kost cowok cewek tidak masalah. Sesampainya dikost aku sangat lelah karena perjalanan berjam-jam. Aku tertidur pulas di kamar Pipit temanku. filmbokepjepang.com
Sore harinya aku diajak Pipit menemui pemilik butik itu. Pemilik butik langsung menerima aku sebagai pegawai baru dan besok aku sudah mulai kerja. Rasanya senang sekali sangat mudah mencari pekerjaan. Karena di butik ini yang diutamakan penampilan , dan penampilanku sangat mendukung.
Aku sangat berterima kasih kepada Pipit dia sudah membantu aku untuk mencari pekerjaan,
“Eh Vir ntar kamu aku kenalin dulu ya sama bapak kost..”
“Ngapain sih pakai kenalan segala..?”
“Jangan gitu.. Kamu kan anak baru takutnya ntar pak kost marah kalau masukin orang sembarangan”
“Oh gitu ya? Ganteng nggak nih bapak kostnya?”
“Ah kamu ganjen banget sih Vir, ganteng dia tapi udah punya istri…”
“Masa sih? Ganteng ya? Hmmmm bisa tuuuhhh…”
“Jangan macam-macam kamu Vir jangan cari masalah disini…”
“Hahaha…” Aku tertawa sangat lepas.
Aku dan Pipit pulang menuju kostnya. Sesampainya disana ada seorang pria yang sedang duduk di teras rumah. Ganteng sekali muncul hasrat ingin menggoda pria itu. Aku sangat merindukan belaian pria,
“Malam mas Fikri, kenalin ini teman saya Vira dia penghuni kost baru sementara menginap dikamarku terlebih dahulu…”
“Oh iya Pipit, nggak apa-apa…” Ucap pemilik kost.
Aku terkejut bengong melihat pak kost ganteng itu. Aku berjabat tangan dan mengenalkan diriku. Sambil sedikit ganjen aku kepadanya, dia pun tersenyum manis. Lama sekali tangannya aku pegang namun dia segera melepaskan tanganku. Kemudian Pipit mengajakku masuk kamar,
“Wah ganteng sekali, Pit…”
“Udah aku bilangin pak kostnya memang ganteng, tapi jangan kamu godain ya Vir bisa-bisa diusir sama istrinya…”
Aku tidak menghiraukan perkataan Pipit, aku tetap berusaha menggoda pak Kost maco itu. Kamar kost yang berdekatan dengan rumah mas Fikri membuat aku terus ingin mengintainya. Aku melihat gerak geriknya yang lagi duduk di teras rumahnya. Dia lagi asyik minum kopi dan mainan hp, malam semakin larut dan sangat dingin.
Ingin rasanya dipeluk untuk menghangatkan tubuhku. Aku terus memantau dan mencari ide agar aku bisa mendapat kesempatan memeluk erat mas Fikri. Lampu rumahnya sudah padam tandanya anak istri mas Fikri sudah tertidur lelap. Di depan rumah mas Fikri ada gazebo kecil sepertinya cocok untuk permainan nanti malam.
Aku pura-pura berjalan menuju kamar mandi yang ada di samping kiri rumahnya. Aku tiba-tiba terjatuh karena terpeleset (Memang sengaja aku pura-pura terpeleset),
“Aaaaddduuuhhhh……”
Mas Fikri langsung berlari ke arahku, dia mencoba menolongku. Tangannya memapah tubuhku dan aku berjalan menuju gazebo. Tepat sasaran dia membawa aku ke gazebo sesuai dengan imanjinasiku. Mas Fikri mengurut kakiku secara perlahan,
“Aaaahhh mas sakit… Ahhhh…..”
Aku duduk diatas sedangkan mas Fikri dibawah ku sedang mengurut kakiku. Ketika itu aku memakai rok mini dan tangtop merah. Sexy sekali, aku sedikit membuka rok miniku biar mas Fikri bergairah melihatku. Namun dia enggan melihat kemolekan tubuhku. Aku terus berusaha membuat mas Fikri tergoda,
“Coba aku tarik ya, Vir….”
“Aaaahh mas.. Ini beneran sakit banget aku nggak kuat…”
“Apa aku antar ke tukang pijit saja gimana..?”
“Nggak ah mas, aku yakin kamu bisa nyembuhin kakiku…”
Aku menidurkan badanku di gazebo, rok miniku semakin naik ke atas. Pahaku yang putih mulus itu semakin terlihat jelas. Mas Fikri mulai melirik-lirik, tidak bisa dipungkiri dia pasti tergoda dengan kemolekan tubuhku. Kakiku terus bergerak ketika di urut mas Fikri, bergerak-gerak manja,
“Mas tanganku terluka perih sekali…”
“Coba aku lihat…” Kata mas Fikri.
Dia bertatapan denganku, aku terus mencoba menggodanya dengan membelai dadanya. Lampu yang remang-remang membuat suasana makin intim saja. Aku menarik tubuh mas Fikri aku dekap dengan erat. Dia tampak menikmati kehangatan dengan memeluk tubuhku,
“Mas cium aku dong ayolah mas…”
Mas Fikri tanpa malu-malu mencium bibirku mengecup bibirku dengan sangat nikmat. Aku membangunkan tubuhku, dia duduk disampingku,
“Sebentar ya mas, malam ini aku ingin bercumbu denganmu”
Dengan sangat perlahan aku membuka bajuku, payudaraku yang besar berukuran 36B itu sudah terlihat jelas. Mas Fikri tampak terkejut dan dia menarik tubuhku. Dia kembali menciumi bibirku tak lupa tangannya meremas payudaraku,
“Aaahhhh… Terus mas…. Terus mas… Aaaaaakkkkkhhhh……”
Remasan itu terasa sangat nikmat, secara perlahan mas Fikri melepas bra ku. Hingga menggantung jelas payudaraku dihadapannya. Mas Fikri mulai memancarkan wajah garangnya, dia terus mengulum puting susuku dengan liar,
“Aaahhhh mas….  Aaahhh… Mainin putingku mas pelan mas…..”
