Cerita Sex Permainan Yang Sangat Seru
“Itu yang, disana itu rumahnya…”, Arta dan Lina itu lalu memanggil seseorang,
“Arjoo! ooooiiii” 2 muda mudi itu lalu dihampiri seorang yang seumuran dengan mereka, pintu dibuka dan benar itu teman mereka Arjo,
“Eh, Arta, Lina, gih masuk…” Arta dan Lina lalu masuk kedalam rumah itu bersama Arjo.
“ArJo, ada kabar baik nih”,
“kabar baik apa Lin?”,
“tau sih Kiki?”,
” Temen kamu itu kan?”,
“iya yang cantik itu lho”,
“iya tau, kenapa emang?”,
“Dia habis putus sama pacarnya”,
“wah, kasian dong”,
“et dah, gimana lu jo…” Arta mengelus kepalanya, seraya membuat Arjo bingung,
“apa sih ta? bingung deh, kasian kan…”,
“kan dulu elu pernah suka sama Kiki…”,
“i…iya sih”,
“naah, mumpung udah single lagi… gih deketin”,
“Wah, gimana ya? aku seneng banget sama support kalian, tapi…”,
“ssstt, udah gak pake tapi tapian, nih nomernya yang baru, kabarnya ditunggu loh”,
“loh Lin, sebenernya…”, “Gue sama Lina pengen elu gak jomblo terus jo, aku juga tau kiki tu pasti bisa lo dapetin”,
“wah, ya udah, aku coba deh, demi kalian, hehe”,
“Gitu dong, hahaha” Arta dan Lina tertawa senang, Arjo tersenyum sambil mengingat Kiki yang memang dulu ia sukai karena cantik dan mempesona.
Esok harinya, Arjo sudah menghimpun semangat, lalu segera ia mencoba mengirim pesan melalui hpnya untuk Kiki.
“Eh, Arjo, lama gak ketemu, aku baik baik aja kok, kalau kamu?”,
“aku juga baik aja kok, tapi aku denger katanya kamu habis putus?” Arjo kemudian menyadari sepertinya Kiki masih shock, terbukti pesannya tak dibalas hampir lewat puluhan menit.
“Maaf ki, aku ikut sedih, kasian kamu, sabar ya…”,
“makasih jo, udah sejak lama sih pengen putus, baru keturutan, dia gak ada pedulinya sama aku…”,
“mm… mungkin ia gak sadar ki?”,
“gak sadar gimana?”,
“ya dia membiarkan cewek secantik kamu tersakiti, sungguh salah apa yang ia perbuat”,
“bisa jadi bener kamu jo, btw dapet nomerku dari siapa?”,
“tadi aku ketemu Lina, ia juga shock tau kamu putus, jadi aku pengen tanya langsung ke kamu, kali aja bisa sedikit menghibur”,
“hehe, makasih jo…” Arjo baru kali ini mendapat respon yang cukup berbeda, dulu Kiki selalu membalas dengan singkat dan tanpa niatan, namun kini tampak Arjo tau Kiki sudah mulai memberi kesempatan padanya, untuk menghibur cewek cantik itu.
Ditempat Lain, dihari yang sama Arta dan Lina ternyata sedang bersama Kiki.
“Lina, kamu kasih nomerku ke Arjo?”,
“nggak sih, dia yang minta, pas tau kamu putus sama pacar kamu…”,
“tumben sih, dia sms aku lagi…”,
“namanya juga peduli… kita temenan lama sama Arjo, dia emang gitu, kalau ada yang sedih pasti dia ingin menghibur”,
“bisa aja ah Lina”,
“loh bener, iya gak yang?”,
“iya bener, tau gak, dulu sering aku keluar sama Arjo, dia sering ngomongin kamu loh”,
“masak sih?”,
“iya, sering sering muji kamu dia…”,
“ah yang bener kalian, jadi mikir nih ah…”,
“hehehe…” Kiki tampak mulai sedikit terenyuh hatinya, sudah dua kali ia pacaran, semuanya kandas, dan ia juga mengingat bagaimana Arjo beberapa kali mencoba menghubunginya, kadang Kiki tidak menghiraukan cowok itu. hari selanjutnya, Kiki dan Arjo sudah mulai sering saling berkomunikasi lewat handphone mereka.
