Ngentot dengan pijat plus plus yang serba guna
Cerita mesum – Ini menyuguhkan cerita sex antara tukang Pijit, Angga dan sepupu angga yang bernama Eka, Kisah ini terjadi dikarenakan Angga yang yang ketika itu sedang melakukan hubungan Sex dirumah, kepergok Eka sepupunya. Karena terpergok oleh Eka, maka Eka mengancam akan mengadukan kepada kakanya. Singkat cerita akhirnya Eka-pun terjerat dalam Segitiga Sex, antara tukang piat,eka dan Angga.
Pada suatu hari, disaat malam hari yang saat itu cuaca dingin sekali, berada dirumah sendirian. Di rumah yang saya tinggali saat ini dihuni oleh beberapa orang yaitu, Mas Danu, Mbak Meta, Mila,Anis, dan Eka. Kebetulan pada saat itu, Mas Danu, Mbak bersama dengan Mila dan Anis sedang berlibur untuk berwisata disalah satu tempat wisata di kota Malang .
Sedangkan Eka adik dari Mbak Meta, ketika itu tidur di rumah temannya. Pada hari itu, tepatnya hari Sabtu dan jam dinding menunjukkan pukul 19.00, aku keluar rumah untuk mencari Pak Kusmin seorang tukang becak yang biasa mangkal di warung rokok dekat rumah saya. Setelah saya sampai ke pangkalan Kusmin, saya menghampiri Pak Kusmin dan berucap,
“Pak Kusmin, bisa tolongin saya nggak pak ?? Tolong dong panggilkan Bik Minah tukang pijat itu, badan saya lagi pada capek banget nih Pak !!!”ucapku minta tolong kepada Pak Kusmin.
Tidak lama setelah aku minta tolong Pak Kusmin-pun bergegas untuk menjemput Bik Minah. Kira sekitar Jam 19.30 terdengar pintu rumah saya diketuk oleh seseorang, kemudian aku-pun bergegas keluar, ternyata setelah aku mebuka pintu yang datang adalah Pak Kusmin dengan gadis muda yang lumayan cantik dan berkulit bersih. Pada saat itu aku sempat terdiam dan memandangi gadis muda itu. Ditengah diam-nya aku,
“Dik Angga Bik Minahnya tidaka ada, dia sedang pulang kampung untuk beberapa hari, karena Bik Minah pulang kampung, terpaksa anaknya yang saya bawa. Lagian dia juga bisa miji kog, walaupun nggak sepintar ibunya” ucap Pak Kusmin dengan cepat sebelum aku tanya dan mengomel karena tidak sesuai dengan perintahku.
“Ya udah deh Pak nggak papa pak, yaudah langsung masuk aja Mba” ucapku mempersilahkan anak Bik Minah masuk kerumah saya,
Tidak lama kemudian Pak Kusmin-pun pamit,
“ Dek Angga saya balik dulu kepangkalanya dek ” ucap Pak Kusmin.
Beberapa waktu setelah Pak Kusmin pergi, tanpa banyak bicara aku langsung berjalan menuju kamarku dan anak Bik Minah-pun mengikuti di belakang saya untuk menuju kamarku juga. Sesampainya Di kamar aku berbasa-basi dengan bertanya,
“Oh iya Mbak, nama kamu siapa ?” ucapku memecah keheningan.”
“Nama saya Atik Mas” jawabnya dengan singkat.
Setelah aku bertanya kemudian aku membuka baju, sekarang aku-pun bertelanjang dada. Sudah menjadi kebiasaanku ketika aku pijat dengan Bik Minah aku hanya mengenakan celana dalam saja, karena kebetulan kali ini yang memijata adalah anak dari bik Minah, waktu itu aku membiarkan sarungku tetap menempel pada posisinya. Malu dong sama kalau cuma pakai celana dalam.
“ Oh iya Mbak, Cream pijatnya ada di meja belajar Mbak, silahkan ambil !!!” ucapku dengan posisi tidur tengkurap.
