Ciuman Pertama Meremas Payudara

Ciuman Pertama dan Meremas Susu Wanita Penggoda – Awal Saya mengenal seks yaitu saat secara nggak sengaja saya buka lemari bokap Saya dan nemuin setumpukan Video VHS tanpa gambar didalam sebuah kotak, kalau nggak salah saat itu Saya kelas 5 SD. Karena penasaran film apaan itu, Saya ambil satu dan langsung Saya coba di video bokap Saya di kamar itu yang kebetulan sepi karena bokap-nyokap Saya masih kerja dan adik-adik Saya masih sekolah.

Saya setel film yang berjudul “Baby Doll”, ternyata itu blue film (waktu itu Saya belum banyak tahu). Saya cuman pernah denger temen-temen Saya pernah nonton film begituan, tapi Saya nggak begitu penasaran. Nah… saat itu Saya baru tahu itu to yang namanya “Blue Film”Di film itu Saya inget banget gimana ceritanya. Jadi inti ceritanya, ada anak remaja cewek yang masih lugu dan nggak tahu banyak mengenai sex (mungkin kayak Saya juga), sampai akhirnya doi pada suatu malam bangun dan ngintipin bokapnya main sama pacarnya (ortunya udah divorce), sejak itu doi mulai masturbasi sendiri dan ngebayangin kalau doi yang main sama bapaknya (rada-rada berbau incest juga).

Besoknya dia ke sex shop nonton peep show sampai akhirnya ketemu cowok keren, biasa deh… sampai main sama tuh cowok, trus klimaks-nya main sama bokapnya juga. Filmnya bagus banget dan yang main imut dan kayaknya masih muda banget. Waktu nonton film itu, Saya untuk pertamakali melakukan masturbasi juga sampai basahSejak itu Saya mulai hobby ber-onani ria sebelum mandi, dan mulai mencari-cari bahan-bahan untuk memenuhi memuaskan hasrat seksual Saya. Dari temen-temen Saya mulai dipinjemin bangsanya Playboy, Penthouse, Hustler dll. Juga nyobain film-film bokap Saya lainnya yang relatif bagus-bagus. Ternyata selera bokap Saya tuh canggih juga, hampir nggak ada yang jelek, koleksinya mulai dari Koo Stark, Samantha Fox, Savannah, Zara White sampai Tracy Lord ada semuanya. Mulai dari film Unrated-nya Andrew Steven, Zalman King sampai produksinya Penthouse, Playboy dan Vivid ada semuanya.

Cuman kayaknya gara-gara Saya lihat film “Baby Doll” itu… kayaknya Saya sampai sekarang kurang tertarik dengan wanita-wanita dewasa, Saya lebih tertarik dengan anak-anak remaja yang masih polos dibandingkan temen-temen cewek kuliah Saya, kalaupun ada temen Saya yang Saya sukai pasti anaknya childish dan imut-imut. Saya rada kuatir juga… tahu-tahu Saya jadi Pedophil yaa ? Ahhh…. sebodo amat…. EGP dah…..Hasrat Saya ini masih Saya lampiaskan sampai saat ini, yaitu dengan seringnya Saya mengunjungi site-site teenager di internet, terutama yang dari Jepang (Sailor & Lolita sites), dan Saya lebih terangsang dengan gambar-gambar seperti ini dibandingkan sites-sites hardcore yang bertebaran di internet. Cuman Saya nggak suka juga kalau yang ditampilkan itu anak-anak yang masih kecil (kiddie porn) atau pre teen girls. Yahh… pokoknya antara 12 – 18 tahunan lahh…..yang masih cute, imut dan kayaknya masih lugu banget.

Sekarang Saya akan cerita awal-awal mengenal cewek beserta pengalaman-pengalaman awal mengenal sex secara langsung dengan wanita (bukan dengan tangan doang…. hahahaha….).Pengalaman pertama kenal dengan cewek saat kelas 6 SD (setelah Saya tahu film bokep itu). Waktu itu ada cewek sekelas Saya, nama panggilannya Nidya (lengkapnya rahasia bok….). Bisa dibilang Nidya ini cewek favoritnya di kelas Saya. Banyak temen Saya yang mulai naksir-naksiran sama doi (walaupun belum tahu harus ngapain…. hehehehe), termasuk Saya dong. Nggak nyombong sih… tapi sejak kecil sampai sekarang kayaknya Saya mudah saja mendekati cewek, katanya sih Saya enak diajak ngobrol dan seneng jalan-jalan.Singkatnya…. usaha Saya menarik perhatian Nidya berhasil dengan sukses…. doi mau Saya ajak ngobrol berdua, kadang pulang sekolah bareng, sekali-kali main ke mall deket sekolah Saya, cuman Saya belum berani bilang cinta atau apapun namanya (masih gelap sih…. hehehehe….).