“haha, emang dulu gitu jo, sekarang udah gak kok”,
“iya… kamu sekarang sering baper kayaknya”,
“yeee, nggak kok”,
“udah, tuh pasti disana udah kepikiran mantan lagi”,
“eh enggak, jo plis deh”,
“iya iya maap, mikirin yang lain aja”,
“iya deh, mikirin kamu boleh jo?”,
“jangan, nanti ketawa terus kamu”,
“hahaha, dasar kamu jo…” Kiki dan Arjo memang tak saling bertemu, namun mereka berdua tersenyum gembira.
Arjo tau, cintanya yang dulu bersemi kembali. Dihari selanjutnya Arjo sering pergi keluar dan menemui Kiki, meski cuma sebentar, mereka sudah terlihat akrab dan cukup lebih dari sekedar teman.
Suatu Sabtu yang cerah, Arjo tampak sedang sibuk mengerjakan tugas dikost an Arta. Siang itu mereka sudah menyelesaikan tugas mereka,
“huuh, sukur selesai deh”,
“iya ta, bisa santai deh”,
“eh jo, gimana si Kiki?”,
“aah, biasa aja, cuman udah sering curhat aja…”,
“wah, seneng banget gue, akhirnya Arjo akan mendapat pacar”,
“Apaan ta, kan belum tau, haha, Ya udah Ta aku balik dulu”,
“iya jo, makasih” ARjo segera pulang kerumahnya, meninggalkan Arta yang tampak kini sudah sibuk menghubungi Lina.
Beberapa puluh menit kemudian, Lina sudah tiba menemui Arta,
“Sayang, dari mana?”,
“dari tempatnya Kiki yang”,
“Ooh, mm… yang, nanti malem, kita…itu loh…”,
“hadeh, minta jatah yang? kan udah minggu lalu”,
“hehe, mau lagi yang…”,
“dasar kamu, eh, yang aku ada ide”,
“ide apa lina sayang?”, “gimana… kalau kita ajakin juga si Arjo sama Kiki? kita kerjain aja, biar mereka jadian”,
“ide bagus yang! gimana tuh?”,
“Gini gini…” Arta dan Lina mulai membuat siasat. mereka memang beberapa kali pernah bercinta bersama, memuaskan hasrat seksnya.
Namun kini mereka sudah mendapat siasat, agar Arjo dan Kiki bisa segera jadian. Sore itu, Arta mengirim pesan pada Arjo,
“Jo, nanti aku kerumahmu ya, sama Lina dan Kiki”,
“eeh, tumben Kiki ikut?”,
“iya dong, siapin diri lu jo…”,
“wah, apalagi ini ta? iya deh gua siap siap”,
“siap senjata jo,hahaha” Arjo jadi bingung, apa mau temannya itu sampai membawa Kiki kerumahnya.
Malamnya, Arta, Lina dan Kiki sudah berangkat, dan tiba didepan rumah Arjo. Arjo sudah menunggu, segera ia menyapa teman temannya itu.
“Hei kalian…”,
“hei jo… tuh liat…” Arjo menoleh, dan melihat Kiki melepas turun dari motor, tampak begitu mempesona.
Kiki dan Lina tampak memakai kaos dan Celana jeans pendek, Arjo berpendapat Kiki malam itu tampak sangat menarik, buah dada montoknya sudah sering Arjo dambakan.
“Hai Kiki…”,
“eii Jo, mampir kerumahmu boleh kan?”,
“boleh banget, yuk masuk” Mereka segera masuk kerumah itu, duduk diruang tengah, sepertinya rumah Arjo sedang sepi.
“Kiki, tumben sih…”,
“sekali kali dong jo, mampir ketempat kamu, kan kamu sering ketempatku, hehe”,
“bukan itu, tumben, kamu cantik banget”,
“Ciiee, Arjo ciee” Arta dan Lina sudah menduga, Arjo pasti mulai menggoda Kiki, tentu mereka berdua ingin Arjo melakukan lebih.
Mereka berempat bercakap cakap, dan juga bergurau bersama, menceritakan tentang kuliah mereka, dan saling tertawa bersama.
“haha, gila emang dulu itu… duh dingin ya ternyata”,
“ya, jo… masuk kekamar aja deh, dingin disini”,
“eeh, Arta, Lina, kan…” belum selesai bicara, Kiki tampak juga kedinginan,
“iya jo, disini dingin loh”,
“Yuk kekamar deh, dikamar mah anget…” Segera mereka berempat pergi kekamar Arjo, Arta dan Lina sudah tersenyum nakal.