Tidak lama kemudian tangannya-pun mulai memijat telapak kakiku, lalu mrnuju kebetis sama persis dengan apa yang dilakukan ibunya ketika memijat aku. Bik Minah ini memang sudah menjadi langganan keluarga Mas Danu, jadi aku juga sudah sering pijat dengan Bik Minah, walaupun cara memijatnya sama, tetapi ada yang berbeda.
Setelah kurasa-rasakan ternyata perbedaanya adalah tangan Bik Minah agak kasar, dan tangan Anaknya halus. Ditengah nikmatnya di pijat oleh anak Bik Minah, tiba-tiba dia berucap,
“Eee… Permisi Mas” ucapnya membuyarkan lamunanku yang baru mulai berkembang sambil benyingkap sarungku lebih tinggi, hingga ke pangkal pahaku.
Singkat cerita kini pijatannya-pun sudah sampai pada pahaku, sesekali Atik memijat agak tinggi dan kadang menyentuh pangkal pantatku. Serrrrrrr rasanya, ada sensasigeli-geli gimana gitu. Ketika itu aku-pun terus saja memejamkan mata sambil menikmati pijatan dan membayangkan seandainya bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada kami saat itu.
“Aow… aduh…” ucapku seolah-olah setengah menahan sakit (pada hal akau hanya berpura-pura ),
Aku berpura-pura begitu karena biasanya Bik Minah kalau aku kesakitan malah terus dicari yang sakit dan dipijat lebih lama. Ternyata memang benar, Atik juga melakukan hal yang sama tapi karena test tadi aku ucapkan pada saat dia memijit belakang lututku maka dia sekarang memijit lebih lama di sana. Wah… bisa kalau gitu pikirku. Kemudian aku-pun mulai merancang rencana yang lebih jitu,
“Mbak, aku jangan dipijat begitu dong, bagaimana kalau diurut saja pake cream pijat” ucapku sambil tak lupa berpura-pura sakit.
“Baiklah Mas” jawabnya singkat.
Kemudian Atik mengambil cream dan mulai mengurut serius di situ. Lama cukup dia mengurut di situ terus sekarang sudah mulai menjalar lagi paha betis sampe telapak kaki pas kembali ke paha dan kali ini agak terlalu dalem aku langsung berteriak seakan terkena bagian yang sedang sakit,
“yang sakit yang sebelah mana Mas ?” tanyanya.
“Agak keatas sedikit Mbak mijatnya, soalnya situ sakit banget Mbak ” ucapku,
Kemudian sambil memegang tangannya, aku membimbing Atik pada bagian yang letaknya persis di pangkal paha tengahku, jadi ketika aku dipijat yang kena adalah buah zakarku. Hal itu sengaja, karena aku ingin mengarahkan kebagian yang aku inginkan,
“Tolong dikasih cream dong Mbak bagian itu” pintaku,
Ketika dia mengambil cream satu tanganku dengan cepat menyingkap celana dalamku supaya torpedoku keluar dari celana dalam dengan bebas. Hal itu bertujuan agar saat tangannya mengoleskan cream, tanganya bisa langsung terkena ke bijiku. Kemudian aku-pun aku agak sedikit miring agar bijiku makin leluasa dan makin mudah ketika dipijat
“ Hati-hati ya Mbak, jangan sampai kena celananya nanti malah celana saya kena cream semua” ucapku,
Padahal itu adalah Trikku berpura-pura bingung kalau celana dalamku terkena cream, padahal itu adalah tujuanku supaya dia membuka lebih lebar celana dalamku. Kemudian Atik-pun berkata
“Maaf Mas, gimana kalau celana dalamnya dibuka aja, soalnya nanti kalau kena cream. Ini sudah saya coba menghindari, tapi tetep aja kena cream Mas, dan Mas pakai sarung saja”ucapnya,
Wah… Kesempatan nih, jujur saja pada saat itu dia mengagetkanku karena nggak nyangka dia bilang begitu. Aku-pun berdiri dan melepas celana dalamku kembali pada posisi semula aku tengkurap lalu Atik menyingkap kembali sarungku hingga ke pantat aku menahan pada posisi agak nunging supaya makin luas bidang yang bisa dicapai tangan Atik.
