Terjerumus Lembah Hitam.

SETELAH TANTE MENINGGAL DUNIA, Setiap malam aku pergi ke snack-bar Disitu aku punja temen karib. Ia senantiasa menemaniku. Ia ^ menuang whisky kedalam tloky. Botol weisky ter­letak diatas medja Minuman whisky sudah sete- ngah botol kuhabiskan. Wanita bar itu tersenjum ^ dan membudjuk.

„Lagi ?”

Aku tidak mendjawab Kepalaku pusing Rambut kusut Bibirku basah dengan air whisky. Musik senantiasa mengalun. Kadang2 lagu sedih, kadang2 legu gembira. Wanita bar itu menarik lenganku

,Mari berdansa!”

Kami melantai mengikuti irama musik. Setiap pasangan berkap-dekap. Leherku dirangkul wanita bar itu Sekali kali dia berdjingkat dan mentcium bibirku.

„Flora.” udjarku

.,Hmmmm.” djawabnja

„Malam ini sungguh indah.” kataku

„Of coarse sungguh indah.” djawabnja.

Kami duduk kembali Sebungkus rokok ’Benson’ kukeluarkan dari dalam saku Belakangan ini aku acak merokok. Dan Flora mengambil sebatang Diselipkannjn kebibir. Lalu meminta kepadaku agar dinjalakan. Rokok jang sudah njala itu diberikannja kepadaku, la senantiasa tersenjum. Bila dilihatnya gelas sloki sudah kosong maka dengan sabar dia mengisi kembali. Pandangannja nakal. Flora duduk disisiku. Matanja saju dan sering me­lirik. Wanita seperti Flora banjak terdapat di bar. Semua pandai menghibur tamu.

Flora merebahkan kepalanja kebahuku. Aku diam. Untuk melayaninja aku sudah tidak mampu. Aku merasa ”tipssi”. Seloki terus kuteguk. Flora dengan nakal mentjium-tjium leherku.

Semakin larut malam, suasana semakin hangat Irama musik mengalun lebih pelan. Pasangan2 jang berdansa seperti sesosok tubuh hitam jang saling mendekap Djandji jang muluk-muluk ter­hambur dari mulut sang pria. Dan kata-kata bu- djukan terus dilantjarkan oleh perempuan bar. Kadang ditingkah pula suara tjiuman dan berdekapan. Flora menuang whisky kedalam sloki. filmbokepjepang.com

More drinks

Aku mengangguk. Lalu Flora tjerita jang lutju2 kepadaku. Aku tertawa ter-kekeh2. Tawaku beg’tu lebar tidak sebanding kelutjuan tjerita Flora. Tetapi bagiku semua lutju. Hidup ini lutju dan perlu ditertawakan. Kepalaku ber-gojang2. Rambut bertambah kusat dan tidak menentu. Mukaku basah dengan keringat dingin dan air minum

Djarum djam sudah menundjukkan angkasatu. Restoran jang seperti taman itu tamba lama tambah sepi Berangsur angsur pasangan pasangan keluar dari dalam bar. Pemain pemain musik sudah me­ngantuk. Petikan gitar dan bunji terompet sudah tertahan tahan. Ada pula jang bermain bas, me­meluk bas itu sambil tertidur Flora menarik lenganku :

„Come, mari kita pulang !”

Aku menurut sadja. Sebotol whiski sudah tandas. Hampir setiap malam aku mengujungi bar itu. Kemarin aku menghabiskan 2 botol ber­sama Flora. Flora punja ’ seni” minum. Sungguh­pun dia banjak minum, ia tidak perna h mabuk dan djatuh.

Kami menudju mobil saling berdekapan. Ke­mudian kami tertawa terbahak bahak padahal tidak ada jang lucu. Pada anak tangga kakiku terpeleset dengan cepat Flora memegang lenganku.

„Easy boy

Aku didororg Flora kedalam mobil Dergan lunglai aku terhenjak, sambil bersandar. Kurogoh kantong dan menjerahkan kunci mobil kepada Flora. Flora djuga minum tetapi tidak terlalu banyak. Sekedar sampai kerumah kurasa Flora masih bisa menjetir mobil.