Sesampai dikamar, mereka lalu duduk dan mulai bercakap cakap lagi.
“Jo, jo… emang kamu itu, Eh main kartu yuk”,
“wah, boleh tuh yang, kiki, Arjo, main juga ya…”,
“siaap”,
“wah, udah lama gak main, yuk” Arta mengeluarkan Kartu reminya, lalu segera disiapkan untuk melakukan permainan dengan 4 orang.
Setelah kartu dibagi, Arta mulai memberikan peraturan,
“Biar seru, aku kasih peraturan ya…”,
“apa ta aturannya?”,
“gini, untuk yang terakhir kalah, harus melakukan apa yang disuruh pemenang pertama, gimana?” Arjo mulai berfikir yang tidak tidak, tapi ia mencoba berfikir positif.
“Siapa takut, hehe”,
“boleh juga tuh ta” ,
” hehe, Sayangku memang pinter” Lina mencubit pipi Arta, seraya mereka tersenyum, dan membuat Kiki dan Arjo mulai bertanya tanya.
Segera mereka memulai permainan, Kartu kartu mereka mulai berjatuhan, dan tampak cukup seru, tawa mereka membuat suasana kamar cukup meriah.
“hahaha, aku menang dulu…” Lina sudah menang pertama, setelah dilanjutkan, ternyata yang terakhir kalah adalah Arta.
“yaah, kalah… yang, kamu mau apa?”,
“hehe, aku mau… cium kamuu… cup..cup…mmm” Tiba Lina langsung berciuman mesrah dengan Arta, bibir mereka sudah bertemu, dan mulai saling bercumbu, membuat Arjo dan Kiki sedikit malu dan mulai bingung sendiri.
“mm…mm…lanjut yang…oohm…”,
“mm…slruup… mm” Arjo geleng geleng kepala, Entah apa yang dipikirkan Lina dan Arta, setelah Arjo melihat Kiki, tampak cewek itu malah tersenyum menawan tawanya, membuat Arjo tersenyum juga.
“heei, udah dong, gantian yang menang”,
“eh, hehe, maaf jo, yuk deh lanjut”,
“oke, sini aku bagiin” Arta yang kalah itu mulai mengocok kartu lagi, lalu mulai dibagikan.
SEtelah permainan dimulai lagi, Arjo tiba tiba heran, Kiki ternyata yang menang duluan,
“yee,huhuu..” Arjo lalu berkobar semangatnya, bukan untuk menang, tapi untuk kalah.
Lina dan Arta tampak sudah menggebu gebu penuh semangat, untuk memenangkan permainan, dan benar saja, Arjo kalah pelak, ia kini harus memenuhi permintaan Kiki.
“Waduh, aku kalah”,
“hayo lo jo, Kiki minta apa hayo? minta cium juga aja…”,
“iya betul gih, cium cium cium” Kiki dan Arjo tersenyum penuh malu, lama lama Arjo menyadari, tampak Wajah Kiki itu mendekatinya, dan terdengar suara indahnya,
“jo, ciuman juga yuk, hehe…” Arjo masih ragu, namun ia mulai mendekati Kiki, lalu cup… bibir mereka akhirnya bertemu, membuat Lina dan Arta begitu gembira.
“cup…mm…kiki…mmm..oohm”, “mm…cup..hehe…mmm” Mereka berdua tampak jadi menikmati, Arjo begitu riang gembira hatinya, ia kini ternyata sudah bisa mencumbu Kiki.
Lina dan Arta terlihat sibuk memandangi Kiki dan Lina, mereka heran dan juga ingin tertawa, rencana mereka berjalan mulus.
“mm…cup…mm”, “mm…cup… udah deh kiki…” Arjo menghentikan cumbuannya, lalu Kiki tampak sedikit mundur, lalu Arta segera memecah kesunyian itu.
“hoooh, lanjut lanjut?”,
“lanjut, hehe, sini aku yang bagi kartunya” Arjo mengocok kartu itu dengan santai, lalu membaginya seperti tadi.
Permainan ketiga dimulai, kartu mulai berjatuhan, namun apa yang terjadi, kini Arta menang duluan,
“haha, yeey”, permainan dilanjutkan, mungkin karena masih memikirkan ciuman nikmatnnya tadi bersama Kiki, Arjo jadi terakhir yang kalah.