Biar lebih bisa menghayati, Saya ceritain sedikit tentang cewek sosotan pertama Saya itu.Untuk cewek seusianya (12 tahun, lebih tua 3 bulanan dibanding Saya) Nidya termasuk tinggi (rada bongsor lah..), sekitar 150-an. Kulitnya putih bersih (Sunda-Padang), rambutnya panjang sepunggung dan masih sering dikuncir ekor kuda (lucu banget…), trus pake kacamata minus, hidungnya bangir, bibirnya mungil, tipis namun sudah memerah walau tanpa olesan lipstik. Trus kalau diperhatikan lebih ke bawah… Saya udah melihat sudah ada gundukan pada dadanya, buahdada Nidya sudah mulai berkembang dan samar-samar Saya tahu kalau doi sudah mengenakan bra yang dilapis lagi dengan singlet dibalik pakaian sekolahnya.

Kaki dan pahanya juga bagus… pernah secara nggak sengaja Saya ngeliat paha bagian dalamnya…. wow…. hatiku menjadi deg-deg-an nggak karuan…..Sudah bisa membayangkan khan ? Saya lanjutin dah….. dan Saya nggak akan berpanjang-panjang dengan cerita pacarannya. Langsung aja supaya nggak bikin penasaran… hahahaha….Pernah siang-siang pulang sekolah, Saya ngajak Nidya main ke rumah Saya yang relatif deket dengan sekolahan. Dengan senang hati doi memenuhi ajakanku, sekalian mau lihat rumahnya Reinald kata doi. Seperti biasa siang hari rumah Saya sepi banget, bokap-nyokap jelas belum pulang, adik-adik Saya semua masuk siang dan pembantu ada dibelakang semuanya. Kebetulan kamar Saya itu semacam paviliun dan punya kunci sendiri, sehingga bisa masuk tanpa melalui pintu utama.

Nidya Saya ajak aja masuk ke kamar Saya yang lumayan luas (untuk ukuran anak SD), doi masuk dan duduk di atas tempat tidur Saya yang masih berantakan…. hehehehe…. maklum lahh…. kita akhirnya ngobrol-ngobrol disitu dan bercanda sambil denger kaset-kaset yang ngetop pada saat itu (waktu itu awal tahun 90) seperti NKOTB, Jason Donovan, Toto, dll.Sewaktu bercanda ditempat tidur itu, kita main gelitik-gelitikan sampai Nidya tidur-tiduran di tempat tidurku sambil tertawa cekikikan…. waktu itu secara nggak sengaja tanganku menyentuh dadanya, dan kita berdua tersentak kaget.

Saya merasa seperti menyenggol segumpal benda empuk dan badanku seperti tersengat listrik. Kita terdiam… Saya masih jongkok disampingnya, sedangkan doi tiduran sambil memandangi wajahku, sekilas Saya lihat wajahnya menyemburatkan warna kemerahan…. manisss sekali. Saya lalu berkata, “Mengapa Nid ?”. “Nggak pa-pa….” katanya pelan, “cuman ada perasaan aneh aja tadi” sambungnya. Saya lalu mengusap rambut panjangnya, “Perasaan bagaimana ?” tanyaku lagi. “Yahh… gimana yaa… susah diceritain sih…. “, sambil tersenyum. Saya lalu mengusap pipinya yang memerah….. “Waktu kapan kamu ngerasainnya ?”, tanyaku makin ingin tahu. “Ehhhh….. waktu……”, Nidya ingin menjawab namun agak ragu-ragu.

Gua yang sudah merasa tegang semenjak tadi, semakin konak saja dengan suasana seperti itu. Tiba-tiba ada satu keberanian dalam diriku sehingga tanganku menjalar ke bawah dan menyentuh dadanya sekali lagi. “Waktu disini Nid ?” tanyaku saat kuraba payudaranya dengan sengaja. Nidya tersentak lagi dan mukanya makin merah, “Ehhh…. kok…. dipegang sih ?”, tanya Nidya dengan sedikit nada protes, namun ia tidak menepis tanganku yang masih kuletakkan diatas dadanya. “Tapi.. kamu suka khan ?”, godaku sambil tersenyum. “Tapi…. tapi…. hhhh…..”, Nidya mengeluh lirih saat tanganku sedikit menekan gundukan itu.