Dia memutar-mutar puting susuku dengan perlahan. Nikmat sekali, bibirnya mengulum puting kananku dan puting kiriku di putar-putar dengan jemarinya,
“Oooohhhhh…. Mas….. Ooohhhh…. Luar biasa….. Aaaaaakkkkhhh….”
Aku sangat bergairah sekali tubuhku terus menggeliat merasakan kenikmatan itu. Aku ditidurkan di gazebo kembali. Rok miniku di buka dengan cepat. Celana dalamku pun langsung dibuka mas Fikri, aku lihat penis mas Fikri berdiri tegak. Aku sudah tidak sabar ingin menikmati penis itu. Dia berada diatasku, dia menjulurkan penisnya di mulutku.
Dia meminta ku untuk mengulum penisnya yang besar itu. ohhh.. Aku sangat bersedia sekali, aku paling suka kulum penis pria. Aku mengulum penis mas Fikri menjilati ujungnya. Kemudian aku mengocok penisnya keluar masuk hingga dia mendesah nikmat,
“Aaahhh…. Aaaakkkkkhhhh nikmat Vir… Aakkkhhh…..”
Terus aku kocok penisnya, mulutku tak henti-hentinya mengulum penis mas Fikri. Gairahku sangat besar karena ukuran penis mas Fikri besar. Mulutku penuh, terasa sudah tidak muat di masuki penisnya, namun aku berusaha seluruh penisnya masuk ke dalam mulutku,
“Aaaahhhhh… Aaahhhh….. Aahhhhh… Vir… Aaakhhhh…”
Setelah mas Fikri puas dengan kuluman ku dia menuju ke bawah. Dia melihat memekku sudah siap untuk dimainkan. Mungkin setahu mas Fikri aku masih perawan padahal aku janda kembang.
Kemudian mas Fikri menjilati selakanganku dengan beringas. Tubuhku menggeliat merasakan kenikmatan yang tak terkira,
“Aaaakkkhhh mas… Terus mas…. Aaakkkhhh lagi mas….. Oooohhhhhhhh……”
Sangat beringas mas Fikri gairahnya sangat besar, aku terpuaskan dengannya. Memekku basah dia hanya mengelap dengan bajunya. Kemudian terus menciumi memekku, setelah itu dia menatapku kembali. Dia berada diatasku penisnya digesek-gesekkan di memekku. Nikmat sekali , aku ingin terus mendekap mas Fikri. Lalu dia mencoba memasukkan penisnya ke dalam memekku.
Ujung penisnya sudah masuk ke dalam memekku dengan sangat mudah. Terus dia mendorong penisnya masuk ke dalam memekku. Maju mundur gerakan itu setelah itu dia menggoyang-goyangkan penisnya,
“Ooohhhh nikmat sekali…. Oooohhhhhhh….. Aaaakkkhhhhh… Oohhh…..”
Gerakannya sangat keras kakiku diangkat ke atas, mengangkang dengan lebar. Tekanan yang sangat keras dan nikmat,
“Aaaaahh… Ooohh…. Aaakkkhhh lagi mas…. Ahhh…”
Pantatku di angkat terasa sangat nikmat rasanya sudah tertancap di memekku. Aku terus menggeliat manja serasa gazebo ikut bergetar.
“Ooohhhh… Oohhh…  Ohhhh mas…. Akkkhh mas lagii mas terus aaakkhhh…..”
Kita berubah posisi aku menungging dan mas Fikri menusukkan penisnya ke dalam memekku kembali. Maju mundur sangat keras dan nikmat. Pantatku terus ditarik menekan terus hingga aku lemas,
“Aaaaahhh… Aakkkkkhhh… Mas terus mas….”
Dia meremas payudaraku dengan keras aku sudah mencapai puncak dan akhirnya aku basah. Membuat memekku semakin licin,
“Oooohhh mas nikmat mas… Aaahhh…..”
Tak lama kemudian dia melepaskan penisnya dan membalikkan tubuhku. dia menyemprotkan spermanya ke bibirku turun ke bawah hingga membasahi tubuhku,
“Ccccccroooooootttt….. Cccccrrrooottt….. Ccccrrrroooooootttttt……”
Aku menjilati sperma mas Fikri dan menelannya, sungguh nikmat sekali. aku merasakan kepuasan yang lama aku nanti-nanti. Aku dan mas Fikri mengenakan pakaian kembali. Mas Fikri pun mengucapkan terima kasih kepadaku. Aku kembali ke kamar, kemudian aku mandi untuk membersihkan tubuhku.
Sensasi seks yang luar biasa bisa bercumbu di luar ruangan, dan saat itu hanya bangunan gazebo  yang menjadi saksi bisunya. Sejak kejadian itu sampai sekarang kami masih terus berhubungan.
Pada akhirnya aku-pun mendapatkan kosan secara gratis dan uang bulanan dari mas Fikri. Namun itu semua ada syaratnya, yaitu aku harus selalu melayani nafsu seks dia kapanpun dia mau.
Perselingkuhan itu hanya diketahu oleh 1 temanku dan aku saja. Rahasia kami aman dan istri mas Fikri tidak sedikitpun mencurigai perselingkuhan kami. Sekian.
.

.

Related posts