“Aduh, kalah lagi”,
“hahaha, gih ciuman juga”,
“Kiki… jangan ngawur, haha”,
“iya tuh, oke jo… aku minta elu… remas toketnya Kiki!” Arjo seketika kaget, ia benar benar tak percaya, Arjo melotot seperti memarahi Arta, namun ia sudah tak bisa berkutik.
“Ayo jo, kalau gak mau, aku aja deh yang gantiin”,
“eh Arta jangan! mm… Kiki?”, Tampak Kiki hanya tersenyum sambil membusungkan dadanya, membuat Arjo semakin pusing, pikirannya mulai tidak karuan.
“Ayo jo, tuh Kiki udah Siap”,
“mm… aduh, kiki, gak papa kah?”,
“gak papa jo, coba deh…” mendengar kata coba, hati Arjo serasa melayang, fikirannya sudah terpengaruh Lina dan Arta.
Arjo mendekati Kiki, dan plek, tangan cowok itu mendarat dikaos hitam Kiki, tepat dibuah dada kenyalnya. tangannya kini bisa merasakan bagaimana montoknya buah dada Kiki itu.
“Aseek, diremes jo, bukan disentuh doang” Arjo akhrinya menurut, ia mulai mengelus buah dada montok Kiki dari luar sangkarnya, terasa begitu kenyal, setelah diremas kecil, Kiki mulai mendesah,
“Aaahn, mmh” Kiki yang wajahnya mulai memerah itu membuat Arjo pecah ketenangannya, penisnya sudah berdiri dicelana.
Kini Arjo mulai meremas buah dada Kiki perlahan, penuh kenikmatan.
Beberapa saat kemudian saat tangannya mulai berhenti dan diangkat, Arjo berkoar lagi,
“Loh, aku belum bilang stop, ayo lanjutkan jo”,
“tapi ta…”, “mmh…lanjutin jo…” Arjo seketika luluh hatinya, Kiki minta buah dadanya diremas lagi.
Akhirnya Arjo menurut, buah dada montok itu harus diremasnya lagi dengan nikmat, Arjo juga sempat merasa ada yang mengeras ditengah kaos hitam itu, dan Arjo tau itu puting Kiki, membuat Arjo berdesir hatinya.
“Oke, udah, hehehe” Arjo lalu berhenti, sesuai perkataan Arta.
“oke? sekali lagi ya main kartunya?”,
“haha, Kiki, Arjo, masih fokus gak?”,
“m..masih kok”,
“hmmh..iya” Arjo dan Kiki mulai sedikit malu malu, wajah mereka memerah, namun segera permainan dimulai lagi.
Kartu kartu itu setelah dibagi, langsung dimainkan dengan cepat, set set set, Arjo tampak begitu semangat, dan ternyata ia memenangkan permainan pertama kali, Arjo tak bersuara, ia hanya terlihat begitu senang.
“haha, oke oke jo, santai…” Arta dan Lina yang sedari tadi tersenyum itu segera bermain, dan tak pelak, mereka mengalahkan Kiki.
Kini Arjo harus meminta sesuatu dari Kiki.
“Ayo jo, giih, ditunggu Kiki tuh”,
“mau apa jo? hayo? haha” Arta dan Lina begitu semangat menunggu ucapan Arjo.
Arjo kini sedang saling pandang dengan Kiki, tak lama, Arjo membuat keputusannya.
“kiki…”,
“iya jo…”,
“Aku mau… kamu jadi pacarku…” Lina dan Arta bersorak gembira, mereka tau Arjo tak salah ucap, “Yeaaah, hooohoo”,
“akhiirnyaaa”, Kiki masih tersenyum sendiri, lalu tak lama, cewek montok itu bersuara,
“hehe, gak dari kemarin kemarin jo” Arjo lalu hatinya meleleh, cewek cantik didepannya itu mau jadi pacarnya, meski melalui permainan konyol itu.
Karena begitu gembiranya, Arjo tiba tiba mendekati Kiki, lalu menciumnya kembali,
“cup..mmm… makasih kiki…mm”,
“iya, Arjo sayang…mmm.. cup” Arta dan Lina sudah lega, mereka kini bisa menghilangkan keraguan mereka. “Yang mereka udah, jadian, kita… main disini yuk ah”,
“oke okeeh, yuk yang.. mmm” Arta dan Lina juga berciuman. Kini dua pasangan itu sudah Asyik bercumbu, dikamar yang hangat itu.
