Cerita Seks Bokep Tante Nila Hot

Cerita Seks Bokep Tante Nila Hot – kejadian hubungan saya dengan Tante Nila telah lewat nyaris 1 bulan. Dan selama tersebut pula kami tidak pernah lagi mengerjakan hubungan badan. Dalam benak saya, barangkali Tante Nila telah menyadari kekhilafannya. Dan saya pun harus dapat melupakan kejadian itu dan memandang bila kejadian tersebut tidak pernah terjadi. Karena pada dasarnya saya pun merasa malu pada diri saya sendiri, namun dilain pihak saya pun merasakan nikmatnya persetubuhan kami. Mungkin perasaan ini jugalah yang terdapat di dalam hati Tante Nila.

Seperti biasanya, saya bila sedang bernafsu tidak jarang saya lampiaskan pada film porno dan pasti saja akan selesai dengan onani. Kalau setiap berakhir menonton film porno, saya sering menginginkan sangat hendak menikmati tubuh Tante Nila kembali.

Pada sebuah sore, saat saya sedang merasakan film porno dan sedang dalam etape sangat hendak melakukan hubungan seks, (mungkin seseorang bila sekali sudah menikmati nikmatnya hubungan seks, akan susah untuk melupakannya) tiba-tiba berdering telepon dan pasti saja membuatku terhentak mendadak dan dengan tidak banyak mengomel saya bangkit dan membalas teleponnya (pembaca bisa merasakan bila kita sedang merasakan sesuatu, terus ada urusan yang mengganggu).

Dengan berat saya menjawab, “Halo.., inginkan cari siapa..?”

Lalu tersiar suara seorang wanita, “Saya hendak mencari Endy, Endynya ada..?”

Dengan tidak banyak rasa hendak tahu, saya jawab, “Yah, saya Endy, disana siapa yach..?”

Kemudian tersiar suara yang agak genit tapi paling merangsang, “Hayo.., telah lupa yach sama saya, sebenarnya belum pun satu bulan..!”

Hati saya langsung berdebar-debar, kemudian saya bertanya kembali, “Disana Tante Nila yach..?”

Dan tersiar suara, “Emangnya anda pikir sapa, sembarangan aja..!”

Lalu saya juga berkata, “Ada kebutuhan apa Tante..?”

Dengan pelan namun agak kesal, Tante Nila berkata, “Kamu kayak nggak tau aja, lokasi tinggal tante lagi sepi nih, selain tersebut tante lagi pengen nih, kamu dapat khan nolongin tante..?”

Dengan tidak banyak jahil saya bertanya lagi, “Nolongin apa tante..?”

Tante Nila yang barangkali sudah kesal sekali, kemudian berkata, “Kamu ini bebal atau pura-pura bebal sich, udah nyaris satu bulan nich.. apa anda nggak hendak kenikmatan kayak masa-masa itu..?”

Dalam hati, pasti saya saja saya telah sangat bercita-cita karena di samping rangsangan dari film porno yang saya tonton, saya pun tidak merasa puas bakal onani yang saya tidak jarang lakukan.

Lalu saya berkata, “Tante tunggu yach, saya segera kesana, sangat cuman 10 menitan.”

Dan Tante Nila menjawab, “Yach udah.., cepatan yach, tante tunggu nih..!”

Dalam 10 menit, saya telah tiba di lokasi tinggal Tante Nila, dan ternyata Tante Nila sudah menantikan saya di depan rumahnya, tampak Tante Nila menggunakan setelan piyama. Lalu kami juga masuk ke dalam lokasi tinggal dengan nafas terengah-engah.

Saya berkata, “Tante ini buat capek saya aja..!”

Dan dengan agak manja, Tante Nila berkata, “Masak gitu aja capek, namun kamu pun dapat enaknya khan, anda ini pun kok masih pun panggil tante, khan udah dibilang panggil aja dengan Nila, gimana sech..!”

Dengan tertunduk saya berkata, “Iya pun sech, saya tak sempat tante.. eh.. Nila maksud saya.”

Lalu saya masuk ke dapur dan memungut minum. Tante Nila juga menyusul saya masuk ke dalam. Sesudah meminum berakhir air dalam gelas, saya segera unik Tante Nila dan memeluknya. Dengan manja Tante Nila berjuang untuk mencungkil peluksan saya, namun saya segera mendaratkan ciuman saya ke bibirnya. Tante Nila terlihat paling menikmatinya dan mulai menjawab ciuman saya dengan mengigit pelan lidah saya, namun saya juga berjuang membalas ciumannya.