Embun pagi mulai turun. Mobil berdjalan tidak lurus. Sekali kekiri sekali kekanan. Sekali kami hampir menabrak sebuah becak jang sedang diparkir ditepi djalan Pengendaranja melompat sambil memaki-maki Kami ketawa lebar sambung menjambung Kami masih ketawa ketika mobil dibelokkan kedalam rumahku. Aku langsung masuk kekamar dengan teraujang-hujung. Flora dengan sabar membuka sepatu dan badjuku Aku tinggal memakai tjelana kolor ketika merebahkan diri keatas randjaug. Tubuhku lemas. Flora mengambil air asam didalam lemari es dan memberikan kepadaku segelas Kemudian kepalaku dibasuhnja dengan handuk basah. Terasa segar. Sejak aku tinggal sendiri aku sering membawa Flora me­nginap dirumahku. Sebagai perempuan bar Flora sudah cukup jujur. la kubiarkan sadja berlaku sekehendak hatinja dirumah Tetapi tidak ada. sepotong barangpun jang hilang. Malam ini dia membuka lemari dan m ingenakan gaun tidur warna biru muda. Itulah gauu jang dipakai tante jang terachir sebelum dia meninggal. Wadjah Flora jang agak mirip dengan wajah tante. Ketika aku ber­dekapan dengan Flora ditempat tidur terasa rindu ke­pada tante Nora bis a kulampiaskan.

Tiba-tiba Flora langsung merangkulku dan melumat mencium bibirku. Didekapnya tubuhku, dan terasa sesak nafasku karena langsung menindihku di tempat tidur. Dan ciumannya aku, akui sangat panas. Belum selesai permainan pertama, Flora sudah mulai menanggalkan pakaiannya satu persatu. Dan hebatnya, sambil melepas pakaian, tangannya yang satu tidak berhenti meraba kemaluanku yang masih rapat tertutup celana. Aku sudah tegang sejak ia melumat menciumi bibirku. filmbokepjepang.com

“Ookkhh, Hen, tunjukkan dong sama Flora, kemaluan kamu, sudah tegang tuh.. okkhh yeess,”

Tidak sampai satu menit, kami berdua sudah polos. berukuran payudara yang besar putih padat putingnya yang merekah bikin kemaluanku semakin mengeras, tetapi rambut kemaluannya jelas terawat sekali, panjang, lebat tetapi lurus, dan sudah basah karena terangsang. Batang kemaluanku langsung saja dituntun ke mulutnya, dan hisapannya.. “Aaauu, pelan-pelan Flora, sakiit!” rupanya Flora terlalu terburu-buru. “Terus Flora! yaa, teerruss, ohh, pelan Flora, ohh terus, nah begitu,” sambil mukanya maju-mundur, burungku terus dijilati seperti es krim. Tidak perlu lama-lama menunggu, aku mulai ikut mempermainkan bibir kemaluannya. Karena sudah basah, aku tidak perlu kerja keras untuk mengajaknya memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya. Dan rupanya Flora masih ingin mengulum batang kemaluanku, walaupun sudah amat sangat keras dan tegang, apa boleh buat, aku hanya bisa menunggu giliran untuk menusuk lubang kemaluan yang sudah sangat basah itu.

“Ohhk my God, Flora,” suaraku bergetar, karena sudah ingin memuntahkan sperma. Sepuluh menit hanya mengulum saja, segera kupercepat gerakan, dan agak tersedak Flora semakin liar menghisap kemaluanku. Dan aku mengeluarkan sperma di mulut Flora, tidak banyak, tapi cukup untuk memuaskan nafsuku. Aku klimaks hanya dengan oral seks saja, dan Flora masih mengulum habis sekalian membersihkan sisa sperma di kemaluanku. Dan lima menit kemudian, burungku sudah mulai bereaksi kembali. Kali ini Flora semakin bernafsu, dan belum tegang benar, aku sudah dikangkanginya, posisiku di bawah, dan Flora di atasku. Wah, aku hampir sulit bernafas, sepertinya kali ini aku benar-benar habis dikuasai permainan Flora.

Dengan dibimbing tangan kiri Flora, burungku digenggam dan diarahkan ke lubang kemaluannya. Mmhh.. hangat terasa dan diikuti suara gesekan kemaluan dan dinding kemaluan sebelah dalam. Flora mulai bergerak naik-turun, dan aku pasif saja menyaksikan apa yang sedang dikerjakan. “Oh ya.. ohhkk yaa, uuchh,” Flora sangat aktif sekali, gerakannya semakin tidak teratur, kini mulai bergerak maju-mundur, dan kadang-kadang menghentak, dan setengah melompat, seolah-olah ingin menancapkan burungku dalam-dalam ke lubang kemaluannya yang sudah sangat licin. “Hendra ohh adduhh, gimana ini, oohh sshitt, aauuww, ohhkk,” entah teriakan apa lagi yang kudengar, Flora semakin buas memainkan pinggulnya, tetapi sangat berirama dengan keluar-masuknya batang kemaluanku ke lubang kemaluan Flora.