Saat itu akupun sedang diliputi perasaan yang nggak karu-karuan juga… soalnya baru sekali itu Saya memegang payudara wanita secara langsung, dan rasanya…. sulit untuk diceritakan…. dan hal itu membuat penis Saya semakin tegang saja.”Kamu suka sayang ?” tanyaku waktu melihat Nidya mengeluh lirih. “Nggak… nggak tahu Rei…. ada perasaan aneh di badan Nidya ini”. “Enak ?” tanya Saya lagi. Nidya diam saja…. “cuman kok agak tegang” lanjut gadis itu. Lalu dia duduk di kasur itu dan membenahi bajunya yang berantakan… Saya rada kuatir juga kalau dia marah. “Kamu marah Nid ?”, tanyaku. Dia cuman menggeleng sambil tersenyum, “Nggak pa-pa kok Rei….. nggak usah dipikirin deh”, lalu suasana itu cair kembali Nggak berapa lama Nidya pamit pulang karena sudah hampir jam 2 sore…. takut dimarahi katanya.Setelah Nidya pulang Saya masuk kamar mandi dan melampiaskan hasrat yang tertunda dengan onani habis-habisan. Dan Saya saat itu jadi tahu bagaimana rasanya memegang susunya cewek itu… dan memang bener… enakkk….. hehehehe….. Saya bertekad lain kali akan mencoba lagi.Kesempatan kedua terjadi nggak berapa lama kemudian, kira-kira 3 hari kemudian.

Saat itu sekolah dipulangkan lebih awal karena ada rapat POMG kalau nggak salah. Waktu itu gantian Nidya yang mengajak Saya main kerumahnya…. agak jauh sih… di daerah Cipete. Dengan senang hati Saya main ke rumahnya, sekalian pengen tahu juga gimana rumahnya cewek Saya itu. Sampai disana suasananya sepi juga, karena ortunya kerja juga dan itu baru jam 10 pagi, sedangkan Nidya anak tunggal nggak punya saudara sama sekali. Rumahnya cukup asri walau tidak sebesar rumahku, yang ada saat itu bibiknya yang sudah tua dan agak pikun. Sampai di dalam Nidya langsung mengajak Saya masuk ke kamarnya di lantai atas. Kamar Nidya nggak begitu besar juga, namun rapih sekali dan penuh dengan boneka yang disusun rapih.Nidya lalu menyuruh Saya agar menunggu sebentar, dia mau ganti pakaian dulu… keringatan katanya. Dia lalu mengambil baju ganti di lemari pakaiannya lalu masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamar itu juga. Saya duduk di kursi yang ada di kamar itu sambil melihat suasana kamar itu. Rapi… harum…. dan dingin karena AC-nya dinyalakan.

Di bagian pojok ruangan ada seperangkat mini compo dan TV kecil. Saya mendengar gemericik air dari dalam kamar mandi Nidya…. ternyata doi mandi dulu, berarti agak lama nih nunggunya. Waktu Saya melihat-lihat, Saya melihat setumpukan pakaian Nidya yang habis diseterika ditumpuk diatas meja kecil didekat meja belajarnya. Saya jadi penasaran melihat tumpukan itu…. kali-kali aja ada barang yang menarik… Saya dekati dan mulai membalik satu demi satu tumpukan itu, dan kutemukan sehelai bra mungil diantara baju-baju itu. Saya lalu ambil dan dengan segera Saya masukkan ke dalam ransel sekolahku, sebelum Nidya keluar dari kamar mandi.Benar saja…. nggak berapa lama doi keluar dari kamar mandi dengan wajah segar, sehingga menambah kecantikan wajahnya. Saat itu Nidya mengenakan T-Shirt putih panjang (sampai ke lutut) dan bergambar Mickey Mouse besar sekali.

Karena besar jadi seolah-olah kaos itu kebesaran bagi Nidya. Selintas Saya melihat doi sekarang memakai BH tanpa dilapisi singlet. Rupanya doi masih agak malu kalau cuma memakai bra saja ke sekolah.Kita mulai mengobrol dan bercanda lagi di dalam kamar itu…. Saya duduk di kursi, Nidya di pinggir tempat tidurnya hadap-hadapan dengan Saya. Sambil ngobrol Saya tetap memperhatikan cewek Saya itu, dan yang bikin jantung Saya kembali berdebar-debar adalah waktu melihat leher kaos Nidya. filmbokepjepang.com Karena posisi duduk Saya lebih tinggi dari doi, dan kaos yang dipakai doi rada gombor, maka leher kaosnya menjadi terbuka dan agak menurun. Ditambah lagi, posisi duduk Nidya yang agak membungkuk, sehingga dengan leluasa Saya bisa melihat bagian dalam di balik kaos Mickey Mouse itu.Saya melihat bagian sekitar dada Nidya yang putih sekali (kebetulan suasana terang dan kaos doi warnanya putih sehingga sangat jelas terlihat).

Saya juga melihat buahdada gadis itu yang sudah mulai nampak membusung dan terlihat belahannya tertutup oleh BH berwarna cream (atau kuning…. agak lupa). Dan yang lebih heboh lagi, kayaknya BH yang dipakai agak longgar sehingga sekilas Saya ngelihat putingnya yang berwarna terang. Saat itu Saya konak beratt…. baru pertamakali itu Saya ngeliat toket cewek secara langsung….. indah bangettt…. dan membuat Saya terangsang hebat.Rupanya Nidya memperhatikan kegelisahan Saya… dan kayaknya doi mulai sadar kalau Saya tersepona dengan keindahan dadanya.