Benar juga lama dia mengurut meemas bjiku sampe aku sendiri sudah nggak karuan rasanya konak banget
“Agak bawahan dikit” pintaku,
Lalu Atik-pun memijat makin dalem sampe pangkal batangku kena pegang diurutnya dengan agak susah karena dari pangkal batang sampe setengah diurut semua,
“Mas kalau bisa balik badan soalnya susah kalau gini” pintanya,
Dengan senang hati aku turuti, lalu aku berbalik badan dan Torpedoku masih tertutup kain sarung dengan merogoh dia pegang lagi posisi yang sama. Diurut-urut sepertinya aku merasa gayanya seperti setengah ngocok tapi pikiran dia kayaknya lagi mijit dengan matanya melihat sekeliling kamar ngelamun kali aku goyangkan pinggul sedikit supaya tanganya terpeleset ke atas.
Ternyata hal itu berhasil, dan dia lebih banyak ngurut Torpedoku. Sampai tiga, empat menit berlalu dia kayaknya nggak sadar tapi lama-lama aku merasa dia bukan mijit atau ngurut melainkan benar-benar ngocok Torpedoku walau tidak digenggam tapi cukup mantap. Aku sengaja bergerak sambil sedikit menarik ke atas posisi sarungku sehingga dapat terlihat sekarang tangannya yang sedang ngocok Torpedoku.
Aku merasa tangannya tidak lagi tertutup sarung dia lihat posisi tangannya dan saat itu seakan baru sadar dia melihat apa yang selama beberapa menit ini dipijatnya tapi dia tidak berhenti matanya mulai ngelirik ke aku. Tanpa expresi dia teruskan mengocok kali ini tangannya lebih mengenggam jadi aku pastikan dia memang sengaja, jadi dengan sedikit ragu aku letakkan pada pundaknya saat memijat.
sekarang posisi dia berlutut di samping ranjang jadi kalau aku taruh tangan ke samping langsung jatuh di pundaknya dan langsung aku geser turun ke dadanya dan dia diam saja aku remas dadanya jadi aksi remas dan kocok berjalan terus beberapa menit sampai tiba-tiba kepalanya ditundukkan rpanya tanpa basa basi lagi dia cium Kabagku terus dilanjutkan dengan mengulumnya.
Dia sadar bahwa dia dan aku telah sama-sama dikuasai nafsu. maka tanpa perlu meminta ijin lebih jauh aku coba untuk membuka baju atasnya malah dia mambantunya sehingga dia telah terbuka dadanya BHnyapun telah dia lepas dan dadanya yang besar disorongkan kearah mulutku langsung aja aku hisap putingnya. wow hangat.
Kelapanya lalu direbahkan pada pundakku sehingga kami seperti setengah bergumul karena kakinya masih di bawah kamipun berciuman hangat lalu aku bangkt dan mengangkat tubuhnya menaiki ranjang.
“Kamu mijitnya lebih enak dari ibu kamu ya” ucapku ngaco setelah tau dia seperti itu.
“Nggak tau Mas terlanjur kebawa,” dia tak melanjutkan ucap-ucapnya.
Pada saat itu aku sedang asyik menciumi sekitar belakang telinga samping leher kadang mendenguskan nafas hangat ke telinganya. Dia sudah tampak merancu dengan desah dan erangannya yang makin membuatku di awang Aku bangit dan memiringkan tubuhnya kaki kirinya aku letakkan pada pundak kananku dengan posisi yang agak miring itu aku gesek pada bibir Vaginanya.