Kiki dan Arjo tampak berkaca kaca matanya, sambil mempertemukan cinta mereka melalui ciuman mesrah. Sedang Arta dan Lina sudah tiba tiba pergi kekasur bagian Atas, Arta ditindih tubuhnya oleh Lina, tubuh mereka saling bertemu. Arjo sempat menoleh, dan berfikir dirinya juga punya pacar, jadi ia tau harus bagaimana,
“kiki, kita gak boleh kalah sama mereka”,
“hehe, iya jo… mmm… cup” Dua pasangan itu kini sudah sibuk mencumbu pasangannya.
Arta dan Arjo tak lama sudah mulai berlomba meremas buah dada lawan mainnya. Meski Lina buah dadanya tak sebesar Kiki, Arta terlihat lebih ahli mengurus gundukan kenyal itu. Arta sudah melepas kaos dan Bh Lina, dan sibuk meremas juga menjilati buah dada kekasihnya itu.
“cup…mm…ooh… kita emang pasangan kompak yang…mmm”,
“aahn…ooh… iya yang…hnh”.
Arjo tampak kini melepas perlahan kaos hitam Kiki itu, lalu kemudian bh berukuran besar itu juga. dan bwung, buah dada montok Kiki kini terpampang jelas dimata Arjo.
“Wow, Kiki… kamu luar biasa…”,
“nnh…aahn… Arjo… wow…ooh” Arjo kini begitu asyik meremas dan menepuk nepuk buah dada montok Kiki dengan nikmat.
“mm…cup…kiki…”, “aahn…iya jo”,
“mmh…cup…mm… aku pasti lebih handal dari mantan kamu…mm”,
“nnnh… iya jo…oooh” Kedua buah dada itu diputar dan diremas begitu asyiknya, puting coklat ditengah gundukan kenyal itu juga dipilin dan ditarik, membuat mereka makin terangsang.
“Aaahn… gelinya jo… nikmat… ooooh”,
“mmmh…mm..m..cup… nikmat banget emang…ooh” Arjo begitu menikmati aksinya menikmati gundukan kenyal milik Kiki itu.
“Jo, lanjuuut, ganti yang bawah doong, haha” Arjo kemudian melirik Arta, ternyata Arta dan Lina sudah telanjang bulat, dan terlihat Lina sudah mulai mengulum penis Arta dengan mulut cantiknya.
“mm…mmm slruup..mmm” Arjo memang tau penisnya sudah terangsang berat, tapi ia tak mau merepotkan Kiki.
“Kiki… aku lepasin celana kamu ya..”,
“aahn, mmh… iya deh…” Arjo melepas celana jeans dan CD Kiki, lalu mata cowok itu terbelalak melihat indahnya selangkangan Kiki, tanpa ditutupi bulu! sungguh ia merasa beruntung. tanpa ijin, Arjo tiba tiba melesakan mulutnya, dan menempel dibibir vagina Kiki, yang kedua pahanya sudah dibuka lebar.
“nnnhaah! oooh… Arjooooh… jilatanmu…hnnh” Arjo kini lidahnya sudah bergerilya menikmati dinding vagina Kiki yang sudah basah.
Dua pasang muda mudi itu sudah terus menikmati malam minggunya dengan mengoral kemaluan lawan mainnya.
“ooh, udah lina… cukup sayang”, “mmh..ooh.. ayo Arta sayang, memekku sudah geliii banget, minta disodok” Lina yang baru selesai mengulum penis Arta itu berpindah posisi, cewek itu tiduran dikasur menghadap kanan, lalu kaki kirinya diangkat keatas.
Segera Arta merapat keselangkangan Lina, dan Sleeb penisnya masuk dengan segera mengisi vagina pacarnya itu.
“Auuh, aaaahn”, Arta yang sudah beberapa kali menikmati vagina pacarnya itu pasti sudah tau apa yang harus ia lalukan, tanpa disuruh, Arta sudah mulai asyik menggoyangkan penisnya juga menggerakannya maju mundur, memuaskan hasrat seksnya.