Lalu dia membenahi pakaiannya dan tersenyum… “Nakal ya kamuu….”, tegur Nidya. “Kkkenapa Nid… ?”, Saya tergagap rada mokal juga. “Ahhh… pake nanya segala… hihihi”, Nidya tersenyum. Hal ini makin membuat Saya gemas dan semakin gelisah. Lalu Saya pindah duduk kesampingnya supaya lebih dekat dengan cewek Saya itu, Nidya pun merapatkan duduknya dan mepet ke samping tubuhku. Respon positif ini membuat Saya makin berani.”Nid…. kamu manis sekali”, tiba-tiba aja perkataan itu spontan meluncur dari mulutku. Aduh malunyaaa…. Saya menunduk Doi juga menunduk dan memerah lagi…. “Masa sih ?”, kata dia sambil menggigit bibir bawahnya. “Sungguh… Rei jujur kok bilang kamu cantik”, Saya makin cuek aja ngomongnya.

Lalu Saya tangan kiriku merangkul bahu gadis itu, dan dengan spontan Nidya pun meletakkan kepalanya di dada Saya…. Wadahhhh… Saya makin deg-deg-an nggak karuan.”Nid…. kamu mau nggak ?””Mau apaa….””Ehhhh…. boleh nggak ?””Apaan sihh ? bilang aja… masak Nidya nggak bolehin sih ?””Ehhh… Rei pingin pegang dada kamu lagi….boleh nggak ?”Nekad banget Saya…. wahhh kalau doi ngambek bisa bahaya nih…. sesaat doi nggak menjawab…. tapi nggak lama kemudian dia tersenyum dan mengangguk…. “Boleh….. tapi… cuman bentar aja yaaa….”. “He-eh” jawab Saya.Kemudian setelah Nidya memberi izin, tangan kananku kuletakkan di atas dada kanannya dan mulai meraba-raba. Sengatan listrik itu terjadi lagi, namun tidak lama.

Saya sekarang berani meraba-raba toket doi dengan bebas, karena udah dapet restu, sehingga Saya dapat lebih menikmati benda lunak itu. Toket Nidya sudah terasa membusung ditanganku, untuk anak seumur Saya toket sebesar itu sudah cukup besar. Buah dada Nidya Saya raba baik yang kiri maupun yang kanan, sambil sedikit kutekan-tekan. Saya ngeliat si Nidya memejamkan matanya dan nampaknya begitu menikmati rabaan-rabaanku itu. Saya terus menelusuri sepasang bukit itu dari dasar ke puncak, lalu ke dasar lagi, kepuncak lagi dari toket kiri ke toket kanan, sambil sesekali Saya remas perlahan.

Nidya mendesah pelan saat kuremas payudaranya, matanya terpejam dan badannya agak menggelinjang.Waktu doi memejamkan matanya, Saya mendekatkan wajahku ke wajahnya, lalu dengan lembut kukecup bibir mungilnya dengan lembut. Respon yang Saya dapet ternyata diluar dugaan, Nidya pun merespon kecupanku dengan bergairan. Kami berciuman saling memagut secara naluriah, bibir Nidya kukulum dengan lembut dan doipun mengulum bibirku dengan lembut pula. Suara berdecak keluar dari mulut kami, terkadang lidahku bermain pula didalam mulutnya, kami secara tidak langsung telah belajar “French Kissing” untuk pertamakali. Sambil berciuman, tanganku tetap meraba-raba payudara Nidya dengan intens.Lama-lama Saya semakin berani, tangan kanan Saya lalu masuk ke balik T-Shirt Mickey Mouse-nya dan memegang buah dadanya dari balik kaos itu.

Nidya mengeluh saat dadanya kutekan lembut, “ehhhhh…..”, keluhan itu membuat Saya semakin bernafsu menjelajahi sepasang bukit itu bergantian. Setelah beberapa menit Saya menghentikan kegiatan Saya dan keluar dari balik kaosnya dan menghentikan ciuman-ciumanku untuk mengambil nafas panjang. Kita berdua merasa lemas sekali dan napas kami terasa berat dan terengah-engah, namun Saya merasa puasssss banget saat itu dan seneeenggg banget, dan kayaknya perasaan itu menghinggapi pula pada diri Nidya.10 menit kemudian Saya pamit pulang setelah sekitar sejam Saya dirumahnya, dan dengan berat doi membolehkan Saya pulang, dan sebelum keluar dari kamarnya Saya diberi hadiah kecupan hangat di bibir Saya.,,,,,,,,,,,,,,

TAMAT

Related posts