Beberapa saat aku gesek dia mulai mengerang pelan kemudian aku tata kepala Torpedoku pada gerbang DuFan yang jelas sekali sudah sangat lembab dan sedikit basar aku coba tekan wah kok sempit tapi beberapa kali coba akirnya berhasil juga mencapai setengah badan Torpedo amblas dalam lorong kegelapan, nampaknya di dalam agak kering.
Maklum tumitnya kurus kecil tandanya kalu barangnya cenderung kering Erangannya walau perlahan masih terus tanpa henti sedari tadi menambah hangat suasana dan seakan irama lautan teduh terus aja aku goyang sampe cukup lama sebelum aku akhirnya minta pindah posisi. Sekarang kedua kakinya aku pangul di kedua sisi pundakku.
Kini ayunanku makin ganas karena posisi yang lebih leluasa dan lorong kegelapan makin licin rupanya dia telah beberapa kali mengeluarkan lendir kawin walau bukan orgasme,
“Kamu sekarang nungging yah” perintahku.
Saat Atik nungging aku tekan pundaknya ke kasur dan sisa pantatnya aja yang nungging dengan sedikit rubah gerak aku masukkan lagi Torpedo jagurku kali ini lebih sensasional aku pegangan pada pinggulnya yang cukup gede dan ayunan makin bebas terkendali. Beberapa kali hampir terlepas tapi karena besarnya Penisku maka agak sulit juga terlepas.
Secara keseluruhannya lelah dengan gaya sex aku rebahan dan aku suruh dia menaikiku dia naik dengan membelakangi aku pada saat amblasnya batangku kali ini diiringi dengan nafas tertahannya kali ini mentok abis Atik diam sesaat sambil merenungi nikmat yang terasa. Aku mulai ambil inisiatif untuk menggoyang lalu Atikpun ikut bergoyang.
Kali ini putarannya melingkar enak sekali yang aku rasakan lobang yang sempit hangat dan cenderung kering tiap kali dia berputar pinggul aku merasa ada sesuatu nabrak kepala Torpedoku pasti mentok dan dia pasti nggak akan lama untu mencapai titik orgasme demikian pikirku. Benar saja dugaanku Atik tampak kejang keras sambil mengucapkan ucap-ucap yang tidak jelas apa maksudnya cukup lama juga seperti itu
“Aaaa…duuuuuuu…….uuuuhhh Mas lemes kakiku rasanya aku nggak kuat lagi gerak” demikian ucapnya.
Aku coba untuk bangun dan menunggingkannya lalu aku hajar lobangnya dengan lebih keras sampai panas rasanya Torpedoku dan akhirnya aku sudah hampir nga’ bisa lagi menahan. lalu aku cabut dan bilang pada Atik
“Atik kamu menghadap ke sini buka mulut kamu.”
Rupanya Atik mengerti yang aku mau dengan lemas dia berbalik badan dan membuka mulutnya. Karena ketakutan akan tidak keburu maka aku segera saja memasukkan Torpedoku dalam mulutnya yang mungil itu dan aku goyang maju mundur beberapa kali dan keluarlah creeetttt. creeeee.tttt. creettt…. Aku jatuh kecapaian di sampingnya
“Atik gimana barusan ?” tanyaku memecah keheningan.
“Enak sekali Mas sampe lemes kaki saya udah nggak tau berapa kali keluar kayaknya berendeng keluarnya”jawab Atik sambil males-malesan dalam pelukanku.
Dan kamipun tiduran sejenak dalam penat nikmat yang tersisa. Sampai pada aku terjaga saat merasakan paha kananku ada sesuatu yang merayap aku coba walau males untuk membuka mataku dan benar-benar terbelalak jadinya saat tau apa yang menyentuh pahaku. Dia Eka adik ipar kakakku Johnny aku sangka dia ada di rumah temennya dan yang lebih mengagetkan adalah dia lihat aku mendekap gadis dan dalam keadaan bugil berdua.
“Angga loe gila ya beraninya nggak ada orang masukin gadis gue bilangin Bang John”ucapnya dengan mata melotot.