“Ooh, kamu hebat seperti biasanya ya lina sayang…ooh” Arta sudah begitu asyik menyetubuhi pacarnya itu dengan penuh cinta.
“Oooh, yes…hmmh… terus yang…aahn” Mendengar desahan Lina, Kiki jadi ikut terangsang, “Arjo..hmmh…aaahn… masukin punyamu deh…”,
“hmmh… as you wish, Kiki…” Arjo segera mengambil posisi, penisnya sudah disiapkan didepan vagina Kiki.
Sambil memandangi wajah cantik Kiki, Arjo memasukan penisnya perlahan ke memek basah itu, sleeb,
“oooh… memek kamu kiki…uuh”,
“Aaahn…hnnh… gedenya jo…ouh!” Kiki menjulurkan lidahnya, tak kuasa menahan kenikmatan, Arjo sangat senang, ia merasakan begitu nikmat, saat penisnya dilumuri basahnya dinding sempit vagina Kiki itu. Arjo memeluk tubuh Kiki, ia tepat diatas tubuh Kiki, Penisnya masih sibuk merasakan nikmatnya lubang surgawi itu. photomemek.com
“ooh… Kiki… kamu… luar biasa…” Arjo mulai kembali meremas gundukan montok didada Kiki itu, “aahn..ooh… kamu juga jo…hnnnh” Arjo menikmati kenyalnya buah dada Kiki, sambil terus menggenjot vagina sempit pacar barunya itu.
Tubuh mereka kini bersentuhan dengan nikmat, memanaskan adegan seks yang sudah lama mereka ingin rasakan. Arjo terus menggerakan penisnya maju mundur, vagina basah milik Kiki tak berhenti disodok dan dipenetrasi.
Kini kedua pasangan itu sudah sibuk bersetubuh dengan pasangannya. Arta dan Lina sekarang sudah begitu asyik bersetubuh, Arta kini menggendong Lina, sambil penisnya terus mempenetrasi vagina nikmat Lina, Mereka tampak begitu gembira, kegiatan nikmat itu sudah sering mereka lakukan bersama.
Arjo yang sangat bergembira telah merealisasi mimpinya untuk menjadi pacar Kiki, Kini juga asyik terus menggenjot vagina Cewek montok itu, buah dada montok Kiki terus dijilat dan diremas, tubuh mulusnya terus bergoyang goyang karena hentakan penis Arjo mengolah vaginanya, maju mundur, Arjo menggerakan penisnya dengan begitu semangat.
Suara desahan mereka menunjukan betapa mereka menikmati persetubuhan itu. Pasangan muda mudi itu terus bercinta dengan begitu semangat selama puluhan menit, memuaskan hasrat cinta muda mereka.
“Kiki…oooh…aku mau keluar…”,
“aahhn… sini Arjo sayang…” Arjo mengeluarkan penisnya dari vagina Kiki, lalu penisnya itu kini sudah dipegang oleh Kiki, dikocok dengan nikmat, ujungnya dimasukkan kemulut Kiki.
“ooh.. uuh!” Croot croot croot, Arjo melesatkan spermanya keluar mengisi mulut Kiki, Membuat Kiki senang, sperma yang begitu banyak itu diminum habis oleh Kiki.
“oooghf..hmm…sluurpp..gleeg..hnnh…uhuk uhuk..ooh banyaknya…”,
“ooh, terima kasih Kiki…” Arjo memeluk Kiki, ia benar benar gembira.
“Hehe, iya Arjo, kamu… hebat juga ternyata, itu baru pacarku, hehe” Kiki dan Arjo sudah selesai bersetubuh, mereka kini sedang sibuk berbincang bincang sambil memakai pakaian.
Lina dan Arta masih terus bersetubuh, padahal Arjo melihat vagina Lina sudah banjir sperma Arta.
“Wah wah, mereka hebat sekali ya…”,
“tau tuh, Lina sih pernah curhat, udah sering begituan sih…”,
” haha, mm… Kiki, kita keluar aja yuk, ngobrol diluar, aku… mau…”,
“iya sayang, cup… kita omongin yang enak deh…” Kiki dan Arjo keluar kamar, menuju ke bagian depan rumah, dan mulai membicarakan hubungan mereka selanjutnya.
Masa muda adalah masa yang paling indah, jadi mereka ingin semua yang mereka alami bisa dikenang dan dijadikan pengalaman terbaik untuk mereka.
***
- ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,