Tante Mita Guru Sex Ku Yang Sangat Binal
Halo suhu suhu semproter semua, Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 2 SMA, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 16 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Mita (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.
Tante Mita ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Mita ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Mita inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet). Biasanya Tante Mita kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Mita ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm. Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Mita ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih). Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Mita malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya.
Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante. Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Mita pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Mita mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Mita di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman. Lalu Tante Mita menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja.
Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Mita, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Mitan ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut. “Guh temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Mita sambil mulai berjongkok. Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Mita kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Mita boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Mita. “Heh kenapa kamu Guh kok diam gitu awas nanti kesambet” kata tante Mita. “Ah enggak apa-apa Tante”, jawabku. “Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Mita. “Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku. Tante Mita cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya. “Kamu mau liat Guh? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Mita. Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Mita membiarkanku memegang-megang vaginanya. “Sudah yah Guh nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi”. “Iyah Tante”, jawabku. Lalu Tante Mita menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain. Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin.
Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak. “Guh, kamu enggak ikut?” tanya mamiku. “Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku. “Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami. “Mita, kamu mau kan tolong jagain si Teguh nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada Tante Mita. “Iya deh Kak aku jagain si Teguh tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok” kata Tante Mita.
Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Mita berdua saja di villa, Tante Mita baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu. “Kamu sakit apa sih Guh? kok lemes gitu?” tanya Tante Mita sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya. “Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku. Tante Mita begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun. “Kepala yang mana Guh atas apa yang bawah?” kelakar Tante Mita padaku. Aku pun bingung, “Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos. “Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante Mita sambil memegang si kecilku. “Ah tante bisa saja” kataku. “Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja.
Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Mita, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Teguh saja yang ngelap, kan malu sama Tante” “Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Mita sambil menurunkan celanaku dan CDku. Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja. “Guh mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah” “Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos. “Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante Mita. Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini. “Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Mita yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Mita hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing. “Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku. “Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Mita.
Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Mita karena Tante Mita tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya. “Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante Mita yang kurasakan berdenyut-denyut. Tante Mita pun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras. “Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante Mita, Tante Mita pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Mita berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Mita lembab dan agak basah. “Enak kan Guh, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Mita. “Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..” “Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Guh?” “Enggak Tante” Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Mita. “Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah “Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku. “Tante boleh enggak Teguh megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante Mita. Tante Mita pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Mita basah entah kenapa. “Tante kencing yah?” tanyaku. “Enggak ini namanya Tante nafsu Guh sampai-sampai celana dalam Tante basah”. Dilepaskannya pula celana dalam Tante Mita dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Mita duduk di sampingku “Guh pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Mita dengan tangan yang agak gemetar, Tante Mita hanya ketawa kecil. “Guh, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante Mita. Dia mulai memegang penisku lagi, “Guh Tante mau itu nih”. “Mau apa Tante?” “Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Mita. “Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?” “Tapi Teguh enggak bisa Tante caranya” “Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante Mita padaku.
Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Mita yang di tumbuhi bulu halus. “Guh jilatin donk punya Tante yah” katanya. “Tante Teguh enggak bisa, nanti muntah lagi” “Coba saja Guh” Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Mita di atas dan tanpa pikir panjang Tante Mita pun mulai mengulum penisku. “Achh.. hgghhghh.. Tante” Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Mita tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Mita seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Mita sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Mita dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat. Tante Mita pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Mita menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu. “Kamu tahu enggak mandi kucing Guh” kata Tante Mita. Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Mita pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.
Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Mita pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah. Kulihat payudara Tante Mita mengeras, Tante Mita menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Mita. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Mita, langsung Tante Mita kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Mita seperti menjilati es krim. “Achh.. uhh.. hhghh.. acch Guh enak banget terus Guh, yang itu isep jilatin Guh” kata Tante Mita sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya. Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Mita tanpa sengaja tertelan olehku. “Guh masukin donk Tante enggak tahan nih” “Tante gimana caranya?” Tante Mita pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Mita naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur.
Setengah jam kami bergumul dan Tante Mita pun mengejang hebat. “Guh Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Mita. Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Mita. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Mita mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Mita sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Mita tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya. “Guh nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Mita padaku. Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Mitapun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi. “Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi. “Tante Teguh kayanya mau kencing niih” Tante Mita pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Mita pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang. Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Mita menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Mita yang hebat.
Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Mita, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Mita di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Mita. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Mita, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore. “Guh kamu sudah baikan?” tanya Mamiku. “Sudah mam, aku sudah seger n fit nih” kataku. “Kamu kasih makan apa Ni, si Teguh sampai-sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante Mita. “Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Mita.
Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Mita yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Mita. Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Mita bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Mita. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante Mita sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Mita ternyata menagalami ejakulasi dini.
Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Mita. Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Mita bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Mita yang nasibnya sama seperti Tante Mita, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria. TAMAT.,,,,,,,,,,,,,,