“Hei Win denger dulu” ucapku sambil mencoba bangkit dari tidurku saat itu pula Atik bangun karena dengar suara orang lain di kamar itu dia berusaha meraih kain seadanya untuk emutupi tubuh bugilnya sambil bertanya
“Dia siapa Mas ?”
“Dia ini Eka adik ipar kakakku” jawabku pendek.
“Jangan gitu donk masa loe nggak kompak ama gue”j awabku mohon pengertiannya.
“Iya boleh aja gue nggak bilang Abang asal gue boleh lihat loe berdua main sekali lagi gimana ?”tanyanya.
Ach ni anak pikirku pasti gampang dech kalau udah gini paling banter ntar dia pasti nggak kuat nahan nafsunya sendiri. demikian pikirku.
”Okey Atik yuk kita tunjukkan pada Eka apa yang kita baru kerjakan tadi kita ulang lagi yuk” ajakku
“Mas malu saya nggak bisa”aku rada bangun untuk mencium Atik
”Udah kamu merem aja dan anggap hanya kita berdua dalam kamar ini” ucapku menenangkan.
Dan aku-pun mulai merangsang Atik dengan ciuman lembut sambil tanganku berusaha meraba bagian-bagian sensitifnya beberapa saat berlalu Atik mulai terbawa dan mendesar halus. aku rasakan tangan Eka mencoba meraih batangku dan meremas-remasnya, sesekali mengocoknya hingga siap tempur.
Setelah segalanya siap aku-pun mulai ambil ancang-ancang untuk memasuki Atik untuk sesi kedua pada saat batangku amblas Atik dan Eka pun seakan menahan nafas rupanya Eka telah terlarut dalam pemandangan depan matanya. Permainanku dengan Atik berlangsung beberapa gaya dan tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 21.30, saat itu Eka telah telanjang di samping tubuh Atik yang sedang aku tindih.
lalu tangan kirikupun mulai bergerilya ke dada Eka wah enak sekali aku pilin putingnya dan diapun mengerang. Sambil terus menggenjot Atik aku cium juga bibir Eka dan pendek ucap pinggangku ke bawah menghabisi Atik sedang pinggangku ke atas menyerang Eka . keduanyapun mengerang seru malam itu makin keras erangan mereka berdua bersahutan makin nafsu aku dibuatnya terakhir sudah tidak kuat lagi menahan gejolak.
Aku genjot makin keras si Atik dan diapun mengerang panjang sambil kejang mendekapku. Saat itu kami orgasme bersamaan sedang Eka masih belum mencapai walau hampir erangan kami berdua membakar nafsunya segera saja Eka memerintahku untuk menghisap memeknya sampai keluar demikian perintahnya. Aku-pun langsung memutar badanku untuk mencapai lobang Eka yang sudah sangat basah tadi.
Tetapi Torpedoku tetap tertanam dalam Atik. Kumainkan lidahku pada gua vertikalnya dan sesekali pada tombol di atas lobang tersebut sampe Eka mengejang kejang dan lemas puas. Lima sepuluh menit kami masih rebahan tumpang tindih sampe aku bangkit dan mencuci peralatanku lalu kukenakan pakaianku dan kusulut sebatang rokok sambil ngeloyor kejalanan mencari pak Pardi.
“Pak anaknya Bik Minah nggak usah ditunggu pulangnya dan tolong bilangin orang rumahnya kalau dia nggak pulang karena disuruh nemenin Eka “ alasanku sengaja aku tidak sebut nama Atik supaya terkesan masih asing buatku.
Setelah itu aku balik lagi ke rumah dan cuci kaki lalu join bobok bertiga ntar malem coba aku gerayangi Eka ach kali-kali aja dapet nyobain rasanya pasti asyik dan berarti pula dalam rumah ini ada beberapa stok lobang yang bisa dipake bergantian, khan asyik kalau butuh nggak nunggu lama-lama.,,,,,