Tiba-tiba Flora berputar membelakangiku dengan posisi masih di atas, dan batang kemaluanku tertancap di lubang kemaluannya, Flora bertumpu dengan kedua kakinya dengan posisi jongkok kembali menaik-turunkan tubuhnya, ohhkk, sangat aktif sekali. Kini aku hanya melihat bagian pantatnya saja, sambil sesekali melihat gerakan kemaluanku yang sudah basah dilumuri cairan dinding kemaluan Flora tampak keluar-masuk di lubang yang nikmat sekali. “Oocchh, please.. huuhh.. hhuhh.. oohh ohh,” gerakannya makin cepat, dan kini jelas sangat tidak beraturan. Kasur seperti bergerak dihantam gelombang oleh permainan Flora sedang aku hanya rebahan menikmati permainannya. Dan tiba-tiba, dia memperlambat gerakannya dengan hujaman ke bawah yang sangat keras, dengan demikian burungku menusuk sangat dalam ke mulut kemaluannya. “Aauuhh,” sedikit sakit karena dipaksa.

Semakin lambat gerakan Flora, tetapi suaranya makin kencang. “Yeess.. yess.. yeess.. uuhh, aakkhh, aakhh, oohh, oh.. oh.. oh.. ohh.. yees, ouucchh.. oouucch, please, pleease.. pleeassee, aaoucchh, shhitt!” Hening, dalam sekali batang kemaluanku menusuk ke lubang kemaluan Flora, dan dibiarkan tetap di dalam, sementara Flora menggeliat, seolah ada gerakan otomatis di dinding kemaluannya yang mengurut-urut batang kemaluanku dengan gerakan menjepit dan melebar, menjepit kembali dan tiba-tiba hangat terasa, seperti ada cairan tambahan. filmbokepjepang.com

ya, aku sampai pada puncak klimaksku, ketika dalam diam tersebut, ada gerakan otomatis dari dinding kemaluan Flora, seolah-olah meremas kemaluanku dengan sangat teratur dan diselingi desiran cairan kental yang membuat licin, sehingga batang kemaluanku terasa berdenyut-denyut dipompa oleh dinding kemaluan Flora. Badan kami sama-sama letih Kami terus terlena dalam ke­adaan berdekapan ….

Malam berikutnja aku duduk kembali direstoran „Snacktar”. Aku memesan bir. Flora belum muntjul Kulihat jam tangan masih djam 10. tiba-tiba seseorang laki laki menghampiriku Tubuhnja tegap dan kekar Dan ia berdjambang.

„Anda kenal dengan Flora ?”

„Ia ” djawabku.

Flora, tunanganku” udjarnja

Aku terkedjut dan diam Suaranja semakin ke ras. Ia menuduh mempermainkan tunangannja. Aku merasa tersinggung. Lalu berdiri. Kami sama-sama berdiri. Tiba-tiba ia memegang leher bajuku mukanya bengis. Dari mulutnja keluar bau brendi. Aku menjadi panas juga dibuatnja. KupukUl tangannja jang memegang leherku Dan memberikan satu pukulan keras kewajahnja. Ia terpelanting dan darah mengalir dari hidungnja.

Orang itu semakin gila, menabrak perutku de ngan kepalanya Aku sadar bahwa ia akan membu nuhku, Aku merasa mual dan tertunduk akibat se rudukan itu. Dengan cepat dia menendang kepalaku de ngan sepatunja. Aku sadar dia akan membunuhku hingga mati, djika kubiarkan. Aku terdjadjar lagi kepinggir medja. Aku berusaha akan bangkit. Ta nganku menekan pada tepi medja. Tiba-tiba ter sentuh botol bir Nah, cepat kupegang leher bo tol dan memecahkannja ditepi medja. Pecahan-pecahan botol jang tidak menentu itu kuhadapkan ke mukanja. Leher botol kupegang erat-erat, ia mun dur selangkah demi selangkah Achirnja tidak ada lagi djalan mundur. Tak ada djalan lain, ia madju menjerangku. Aku mengelak dan kupukulkan botol bir keatas kepalanja. Darah mengutjur keseluruh wadjahnja. Orang-orang disitu, semua mendjerit. Suasana mendjadi ramai. Ia dipapah orang keluar. Tidak lama dua orang anggota polisi datang meng hampiriku. Setelah mendapat pendjelasan aku di bawa ke kantor polisi.

Proses verbal dilakukan terhadap diriku Macam-macam pertanjaan dilantjarkan Semua kujawab latar sebagaimana yang sudah terdjadi. Polisi tidak punja bukti-bukti bahwa si pemuda tegap itu adalah pacar Flora. Polisi mengambil kesimpulan bahwa pemuda tegap itu hanja ingin memeras diriku. filmbokepjepang.com

Tetapi aku dipersalahkan juga. Aku dituduh melukai seseorang dengan mempergunakan senjata tadjam jang dapat mengakibatkan kematian. Aku kena denda Denda langsung kubajar. Setelah itu aku diijinkan pulang kerumah.

Aku tiba dirumah semua dalam keadaan sepi. Tidak punja temen ngobrol. Tidak punja hiburan untuk ditonton. Lama-lama aku terlena…………………………………………….

BERSAMBUNG

Related posts