Kami berciuman nyaris 3 menit, kemudian saya mencungkil ciuman saya dan bertanya, “Nit, saya bole nanya nggak..?”

“Yach.., nanya aja, emang kenapa..? jawab Tante Nila.

Lalu saya berbicara kembali, “Kalo bole tau, anda pake celana dalam warna apa hari ini..?”

Dan Tante Nila berkata, “Eh kamu.. memalukan, masak nanya urusan yang gituan..?”

Saya berbicara lagi, “Masak nggak bole sich..?”

Tante Nila berkata, “Yach udah.., anda lihat aja sendiri..!”

Lalu tangan saya mulai bergerilya di dekat wilayah pinggang ke bawah dan dengan pelan saya mulai membuka celana piyama nya dan telihat bila Tante Nila menggunakan CD warna putih dan terlihat bayang-bayang kehitam-hitaman di dekat lipatan kakinya.

Lalu Tante Nila berkata, “Nah udah tau khan, kok masih diam aja, kayak ngak pernah gituan aja..!”

Dengan tersenyum saya kemudian mengendong Tante Nila segera mengarah ke kamarnya.

Tante Nila berkata, “Kamu ini kok nggak sabaran sech..?”

Sampai di kamarnya, saya membaringkan Tante Nila ke ranjang dan segera membuka pakaian serta celana saya, sampai-sampai saya melulu tinggal menggunakan CD. Sedangkan terlihat bila kemaluan saya telah menegang. Lalu saya segera menghirup bibir Tante Nila, sementara tangan saya mulai aktif bekerja meremas payudara Tante Nila. Kemudian saya juga membuka baju Tante Nila, sampai-sampai tampaklah payudara Tante Nila yang masih terbungkus oleh BH yang berwarna putih pun (dalam pikiranku barangkali BH dan CD Tante Nila ialah satu set, sampai-sampai tampak paling serasi).

Lalu tangan saya mulai bergerak ke belakang untuk menggali kait dan membuka BH-nya tante, namun dengan tersenyum Tante Nila berkata, “Ini model baru Ndy.., kaitnya terletak di depan.”

Dan tangan Tante Nila sendiri yang mencungkil kait BH-nya, sampai-sampai tampaklah oleh saya payudara Tante Nila yang masih kencang. Saya segera membenamkan wajah saya ke dalam payudaranya. Dengan gerakan meremas dan mulut saya menghisap putingnya, Tante Nila mulai terangsang, ini tampak dari erangan Tante Nila .

“Uuh.. enak sekali.. terus Ndy.. ehmm..”

Lalu tangan saya mulai bergerak ke bawah, masuk ke dalam celananya dan mulai menyentuh bagian di dekat selangkangannya, meskipun melulu dari luar celana dalamnya.

Lalu tante berbicara dengan tidak banyak tertekan, “Ndy.. tante nggak tahan lagi nih..!”

Tanpa beranggapan panjang lagi, saya segera mencungkil celana sekaligus CD Tante Nila, sebab nafsu saya pun telah memuncak. Lalu terlihatlah kemaluan Tante Nila yang ditumbuhi bulu-bulu yang terawat dengan rapih.

Kepala saya segera turun dan segera menjilati kemaluan Tante Nila.

Terdengar Tante Nila menjerit, “Aduh Ndy.., nikmat sekali.. terus.. tante merasa nikmat terus Ndy.. uh.. uh.. ahh..”

Tiba-tiba tubuh Tante Nila mengejang dan pinggangnya terangkat ke atas. Saya mengetahui bila Tante Nila sudah nyaris mencapai klimaksnya, namun saya segera menghentikan permainan saya, sampai-sampai terlihat bila Tante Nila paling kecewa dan berkata, “Kamu kok gitu sech Ndy..!”

Saya berbicara lagi, “Nit, nanti saya bakal memberikan kesenangan yang sebenarnya, namun sekarang anda harus meluruskan pulang dulu adik saya ini..!” sambil mengindikasikan batang kemaluan saya yang telah agak mengecil.,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts